Induktansi GGL Induksi dan Induktansi

Pada persamaa 55.1, perkalian ab tidak lain daripada luas kumparan sehingga kita dapat menulis 11 , 1 , 2 10 5 , 2 2 , 100 4 = × × × × = = Σ − ω NBA maks volt 256 bayangkan kita memiliki sebuah solenoid. Jika solenoid tersebut dialiri arus searah aka beda potensial antara dua ujung solenoid hampir nol karena beda tegangan sama dengan perkalian arus dan hambatan solenoid. Solenoid hanya berupa kawat konduktor sehingga hambatan listrik antara dua ujung solenoid hampir etapi jika solenoid dilairi arus yang erubah-ubah terhadap waktu, maka sifat solenoid akan berubah. arus searah. Berapa besar ggl duksi antara dua ujung solenoid tersebut? Mari kita analisis. Gambar 7.10 kiri tegangan antara dua ujung solenoid. kanan solenoid. .7 Ggl antara dua ujung solenoid embali ke Bab 5, kuat medan magnet dalam rongga solenoid adalah

7.6 Induktansi

Sekarang m nol. T b Karena arus berubah-ubah terhadap waktu maka kuat medan magnet dalam solenoid berubah-ubah. Karena luas penampang solenoid tetap maka fluks magnetic yang dikandung solenoid berubah terhadap waktu. Berdasarkan hokum Faraday maka solenoid menghsilkan ggl induksi. Dengan demikian, ketika dialiri arus bolak-balik maka muncul tegangan antara dua ujung solenoid. Tegangan ini tidak muncul ketika solenoid dialiri in Σ = 0 I dc Σ ≠ 0 I ac Σ = 0 I dc Σ ≠ 0 I ac jika solenoid dialiri arus dc, tidak muncul jika solenoid dialiri arus ac maka muncul tegangan antara dua ujung 7 K nI B o µ = 7.12 257 ika luas penampang solenoid A maka fluks magnetic dalam solenoid adalah J nIA BA o µ φ = = 7.13 Oleh kare na itu, berdasarkan hokum Faraday, ggl induksi yang dihasilkan solenoid adalah dt dI nA N nIA d N d N o µ dt dt o µ φ − = − = − = Σ 7.14 engan N adalah jumlah kumparan solenoid. ampak bahwa ggl induksi yang dihasilkan berbanding lurus dengan laju perubahan arus. Untuk arus yang konstant arus dc maka didt induksi hanya ada jika arus yang mengalir beruba ol. anda minus dalam persamaan 7.14 menyatakan bahwa polarisasi ggl yang dihasilkan melawan t 0 maka polarisasi ggl harus menghasilkan arus yang searah arus penyebab ini. Gbr 7.11 dalah contoh arah arus yang mengalir dalam solenoid dan arah arus induksi yang dihasilkan d T = 0 sehingga ggl induksi yang dihasilkannya nol. Ggl h-ubah terhadap waktu sehingga dIdt tidak n T laju perubahan arus. Ini bersesuaian dengan ungkapan hokum Lentz. Jika arus yang mengalir pada solenoid makin besar dIdt 0 maka polarisasi ggl harus menghasilkan arus yang melawan arus penyebab ini. Dan sebaliknya, jika arus yang mengalir pada solenoid makin kecil dId a t t I y an g di berikan I induk si a b c t t I induk si I y an g di berikan a b c 258 Gambar 7.11 atas arus yang diberikan pada solenoid dan bawah arus induksi yang dihasilkan. i Berdasarkan Gbr 7.11, pada saat antara 0 sampai a, arus yang mengalir pada solenoid makin besar sehingga dIdt positif. Akibatnya arus induksi yang dihasilkan berharga negatif. Laju perubahan arus yang diberikan pada solenoid kemiringan kurva arus makiin kecil sehingga harga arus induksi yang dihasilkan makin kecil dan menjadi nol pada titik a ketika kemiringan kurva arus yang diberikan nol. ii Antara a sampai b, arus yang diberikan pada solenoid makin kecil dan berubah secara linier. Dengan demikian, dIdt berharga konstan negatif. Akibatnya, arus induksi yang dihasilkan berharga konstan positif. iii Antara b sampai c, arus yang diberikan pada solenoid konstan sehingga dIdt = 0. Akibarnya arus induksi yang dihasilkan juga nol. iv Dan pada saat t c, arus yang diberikan pada solenoid naik secara linier. Akibatnya dIdt ga positif dan konstan. Dengan demikian, arus induksi yang dihasilkan berarga konstan endefinisikan besaran yang bernama induktansi diri, L, yang memenuhi hubungan berhar negatif.

7.8 Induktansi Diri Kita m