mempunyai tugas yang sama berkumpul dalam kelompok baru yang nantinya disebut kelompok ahli, pada siklus I siswa diperkenankan mencari
jawaban melalui wawancara dan pada siklus II siswa tidak diperbolehkan mencari jawaban dengan wawancara selanjutnya didiskusikan dengan
kelompok ahli; 4 Selanjutnya anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan hasil diskusi dalam kelompk ahli dan
anggota lainnya mendengarkan dengan seksama; 5 Setiap kelompok mempresentasikan
hasil diskusi.
Hal ini
dimaksudkan untuk
mengkonfirmasi jawaban seluruh siswa; 6 Guru memberi evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa; 7 Kegiatan penutup, yaitu siswa dan guru
melakukan refleksi dan tindak lanjut. Hal ini berarti hipotesis dalam penelitian ini terbukti.
2. Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar
a. Motivasi Belajar Siswa
Hasil skor rata-rata motivasi siswa pada awal sebelum penelitian adalah 88,3 dan berada pada criteria cukup. Penggunaan model
pembelajaran kooperatif teknik jigsaw pada siklus I mengakibatkan adanya peningkatan skor rata-rata kuesioner motivasi siswa sebesar 6,6
menjadi 94,6 dan berada pada kriteria cukup. Pada siklus II terdapat peningkatan sebesar 13,2 yaitu rata-rata skor motivasi siswa menjadi
107,8 dan masuk dalam kriteria motivasi tinggi. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar 2: Peningkatan Skor Rata-Rata Motivasi Siswa b.
Prestasi Belajar Siswa
Pada awal sebelum penelitian nilai rata-rata prestasi siswa adalah 63,4 dan jumlah siswa yang memenuhi KKM adalah 6 40 dari 15
siswa. Skor prestasi siswa meningkat pada siklus I menjadi 65 dan 9 60 siswa mencapai KKM setelah pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif teknik jigsaw. Pada siklus II prestasi meningkat menjadi 74 dan ada 13 87 siswa mencapai KKM yang ditentukan.
Hal ini terjadi karena siswa sudah mengenal langkah pembelajaran yang ada dalam model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dan mengikuti
pembelajaran secara tertib. Peningkatan prestasi siswa dapat dilihat pada grafik berikut:
88.3 94.6
107.8
20 40
60 80
100 120
awal siklus I
siklus 2
HASIL SKOR RATA-RATA MOTIVASI SISWA
awal siklus I
siklus 2
Gambar 3: Peningkatan Nilai Rata-Rata Prestasi Siswa
Gambar 4: Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM
Berdasarkan pembahasan
diatas, dapat
disimpulkan bahwa
penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas III SD N
Nyamplung. Hal ini berarti hipotesis dalam penelitian ini terbukti.
63.4 65
74
58 60
62 64
66 68
70 72
74 76
awal siklus I
siklus 2
Nilai Rata-Rata Prestasi Siswa
awal siklus I
siklus 2
6 9
13
2 4
6 8
10 12
14
Awal Siklus I
Siklus II
Siswa yang Mencapai KKM
Awal Siklus I
Siklus II
99
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas III SD N Nyamplung dalam pelajaran PKn
dapat disimpulkan bahwa: 1. Pengunaan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dalam upaya
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas III SD N Nyamplung pada mata pelajaran PKn dilakukan dengan langkah-langkah
yang tepat. Langkah tersebut meliputi 1 Siswa dikelompokkan ke dalam 5 kelompook dengan anggota 3 orang heterogen dalam
akademiknya; 2 Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda dan diberi tugas yang berbeda sesuai dengan materinya; 3
Siswa yang mempunyai tugas yang sama berkumpul dalam kelompok baru yang nantinya disebut kelompok ahli, pada siklus I siswa
diperkenankan mencari jawaban melalui wawancara dan pada siklus II siswa tidak diperbolehkan mencari jawaban dengan wawancara
selanjutnya didiskusikan dengan kelompok ahli; 4 Selanjutnya anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal untuk menjelaskan hasil diskusi
dalam kelompk ahli dan anggota lainnya mendengarkan dengan seksama; 5 Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi. Hal ini
dimaksudkan untuk mengkonfirmasi jawaban seluruh siswa; 6 Guru