82 Kurang = 0
– 69 Bila tingkat penguasan mencapai 80 ke atas, silahkan melanjutkan ke kegiatan
pembelajaran 5. Namun bila tingkat penguasaan masih di bawah 80 harus mengulangi kegiatan pembelajaran 4 terutama pada bagian yang belum dikuasai.
83
KEGIATAN PEMBELAJARAN 5: TATANAMA SENYAWA
A. Tujuan
Setelah menelaah kegiatan pembelajaran ini, pembaca diharapkan dapat; 1. Menjelaskan tentang tatanama senyawa
2. Menerapkan pengetahuan tentang tatanama senyawa 3. Menentukan tata nama senyawa berdasarkan jenis ikatan senyawa
4.
Menggunakan alat peraga, piranti lunak, computer untuk meningkatkan pembelajaran kimia dengan terampil.
B. Aktivitas Pembelajaran
1. Mengidentifikasi senyawa oranik dan anorganik 2. Menjelaskan tatanama senyawa organik berdasarkan aturan IUPAC
3. Menjelaskan tatanama senyawa anorganik berdasarkan aturan IUPAC 4. Menjelaskan tatanama senyawa kompleks berdasarkan aturan IUPAC
5. Mendeskripskan pemberian
nama suatu
senyawa berdasakan
pengetahuantatanama senyawa. 6. Mengaplikasikan tatanama senyawa dalam kehidupan sehari-hari.
C. Uraian Materi
Setiap senyawa mempunyai nama yang khas. Dapatkah Anda bayangkan, jika suatu senyawa, baik berupa padatan atau larutan tanpa mempunyai nama yang
spesifik. Seandainya di Laboratorium anda menemukan suatu larutan bening, pasti kebingungan larutan apa itu. Agar tidak menimbulkan masalah yang dihadapi
maka pemberian nama senyawa harus spesifik. Untuk mengatasi hal tersebut, himpunan kimia dunia yang dikenal dengan
sistematuran IUPAC International of Pure and Applied Chemistry telah merumuskan tata nama senyawa kimia agar digunakan nama kimia yang seragam
di seluruh dunia.
84
1. Tatanama Senyawa Anorganik 1.1 Tatanama Senyawa Biner.
Senyawa biner, bi berarti dua artinya, senyawa yang terdiri dari dua jenis unsur, misalnya air H
2
0, terdiri dari dua unsur, yaitu unsur H hidrogen dan unsur O oksigen.
a. Tatanama senyawa biner dari unsur logam dan unsur non logam. Nama senyawa biner dari logam dan nonlogam adalah rangkaian nama logam
ditulis di depan dan nama nonlogam ditulis di belakang dengan akhiran-ida. Contoh: KCl kalium klorida, BaO
barium oksida. Jika unsur logam mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi maka menyebutkan
bilangan oksidasinya ditulis dalam tanda kurung dengan angka Romawi dibelakang nama unsur logam itu.
Contoh: FeCl
2
=besiIIklorida, FeCl
3
= besiIIIklorida, SnO
2
= timahIV oksida b. Tatanama senyawa biner dari unsur nonlogam dan unsur nonlogam.
Unsur yang terdapat lebih dahulu dalam urutan berikut, ditulis didepan. .B
– Si – C – Sb – As – P – N – H – S – I – Br – Cl – O – F Contoh : NH
3
bukan H
3
N, H
2
O bukan OH
2
Nama senyawa biner dari dua jenis nonlogam adalah rangkaian nama kedua jenis unsur dengan akhiran-ida pada unsur yang kedua.
Contoh: HCl = hidrogen klorida, H
2
S = hidrogen sulfida
Jika pasangan unsur yang bersenyawa membentuk lebih dari sejenis senyawa, maka angka indeks angka di belakang rumus kimia disebutkan
dalam bahasa Yunani berikut: 1 = mono, 2 = di , 3= tri, 4= tetra, 5 = penta, 6 = heksa, 7 = hepta, 8 = okta, 9 = nona, 10 = deka.
Note: Indeks satu tidak perlu disebutkan, kecuali untuk karbonmonoksida. Contoh : N
2
O = dinitrogen oksida , SCl
6
= sulfur heksaklorida
Tabel 5. 1 Contoh Senyawa yang mempunyai Tatanama Umum
Rumus Kimia Nama Senyawa
Rumus Kimia Nama Senyawa
H
2
O Air
NH
3
Amonia CO
2
Es keringdry ice NaHCO
3
Soda kue NaCl
Garam dapur CaSO
4
2H
2
O Gips
CaO Kapur tohor
CaClO
2
Kaporit CaCO
3
Marmerbatu tohor MgSO
4
7H
2
O Garam Inggris