Karakteristik Anak Tunarungu Kajian tentang Tunarungu

16 Anak tunarungu bila ditegur oleh orang yang tidak dikenalnya akan tampak resah dan gelisah. Tekanan pada emosinya itu dapat menghambat perkembangan pribadinya dengan menampilkan sikap menutup diri, bertindak agresif, atau sebaliknya menampakkan kebimbangan dan keragu-raguan. d. Segi sosial Manusia sebagai makhluk sosial selalu memerlukan kebersamaan dengan orang lain. Demikian pula anak tunarungu yang tidak terlepas dari kebutuhan tersebut. Akan tetapi karena anak tunarungu memiliki kelainan dalam segi fisik, maka akan menyebabkan suatu kelainan dalam penyesuaian diri terhadap lingkungan. Dengan adanya hambatan dalam perkembangan sosial mengakibatkan pula pertambahan minimnya penguasaan bahasa dan kecenderungan menyendiri serta memiliki sifat egosentris. e. Segi perilaku Perkembangan kepribadian terjadi dalam pergaulan dan diarahkan pada faktor anak sendiri. Faktor-faktor dalam diri anak tunarungu, yaitu ketidakmampuan menerima rangsang pendengaran, kemiskinan berbahasa, ketidaktepatan emosi sehingga menghambat perkembangan kepribadiannya. Berdasarkan uraian tentang karakteristik anak tunarungu menurut beberapa ahli, maka dapat dimaknai bahwa karakteristik anak tunarungu meliputi karakteristik segi inteligensi, bahasa dan bicara, emosi dan 17 sosial serta perilaku. Oleh karena itu, pendidik harus mampu memahami masing-masing karakteristik anak tunarungu, sehingga dapat mempermudah dalam memberikan pendidikan kepada anak tunarungu.

B. Kajian tentang Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi

1. Pengertian Kemampuan Menulis

Kemampuan menulis merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa yang harus dipelajari anak. Kemampuan menulis ini tidak mudah dilakukan, diperlukan proses belajar dan latihan. Dalam menulis perlu memiliki banyak ide, ilmu pengetahuan dan pengalaman hidup. Hal ini merupakan modal dasar yang harus dimiliki dalam kegiatan menulis. Pembelajaran menulis merupakan salah satu bagian yang penting dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa menekankan pada pemerolehan empat kemampuan berbahasa. Ada dua aspek dalam kemampuan atau keterampilan berbahasa, yakni berbahasa reseptif dan berbahasa produktif. Donald and Kneale 2001: 14 menyatakan bahwa listening and reading might be thought of as primarily ‘passive’, ‘receptive’, or ‘input’ skill, whilst speaking and writing are their ‘active’, ‘productive’ or ‘output’ counterparts. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa mendengar dan membaca termasuk dalam kategori reseptif, sedangkan berbicara dan menulis termasuk dalam kategori produktif. Kemampuan-kemampuan tersebut diharapkan dapat menunjang keberhasilan siswa dalam memahami 18 pembelajaran yang diberikan. Hermanto 2011, 123 kemampuan reseptif anak tunarungu yaitu mengerti bicara lingkungan melalui membaca ujaran, ideo visual, isyarat, dan sisa pendengaran. Berbeda dengan anak normal, pada anak tunarungu proses penguasaan ini dilakukan melalui pendekatan informal dan formal. Kemampuan produksi meliputi aspek berbicara dan menulis. Kemampuan produksi lebih memproduksi unsur bahasa, dalam artian bahwa siswa dapat menuangkan ide atau gagasan yang terdapat dalam pikirannya ke dalam keterampilan berbicara dan menulis. Pembelajaran bahasa yang digunakan dalam penelitian ini yaitu bahasa produktif pada kemampuan menulis. Kemampuan ini dapat dimiliki seseorang setelah mampu menguasai tiga kemampuan berbahasa lainnya yaitu kemampuan mendengar, berbicara dan membaca. Oleh karena itu, kemampuan menulis dianggap kegiatan yang kompleks karena penulis harus dapat menggorganisasikan ide atau gagasannya dalam bentuk tulisan yang dapat dipahami orang lain. Dewi Kusumaningsih, dkk 2013: 65 menyatakan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan dalam menyampaikan sesuatu dalam bentuk tulisan untuk mencapai suatu yang dikehendaki. Ahmad Wasita 2013: 47 menyatakan bahwa menulis merupakan penggambaran visual dari pikiran, perasaan dan ide sebagai sarana komunikasi. Siti Maslakhah, dkk 2011: 55 menyatakan bahwa menulis merupakan suatu proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk 19 bahasa tulis untuk tujuan tertentu, misalnya memberi tahu, menyakinkan, atau menghibur. Henry Guntur Tarigan 2008: 22 menyatakan bahwa menulis merupakan menurun atau melukis lambang-lambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut. Berdasarkan pendapat di atas dapat diartikan bahwa kemampuan menulis merupakan salah sutu keterampilan bahasa yang harus dimiliki siswa. Dalam menulis siswa dapat menuangkan suatu pikiran, gagasan, ide ke dalam bentuk tulisan yang dapat dipahami sehingga orang lain dapat membaca tulisan tersebut.

2. Tujuan Menulis

Menulis merupakan suatu kegiatan yang mempunyai banyak tujuan yang dapat diterapkan oleh penulis itu sendiri. Hugo Hartig Henry Guntur Tarigan, 2008: 25-26 menyatakan bahwa tujuan menulis antara lain: a. Tujuan penugasan Assignment purpose Sebenarnya penulis tidak memiliki tujuan sama sekali. Penulis menulis karena ditugaskan bukan atas kemauan sendiri. b. Tujuan altruistik Altruistic purpose Penulis bertujuan untuk menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup para 20 pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan tulisan tersebut. c. Tujuan persuasif Persuasive Purpose Penulis bertujuan untuk menyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan. d. Tujuan informasional Informationak Purpose Penulis bertujuan untuk memberikan informasi atau keterangan kepada para pembaca. e. Tujuan Pernyataan Diri Self-Ekspressive Purpose Penulis bertujuan untuk memperkenalkan atau menyatakan dirinya sendiri kepada para pembaca. f. Tujuan Kreatif Creative Purpose Penulis bertujuan untuk agar pembaca dapat memilih nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian dengan membaca tulisan si penulis. g. Tujuan Pemecahan Masalah Problem-Solving Purpose Penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Dengan tulisannya penulis berisaha memberi kejelasan kepada pembaca tentang cara pemecahan suatu masalah. Suparno Heri Jauhari 2013: 14-15 menyatakan bahwa tujuan menulis antara lain: a. Peningkatan kecerdasan Waktu menulis daya nalar akan berjalan. Dengan menulis dapat mengeluarkan ide-ide dan mengingat informasi yang pernah didapat.

Dokumen yang terkait

Pengembangan Kerangka Karangan Melalui Metode Mind Mapping (PTK Pada Siswa Kelas V MI Hidayatul Ikhwan, Kec. Rumpin, Kab. Bogor)

0 7 8

Penerapan peta pikiran (mind maps) sebagai upaya peningkatan kemampuan menulis karangan ekposisi siswa kelas X sekolah (SMK) PGRI Babakanmadang

2 14 109

Peningkatan kemampuan menulis puisi dengan Metode Mind Mapping (Peta Pikiran) pada siswa Kelas V MI Nurul Huda Kota Depok Tahun Pelajaran 2014/2015

0 6 0

The Effect of Mind Mapping Technique on Students' Writing of Descriptive Text (A Quasi-experimental Study of the Seventh Grade of MTs. Yayasan Matla'ul Anwar Nurul Kamal Bogor in Academic Year 2014-2015

0 4 122

Peningkatan kemampuan menulis argumentasi dengan metode mind mapping ( peta pikiran) siswa kelas X SMA Muhammadiyah 25 Pamulang, Tangerang Selatan

0 3 128

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PANYABUNGAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 4 20

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI METODE PETA PIKIRAN ( MIND MAPPING ) PADA MATA Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Metode Peta Pikiran ( Mind Mapping ) Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV Di SD Negeri 03 Kalisoro Kec.

0 1 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) PADA MATA PELAJARAN Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Metode Peta Pikiran ( Mind Mapping ) Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV Di SD Negeri 03 Kaliso

0 1 11

PENINGKATAN KEMAMPUAN VOCABULARY DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS MELALUI TEKNIK PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) Peningkatan Kemampuan Vocabulary Dalam Mata Pelajaran Bahasa Inggris melalui Teknik Peta Pikiran (Mind Mapping) pada Siswa Kelas V SDN 03 Sumb

0 0 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) PADA MATA PELAJARAN Peningkatan Kemampuan Menulis Puisi Melalui Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas 3 Di Sd Negeri 1 Baran Tahu

1 2 16