Mencuri Perubahan Perilaku Menyimpang dikalangan Siswa

Cara lain yang dapat kita gunakan adalah dengan menunjukkan secara nyata dan bukan sekadar memberi tahu apa yang dapat terjadi jika melakukan pencurian. Terhadap anak kandung dapat dilakukan dengan cara menghubungi polisi dan meminta polisi berpura-pura menangkap anaknya. Petugas polisi mungkin akan memborgol tangan anaknya dan membawanya ke mobil polisi. Di dalam mobil, petugas polisi akan menjelaskan mengenai hukuman terkait tindak pencurian dan bagaimana hukuman tersebut dapat memengaruhi masa depan anak tersebut. Strategi ini mungkin merupakan taktik yang ekstrem, dan hanya boleh diambil jika anak mencuri barang langsung dari orang tuanya karena orang tuannyalah yang akan menentukan apakah akan menuntut anaknya atau tidak. Akan tetapi, taktik ini dapat membuat anak takut dan jera untuk melakukan pencurian lagi. Hal seperti ni terhadap anak orang lain jangan dilakukan karena bisa berbuntut panjang, belum tentu apa yang dilakukan terhadap seorang anak, walaupun dengan maksud mendidik, orang tuanya bisa terima. Jika di sekolah bisa saja guru bimbingan konselingnya disalahkan. 3. Menerapkan hukuman positif kepada anak. Menerapkan hukuman terhadap anak yang melakukan pencurian dengan hukuman yang sifatnya mendidik. Daripada menerapkan hukuman fisik atau mempermalukan anak yang dapat membuat anak semakin marah dan menyimpan dendam, cobalah berfokus pada pembuatan jenis hukuman yang mengharuskan anak Anda untuk membayar kesalahannya dengan tindakan positif. Hukuman-hukuman seperti itu dapat menunjukkan pada anak bahwa perbuatan mencuri dapat memengaruhi hubungannya dengan orang- orang di sekitarnya, dan memungkinkan ia untuk mempelajari nilai kejujuran. Misalnya disekolah jika pernah menangkap basah anak mencuri uang dari dalam tas temannya, cobalah hukum ia dengan memintanya membayar semua uang yang sudah ia curi. Perlu orang tua siswa tersebut dipanggil untuk datang ke sekolah dan menceritakan peristiwa ini. Sebagai orang tua di rumah dapat memberikan hukuman kepada anaknya dengan mengatakan semua uang yang telah dicurinya harus dikembalikannya. Orang tua memberikan pinjaman uang kepada anaknya untuk mengganti sejumlah uang teman yang dicurinya, namun ia harus membayar kepada orang tuanya lewat pekerjaan tambahan di rumah. Hukuman ini mungkin memakan waktu cukup lama, akan tetapi ia akan belajar bahwa ada akibat atas perbuatannya, mendapatkan rasa tanggung jawab yang lebih besar dengan bekerja, dan memahami bahwa mencuri merupakan tindakan yang buruk. Hukuman lain yang dapat diberikan adalah dengan menyuruh anak menebus kesalahannya dengan melakukan pekerjaan-pekerjaan rumah seperti membersihkan rumah atau memasak untuk makan malam selama satu bulan. Dengan begini, ia akan melakukan hal-hal positif sebagai bentuk penebusan kesalahannya. 4. Tanyakan pada anak mengapa ia ingin mencuri. Amak mungkin terdorong untuk mencuri karena ada masalah-masalah lain. Dengan mengenali akar permasalahannya, kita dapat mencegah anak untuk melakukan pencurian lagi. Tekanan dari lingkungan sekitarnya dapat menjadi dorongan terbesar untuk melakukan pencurian. Anak mungkin menginginkan ponsel pintar terbaru atau sepatu baru yang keren dan merasa bahwa satu-satunya cara untuk mendapatkannya adalah dengan mencurinya sehingga ia dapat membeli apa yang ia inginkan. Salah satu bagian terbesar dari masa remaja adalah mencoba menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dan anak mungkin tertekan karena merasa harus memiliki barang-barang tertentu agar ia dapat berbaur dengan teman-temannya di sekolah. Terkadang kebutuhan akan perhatian juga dapat menjadi alasan lain mengapa anak melakukan pencurian. Daripada sama sekali tidak mendapat perhatian, anak mungkin merasa bahwa lebih baik mendapat perhatian dari orang lain, terutama pihak berwajib. Ia mungkin mencuri karena ia tahu bahwa ia akan mendapat perhatian dan, pada akhirnya, kita akan memperhatikannya. 5. Sediakan sumber penghasilan alternatif untuk anak. Jika anak seorang anak mencuri karena mereka merasa tidak mampu membeli barang-barang seperti yang dimiliki teman-temannya, doronglah anak untuk mendapatkan pekerjaan dengan membegi waktu di luar jam sekolahnya atau mengambil pekerjaan- pekerjaan ringan lainnya untuk menambah uang saku. Dengan begini, kita membantu anak belajar mengenai tanggung jawab dan pengelolaan uang, serta memungkinkan ia mendapatkan kebebasan untuk membeli apa yang ia inginkan daripada harus mencurinya. Sarankan anak untuk membuat anggaran keuangan dan belajar mengatur keuangannya agar ia dapat mengembangkan kebiasaan mengelola uang dengan baik. 6. Ajarkan anak untuk bersabar Jika tidak ada sumber penghasilan lain, sementara pendapatan keluarga pas-pasan ajarkan anak untuk bisa bersabar dengan menerima segala keadaan. Ajarkan juga orang yang sabar itu disayang Allah dan Allah selalu bersama orang-orang yang bersabar. Tidak usah malu jika tidak mempunyai kemampuan untuk membeli sesuatu barang yang mahal seperti apa yang dipunyai teman sekelasnya. Lebih baik tunjukkan prestasi belajar di dalam kelas dengan demikian akan dapat perhitungan dan perhatian yang lebih dari teman-temannya. 7. Dorong anak untuk terlibat dalam aktivitas ekstrakurikuler yang baik. Berilah dukungan kepada anak untuk memfokuskan dirinya dalam mengembangkan kemampuan dan bakatnya bersama orang lain dalam cara yang produktif, seperti kegiatan ektrakulikuler yang ada di MAN 1 Medan, pilihlah satu astu dua kegiatan dari 33 kegiatan ektrakulikuler yang ada. Dengan begini anak akan berinteraksi dengan teman-temannya yang lebih tertarik dalam hal-hal lain 8. Luangkan waktu bersama anak Bisa saja tindakan pencurian yang dilakukan anak untuk mencari perhatian, sebagai orang tua jangan abaikan hal tersebut. Baiknya cobalah luangkan waktu bersama anak secara berkala. Tunjukkan pada anak bahwa kita peduli padanya dan dengarkan apa yang ia minati, dengan mencoba mengajaknya melakukan aktivitas yang disukai secara bersama-bersama. 9. Bicara pada konselor yang lebih ahli atau terapis keluarga jika anak tetap melakukan pencurian. Setelah segala usaha dilakukan namun anak tetap melakukan pencurian, sudah saatnya kita menghubungi konselor yang lebih ahli atau terapis keluarga. Beberapa remaja mencuri karena adanya masalah yang lebih mendalam untuk menyelesaikannya, anak tersebut membutuhkan bantuan terapis baik secara individu ataupun bersama keluarganya. Jangan biarkan mencuri menjadi kebiasaan bagi seorang anak, karena hal tersebut dapat memicu munculnya akibat-akibat yang lebih serius dan penurunan moral anak.

c. Datang Terlambat

Kasus Siswa yang sering datang terlambat ke sekolah setelah diberikan bimbingan dan konseling Islami, ada juga yang sampai dipanggil orang tuanya untuk datang kesekolah karena sudah mencapai tiga kali datang terlambat, pada akhirnya ada perubahan ke arah yang lebih baik. Siswa tersebut tidak lagi datang terlabat karena sudah menyadari betapa penting waktu, pengaturan atau manajemen waktu pribadinya sudah baik, dia sudah bisa mengatur waktu dengan baik, kapan waktunya belajar, kapan waktunya tidur, kapan waktunya bermain, kapan waktunya istirahat dan kapan waktunya mengerjakan PR jika ada dan kapan waktunya bagun pagi dan pergi ke sekolah. Sesungguhnya masing-masing siswa dia sendiri yang paling tau tentang manajemen waktu yang baik untuknya, jika ada yang tidak tepat maka disinilah perlunya bimbingan dari orang tua siswa atau guru agar siswa yang bersangkutan dapat mengatur hari demi harinya dengan baik. Sebenarnya penyebab yang utama yang sering terjadi pada siswa MAN 1 Medan datang terlambat karena terlambat bangun pagi. Terlambat bangun pagi ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya; nonton TV sampai larut malam, bergadang bercerita dengan tetangga, bagi laki-laki yang hobi bola kaki nonton pertandingan club-club terkenal serta mengerjakan pkerjaan rumah PR sampai larut malam. Bagi siswa yang seperti ini setelah diberikan bibingan konseling Islami dari guru BK dengan layanan invidu dan kelompok maka ada perubahan yang terjadi siswa tersebut tidak lagi datang terlabat. Ada juga yang datang terlambat disebabkan oleh hujan. Jika disebabkan karena hujan ini masih bisa dimaklumi, karena biasanya kalau hujan kenderaanpun selalu macat di jalan. Kalau sebab ini masih bisa dimaklumi karena faktor alam yang kurang mendukung, tetapi tetap juga harus diberikan penguatan dan motivasi agar tetap tidak terlambat. Apa yang dilakukan oleh guru konseling terhadap siswa MAN 1 Medan yang terlambat datang ke sekolah sudah cukup baik. Sebagai tambahan menurut penulis, sebagai hukuman dapat juga dilakukan bagi siswa yang datang terlambat itu diberikan tugas tambahan padanya setelah pulang sekolah selama waktu terlambatnya. Seperti membersihkan masjid atau membersihkan sampah dilingkungan sekolah. Sebagai contoh jika keterlambatannya 15 menit maka pulangnya dilamakan 15 menit, jika terlambatnya 30 menit maka jam pulang sekolahnya ditambah 30 menit lebih lama.

d. Berkelahi

Kasus 1 Siswa yang emosional, gampang tersinggung dan sukar menahan amarah, setelah dilakukan bimbingan dan konseling Islami oleh guru BK ada perubahan yang lebih baik, siswa tersebut tidak lagi mudah emosi, dia sudah bisa menahan diri, sudah bisa mengendalikan emosinya. Emosi yang semula tidak terkontrol menjadi bisa terkontrol. Kasus 2 Siswa seorang anak kost yang jauh dari orang tuanya. Beberapa kali terlibat perkelahian dengan teman sekolahnya bahkan dia membuat kelompok seperti gang. Orang tuanya jarang datang menjenguknya ia kurang perhatian dari orang tuanya. Setelah dilakukan bimbingan dan konseling Islami tidak pernah lagi terlibat perkelahian. Hal ini disebabkan karena siswa tersebut telah menyadari bahwa setiap muslim itu bersaudara, perkelahian itu tidak ada gunanya hanya menambah musuh, sedangkan orang yang banyak musuh hidupnya tidak akan tenang dan dapat menggangu proses dalam belajar. Bimbingan yang tepat diberikan kepada siswa yang berkelahi adalah berupa layanan bimbingan individu dan bimbingan kelompok. Diberikan pemahaman kepada mereka etika pergaulan yang baik, seperti apa seharusnya berteman dengan orang lain, dengan teman sebaya dan bergaul dengan orang yang lebih tua. Ada beberapa cara agar anak-anak kita terhidar dari perkelahian yaitu: 1. Mengarahkan untuk mempunyai teman bergaul yang sesuai 2. Memberikan kesibukan dan mempercayakan sebagian tanggung jawab rumah tangga kepada si remaja 3. Diberikan teladan 4. Memberikan pengarahan masa depan si remaja dengan memilih sekolah yang tepat 5. Mengarahkannya pada satu kelompok kegiatan bela diri. 97

e. Tidak Salat Zuhur Berjemaah

Kasus Siswa yang sering tidak salat berjemaah setelah dilakukan konseling Islami oleh guru-guru BK ada yang berubah ke arah yang lebih baik yaitu waktu azan shalat zuhur ia menyadari besarnya pahala shalat berjemaah dan ia bersegera ambil air wuduk, tetapi masih ada siswa lain yang tidak segera mengambil wuduk dan tidak pula pergi ke masjid. Secara umum penerapan konseling Islami oleh guru BK terhadap siswa MAN 1 Medan yang tidak salat zuhur berjemaah sudah dapat dikatakan berhasil. Keberhasilan ini dapat terlihat ada perubahan, yang selama ini siswa tersebut jarang salat berjemaah menjadi sering shalat berjemaah kalau tidak di masjid mereka melaksanakannya di dalam kelas. Keberhasilan banyaknya siswa melaksakan shalat berjemaah ini bukan semata mata keberhasilan guru BK saja dalam memberikan konseling namun dukungan dari guru-guru agama yang juga ikut menghimbau sambil berkeliling menyuruh anak untuk shalat berjemaah juga mempunyai pengaruh yang besar. Teknik konseling yang dapat dipakai dalam meningkatkan kedisiplinan ibadah shalat berjamaah, adalah “melalui pendekatan pembiasaan, siswa selalu dibiasakan diajak terus melaksanakan shalat berjamaah dengan tertib dan disiplin. Dampaknya membuat siswa akan terbiasa melaksanakan shalat secara berjamaah, diharapkan nanti di rumah siswa menjalankan shalat berjamaah bersama keluarganya atau pergi ke masjid dekat rumahnya Bagi siswa yang belum berubah tidak salat berjemaah bimbingan konseling Islami dilakukan melalui pendekatan individual dan bekerjasama dengan wali kelas. Sebagai contoh bila siswa berulang kali tidak mengikuti shalat berjamaah, akan mempengaruhi pada nilai siswa, bila siswa berulangkali tidak melakukan shalat berjemaah siswa dipanggil ke kantor beserta wali muridnya untuk diberikan pengarahan 97 Ibrahim El-Fiki, Berpikir Positif, Jakarta: Penerbit Zaman, 2015, h. 215.