menjadi semakin aktif, pikiran dan perasaan mudah bergerak, serta tanggap dan mampu memberikan reaksi positif terhadap perkembangan di lingkungan sekitar
yang selalu dinamis.
2.2.1.4 Langkah-Langkah Menulis
Menurut Suriamiharja 1966:6-12, menulis merupakan proses berfikir. Sebelum membuat tulisan diperlukan perencanaan yang matang mengenai suatu
topik yang akan ditulis, tujuan yang akan disampaikan dan pembahasan yang akan diuraikan. Perencanaan tersebut dapat dilakukan dalam enam langkah, yaitu 1
pemilihan topik, 2 pembatasan topik, 3 pemilihan judul, 4 tujuan penulisan, 5 bahan penulisan, dan 6 kerangka karangan.
Menurut Semi 1990:11-15 ada tujuh langkah yang harus diperhatikan dalam menulis yaitu : 1 pemilihan dan penetapan topik, yakni langkah awal yang
penting sebab tidak aka nada tulisan tanpa ada sesuatu yang hendak ditulis, 2 pengumpulan informasi dan data sebagai kelengkapan serta pengayaan topik yang
telah dipilih., 3 penetapan tujuan penulisan, 4 perancanaan tulisan kerangka, bentuk, sifat, dan cara menyajikan tulisan, 5 penulisan, yaitu kerangka tulisan
yang telah disiapkan mulai dikembangkan, 6 penyuntingan atau revisi, yaitu agar tulisan yang dibuat menjadi lebih baik dan bersih dari kesalahan-kesalahan
berbahasa, 7 penulisan naskah jadi, yaitu penuliasn kembali agar menjadi penulisan yang rapi, bersih dan benar.
Akhadiah dkk 1998:6 menyatakan bahwa secara teoretis proses penulisan meliputi tiga tahap utama, yaitu tahap pra penulisan, penulisan, dan
revisi. Namun, ini tidak berarti bahwa kegiatan-kegiatan penulisan itu dapat dilakukan secara terpisah-pisah. Tahap-tahap yang dikemukakannya sebagai
berikut ini. 1.
Tahap prapenulisan Pada tahap prapenulisan kita membuat persiapan-persiapan yang akan
digunakan pada tahap penulisan. Dengan kata lain, merencanakan paragraf. Adapun langkah-langkahnta adalah 1 pemilihan topik, 2 pembatasan topik,
3 pemilihan judul, 4 tujuan penulisan, 5 bahan penulisan, 6 kerangka paragraf.
2. Tahap Penulisan
Pada tahap ini membahas setiap butir topik yang ada di dalam kerangka paragraf. Dalam mengembangkan gagasan menjadi suatu kerangka
yang utuh diperlukan bahasa. Untuk itu kita harus menguasai kata-kata yang akan mendukung gagasan dan harus mampu memilh kata dan istilah yang
tepatsehingga gagasan dapat dipahami pembaca dengtan tepat pula. Kata-kata tersebut dirangkaikan menjadi kalimat-kalimat yang efektif, lalu kalimat-
kalimat harus disusun menjadi paragraf yang memenuhi persyaratan. Tulisan juga harus ditulis dengan ejaan yang berlaku disertai dengan nada baca yang
tepat. 3.
Tahap Revisi Jika seluruh tulian sudah selesai, maka tulisan tersebut perlu dibaca
kembali. Mungkin tulisan tersebut perlu direvisi di sana-sini, diperbaiki, dikurangi, atau diperluas. Pada tahap ini biasanya diteliti secara menyeluruh
mengenai logika, sistematika, ejaan, dan tanda baca, pilihan kata, kalimat, paragraf, pembuatan catatan kaki, daftar pustaka, dan sebagainya.
Tompkins dalam Wagiran dan Doyin 2005:7 menyajikan lima tahapan dalam menulis, yaitu: 1 pramenulis, 2 pembuatan draft, 3 merevisi, 4
menyunting, dan 5 berbagi sharing. Tahap-tahap menulis ini tidak merupakan kegiatan yang linear. Proses menulis bersifat nonlinear, artinya merupakan
putaran berulang. Misalnya, setelah selesai menyunting tulisannya, penulis mungkin ingin meninjau kembali kesesuaiannya dengan kerangka tulisan atau
draft awalnya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap itu dapat dirinci lagi. Dengan demikian, tergambar secara menyeluruh proses menulis,
mulai awal sampai akhir menulis seperti berikut. Tahap Pramenulis
. Pada tahap pramenulis, pembelajar melakukan beberapa kegiatan, yaitu menulis topik berdasarkan pengalaman sendiri,
melakukan kegiatan-kegiatan sebelum menulis, mengidentifikasi tujuan kegiaatan menulis, dan memilih bentuk tulisan yang tepat berdasarkan pembaca dan tujuan
yang telah mereka tentukan. Tahap Membuat Draft
. Kegiatan yang dilakukan oleh pembelajar. Pada tahap ini adalah membuat draft kasar, lebih menekankan isi daripada tatatulis.
Tahap Merevisi . Sesuatu yang perlu dilakukan oleh pembelajar pada tahap
merevisi tulisan ini adalah berbagi tulisan dengan teman-teman kelompok, berpartisipasi secara konstruktif dalam diskusi tentang tulisan teman-teman
sekelompok atau sekelas, mengubah tulisan mereka dengan memprehatikan reaksi
dan komentar baik dari pengajar maupun teman, dan membuat perubahan yang substantif pada draft pertama serta draft berikutnya, sehingga menghasilkan draft
akhir. Tahap Menyunting
. Pada tahap menyunting, hal-hal yang harus dilakukan oleh pembelajar adalah membetulkan kesalahan bahasa dan tata tulis tulisan
mereka sekelas atau sekelompok, dan megoreksi kembali kesalahan-kesalahan tata tulis tulisan mereka sendiri.
Menurut Suriamiharja 1996:6-12, menulis merupakan proses berfikir. Sebelum membuat tulisan diperlukan perencanaan yang matang mengenai suatu
topik yang akan ditulis, tujuan yang akan disampaikan dan pembahasan yang akan diuraikan. Perencanaan tersebut dapat dilakukan dalam enam langkah, yaitu 1
pemilihan topik, 2 pembatasan topik, 3 pemilihan judul, 4 tujuan penulisan, 5 bahan penulisan, dan 6 kerangka paragraf.
Dari beberapa pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis bukan hanya sekadar menuliskan apa yang diucapkan membahasatuliskan bahasa
lisan, tetapi merupakan suatu kegiatan yang terorganisir sedemikian rupa sehingga terjadi suatu tindak komunikasi antara penulis dengan pembaca. Siswa
harus memperhatikan langkah-langkah menulis yang baik, sehingga pembaca dapat memahami tulisan tersebut. Langkah-langkah menulis meliputi tiga tahap
utama, yaitu tahap prapenulisan, penulisan, dan revisi.
2.2.2 Hakikat Paragraf