12 Sependapat dengan pernyataan tersebut Sardiman 2014: 21 mengemukakan,
“belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta,
rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kegiatan yang dilakukan selama belajar merupakan kegiatan jiwa raga menuju perubahan dalam diri setiap
individu yang menyangkut ranah tersebut. Namun menurut Sugihartono, dkk 2012: 74, “belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku manusia sebagai
hasil interaksi antara individu dengan lingkungannya dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya”. Belajar yang sudah menjadi kebutuhan hidup akan
menolong setiap individu yang melakukannya, karena dengan individu tersebut belajar maka dia akan mengalami perubahan yang dapat mencapai tujuan.
Berkaitan dengan perubahan Winkel 2014: 59 menyatakan, “belajar adalah suatu aktifitas mentalpsikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan,
yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan
berbekas karena perubahannya akan tetap terjadi dalam individu tersebut. Kesimpulan dari berbagai pendapat ahli di atas adalah belajar merupakan
proses di mana individu melakukan usaha perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sadar berupa meningkatkan kualitas dan kuantitas baik pengetahuan,
keterampilan, sikap dalam setiap kegiatannya sebagai pengalaman dan interaksi terhadap lingkungan sekitar.
a. Prestasi Belajar
Evaluasi dalam belajar siswa salah satunya dapat dilihat dari hasil belajar atau prestasi belajarnya. Evaluasi prestasi belajar ini dilakukan supaya guru dapat
mengetahui tingkat kemampuan setiap peserta didiknya dalam belajar. Selain itu,
13 guru juga dapat mengevaluasi juga kinerjanya dalam melaksanakan proses
pembelajaran. Maksudnya adalah mengevaluasi diri terhadap metode ajar guru apakah sudah cocok atau belum kepada peserta didiknya. Salah satu cara melihat
keberhasilan itu dengan adanya evaluasi prestasi belajar. Kegiatan dalam proses belajar dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa namun hal itu tidak terlepas
dari usaha guru dalam memberikan materibahan ajar kepada siswa. Jadi dapat dikatakan proses kegiatan belajar adalah hal yang dilakukan atau dikerjakan untuk
mencapai prestasi belajar. Sumadi Suryabrata 2007: 297, mengemukakan prestasi belajar adalah “nilai-nilai yang merupakan bentuk perumusan akhir yang
diberikan oleh guru terkait dengan kemajuan prestasi belajar siswa selama waktu tertentu”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008: 787, prestasi diartikan
sebagai hasil yang telah dicapai, dan digolongkan ke dalam tiga bagian: 1 Prestasi akademis, yaitu hasil pelajaran yang telah diperoleh dari
kegiatan belajar di sekolah atau yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian; 2 Prestasi belajar, adalah
penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan
oleh guru; 3 Prestasi kerja atau hasil kerja yang dicapai seseorang karyawan dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.
Namun menurut Sugihartono, dkk 2012: 130, “prestasi belajar adalah hasil pengukuran yang berwujud angka ataupun pernyataan yang mencerminkan
tingkat penguasaan materi pelajaran bagi para siswa”. Tingkat penguasaan materi setiap siswa sangatlah berbeda meskipun metode pengajaran yang dilakukan guru
sudahlah sama. Oleh karena itu, tantangan bagi guru sebagai pendidik untuk membuat tujuan pembelajaran dapat tercapai oleh seluruh siswa. Tingkat
inteligensi yang berbeda setiap siswa sekiranya yang menyebabkan hal itu. Sedangkan Suharsimi Arikunto 2012: 4, mengemukakan prestasi belajar
merupakan “pencapaian tujuan pembelajaran dengan berbagai faktor yang