Keterangan Penjelas Hasil Analisis CHAID dan Chi-Square Test

mempengaruhi frekuensi pembelian karena para responden sudah yakin bahwa rasa dari produk Karuhun sudah pasti enak.

6.3.1. Keterangan Penjelas Hasil Analisis CHAID dan Chi-Square Test

Hasil analisis CHAID menghasilkan dua faktor yang diduga paling berpengaruh terhadap frekuensi pembelian daripada Gepuk dan Ikan Balita Karuhun dalam sebulan. Kedua faktor tersebut adalah harga dan kecepatan pelayanan. Sedangkan Chi-Square Test menghasilkan beberapa faktor yang berpengaruh dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap frekuensi pembelian dalam sebulan. Faktor rasa berdasarkan uji Chi-Square ditempatkan dalam faktor-faktor yang tidak berpengaruh terhadap frekuensi pembelian yang dapat diartikan juga bahwa responden dalam melakukan pembelian terhadap produk Karuhun tidak dipengaruhi oleh rasa. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengapa rasa menjadi faktor yang tidak mempengaruhi dalam frekuensi pembelian. Seperti telah diketahui bersama bahwa rasa, umumnya merupakan hal yang paling diperhatikan oleh konsumen dalam membeli produk makanan. Produk makanan yang memiliki rasa yang khas dan enak akan banyak digemari masyarakat bahkan dapat memiliki pelanggan yang loyal. Namun demikian, bagi sebagian konsumen, rasa tidak menjadi satu-satunya alasan dalam menentukan apakah membeli atau tidak produk makanan tersebut. Masalah harga, porsi, dan manfaat dari produk tersebut dapat menjadi pertimbangan-pertimbangan lain yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian dari para konsumen. Bila ditinjau dari alat analisis, ada perbedaan hasil antara metode CHAID dengan uji Chi-Square, meskipun pada dasarnya metode CHAID menggunakan uji Chi- Square pada setiap tahapannya. Jika CHAID menghasilkan faktor harga sebagai faktor yang paling mempengaruhi maka uji Chi-Square menghasilkan faktor anggota keluarga sebagai faktor yang paling mempengaruhi dan faktor rasa sebagai faktor yang tidak mempengaruhi bila dilihat dari nilai-p-nya. Kenyataannya terdapat perbedaan dalam proses pengolahan pada kedua analisis tersebut, pada metode CHAID seluruh variabel diuji bersama-sama yang berarti hasil akhir dipengaruhi oleh keseluruhan variabel yang diuji. Sedangkan pada uji Chi-Square, variabel-variabel diuji secara parsial, maksudnya bahwa hasil yang diperoleh tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya. Singkatnya, CHAID merupakan pengembangan dari uji Chi-Square dimana tidak hanya nilai-p saja yang dipertimbangkan maupun uji secara parsial saja yang dilakukan seperti halnya pada uji Chi-Square. Umumnya uji Chi-Square ini dilakukan untuk mengetahui sebesar apa hubungan variabel-variabel independen lainnya dengan variabel dependen yang tidak muncul pada analisis CHAID. Terlepas dari dugaan adanya ketidakcocokan alat analisis, masalah rasa ini dapat diperjelas dengan beberapa argumen yang didapat dari hasil pengamatan di lapangan yang sekiranya dapat mendukung hasil analisis Chi-Square tersebut. Seperti yang telah diketahui, responden yang dipilih adalah responden yang sudah mencoba Gepuk maupun Ikan Balita Karuhun dan melakukan pembelian minimal satu kali dalam sebulan. Berdasarkan kenyataan ini maka responden tentu sudah mengetahui dan mengakui bahwa rasa dari produk Karuhun ini enak, apabila responden ini tidak menyukai rasa dari produk Karuhun pasti tidak akan secara rutin membeli tiap bulannya. Ketika responden sudah mengetahui rasa dari produk Karuhun dan merasa puas akan rasa tersebut maka untuk pembelian yang kesekian kalinya faktor rasa dimungkinkan tidak menjadi faktor yang berpengaruh lagi dalam pembelian produk tersebut karena rasa yang didapat akan sama seperti pembelian-pembelian sebelumnya. Selain itu Gepuk dan Ikan Balita Karuhun itu sendiri belum memiliki pesaing yang berarti, adapun pesaing yang ada umumnya masih berskala rumah tangga dan umumnya masih sulit untuk mendapatkannya. Ketika rasa menjadi faktor yang tidak berpengaruh secara signifikan lagi terhadap frekuensi pembelian, tentunya ada faktor lain yang menjadi pertimbangan dalam melakukan pembelian produk Karuhun. Munculnya variabel harga sebagai faktor yang berdasarkan analisis CHAID merupakan faktor yang paling mempengaruhi pembelian responden selama ini, dimungkinkan karena berdasarkan survei bahwa 68,33 persen responden menilai harga dari produk Karuhun adalah sedang tidak terlalu mahal tapi tidak pula murah. Harga menjadi hal yang sangat diperhatikan oleh responden karena harga inilah yang menjadi salah satu penentu utama dalam memutuskan berapa kali responden membeli produk Karuhun tiap bulannya dan juga menjadi penentu berapa banyak yang akan dibeli. Terdapat kesamaan hasil penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Agustina 2004, dimana dalam penelitiannya Agustina menyarankan perusahaan untuk meningkatkan hubungan dan pelayanan yang lebih baik dengan konsumen melalui pelayanan yang lebih memuaskan. Berdasarkan penelitian ini, strategi tersebut dapat diwujudkan dengan terus meningkatkan kualitas pelayanan, baik dalam hal kecepatan pelayanan maupun keramahan. Hal ini sesuai dengan hasil analisis CHAID dimana kecepatan pelayanan merupakan faktor yang paling mempengaruhi pembelian produk Karuhun setelah faktor harga. Strategi untuk meningkatkan kegiatan promosi yang lebih agresif dan intensif yang disarankan Agustina 2004 didukung oleh penelitian ini dengan pertimbangan bahwa perusahaan tidak dapat bergantung terlalu lama kepada pemasaran dari mulut ke mulut. Hal ini dimungkinkan menjadi penyebab kurang terkenalnya produk ini bahkan untuk warga Kota Bogor itu sendiri. Berdasarkan penelitian ini, kegiatan promosi dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan pemberian sampel secara gratis, karena sebagian besar responden menyatakan bahwa pemberian sampel secara gratis merupakan bentuk promosi yang paling menarik. Selain itu dengan sering mengikuti berbagai pameran baik yang bersifat lokal maupun nasional maka akan dapat membuat produk Karuhun ini dapat lebih dikenal oleh masyarakat. Menambah tenaga-tenaga pemasar dapat dijadikan alternatif lain untuk lebih bisa memasarkan produk ini lebih luas. Pada akhirnya, semua ini tentunya harus didukung oleh manajemen dan SDM yang baik pula seperti yang telah disarankan Agustina dalam penelitiannya terdahulu.

6.4. Sikap Konsumen Secara Keseluruhan terhadap Produk Gepuk dan Ikan Balita Karuhun