12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pemasaran
Pemasaran marketing adalah mengidentifikasikan dan memenuhi kebutuhan  manusia  dan  sosial.  Salah  satu  definisi  yang  baik  dan  singkat
dari  pemasaran  adalah  “memenuhi  kebutuhan  dengan  cara  yang menguntungkan”. Kotler dan Keller, 2009:5
American Marketing
Association AMA
mendefinisikan pemasaran  adalah  suatu  fungsi  organisasi  dan  serangkaian  proses  untuk
menciptakan,  mengkomunikasikan,  dan  memberikan  nilai  kepada pelanggan  dan  untuk  mengelola  hubungan  pelanggan  dengan  cara  yang
menguntungkan organisasi dan pemangku kepentingan. Kotler dan Keller, 2009:5
a. Manajemen Pemasaran
Manajemen  pemasaran  marketing  management  adalah  seni dan  ilmu  memilih  pasar  dan  meraih,  mempertahankan,  serta
menumbuhkan  pelanggan  dengan  menciptakan,  menghantarkan,  dan mengkomunikasikan  nilai  pelanggan  yang  unggul.  Kotler  dan  Keller,
2009:5 Adapun  menurut  Peter  dan  Donnelly  2004:14  manajemen
pemasaran  dapat  didefinisikan  sebagai  proses  perencanaan  dan pelaksanaan  konsep,  penetapan  harga,  promosi,    distribusi  barang  dan
13
jasa,  serta  ide-ide  untuk  menciptakan  pembelian  dengan  tujuan memenuhi kebutuhan konsumen.
Dari pengertian yang demikian, manajemen pemasaran meliputi kegiatan  perencanaa  hingga  implementasi  dan  kontrol  guna  mencapai
tujuan,  yaitu  pihak-pihak  yang  terlibat  atau  customer  satisfaction. Dengan  kata  lain,  manajemen  pemasaran  berorientasi  pada  konsumen
atau customer oriented. Evans dan Berman, 2002:12
b. Pemasaran Jasa
Definisi  jasa  menurut  Kotler  dan  Keller  2007:42  jasa  adalah setiap  tindakan  atau  kinerja  yang  dapat  ditawarkan  satu  pihak  kepada
pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan  sesuatu.  Produksinya  mungkin  saja  terkait  atau  tidak
terkait  dengan  produk  fisik.  Transaksi  jasa  tidak  akan  mengakibatkan terjadinya  perpindahan  kepemilikan,  dan  suatu  produk  jasa  dapat
melibatkan atau tidak melibatkan adanya produk fisik. Menurut  Lovelock  dan  Gummesson  2011:15,  menetapkan
bahwa  jasa  service  adalah  suatu  bentuk  sewa-menyewa  yang  dapat memberikan  suatu  manfaat  bagi  konsumen.  Hal  yang  dihargai  oleh
konsumen  dan  mereka  berkenan  membayar  untuk  mendapatkannya adalah  berbagai  pengalaman  yang  diinginkan  desired  experience  dan
solusi. Kata sewa digunakana sebagai istilah umum untuk menunjukan suatu pembayaran yang dilakukan untuk menggunakan atau mengakses
sesuatu-biasanya  untuk  jangka  waktu  tertentu-dan  bukan  dilakukan
14
untuk  membeli  hal  tersebut.  Kita  tidak  bisa  membeli  dan  memiliki seseorang,  tapi  kita  dapat  menyewa  dan  menggunakan  keahlian  serta
tenaganya. Menurut  Tjiptono  2014:17,  jasa  service    dapat  diartikan
sebagai “melakukan sesuatu bagi orang lain”. Lupiyoadi 20014:7 juga mendefinisikan jasa pada dasarnya merupakan semua aktifitas ekonomi
yang  hasilnya  tidak  merupakan  produk  dalam  bentuk  fisik  atau kontruksi,  yang  umumnya  dikonsumsi  pada  saat  yang  sama  dengan
waktu dihasilkan dan memberikan nilai tambah misalnya kenyamanan, hiburan,  kesenangan,  atau  kesehatan  atau  pemecahan  masalah  yang
dihadapi  oleh  konsumen.  Berdasarkan  definisi  tersebut,  tampak  bahwa di  dalam  jasa  selalu  ada  aspek  interaksi  antara  pihak  konsumen  dan
pemberi  jasa,  meskipun  pihak-pihak  yang  terlibat  tidak  selalu menyadarinya.  Jasa  juga  bukan  merupakan  barang,  melainkan  sesuatu
proses atau aktivitas di mana berbagai aktivitas tersebut tidak berwujud. Dari  definisi  di  atas,  maka  dapat  disimpulkan  bahwa  jasa
merupakan  aktivitas  ekonomi  yang  ditawarkan  oleh  produsen  kepada konsumen,  yang  dapat  atau  tidak  dapat  melibatkan  unsur-unsur  fisik,
namun  tidak  menyebabkan  terjadinya  perpindahan  kepemilikan  dan dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu saat jasa tercipta untuk
memberikan nilai tambah bagi konsumen.
15
1 Strategi Pemasaran Perusahaan Jasa Tiga  tipe  pemasaran  jasa  yang  dikemukakan  oleh  Gronroos
yaitu : a  Pemasaran Eksternal
Pemasaran  eksternal  menggambarkan  aktivitas  normal  yang digunakan
perusahaan dalam
mempersiapkan jasa,
menetapkan harga,
melakukan distribusi
dan mempromosikan jasa  yang bernilai superior pada pelanggan.
Bila  ini  dilakukan  dengan  baik,  maka  pelanggan  akan „terikat‟  dengan  perusahaan,  sehingga  laba  jangka  panjang
bisa terjamin. b  Pemasaran Internal
Pemasaran  internal  menggambarkan  tugas  yang  diemban perusahaan  dalam  rangka  melatih  dan  memotivasi  para
karyawan  agar  dapat  melayani  para  pelanggan  dengan  baik. Yang  tak  kalah  pentingnya  adalah  pemberian  penghargaan
dan  pengakuan  yang  sepada  dan  manusiawi.  Aspek  ini  bisa membangkitkan motivasi, moral kerja, rasa bangga, loyalitas,
dan  rasa  memiliki  setiap  orang  dalam  berorganisasi,  yang pada  gilirannya  dapat  memberikan  kontribusi  besar  bagi
perusahaan dan bagi pelanggan yang dilayani.
16
c  Pemasaran Interaktif Pemasaran  interaktif  menggambarkan  interaksi  antara
pelanggan  dan  karyawan.  Diharapkan  setiap  karyawan  yang loyal,  bermotivasi  tinggi,  dan  diberdayakan  empowered
dapat  memberikan  total  quality  service  kepada  setiap pelanggan dan calon pelanggan.
2 Karakteristik Jasa Berbagai  riset  dan  literatur  pemasaran  jasa  mengungkap
bahwa jasa
memiliki sejumlah
karakteristik unik
yang membedakannya
dari barang
dan berdampak
pada cara
memasarkannya. Secara garis besar, karakteristik tersebut terdiri atas ingtangibility, inseparability, variabilityheterogeneity, perishability,
dan lack of ownership. Tjiptono 2014:28 a  Ingtangibility
Jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu objek,  alat,  atau  benda;  maka  jasa  adalah  suatu  perbuatan,
tindakan, pengalaman, proses, kinerja performance, atau usaha. Oleh  sebab  itu,  jasa  tidak  dapat  dilihat,  dirasa,  dicium,  didengar,
atau diraba sebelum dibeli dan dikomsumsi. Bagi para pelanggan, ketidakpastian  dalam  pembelian  jasa  relatif  tinggi,  karena
terbatasnya  search  qualities,  yakni  karakteristik  fisik  yang  dapat dievaluasi pembeli sebelum pembelian dilakukan.
17
Selain  itu,  jasa  biasanya  mengandung  unsur  experience quality  dan  credence  quality  yang  tinggi.  Experience  quality
adalah  karakteristik-karakteristik  yang  hanya  dapat  dinilai pelanggan  setelah  pembelian.  Sedangkan  credence  quality
merupakan  aspek-aspek  yang  sulit  dievaluasi,  bahkan  setelah pembelian dilakukan. Tjiptono 2014:28
b Inseparability Barang  biasanya  diproduksi,  kemudian  dijual,  lalu
dikonsumsi.  Sedangkan  jasa  umumnya  dijual  terlebih  dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat
yang  sama.  Interaksi  antara  penyedia  jasa  dan  pelanggan merupakan  ciri  khusus  dalam  pemasaran  jasa.  Keduanya
mempengaruhi  hasil  outcome  dari  jasa  tersebut.  Dalam hubungan  penyedia  jasa  dan  pelanggan  ini,  efektivitas  individu
yang  menyampaikan  jasa  contact  personal  merupakan  unsur terpenting. Tjiptono 2014:30
c  Variabilityheterogenety Jasa  bersifat  sangat  variabel  karena  merupakan  non-
standardized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas jenis, tergantung  kepada  siapa,  kapan,  dan  dimana  jasa  tersebut
diproduksi.  Berbeda  dengan  mesin,  orang  biasanya  tidak  bisa diprediksi  dan  cenderung  tidak  konsisten  dalam  hal  sikap  dan
perilaku.  Menurut  Bove,  Houston  dan  Thill,  terdapat  tiga  faktor
18
yang menyebabkan variabilitas kualitas jasa; yaitu 1 kerja sama atau  partisipasi  pelanggan  selama  penyampaian  jasa;  2
moralmotivasi  karyawan  dalam  melayani  pelanggan;  dan  3 beban kerja perusahaan. Kesemuanya ini menyebabkan organisasi
jasa  sulit  mengembangkan  citra  merek  yang  konsisten  sepanjang waktu. Tjiptono 2014:31
d Perishability Perishability berarti, jasa tidak tahan lama dan tidak dapat
disimpan.  Artinya  jasa  yang  dihasilkan  akan  dimanfaatkan  pada saat konsumsi jasa tersebut berlangsung. Dengan demikian maka
pemanfaatan  jasa  yang  tidak  mengenal  penyimpanan  ini memerlukan  suatu  kondisi  permintaan  jasa  yang  sedang  terjadi.
Jika terdapat permintaan maka jasa tersebut akan ditawarkan dan permintaan  selanjutnya  merupakan  penawaran  jasa  berikutnya.
Tjiptono 2014:32 e  Lack of ownership
Lack  of  ownership  merupakan  perbedaan  dasar  antara barang dan jasa. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak
penuh  atas  penggunaan  dan  manfaat  produk  yang  dibelinya. Mereka  bisa  mengkonsumsi,  menyimpan,  atau  menjualnya.  Di
lain  pihak  pada  pembelian  jasa,  pelanggan  mungkin  hanya memiliki akses personal atas suatu jasa untuk jangka waktu yang
terbatas. Pembayaran biasanya ditujukan untuk pemakain  , akses
19
atau  penyewaan  item-item  tertentu  berkaitan  dengan  jasa  yang ditawarkan. Tjiptono 2014:33
2. Kualitas Pelayanan