3. Diberikan teladan
4. Memberikan pengarahan masa depan si remaja dengan memilih sekolah yang
tepat 5.
Mengarahkannya pada satu kelompok kegiatan bela diri.
97
e. Tidak Salat Zuhur Berjemaah
Kasus
Siswa yang sering tidak salat berjemaah setelah dilakukan konseling Islami oleh guru-guru BK ada yang berubah ke arah yang lebih baik yaitu waktu azan shalat zuhur ia
menyadari besarnya pahala shalat berjemaah dan ia bersegera ambil air wuduk, tetapi masih ada siswa lain yang tidak segera mengambil wuduk dan tidak pula pergi ke masjid.
Secara umum penerapan konseling Islami oleh guru BK
terhadap siswa MAN 1
Medan yang tidak salat zuhur berjemaah sudah dapat dikatakan berhasil. Keberhasilan ini dapat terlihat ada perubahan, yang selama ini siswa tersebut jarang salat berjemaah
menjadi sering shalat berjemaah kalau tidak di masjid mereka melaksanakannya di dalam kelas. Keberhasilan banyaknya siswa melaksakan shalat berjemaah ini bukan semata
mata keberhasilan guru BK saja dalam memberikan konseling namun dukungan dari guru-guru agama yang juga ikut menghimbau sambil berkeliling menyuruh anak untuk
shalat berjemaah juga mempunyai pengaruh yang besar. Teknik konseling yang dapat dipakai dalam meningkatkan kedisiplinan ibadah
shalat berjamaah, adalah “melalui pendekatan pembiasaan, siswa selalu dibiasakan
diajak terus melaksanakan shalat berjamaah dengan tertib dan disiplin. Dampaknya membuat siswa akan terbiasa melaksanakan shalat secara berjamaah, diharapkan nanti di
rumah siswa menjalankan shalat berjamaah bersama keluarganya atau pergi ke masjid dekat rumahnya
Bagi siswa yang belum berubah tidak salat berjemaah bimbingan konseling Islami dilakukan melalui pendekatan individual dan bekerjasama dengan wali kelas.
Sebagai contoh bila siswa berulang kali tidak mengikuti shalat berjamaah, akan mempengaruhi pada nilai siswa, bila siswa berulangkali tidak melakukan shalat
berjemaah siswa dipanggil ke kantor beserta wali muridnya untuk diberikan pengarahan
97
Ibrahim El-Fiki, Berpikir Positif, Jakarta: Penerbit Zaman, 2015, h. 215.
yang baik. Selanjutnya pada saat azan zuhur berkumandang, sebagian guru berkeliling untuk mencari siswa terutama ke tempat warung kantin lalu guru menasehati siswa untuk
pergi ke masjid.
f. Tidak Menyelesaikan Pekerjaan Rumah
Kasus
Siswa yang selalu tidak mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan guru di sekolah. setiap tugas yang diberikan tidak pernah selesai. Setelah mendapatkan
bimbingan dan konseling oleh guru BK di MAN 1 Medan mengalami perubahan yang positif, dimana siswa tersebut menjadi rajin mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah
PR yang diberikan selalu selesai dikerjakan. Perubahan ini tidak terlepas dari berkat bimbingan dan konseling Islami yang diberikan oleh guru BK di MAN 1 Medan.
Siswa menyadari tugasnya di sekolah adalah untuk belajar, sedangkan menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap kaum muslimin dan muslimat. Siswa menjadi tersadarkan
bahwa diantara keberkahan dalam ilmu itu adalah patuh kepada guru ini diwujudkan dengan setiap tugas yang diberikan selalu selesai.
Perubahan positif yang terjadi pada siswa yang tidak menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru ini bisa berhasil tidak terlepas dari teknik-teknik yang tepat dilakukan
oleh guru BK di MAN 1 Medan. Perlu juga untuk diketahui oleh semua guru bahwa mendidik itu adalah seni,
artinya dalam memberikan palajaran kepada siswa juga memerlukan seni agar siswa tidak bosan dan tertarik untuk belajar serta tidak malas mengerjakan tugas yang diberikan.
Pembelajaran harus menyenangkan, dengan demikian tugas yang diberikan untuk dikerjakan di rumah pada akhirnya diselesaikan oleh siswa dengan ringan hati. Oleh
karenanya dalam mendidik, seorang guru perlu memperhatikan beberapa hal yaitu: 1.
Di awal pertemuan dibuat kesepakatan tentang program belajar, hak dan kewajiban siswa.
2. Menciptakan hubungan yang baik antara guru dan siswa.
3. Pekerjaan rumah PR harus selalu diperikasa guru.