Hubungan mol n dengan massa m Hubungan mol dengan volume gas V

35 Satu ekivalen asam yaitu sejumlah asam yang dapat menghasilkan 1 mol ion hidrogen H + .Satu ekivalen basa, yaitu sejumlah basa yang dapat menghasilkan 1 mol ion hidroksida ion OHˉ. Contoh: Hitung berat satu ekivalen H 3 PO 4 dalam reaksi di bawah ini 1 H 3 PO 4 + NaOH → NaH 2 PO 4 + H 2 O 2 H 3 PO 4 + 2NaOH → Na 2 HPO 4 + 2H 2 O 3 H 3 PO 4 + 3NaOH → Na 3 PO 4 + 3H 2 O Jawab : 1 1 mol H 3 PO 4 menghasilkan 1 mol H + Satu ekivalen H 3 PO 4 = 1 mol H 3 PO 4 = 97,995 gram 2 1 mol H 3 PO 4 menghasilkan 2 mol H + Satu ekivalen H 3 PO 4 = ½ mol H 3 PO 4 = ½ x 97,995 gram = 48,998 gram 3 1 mol H 3 PO 4 menghasilkan 3 mol H + Satu ekivalen H 3 PO 4 = 13 mol H 3 PO 4 = 13 x 97,995 gram = 32,665 gram d. Ekivalen Redoks Satu ekivalen oksidator zat pengoksidasi adalah sejumlah zat yang dapat menerima satu mol elektron 6,02 x 10 ²³ elektron. Satu ekivalen reduktor zat pereduksi adalah sejumlah zat yang dapat memberikan satu mol elektron. Dalam reaksi redoks: Jumlah elektron yang diterima = jumlah elektron yang dilepaskan Jumlah ekivalen oksidator = jumlah ekivalen reduktor Massa berat ekivalen oksidator = massa satu mol oksidator dibagi dengan jumlah mol elektron yang diterima massa satu mol olsidator dinagi dengan jumlah bertambahnya bilangan oksidasi. Massa berat ekivalen reduktor = massa satu mol reduktor dibagi dengan jumlah mol elektron yang dilepaskan massa satu mol reduktor dibagi dengan jumlah bertambahnya bilangan oksidasi. Contoh : Jika unsur Fe dioksidasikan menjadi FeO, Hitung berat satu ekivalen Fe Jawab: Bilangan oksidasi Fe berubah dari 0 menjadi +2. 36 Setiap mol Fe melepaskan 2 mol elektron, 1 mol Fe = 2 ekivalen. Berat 1 mol Fe = 2 ekivalen = 55,847 gram. Berat 1 ekivalen Fe = ½ 55,847 = 27,923 gram.

2.5.2 Penentuan massa ekivalen dengan metoda oksida metode langsung

Penentuan kadar suatu zat dengan metoda oksida metode langsung lebih dikenal dengan titrasi iodimetri. Titrasi iodimetri merupakan salah satu metode titrasi yang didasarkan pada reaksi oksidasi reduksi, dengan menggunakan senyawa pereduksi iodium untuk mengoksidasi reduktor-reduktor yang dapat dioksidasi secara kuantitatif pada titik ekivalennya. Metode titrasi iodimetri mengacu kepada titrasi dengan suatu larutan iod standar. Iodium merupakan oksidator lemah. Sebaliknya ion iodida merupakan suatu pereaksi reduksi yang cukup kuat. Metode ini lebih banyak digunakan dalam analisa jika dibandingkan dengan metode lain. Alasan dipilihnya metode ini, karena perbandingan stoikometri yang sederhana pelaksanaannya praktis, mudah, dan tidak banyak masalah. Dengan kontrol pada titik akhir titrasi jika kelebihan 1 tetes titran. perubahan warna yang terjadi pada larutan akan semakin jelas dengan penambahan indikator amilumkanji. Dalam titrasi iodimetri, iodin digunakan sebagai agen pengoksidasi, namun dapat dikatakan bahwa hanya sedikit substansi yang cukup kuat sebagai unsur reduksi yang dititrasi langsung dengan iodin. 3. Perhitungan Kadar suatu zat

3.1 Kadar zat dalam campuran

Campuran merupakan gabungan dua atau lebih zat tunggal yang tidak saling bereaksi dan masing-masing komponen masih mempertahankan sifat asalnya. Campuran tidak memiliki komposisi yang tetap, berbeda dengan senyawa. Salah satu cara untuk mengetahui jumlah campuran suatu zat adalah komposisi penyusunnya atau kadarnya, yaitu bilangan yang menyatakan jumlah zat tersebut dalam sejumlah campuran. Seringkali kita melihat pada produk minuman terdapat komposisi zat-zat penyusunnya, misalnya 15 vitamin A, 20 vitamin B 3 ,10 magnesium, dan 5 kalium. Berdasarkan informasi kompossi zat-zat penyusun suatu bahanproduk, kita dapat menghitung kadar setiap zat penyusun dalam bahan tersebut. Penentuan kadar zat dalam campuran sangat penting dalam kimia, karena kadar zat sangat mempengaruhi reaksi kimia yang terjadi.