Ikatan kovalen rangkap tiga Ikatan Kovalen Koordinasi

67 Perhatikan gambar di bawah ini : a b Pada Gambar 4.15 a. Dalam molekul Cl 2 , muatan negatif elektron tersebar secara homogen, kedudukan pasangan elektron ikatan simetris karena daya tarik elektron kedua atom Cl sama besar. Dengan demikian, dalam molekul Cl 2 tidak terjadi polarisasi pengkutuban dan ikatan yang terjadi disebut ikatan kovalen nonpolar. Pada gambar 4.15 b. Dalam molekul HCl, pasangan eektron ikatan lebih tertarik ke atom Cl, karena atom Cl memiliki daya tarik elektron yang lebih besar dripada atom H. Kedudukan pasangan elektron ikatan tidak simetris karena daya tarik elektron antara atom H dan atom Cl tidak sama besar. Dengan demikian, dalam molekul HCl terjadi polarisasi pengkutuban dan ikatan yang terjadi disebut ikatan kovalen polar. Ikatan kovalen yang terjadi lebih dari dua unsur, kepolaran senyawanya ditentukan oleh hal-hal berikut: 1 Jumlah momen dipol. Adanya perbedaan keelektronegatifan tersebut menyebabkan pasangan elektron ikatan lebih tertarik ke salah satu unsur sehingga membentuk dipol. Momen dipol  adalah hasil kali jumlah muatan pada salah satu ujung  dengan jarak antara kedua muatan r. Jika jumlah momen dipol sama dengan 0, senyawanya bersifat nonpolar. Jika momen dipol tidak sama dengan 0 maka senyawanya bersifat polar. Besarnya momen dipol suatu senyawanya dapat diketahui dengan rumus: µ =  x r Dimana : µ = momen dipol dalam satuan Debye D  = muatan dalam satuan elektrostatis ses . . . . Gambar 4. 15 Polarisasi molekul Cl 2 a dan HCl b 68 r = jarak dalam satuan cm 2 Bentuk molekulnya. Jika bentuk molekulnya simetris maka senyawanya bersifat nonpolar. Jika bentuk molekulnya tidak simetris maka senyawanya bersifat polar. a. Ikatan kovalen nonpolar terjadi karena,  tidak adanya perbedaan keelektronegatifan antara dua atom  atom yang ditengah atom pusat tidak mempunyai pasangan elektron bebas sehingga pasangan elektron tertarik sama kuat ke seluruh atom.  senyawa kovalen polar memilki bentuk molekul simetris.  mempunyai jumlah momen dipol sama dengan nol.  contoh: H 2 , O 2 , Cl 2 , N 2 , CH 4 , C 6 H 6 , BF 3 . b. Ikatan kovalen polar terjadi karena,  adanya perbedaan keelektronegatifan antara dua atom yang menyebabkan pasangan elektron ikatan lebih tertarik ke salah satu unsur sehingga membentuk dipol.  atom yang ada di tengah atom pusat memilki pasangan elekron bebas sehingga pasangan elektron tertarik ke salah satu atom.  senyawa kovalen polar memilki bentuk molekul tidak simetris.  mempunyai jumlah momen dipol tidak sama dengan nol.  contoh : HCl, HBr, HI, HF, H 2 O, NH 3 . Percobaan Kepolaran Senyawa Tujuan: Menyelidiki kepolaran berbagai senyawa Alat dan Bahan:  Bahan: 1. HCl 3. Minyak tanah 2. Air 4. Minyak goreng  Alat: 1. Buret 3. Magnet 2. Klem, statif 4. Gelas kimia Langkah Kerja: 1. Pasanglah peralatan seperti gambar 69 2. Isi buret dengan HCl 3. Alirkan HCl dengan membuka kran sedikit saja. 4. Dekatkan magnet kealiran HCl, Apa yang terjadi? 5. Ulangi percobaan dengan mengganti HCl dengan air, minyak tanah dan minyak goreng 6. Catat hasilnya pada tabel pengamatan. Senyawa Kondisi aliran saat didekati magnet 1. HCl 2. Air 3. Minyak tanah 4. Minyak goreng Pertanyaan : 1. Apakah penyebab aliran suatu zat cair dapat dibelokkan oleh medan magnet? 2. Diantara keempat zat cair tersebut manakah yang bersifat polar dan manakah yang bersifat non polar? 3. Apakah yang menyebabkan kepolaran suatu zat? Kesimpulan: ……………………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………… ■ Penyimpangan kaidah oktet pada beberapa senyawa kovalen Penyimpangan kaidah oktet dapat terjadi karena beberapa hal antara lain,  Senyawa yang atom pusatnya mempunyai elektron valensi kurang dari 4. Hal ini menyebabkan setelah semua elektron valensinya dipasangkan masih belum mencapai oktet. Contoh: BeCl 2 , BF 3 , dan AlBr 3 70 Gambar 4. 16 Rumus struktur lewis BF 3 Atom B hanya memiliki 3 elektron valensi sehingga memerlukan 5 elektron untuk memenuhi kaidah oktet. Adapun atom F memiliki 1 elektron valensi sehingga hanya membutuhkan 1 elektron. Setiap atom F menerima 1 elektron yang disumbangkan atom B. Namun, atom B hanya menerima 1 elektron dari setiap atom F. Jadi, atom B kekurangan 2 elektron untuk memenuhi kaidah oktet. Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil. Contohnya adalah NO 2 . Atom N mempunyai 5 elektron valensi dan masing-masing atom O mempunyai 6 elektron valensi. Kemungkinan rumus struktur Lewis untuk NO 2 sebagai berikut: Gambar 4. 17 Rumus struktur lewis NO 2 Dari rumus struktur Lewis NO 2 , akan terjadi ikatan kovalen tunggal dan rangkap dua meskipun demikian atom N masih belum memenuhi kaidah karena kekurangan 1 elektron valensi.

5. Ikatan Logam

Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat, keras, penghantar listrik dan panas yang baik, serta mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi. Atom logam mempunyai sedikit elektron valensi, sehingga sangat mudah untuk dilepaskan dan membentuk ion positif. Maka dari itu kulit terluar atom logam relatif longgar terdapat banyak tempat kosong sehingga elektron dapat berpindah dari satu atom ke atom lain.

a. Peran awan elektron dalam hantaran listrik logam

Di dalam kristal logam, setiap atom melepaskan elektron valensinya, sehingga terbentuk “awan elektron” dan kation, yaitu kumpulan inti atom yang bermuatan