51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa perkeretapian. Penelitian ini berfokus pada pengaruh kualitas
pelayanan, citra merek, dan relationship marketing terhadap kepuasan konsumen dan dampaknya terhadap loyalitas konsumen pada pengguna PT
KAI di Statiun Gambir. Responden dalam penelitian ini adalah para konsumen yang menggunakan jasa PT KAI di Statiun Gambir.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiridari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dari karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Riduwan dan Kuncoro, 2008:37. Menurut Maholtra 2009:364 populasi
adalah gabungan seluruh elemen yang memiliki serangkaian karakteristik serupa, yang mencakup semesta untuk kepentingan masalah riset
pemasaran. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian atau populasi merupakan objek
atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat
52
tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Dalam penelitian ini populasinya adalah pengguna kereta api kelas utama eksekutif dan kelas
utama bisnis di statiun Gambir.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti Riduwan dan Kuncoro, 2008:40.
Menurut Sugiyono 2009:62 sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, waktu maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Menurut Maholtra 2009:364 sampel adalah subkelompok elemen
populasi yang terpilih untui berpartisipasi dalam studi. Pengambilan sampel yang akan dilakukan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan teknik probability sampling dengan metode simple random sampling. Probability sampling adalah teknik sampling
untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sedangkan metode simple random
sampling adalah cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata tingkatan dalam anggota
populasi tersebut. Riduwan dan Kuncoro, 2008:41 Menurut Gay dan Diehl Emzir, 2008:41 menyatakan 30 subjek
dipandang sebagai ukuran sampel yang minimal yang dapat diterima.
53
Begitu juga menurut Roscea dalam buku Research Methods For Business menyatakan bahwa ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah
antara 30 sampai 500. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut diatas, dalam penelitian ini peneliti menggunakan jumlah sampel sebanyak 60
responden. Kriteria sampel yang digunakan ialah 1 pengguna jasa PT KAI
yang menggunakan jasa kelas utama eksekutif di statiun Gambir lebih dari 1 kali, 2 usia responden 17 tahun keatas. Responden pengguna jasa PT
KAI jenis kelas utama eksekutif.
C. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan dua sumber data, yaitu data primer dan data sekunder:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian secara langsung dari sumbernya.
Menurut Malhotra 2009:120, data primer dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditangani.
Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara lengkap dari responden melalui daftar pertanyaan yang diajukan. Data primer yang dikumpulkan
meliputi data identitas responden, pendapat responden tentang kualitas pelayanan, citra merek, relationship marketing, kepuasan konsumen dan
54
loyalitas konsumen pada jasa PT KAI kelas utama eksekutif dan kelas utama bisnis di statiun Gambir.
Metode pengumpulan data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penyebaran kuesioner pada konsumen PT
KAI kelas utama eksekutif dan kelas utama bisnis di statiun Gambir. Respondennya adalah konsumen yang pernah menggunakan jasa
angkutan PT KAI kelas utama eksekutif dan kelas utama bisnis di statiun Gambir. Pengumpulan data akan dilakukan melalui kuesioner yang
diserahkan kepada masing-masing responden terpilih. Dengan kuesioner secara personal, peneliti dapat berhubungan langsung dengan responden
dan dapat memberikan penjelasan seperlunya. Data dalam penelitian ini didapatkan langsung dari pengisian kuesioner angket oleh responden.
Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang bersumber dari tiap-tiap indikator variabel penelitian.
Pertanyaan-pertanyaan pada angket dibuat dengan skala Likert. Skala likert adalah pengukuran dengan lima kategori respon yang
berkisar antara “sangat setuju” dan ”sangat tidak setuju” yang mengharuskan responden menentukan derajat persetujuan atau
ketidaksetujuan responden terhadap masing-masing dari serangkaian pertanyaan mengenai objek stimulus Malhotra, 2009:298. Skala 1-5
untuk memperoleh data yang bersifat numerical dan diberi skor atau nilai. Untuk kategori pertanyaan dengan jawaban sangat tidak setuju atau
sangat setuju.
55
Tabel 3.1 Skala Likert
No Jenis Jawaban
Bobot
1 Sangat Setuju SS
5 2
Setuju S 4
3 Cukup Setuju CS
3 4
Tidak Setuju TS 2
5 Sangat Tidak Setuju STS
1
Sumber: Malhotra, 2009
Angka 1 satu menunjukan bahwa responden memberikan tanggapan yang bersifat negatif sangat tidak setuju terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, sedangkan angka 5 lima menunjukan tanggapan yang bersifat positif sangat setuju.
2. Data Sekunder
Menurut Supardi 2011:16 data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada. Data itu
biasanya diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan atau dokumen peneliti terdahulu. Data sekunder disebut juga data tersedia.
Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari literatur-literatur, jurnal-jurnal penelitian terdahulu, majalah, data dokumen, maupun
informasi dari internet yang diperlukan dalam penelitian ini.
56
D. Metode Analisis Data
1. Analisis Kualitatif
Analisis data secara kualitatif memaparkan secara mendalam hasil riset melalui pendekatan bukan angka atau nonstatistik. Analisis ini
cenderung mengkomodasi setiap data atau tanggapan responden yang diperoleh selama pengumpulan data sehingga mampu memberikan
pandangan insight yang mendalam. Istijanto, 2009:93 Proses analisis kualitatif dilakukan dalam tahapan sebagai berikut
Arikunto, 2002: a. Pengeditan Editing
Pengeditan adalah memilih atau mengambil data yang perlu dan membuang data yang dianggap tidak perlu, untuk memudahkan
perhitungan dalam pengujian hipotesa. b. Pemberian Skor Scoring
Mengubah data yang bersifat kualitatif ke dalam bentuk kuantitatif. Dalam penelitian ini urutan pemberian skor menggunakan skala
Likert. Tingkatan skala Likert yang digunakan dalam penelitian ini dalah sebagai berikut :
Sangat Setuju SS diberi skor 5
Setuju S diberi skor 4
Cukup Setuju CS diberi skor 3
Tidak Setuju TS diberi skor 2
Sangat Tidak Setuju STS diberi skor 1
57
c. Tabulating Pengelompokkan sata atas jawaban dengan benar dan teliti,
kemudian dihitung dan dijumlahkan sampai berwujud dalam bentuk yang berguna. Berdasarkan hasil tabel tersebut akan disepakati untuk
membuat data tabel agar mendapatkan hubungan atau pengaruh antara variabel-variabel yang ada.
2. Analisis Kuantitatif
Analisis data
kuantitatif adalah
bentuk analisis
yang menggunakan angka-angka dan perhitungan dengan metode statistik,
maka data tersebut harus diklasifikasikan dalam kategori tertentu dengan menggunakan
tabel-tabel tertentu,
untu mempermudah
dalam menganalisis dengan menggunakan program IBM SPSS Statistical
Package for Social Science for windows. Adapun alat analisis yang digunakan yaitu uji validitas dan reliabilitas.
3. Uji Validitas dan Realibilitas
a. Uji Validitas
Validitas adalah pengukuran yang menunjukan tingkat ketepatan kesahihan ukuran suatu instrumen terhadap konsep yang
diteliti. Suatu instrumen adalah tepat untuk digunakan sebagai ukuran suatu konsep jika memiliki tingkat validitas yang tinggi.
Sebaliknya, validitas rendah mencerminkan bahwa instrumen kurang tepat untuk diterapkan. Suharso, 2009
58
Untuk memperoleh
validitas instrumen,
sejak awal
penyusunannya harus hati-hati, yaitu dengan menurunkan variabel menjadi himpunan bagian-variabel dan indikator baru menyesuaikan
titik-titik pertanyaan. Jika langkah tersebut dilakukan dengan seksama, maka instrument yang didesain memiliki validitas logis.
Selain diperoleh validitas logis, validitas instrumen juga dapat diuji melalui pengalaman. Dengan menguji validitas berdasarkan
pengalaman, diperoleh nilai validitas empiris. Untuk menguji validitas empiris suatu instrumen, maka instrumen harus dicoba pada
subjek yang didesain dalam penelitian dan langkah tersebut dapat dikatakan sebagai kegiatan uji coba try-out instrumen. Jika respon
yang diperoleh dari subjek terpilih sesuai dengan yang diinginkan, maka instrumen tersebut sudah dapat dikatakan sahih. Suharso,
2009
b. Uji Realibilitas
Realibilitas menunjukan konsistensi dan stabilitas dari suatu skor skala pengukuran. Reliabilitas memusatkan perhatian pada
masalah konsistensi, dan lebih memperhatikan masalah ketepatan. Sekaran, 2000:205
Keandalan suatu instrumen menunjukan hasil pengukuran dari suatu instrumen yang tidak mengandung bias atau bebas dari
kesalahan pengukuran error file, sehingga menjamin suatu
59
pengukuran yang konsisten dan stabil tidak berubah dalam kurun waktu dan berbagai item atau titik point dalam instrumen.
4. Analisis Jalur Path Analysis
Robert D. Rutherford 1993 menyatakan, “Analisis Jalur adalah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada
regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak
langsung”. Perdede dan Manurung, 2014:16 Sedangkan Paul Webley 1997 mengatakan bahwa, “Analisis
jalur merupakan pengembangan langsung regregi berganda dengaan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat kepentingan magnitude dan
signifikasi significance hubungan sebab akibat hipotetikal dalam seperangkat variabel”. Perdede dan Manurung, 2014:17
Analisis jalur adalah analisis yang tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh langsung dan tidak langsung variabel eksogen
terhadap variabel endogen. Pertimbangan menggunakan analisis ini karena antara satu variabel dengan variabel lainnya mempunyai
hubungan. a. Konversi diagram alur ke dalam persamaan
Langkah selanjutnya adalah melakukan konversi spesifikasi model ke dalam rangkaian persamaan.
60
b. Persamaan-persamanaa struktural structural equation
Y
1
= βY
1
X
1
+ βY
1
X
2
+ βY
2
X
3
+ ɛ
1
Y
2
=
β
Y
2
X
1
+
β
Y
2
X
3
+
β
Y
2
X
1
+ ɛ
2
Keterangan :
X
1
=
Kualitas Pelayanan
X
2
=
Citra Merek
X
3
=
Relationship Marketing
Y
1
=
Kepuasan Konsumen Y
2
= Loyalitas Konsumen
ɛ
= Error Kriteria penerimaan hipotesis sebagai berikut :
Jika signifikasi penelitian 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Jika signifikasi penelitian 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
5. Uji Korelasi
Untuk tipe skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ordinal, uji korelasi yang dipakai adalah uji korelasi rank spearman.
Menurut Pardede dan Manurung 2014:28. Korelasi rank spearman digunakan untuk mengetahui hubungan antar variabel jika data yang
digunakan sekurangkurangnya memiliki skala ordinal. Analisis korelasi rank spearman merupakan jenis analisis korelasi yang didasarkan pada
rangking yang paling banyak digunakan. Dasar pemikiran analisis korelasi ini adalah jika sebuah nilai dalam satu variabel memiliki
61
kesesuaian, maka kedua variabel tersebut saling berkorelasi. Jika rangking nilai-nilai pada suatu variabel sama persis dengan rangking
nilai-nilai pada variabel lainnya, maka kedua variabel tersebut memiliki korelasi sempurna.
Adapun kriteria yang menjadi acuan uji koefisien korelasi rank spearman yaitu :
Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 -1,000 0,60 - 0,799
0,40 – 0,599
0,20 – 0,399
0,00 – 0,199
Sangat Kuat Kuat
Cukup Kuat Rendah
Sangat Rendah
Sumber: Riduwan dan Kuncoro 2008:62
6. Model Trimming
Model trimming adalah model yang digunakan untuk memperbaiki suatu mmodel struktur analisis jalur dengan cara
mengeluarkan dari model variabel eksogen yang koefisien jalurnta tidak signifikan Heise dalam Riduwan dan Kuncoro, 2008:127. Jadi, model
trimming terjadi ketika koefisien jalur diuji secara keseluruhan ternyata ada variabel yang tidak signifikan. Walaupun ada satu, dua, atau lebih
variabel yang tidak signifikan, penulis perlu memperbaiki model struktur analisis jalur yang telah dihipotesiskan. Cara menggunakan model
62
trimming yaitu dengan menghitung ulang koefisien jalur tanpa menyertakan variabel eksogen yang koefisien jalurnya tidak signifikan.
E. Operasional Variabel Penelitian
Tabel 3.3 Operasional Variabel Penelitian
Variabel Dimensi
Indikator Skala
Kualitas Pelayanan
X
1
Tjiptono, 2014:282
Reliabilitas Reliability
1. Sanggup melayani saat dibutuhkan 2. Memberikan layanan secara tepat
sejak awal 3. Pelayanan memuaskan
Interval
Daya Tanggap Responsiveness
4. Sanggup melayani dengan tepat dan cepat
5. Selalu bersedia membantu saat dibutuhkan
Jaminan Assurance
6. Jaminan keselamatan penumpang 7. Sopan
Empati Empathy 8. Komunikasi yang baik 9. Memahami kebutuhan konsumen
10. Memberikan perhatian Bukti Fisik
Tangible 11. Kelengkapan fasilitas
12. Kerapihan karyawan Citra Merek
X
2
Keller 2013:77
Kekuatan Strength
1. Memiliki kelebihan dalam hal pelayanan
Interval
Keunggulan Favorable
2. Kenyamanan 3. Produk yang handal
4. Merek mudah diingat 5. Merek mudah diucapkan
63
Variabel Dimensi
Indikator Skala
Citra Merek X
2
Kevin Lane Keller
2013:77 Keunikan
Uniqueness 6. Merek memiliki keunggulan yang
berkelanjutan 7. Memiliki bagiantandaciri yang
spesial bagi konsumen 8. Memiliki proposi penjualan yang unik
Interval
Relationship Marketing
X
3
Palmitier, 2006
Komitmen Commitment
1. Memelihara hubungan baik dengan konsumen
Interval
Kepercayaan Trust
2. Menjaga kepercayaan dengan konsumen
Kepuasan Hubungan
Relationship satisfaction
3. Kepuasan dari kedua belah pihak
Kepuasan Konsumen
Y
1
Lupiyoadi, 2014
Kualitas Produk
1. Memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan
Interval
Kualitas Pelayanan
2. Pelayanan sesuai yang diharapkan konsumen
3. Pelayanan yang cepat tanggap Emosional
4. Ada perasaan bangga setelah menggunakan produk
5. Konsumen merasa percaya diri ketika memakai produkjasa
Harga 6. Harga yang dibayarkan sesuai dengan
kualitas 7. Harga yang dibayarkan sesuai dengan
kuantitas produk
64
Variabel Dimensi
Indikator Skala
Kepuasan Konsumen
Y
1
Lupiyoadi, 2014
Biaya dan Kemudahan
8. Biaya yang dikeluarkan sama dengan kulitas yang didapatkan
9. Kemudahan mendapatkan produk Interval
Loyalitas konsumen
Y
2
Griffin dalam Dharmayanti,
2006 Pembelian
berulang repeat
purchase 1. Melakukan pembelian secara berulang Interval
Acuan lain Refer other
2. Merekomendasikan merek ini kepada orang lain
Produk keseluruhan
across product
3. Konsumen bersedia membeli berbagai variasi produk atau jasa sebuah
perusahaan
Kekebalan immunity
4. Kelemahan atau kekurangan produk akan diberitahu ke perusahaan
65
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat PT. Kereta Api Indonesia Persero
PT Kereta Api Indonesia Persero yang selanjutnya disingkat sebagai PT KAI Persero atau “Perseroan” adalah Badan Usaha Milik
Negara yang menyediakan, mengatur, dan mengurus jasa angkutan kereta api di Indonesia.
PT Kereta Api Indonesia Persero didirikan sesuai dengan akta tanggal 1 Juni 1999 No. 2, yang dibuat dihadapan Imas Fatimah, S.H.,
Sp.N., Notaris di Jakarta, dan kemudian diperbaiki kembali sesuai dengan akta tanggal 13 September 1999 No. 14. Akta pendirian tersebut telah
mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan tanggal 1 Oktober 1999 No. C-17171
HT.01.01.TH.99 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 14 Januari 2000 No. 4 Tambahan No. 2402000.
Riwayat PT KAI dibagi menjadi tiga periode, yaitu masa kolonial, sebagai lembaga pelayanan publik, dan sebagai perusahaan jasa. Pada
masa kolonial, industri perkeretaapiin dimulai pada tahun 1864, ketika Namlooze Maatschappij memprakarsai pembangunan jalan kereta api dari
Semarang ke Surakarta, Jawa Tengah. Sejak itu tiga perusahaan lain berinvestasi membangun jalur-jalur kereta api di dalam dan luar Pulau
Jawa. Perusahaan yang terlibat dalam industri kereta api zaman kolonial