Teori-teori yang digunakan dalam keterampilan menulis ini mencakup hakikat menulis, tujuan menulis, manfaat menulis, langkah-langkah menulis, dan
hakikat paragraf.
2.2.1.1 Hakikat Menulis
Menulis, seperti halnya ketiga keterampilan berbahasa yang lainnya yaitu berbicara, membaca, dan menyimak merupakan suatu proses perkembangan.
Kegiatan menulis merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam seluruh proses belajar yang dialami oleh siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Menulis
menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, latihan, keterampilan-keterampilan khusus, dan pengajaran langsung menjadi seorang penulis.
Menurut Tarigan 1986:3, menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak
secara tatap muka. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis, panulis haruslah terampil memanfaatkan
grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan menlis ini tidak akan dating secara otomatis, melainkan haruslah melalui latihan dan praktik yang
banyak dan teratur. Pengertian lain tentang menulis dikemukakan oleh Lado dalam Tarigan
1986:21, ia menjelaskan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambing-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa ynag dipahami oleh
seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambing-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Menulis merupakan
suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan bahasa. Gambar atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna, tetapi tidak menggambarkan
kesatuan-kesatuan bahasa. Selain itu, Sujanto 1988:60 juga mengungkapkan bahwa keterampilan
menulis merupakan suatu proses pertumbuhan melalui banyak latihan. Untuk memiliki kemampuan meulis tidak cukup dengan mempelajari tata bahasa dan
mempelajari pengetahuan tentang teori menulis, apalagi hanya menghafalkan definisi istilah-istilah yang terdapat dalam bidang karang-mengarang.
Keterampilan menulis tumbuh dengan latihan-latihan menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan
dalam komunikasi secara tidak langsung. Keterampilan menulis tidak didapatkan secara alamiah, tetapi harus melalui proses belajar dan berlatih. Dalam kegiatan
menulis, penulis harus terampil memanfaatkan grafologi, kosa kata, struktur kalimat, pengembangan paragraph, dan logika berbahasa. Seorang penulis tidak
akan terampil menulis kalau hanya mengetahui satu atau dua komponen keterampilan menulis Wagiran dan Doyin 2005:2.
Gie 2002:3 berpendapat bahwa menulis adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan buah pikirannya melalui bahasa tulis untuk
dibaca dan dimengerti oleh oleh orang lain. Buah pikiran itu dapat berupa pengalaman, pendapat, pengetahuan, keinginan, perasaan sampai gejolak kalbu
seseorang. Buah pikiran ini diungkapkan dan disampaikan kepada pihak lain dengan wahana berupa bahasa tulis, yaitu bahasa yang tidak menggunakan
peralatan bunyi dan pendengaran melainkan berwujud berbagai tanda dan lambang yang harus dibaca.
Menurut Akhadiyah dkk 2001:1 menulis adalah sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan sebagai medium. Pesan adalah
isi atau muatan yang terkandung dalam suatu tulisan. Adapun tulisan merupakan sebuah sistem komunikasi antar manusia yang menggunakan simbol atau lambang
bahasa yang dapat dilihat dan disepakati pemakaiannya. Selanjutnya, Akhadiah dkk 1996:2 menyatakan bahwa kegiatan menulis ialah suatu proses, yaitu proses
penulisan. Ini berarti bahwa melakukan kegiatan itu dalam beberapa tahap , yakni tahap prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap revisi.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan tulisan
sebagai media, yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan merupakan suatu proses pertumbuhan melalui banyak latihan.
2.2.1.2 Tujuan Menulis