Perubahan Perilaku Siswa yang Tidak Menyelesaikan Pekerjaan Rumah PR

menukar jawaban atau membuat kopekan, mencari jawaban dari internet waktu ujian itu juga dapat dikatagorikan mencontek. Merubah kebiasaan siswa untuk tidak mencontek dalam ujian itu tidak mudah. Keinginan siswa mencontek diantara sebabnya adalah adanya nilai tinggi yang ingin dicapai. Di MAN 1 Medan siswa yang kedapatan mencontek dalam ujian semester mislanya dilaporkan kepada guru matapelajaran yang bersangkutan bahwa siswa tersebut curang dalam ujian selanjutnya guru itu mempertimbangkan nilai yang tepat untuk siswa tersebut atau diberikan ujian susulan. Jika dalam ulangan harian siswa kedapatan mencontek melalui HP mencari jawaban dari internet maka HPnya ditahan dan diberikan konseling Islami kepadanya. Siswa yang mencontek dalam ujian setelah dilakukan konseling Islami menurut keterangan guru BK, siswa tersebut ada perubahan ke arah yang lebih baik, dia tidak lagi mencontek dalam ujian. Nisa mengatakan “ mudah mudahan sampai saat ini setelah kita beri konseling mereka tidak lagi mengulangi perbuatan mencontek. karena mereka juga terkadang takut dengan hukuman-hukuman yang ada. Mudah-mudahan mereka agak menjaga dan tidak mengulanginya lagi ”. Dalam melakukan konseling Islami, kesalahan apapun yang dilakukan oleh siswa, para guru BK “mengharamkan” kekerasan seperti memukul dan sebagainya dalam melakukan bimbingan.

C. Pembahasan Hasil Penelitian 1.

Identifikasi Perilaku Menyimpang D ikalangan Siswa MAN 1 Medan dan Faktor Penyebabnya. Tidak semua perilaku dalam katagori menyimpang pernah dilakukan oleh siswa MAN 1 Medan. Kenyataannya secara umum siswa-siswi MAN 1 Medan adalah siswa- siswi yang baik. Ini dibuktikan dengan tidak sering terjadi penyimpangan berat yang dilakukan. Namun demikian bukan berarti pada “sekolah besar” ini dengan jumlah siswa 1561 jiwa tidak pernah ada penyimpangan yang dilakukan oleh siswa. Perilaku penyimpangan dapat diartikan bahwa perilaku yang buruk atau negatif yang merugikan diri sendiri dan orang lain hal ini melanggar norma-norma yang ada yang cenderung berbeda dari orang-orang sekitarnya. Batas tentang perilaku menyimpang tidak begitu jelas dan sangat luas, sebagai acuan bahwa perilaku dapat dikatakan menyimpang, maka Gunarsa menggolongkan ke dalam dua jenis, yaitu: Pertama penyimpangan tingkah laku yang bersifat amoral dan asosial, dan tidak diatur dalam undang-undang, sehingga tidak dapat digolongkan kedalam pelanggaran hukum. Contohnya adalah, berbohong, membolos, kabur atau minggat dari rumah, membaca buku porno, berpesta semalam suntuk, berpakaian tidak pantas dan minum minuman keras. Kedua, penyimpangan tingkah laku yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang-undang hukum yang biasa disebut dengan kenakalan remaja deliquency. Misalnya adalah berjudi, membunuh, memperkosa dan mencuri. 51 Di MAN 1 Medan berdasarkan observasi dan wawancara dilakukan maka penulis mengidentifikasi bahwa perilaku menyimpang yang dilakukan oleh siswa MAN 1 Medan adalah sebagai berikut:

a. Berduaan ditempat yang sunyi atau pacaran

Berduaan ditempat yang sunyi antara laki-laki dan perempuan yang bukan mukhrim dengan saling mempunyai perasaan cinta atau dalam masa sekarang ini sering disebut dikalangan muda-mudi adalah suatu perbuatan yang dilarang didalam Islam kerena termasuk mendekati zina. Sebagaimana firman Alah di dalam Al-Quran surat Al- Isra’ ayat: 32           Artinya: dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. 52 Tidak diketahui asal dari kata pacaran itu, namun pacaran seperti yang biasa dilakukan oleh anak muda akhir-akhir ini sangat tidak dianjurkan dalam islam, karena bertentangan dengan ajaran islam. Saat sekarang ini yang nampak dalam padangan kita 51 Gunarsa, D.S dan Nyonya Gunarsa, Psikologi Remaja, Jakarta: Gunung Mulia 1986 , h. 146. 52 Departeman Agama RI, Al Quran dan Terjemahnya, Surabaya: UD. Mekar, 2000, h. 429.