kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi
dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Ciri pembelajaran kooperatif tersebut digunakan dalam penelitian ini. Dengan adanya ciri tersebut dapat memudahkan peneliti untuk
membuat rencana pembelajaran. Hal ini dilakukan agar model pembelajaran kooperatif dapat terlihat dalam proses pembelajaran.
4. Model Kooperatif Teknik Jigsaw
a. Pengertian
Jigsaw dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang
menyebutnya dengan istilah puzzle yaitu teka-teki menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif teknik jigsaw ini mengambil pola cara
kerja sebuah potongan gergaji zigzag, yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk
mencapai tujuan bersama Rusman, 2011: 217. Pembelajaran kooperatif dengan teknik jigsaw diawali dengan pengenalan topik yang
akan dibahas oleh guru. Guru bisa menuliskan topik yang dipelajari pada papan tulis, white board, penayangan power point dan sebagainya
Suprijono, 2009: 89. Dalam model kooperatif jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan
mengolah informasi yang didapat dan dapat meningkatkan ketrampilan berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung jawab terhadap
keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari dan dapat menyampaikan informasinya kepada kelompok lain Rusman,
2011: 218. Dari pendapat tersebut peneliti mengambil kesimpulan bahwa
model kooperatif teknik jigsaw adalah salah satu jenis teknik yang ada dalam model pembelajaran kooperatif yang didalamnya terdapak
kelompok asal dan kelompok ahli dimana dalam kelompok asal siswa diberi materi selanjutnya materi tersebut dibahas dalam kelompok ahli
dan diinformasikan dalam kelompok asal sehingga informasi dapat menyebar pada seluruh siswa.
b. Langkah Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif teknik jigsaw Stephen, Sikes and Snapp dalam Rusman, 2011: 220 sebagai berikut; 1 Siswa
dikelompokkan ke dalam 1 sampai 5 tim, tiap tim terdiri dari 4-5 orang; 2 Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda; 3Tiap
orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan; 4 Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagiansubbab yang sama
bertemu dalam kelompok baru kelompok ahli untuk mendiskusikan subbab mereka; 5 Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota
kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu ti mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya
mendengarkan dengan seksama; 6 Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi; 7 Guru memberi evaluasi; 8 Penutup.
Langkah-langkah pembelajaran jigsaw menurutTrianto, 2010: 73 adalah; 1 Siswa dibagi atas beberapa kelompok tiap kelompok
anggotanyya 5-6 orang; 2 Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang sudah telah dibagi-bagi menjadi bebrapa
subbab; 3 setiap anggota kelompok membaca subbab yang ditugaskan dan bertangung jawab untuk mempelajarinya; 4 anggota
dari kelompok lain yang telah mempelajari subbad yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya; 5 Setiap
anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar teman-temannya; 6Pada pertemuan dan diskusi kelompok
asal, siswa-siswa dikenai tagihan berupa kuis individu. Dari pendapat mengenai langkah-langkah pembelajaran kooperatif
teknik jigsaw yang sesuai dengan kondisi subjek penelitian adalah langkah yang ungkapkan oleh Stephen, Sikes and Snapp dalam Rusman
2011 dengan perubahan pada bagian anggota kelompok. Siswa dibagi dalam 5 kelompok dan masing-masing kelompok beranggota 3 orang,
dimana setiap anggota kelompok akan mendapatkan tangung jawab untuk menguasai materi dan membagikan pengetahuannya kepada
siswa lain. Pada akhirnya guru memberikan evalusi untuk mengetahui penguasaan materi masing-masing siswa.
5. Pendidikan Kewarganegaraan SD
a. Pengertian
Menurut KTSP
2007: 64
mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang
cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Dalam undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan mengenai Pendidikan Kewarganegaraan yaitu usaha untuk membekali peserta didik dengan
pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antar warga negara dan negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara
PPBN agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Sumarsono,dkk., 2007: 6.
Sejalan dengan
pendapat tersebut.
Konsep kewarganegaraan
berdasarkan Depdiknas dalam Kusuma Aryani 2010: 39 merupakan materi yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari
segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa, untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter,
sesuai dengan yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Darmadi 2010: 7 mengemukakan meteri pokok Pendidikan
Kewarganegaraan yaitu menyangkut hubungan antara warganegara dan Negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara PPBN. Hal ini
berarti materi PKn membagun siswa dalam menentukan sikap dalam hubungan social dengan warga Negara lain. Dari pendapat tersebut
penulis mengambil kesimpulan bahwa PKn adalah salah satu mata pelajaran yang ditujukan untuk membagun peserta didik agar dapat
menjadi warga Negara yang mempunyai pengetahuan dalam menentukan sikap dalam relasinya dengan warga negara lain.
b. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan SD