44
sama dengan penelitian ini, yaitu menggunakan teknik mind mapping. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Desty Nur Dwi A dengan
penelitian ini terletak pada fokus penelitian dan jenis yang digunakan. Fokus penelitian yang dilakukan oleh Desty Nur Dwi A. mengenai
menulis karangan narasi ekspositoris sedangkan penelitian ini mengenai menulis karangan deskripsi. Jenis peneitian yang dilakukan Desty Nur
Dwi A adalah penelitian eksperimen sedangkan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.
E. Kerangka Pikir
Berdasarkan penjelasan dalam kajian pustaka bahwa anak tunarungu adalah individu yang mengalami gangguan pada pendengaran baik secara
struktural maupun fungsional sehingga indra pendengaran tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Oleh karena itu, dalam pembelajarannya
anak tunarungu lebih memfungsikan penglihatan untuk memperoleh informasi yang ada di lingkungan sekitar.
Kemampuan menulis karangan deskripsi siswa kelas VII di SLB Marsudi Putra I masih rendah. Siswa memiliki kesulitan dalam menuangkan
ide, pikiran maupun pengalaman ke dalam bentuk karangan deskripsi yang utuh. Kemampuan menulis deskripsi merupakan aspek bahasa yang sangat
penting dan perlu dikembangkan, karena dengan kemampuan menulis karangan deskripsi dapat mengembang kemampuan berfikir dan merangsang
keterampilan siswa dalam merangkai kata ataupun kalimat.
45
Oleh karena itu, perlu adanya suatu teknik yang sesuai dengan karakteristik anak tunarungu. Peneliti memilih menggunakan teknik peta
pikiran mind mapping terhadap kemampuan menulis karangan deskripsi. Teknik peta pikiran ini merupakan suatu cara memetakan sebuah informasi
yang digambarkan ke dalam bentuk cabang-cabang pikiran dengan berbagai imajinasi kreatif
. Melalui p
eta pikiran mind mapping, materi akan disajikan dalam bentuk yang menarik karena memiliki kombinasi warna, gambar, dan
cabang-cabang melengkung yang dapat merangsang secara visual dan memudahkan
untuk mengingat
informasi. Kegiatan
pembelajaran menggunakan bantuan teknik peta pikiran mind mapping dilakukan dengan
cara memanfaatkan gambar berdasarkan tema yang sudah ditentukan sebagai sentralnya. Di sekeliling tema dapat siswa kembangkan dengan kata kunci
yang berhubungan dengan tema tersebut. Penulisan kata kunci dari ide yang dipilih disertai dengan simbol atau gambar berwarna. Dalam hal ini, ide-ide
dengan bentuk cabang-cabang berwarna yang nanti diberi nomor urutan kronologis yang akan ditulis dalam karangan deskripsi. Agar lebih
memperjelaskan pembahasan tersebut di atas dapat dilihat dalam bagan kerangka pikir di bawah ini:
46 Gambar 2. Alur Pikir Penelitian
F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan di atas maka dapat diajukan hipotesis penelitian bahwa “teknik peta pikiran
Anak tunarungu mengalami gangguan pendengaran
Kemampuan anak dalam menulis karangan deskripsi rendah
Melalui peta pikiran mind mapping, materi akan disajikan dalam bentuk yang menarik karena memiliki kombinasi warna, gambar, dan cabang-cabang
melengkung yang dapat merangsang secara visual dan memudahkan untuk mengingat informasi.
Peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi pada siswa tunarungu
Penggunaan peta pikiran mind mapping dalam kemampuan menulis karangan deskripsi
Kegiatan pembelajaran menggunakan bantuan teknik peta pikiran mind mapping
dilakukan dengan cara memanfaatkan gambar berdasarkan tema yang sudah ditentukan sebagai sentralnya. Di sekeliling tema dapat siswa
kembangkan dengan kata kunci yang berhubungan dengan tema tersebut.
Dalam hal ini, ide-ide dengan bentuk cabang-cabang berwarna yang nanti diberi nomor urutan kronologis yang akan ditulis dalam karangan deskripsi.
47
mind mapping dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi pada siswa tunarungu kelas VII di SLB Marsudi Putra I”.