Peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas III SD N Nyamplung menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw.
i
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR PKN
SISWA KELAS III SD N NYAMPLUNG MENGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah dasar (PGSD)
Oleh:
Dian Kartika Sabatini NIM: 091134019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
(2)
ii
(3)
(4)
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
TUHAN YESUS KRISTUS
Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!
(Roma 11: 36)
Karya ini ku persembahkan untuk:
Bapak dan Ibuku tercinta
Bapak Djumar dan Ibu Surajimah yang selalu
mendukung dan mepercayaiku
Gumelar Seto Bawono Adikku tersayang, kakakku Tulus Subekti dan Arif
Kurniawan, Keponakanku Angel Syarputri Kurniawan, Mbak Siti dan Mbak
Wahyu dan seluruh keluarga besar Mbah Marto dan Mbah Sejo, Antonius
Surono
Sahabat-Sahabatku Mukti, Laura, Eka, Tyas, Stevani
The Nepo + (Pungki, Yoyo, Gita, Anton)
Terima kasih atas segala semangat, perhatian, bantuan dan kasih sayang
yang kalian berikan
Almamaterku: Universitas Sanata Dharma
(5)
v
MOTTO
“Bersandar Pada Tuhan Karena Ia Tau Apa yang Kita Butuhkan”
“Semua Indah Pada Waktu Yang Telah Ditentukan Tuhan”
Masa Depanmu Ada Di Tanganmu
Seberapapun Kita Melangkah dan Berusaha
Pasti Ada Perubahan Meskipun Perubahan Itu Tak Nampak
Cintai Pekerjaan Maka Pekerjaan Akan Mencintaimu
(6)
vi
(7)
(8)
viii
ABSTRAK
Dian Kartika Sabatini. 2013. Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar PKn Siswa Kelas III SD N Nyamplung Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui bagaimana penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas III SD N Nyamplung pada mata pelajaran PKn, (2) untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas III SD N Nyamplung pada mata pelajaran PKn.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada siklus I pembelajaran mengacu pada model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dengan metode wawancara dan pada siklus II tanpa metode wawancara. Subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas III SD N Nyamplung dengan jumlah 15 siswa. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 pada bulan Maret. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner, wawancara dan tes. Kuesioner dan wawancara digunakan untuk mengukur motivasi siswa, sedangkan tes untuk mengukur prestasi siswa. Instrumen diuji validitas dan reliabilitasnya melalui expert judgement dan empiris yang dihitung secara statistik dengan bantuan SPSS 16.0. Data yang telah diperoleh dianalisis secara deskriptif dan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi siswa. Hal ini ditunjukan dengan skor rata-rata motivasi siswa pada awal adalah 88,3 meningkat pada siklus I menjadi 94,6 dan pada akhir siklus II menjadi 107,8. Peningkatan prestasi belajar siswa ditunjukkan dengan nilai rata-rata siswa 63,4 meningkat menjadi 65 pada akhir siklus I dan 74 pada siklus II. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas III SD N Nyamplung pada mata pelajaran PKn.
Kata kunci : motivasi belajar, prestasi belajar, model kooperatif teknik jigsaw.
(9)
ix
ABSTRACT
Dian Kartika Sabatini. 2013. The Increasing Motivation and Learning Achievement in Citizenship Education of Students in Grade III SD N Nyamplung by Using Cooperative Learning Model of Jigsaw Technique. Teacher Education Program Elementary School, Department of Education, Faculty of Teacher Training and Education, University of Sanata Dharma.
This study is aimed (1) to find out how the use of cooperative learning of jigsaw technique can increase the motivation and learning achievement of grade III students at SDN Nyamplung in citizenship education subject, (2) to determine whether the use of cooperative learning of jigsaw technique can increase the motivation and learning achievement of grade III students at SD N Nyamplung in citizenship education subject.
This research is a classroom action research conducted in two cycles. In the first cycle the learning refers to the cooperative learning model of jigsaw technique with interview model and the second cycle is without interview. The subjects in this study were students of SD N Nyamplung with the amount of 15 students. The experiment was conducted in the second semester of academic year 2012/2013 in March. Instrument in this study was a questionnaire, interview and test. Questionnaire and interview were used to measure the students' motivation, while the test was to measure the students’ achievement. The instrument was tested for the validity and reliability through expert judgment and empirical that is calculated statistically with SPSS 16.0. The data have been analyzed by descriptive and qualitative.
The results of this research showed an increase in students’ motivation. This was evidenced by the average motivation score of students that was started in 88.3 increasing in the first cycle to 94.6 and at the end of the second cycle to 107.8. The increasing of students’ learning achievement was indicated by the students’ average value of 63.4 increasing to 65 by the end of the first cycle and 74 on the second cycle. Based on these data it can be concluded that the use of cooperative learning model of jigsaw technique can improve the motivation and learning achievement of students at SD N Nyamplung in Citizenship Education subject.
Keywords: motivation, academic achievement, cooperative model of jigsaw technique.
(10)
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karuniaanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR PKN SISWA KELAS III SD N NYAMPLUNG MENGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW ” sesuai dengan waktu
yang diharapkan. Skripsi ini disusun demi memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).
Terselesaikannya skripsi ini tentunya tidak lepas dari dorongan, perhatian dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Rohandi., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang tekah memberikan ijin penelitian.
2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., MA., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Bapak Drs. Paulus Wahana, M.Hum., selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan dorongan, motivasi dan perhatian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing II, yang dengan sabar telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan saran dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D., selaku dosen penguji, terima kasih atas saran dan dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Para dosen dan staf PGSD, terima kasih atas bantuan dan saran yang telah diberikan.
(11)
xi
7. Bapak Budiharjo, S.Pd.I., selaku kepala sekolah SD Negeri Nyamplung yang telah memberikan ijin dalam pelaksanaan penelitian.
8. Ibu Clara Prahestu Dwi Utami, S.Pd., selaku guru kelas SD Negeri Nyamplung yang telah membimbing, mengarahkan, dan membantu dalam pelaksanaan penelitian.
9. Siswa-siswi kelas SD Negeri Nyamplung yang dapat bekerja sama dalam pelaksanaan penelitian.
10. Orang tuaku yang terkasih, Bapak Djumar dan Ibu Surajimah serta keluargaku yang telah memberikan dukungan, kepercayaan dan kasih sayang.
11. Adikku Gumelar Seto Bawono, Kakakku Tulus Subekti dan Arif Kurniawan, Mbak Siti, Mbak Wahyu.
12. Antonius Surono, terima kasih atas dukungan,perhatian dan semangat yang selalu diberikan.
13. Sabahat-sahabatku, Mukti, Tyas, Laura, Eka, Stevani dan The Nepo +: Pungki, Yoyo, Gita, Anton terima kasih atas bantuan, perhatian dan motivasi yang kalian berikan.
14. Teman-teman PPL: Febri, Catur, Deka, Danang terima kasih atas bantuannya, Tere & Aji makasih sudah boleh nitip ngeprint, Nana, Shelly, Tyas Agnes, Reno, Meggy, Eka Prast terimakasih tebengan dan motivasi yang sudah kalian berikan.
15. Teman-teman angkatan 2009 C.
16. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga karya penelitian skripsi ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi banyak pihak. Penulis menyadari karya ini masih banyak kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan.
(12)
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
LEMBAR PENYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1
B.Batasan Masalah ... 6
C.Rumusan Masalah ... 7
D.Tujuan Penelitian ... 7
E.Manfaat Penelitian ... 8
F. Batasan Pengertian ... 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(13)
xiii BAB II LANDASAN TEORI
A.Hasil Penelitian yang Relevan ... 10
B.Kajian Pustaka 1. Motivasi Belajar ... 13
a. Pengertian ... 13
b. Fungsi Motivasi dalam Belajar ... 15
c. Bentuk-bentuk Motivasi di Sekolah ... 16
d. Ciri-ciri Siswa yang Mempunyai Motivasi ... 20
2. Prestasi Belajar ... 22
a. Pengertian Belajar ... 22
b. Pengertian Prestasi Belajar ... 23
c. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 24
3. Pembelajaran Kooperatif ... 26
a. Pengertian ... 26
b. Unsur Penting dalam Pembelajaran Kooperatif ... 27
c. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif ... 28
4. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw ... 29
a. Pengertian ... 29
b. Langkah Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw ... 30
5. Pendidikan Kewarganegaraan SD ... 32
a. Pengertian ... 32
(14)
xiv
C.Kerangka Berpikir ... 34
D.Hipotesis Penelitian ... 35
BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian ... 36
B.Setting Penelitian ... 37
C.Jadwal Penelitian ... 38
D.Rencana Tindakan ... 38
1. Persiapan ... 38
2. Rencana Setiap Siklus ... 39
E.Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 45
1. Indikator Keberhasilan Variabel ... 45
2. Pengumpulan Data ... 47
3. Instrumen Penelitian ... 48
F. Validitas dam Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 54
1. Uji Validitas ... 55
2. Uji Reliabilitas ... 60
G.Analisis Data ... 62
1. Kriteria Keberhasilan ... 63
2. Cara Menghitung Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar ... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitan 1. Proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 66
2. Hasil Motivasi Belajar Siswa ... 82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(15)
xv
3. Hasil Prestasi Belajar Siswa ... 86
B.Pembahasan 1. Upaya Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar ... 87
2. Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar ... 96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 99
B.Saran ... 100
C.Keterbatasan Penelitian ... 102
(16)
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jadwal Penelitian ... 38
Tabel 2 Variabel dan Indikator Motivasi ... 46
Tabel 3 Variabel dan Indikator Prestasi Belajar ... 46
Tabel 4 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 49
Tabel 5 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II ... 49
Tabel 6 Rincian Pemberian Skor Siklus I dan Siklus II ... 49
Tabel 7 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Siswa ... 50
Tabel 8 Pedoman Penskoring Kuesioner Siswa ... 51
Tabel 9 Kriteria Interpretasi Skor PAP II menurut Masidjo (2010:157) yang di modifikasi Peneliti ... 51
Tabel 10 Panduan Wawancara Guru ... 52
Tabel 11 Panduan Wawancara Siswa ... 53
Tabel 12 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 55
Tabel 13 Kriteria Perangkat Pembelajaran ... 56
Tabel 14 Hasil Validasi dan Kriterianya ... 56
Tabel 15 Hasil Perhitungan Validitas Soal Evaluasi Siklus I ... 57
Tabel 16 Hasil Perhitungan Validitas Soal Evaluasi Siklus II ... 58
Tabel 17 Hasil Perhitungan Validitas Kuesioner ... 59
Tabel 18 Koefisien Reliabilitas ... 61
Tabel 19 Hasil Reliabibitas Soal Evaluasi Siklus I ... 61
Tabel 20 Hasil Reliabibitas Soal Evaluasi Siklus II ... 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(17)
xvii
Tabel 21 Hasil Reliabilitas Kuesioner ... 61
Tabel 22 Kriteria Keberhasilan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa ... 63
Tabel 23 Penetapan Skor Kuesioner ... 63
Tabel 24 Contoh Skor Motivasi Siswa ... 64
Tabel 25 Target Keberhasilan dan Hasil Siklus I ... 74
Tabel 26 Target Keberhasilan dan Hasil Siklus II ... 81
Tabel 27 Skor Motivasi Belajar Sebelum Penelitian ... 82
Tabel 28 Skor Motivasi Belajar Setelah Siklus I ... 83
Tabel 29 Skor Motivasi Belajar Setelah Siklus II ... 84
Tabel 30 Hasil Kuesioner Motivasi Siswa ... 85
Tabel 31 Nilai Ulangan Harian PKn Siswa KD Mengenal kekhasan bangsa Indonesia, seperti kebhinnekaan, kekayaan alam, keramahtamahan Tahun 20011/2013 ... 86
Tabel 32 Skor dan Nilai Evaluasi Siklus I dan Siklus II ... 87
Tabel 33 Distribusi Skor dan Presentasi Motivasi Siswa Awal dan Siklus I ... 89
(18)
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Model Siklus PTK Kemmis dan Mc Taggart ... 36
Gambar 2 Peningkatan Skor Rata-Rata Motivasi Siswa ... 97
Gambar 3 Peningkatan Nilai Rata-Rata Prestasi Siswa ... 98
Gambar 4 Peningkatan Jumlah Siswa yang Mencapai KKM ... 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(19)
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus ... 106
Lampiran 2. RPP Siklus I dan II ... 112
Lampiran 3. Materi Pembelajaran Siklus I dan II ... 126
Lampiran 4. LKS Siklus I dan II ... 134
Lampiran 5. Hasil Pengerjaan LKS Siklus I dan II ... 145
Lampiran 6. Soal Evaluasi Siklus I dan II ... 165
Lampiran 7. Kunci Jawaban Soal Evaluasi I dan II ... 171
Lampiran 8. Hasil Pengerjaan Soal Evaluasi I dan II ... 172
Lampiran 9. Kuesioner Motivasi ... 185
Lampiran 10. Media Gambar ... 189
Lampiran 11. Uji Validitas Soal Evaluasi Siklus I dan II ... 190
Lampiran 12. Uji Validitas Kuesioner Motivasi ... 199
Lampiran 13. Uji Reliabilitas Instrumen ... 207
Lampiran 14. Nilai Ulangan Harian PKn Tahun 20011/2012... 209
Lampiran 15. Hasil Prestasi Belajar Siklus I dan II ... 210
Lampiran 16. Hasil Kuesioner Siswa Sebelum Penelitian, Setelah Siklus I dan II ... 211
Lampiran 17. Hasil Wawancara Guru dan Siswa ... 214
Lampiran 18. Dokumentasi Siklus I dan II ... 220
Lampiran 19. Surat Ijin Penelitian ... 224
(20)
xx
Lampiran 21. Tabel Niali r Product Moment ... 226 Lampiran 22. Biodata Penulis ... 227
(21)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan wahana untuk membentuk warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter. Hal ini sesuai dengan pernyataan Depdiknas (Kusuma Aryani dan Susatim, 2010: 39) yang menyatakan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah
“mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga Negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban dirinya yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945”.
Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa mata pelajaran PKn membantu siswa memahami, melaksanakan hak dan kewajibanya dengan berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 yang diharapkan dapat terwujud dalam bentuk perilaku kehidupan sehari-hari. Hal ini berarti mata pelajaran PKn penting bagi siswa, sehingga materi dalam pelajaran ini harus dikuasai. Guru sebagai pendidik dan pengajar wajib untuk mengoptimalkan proses pembelajaran agar siswa dapat menguasai materi tersebut. Rusman (2011: 3) mengatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pada proses interaksi tersebut, guru harus membagun motivasi siswa agar pembelajaran dapat berhasil. Seperti pendapat Sardiman (2011: 40) yang mengatakan bahwa seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada
(22)
2
keinginan untuk belajar, keinginan atau dorongan inilah yang disebut motivasi. Lebih lanjut, Sardiman (2011: 75) mengungkapkan motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga mencapai tujuan yang dikendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi akan lebih mudah mencapai tujuan pembelajaran, dengan demikian prestasi belajar siswapun akan tinggi.
Pada kenyataannya siswa Kelas III SD N Nyamplung belum mempunyai motivasi dan prestasi belajar yang tinggi pada mata pelajaran PKn. Berdasarkan wawancara pada tanggal 20 September 2012 dengan guru kelas III SD N Nyamplung, guru mengemukakan bahwa mata pelajaran yang sulit adalah mata pelajaran PKn. Dalam mengajarkan materi-materi PKn guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Beliau mengatakan bahwa lebih dari 50% dari 15 siswanya tidak termotivasi pada pelajaran tersebut. Hal ini terlihat dari siswa yang tidak menyelesaikan tugasnya dan lebih senang mengerjakan pekerjaan lain yang tidak berhubungan dengan pelajaran PKn.
Peneliti mewawancarai 15 siswa mengenai mata pelajaran yang paling sulit. Hasil wawancara tersebut menunjukkan 10 siswa mengatakan bahwa mata pelajaran PKn adalah mata pelajaran yang paling sulit, 3 siswa mengatakan Matematika dan 2 siswa mengatakan Bahasa Jawa. Dari 10 siswa yang mengatakan mata pelajaran PKn adalah mata pelajaran yang paling sulit,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(23)
peneliti mewawancarai dua siswa untuk memperoleh informasi lebih lanjut. SA dan YU mengakui bahwa mata pelajaran PKn sulit karena harus banyak membaca. Guru meminta mereka membaca materi selanjutnya guru menjelaskan disertai tanya jawab, sedangkan siswa tidak diperbolehkan berdiskusi dengan teman lainnya.
Hal ini diperkuat dengan hasil pengamatan informal dikelas yang dilakukan pada tanggal 20 September 2012, peneliti menemukan kurangnya motivasi siswa dalam mengerjakan soal maupun dalam memperhatikan guru saat mengajar. Guru dalam mengajar menggunakan metode ceramah dan sesekali mengunakan metode tanya jawab, kegiatan pembelajarannyapun kurang bervariasi yaitu siswa duduk mendengarkan dan guru menjelaskan.
Seperti diungkap Syah (1997: 203) bahwa metode ceramah menyampaikan informasi secara lisan dan siswa mengikuti pembelajaran secara pasif. Hal ini terlihat ketika pembelajaran siswa tidak diberi kesempatan bertanya kepada teman. Hal lain yang dpat dilihat adalah ekspresi siswa yang langsung diam sekejap dan tampak bingung ketika diberi pertanyaan pada guru karena tidak bisa menjawab, siswa nampak takut dengan guru ketika diberi pertanyaan. Siswa juga menunjukan tidak semangat atau bergairah dalam mengikuti pembelajaran, sesekali siswa menguap dan meletakkan kepalanya di atas meja.
Pada saat siswa diberi tugas untuk mencatat dan ditinggalkan guru, siswa melakukan hal lain seperti berbicara dengan siswa lain atau jalan-jalan mengganggu siswa lain. Dari lima belas siswa hanya empat anak (26,67%)
(24)
4
yang dapat duduk dengan tenang saat mengerjakan tugas, (60%) atau sembilan anak bermain meskipun masih di bangku dan dua anak lainnya (13,33%) berjalan-jalan dan tidak mengerjakan tugas. Ketiak guru datang siswa ditegur dan siswa menjawab “Lha angel bu, le moco akeh”(Susah bu, harus membaca banyak!) dan guru menegur kembali “Mulakno ra gojek wae, lek digarap!” (Makanya jangan bermain terus! Cepat kerjakan!) lalu siswa duduk memperhatikan namun selang beberapa saat kembali bermain dengan teman lain. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn rendah.
Hasil kuesioner yang dibagikan pada siswa sebelum penelitian pada tanggal 11 Februari 2013 menunjukkan rata-rata skor siswa 88,3. Dari 15 siswa 53,3% (8) siswa mempunyai motivasi yang rendah, 5 atau 33,3% siswa mempunyai motivasi cukup dan 2 siswa (13,3%) mempunyai motivasi tinggi. Dari penjelasan diatas terlihat bahwa motivasi siswa masih rendah dalam mengikuti pembelajaran PKn.
Selain itu, hasil observasi dokumentasi yang diambil dari nilai ulangan harian pada kompetensi dasar mengenal kekhasan bangsa Indonesia, seperti kebhinekaan, kekayaan alam, keramahtamahan, siswa kelas III SD N Nyamplung pada tahun ajaran 2011/2012 menunjukkan bahwa 9 (60%) dari 15 siswa, tidak mencapai dari nilai KKM (lihat lampiran 14 hal 209 ). Padahal nilai KKM yang ditentukan sekolah adalah 65. Hal ini menunjukkan adanya masalah dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran PKn dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(25)
kompetensi dasar mengenal kekhasan bangsa Indonesia, seperti kebhinekaan, kekayaan alam, keramahtamahan.
Bertitik tolak pada uraian di atas, maka diperlukan penelitian tindakan kelas untuk menangani masalah tersebut. Tindakan ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas III di SD N Nyamplung pada mata pelajaran PKn. Tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa sehingga siswa dapat termotivasi dan berdampak pada prestasi belajarnya. Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang dapat menumbuhkan motivasi siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Michaels (1977) dalam Solihatin (2012: 103) yang mengatakan cooperative learning is more effective in increasing motivation and performance students (pembelajaran kooperatif lebih efektif dalam meningkatkan motivasi dan prestasi siswa).
Model pembelajaran kooperatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw. Penelitian Jhonson & Jhonson dalam Rusman (2011: 219) mengungkap bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dapat memberi pengaruh positif terhadap perkembangan anak seperti meningkatkan hasil belajar, daya ingat, keterampilan kerja sama, hubungan dan mendorong adanya motivasi (kesadaran individual). Hal ini diperkuat dengan pendapat Eggen P. & Kauchak (2012: 143) yang mengatakan bahwa dengan strategi jigsaw dapat memberi siswa pengalaman mengumpulkan dan mengatur informasi,
(26)
6
mengembangkan kemandirian dan bekerja sama dengan orang lain karena salah satu ciri siswa yang mempunyai motivasi adalah lebih senang kerja mandiri (Sardiman 2011: 83) dan salah satu bentuk motivasi dalam kelas menurut Fudyartanto (2002: 292) adalah memakai kompetisi dan kerjasama.
Mata pelajaran PKn akan lebih mudah dipelajari dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw karena terdapat kerjasama anggota kelompok dan motivasi yang akan mendukung proses pembelajaran. Selain itu, pembagian materi pada setiap siswa akan mempermudah pemahaman siswa, karena mereka bertangung jawab atas materinya sendiri yang akan disimpulkan dalam kelompok ahli. Kelompok ahli tersebut akan kembali ke kelompok semula dan bertukar informasi kepada rekan kelompoknya, sehingga keseluruhan materi akan tercapai.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas untuk menjawab masalah tersebut dengan judul “PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR PKN SISWA KELAS III SD N
NYAMPLUNG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW”. Pengunaan model pembelajaran ini diharapkan mampu meningkatan motivasi dan prestasi belajar PKn siswa kelas III SD N Nyamplung.
B. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada siswa kelas III SD N Nyamplung tahun ajaran 2012/2013 dengan kompetensi dasar mengenal kekhasan bangsa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(27)
Indonesia, seperti kebhinekaan, kekayaan alam, keramahtamahan dengan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengunaan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dalam upaya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas III SD N Nyamplung pada mata pelajaran PKn?
2. Apakah pengunaan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas III SD N Nyamplung pada mata pelajaran PKn?
D. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dalam upaya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas III SD N Nyamplung pada mata pelajaran PKn.
2. Untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas III SD N Nyamplung pada mata pelajaran PKn.
(28)
8
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Peneliti
Peneliti dapat memperoleh informasi yang lebih tentang penggunaan teknik jigsaw dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. 2. Siswa
Siswa dapat termotivasi mengikuti pembelajaran dan dapat berkembang pengetahuan, pengalaman serta ketrampilan sosialnya sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.
3. Bagi Guru
Guru dapat merancang dan menerapkan teknik jigsaw dalam mengajarkan materi yang ada dalam mata pelajaran PKn.
4. Bagi Program Studi
Penelitian ini dapat menambah referensi skripsi pada perpustakaan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
5. Bagi Sekolah
Bagi sekolah penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan dibidang akademik agar dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa, sehingga mutu pendidikan di sekolah meningkatkan.
(29)
F. Batasan Pengertian
Batasan pengertian dalam penelitian ini adalah:
1. Teknik jigsaw adalah salah satu jenis teknik yang ada dalam model pembelajaran kooperatif yang didalamnya terdapat kelompok asal dan kelompok ahli dimana dalam kelompok asal siswa diberi materi selanjutnya materi tersebut dibahas dalam kelompok ahli dan diinformasikan dalam kelompok asal sehingga informasi dapat menyebar pada seluruh siswa.
2. Pelajaran Pkn adalah pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
3. Motivasi belajar adalah pengerak atau dorongan yang ada dalam diri siswa untuk melakukan suatu kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran itu tercapai.
4. Prestasi belajar adalah hasil dari kegiatan yang telah dilakukan siswa dalam proses pembelajaran dan dapat dilihat dari skor yang diperoleh siswa ketika siswa mengerjakan tes atau soal evaluasi.
(30)
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hasil Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Aminah (2011) meneliti tentang upaya peningkatan motivasi dan prestasi
belajar biologi melalui model jigsaw. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan proses pembelajaran biologi melalui model jigsaw pada materi pokok jamur pada siswa kelas X3 MAN Gandekan Bantul dan untuk mengetahui peningkatan motivasi dan prestasi belajar biologi pada tiap siklusnya. Penelitian ini adalah penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas X3 MAN Gandekan Bantul tahun ajaran 2009/2010. Data-data yang dikumpulkan berupa data motivasi dan prestasi kognitif siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar angket motivasi belajar siswa untuk data motivasi dan lembar soal pre-test dan post-test untuk data prestasi siswa. Analisis data untuk motivasi belajar siswa menggunakan analisis kualitatif deskriptif. Sedangkan untuk data prestasi diperoleh dari effec size, yaitu selisih antara rerata post test siklus I dengan rerata pos-test siklus I. Hasil analisis motivasi siswa terjadi peningkatan rerata dari siklus I dengan siklus II. Prestasi siswa mengalami peningkatan pada tiap siklusnya, yaitu ditandai dengan meningkatnya nilai rata-rata post test siklus II dibanding siklus I sebesar 2,2. Dengan demikian, penerapan model jigsaw dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(31)
mleningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas X3 MAN Gandekan Bantul tahun ajaran 2009/2010.
2. Fuadah (2011) meneliti tentang penerapan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V di SD Maarif Pandaan Tahun Ajaran 2010/2011. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan dari siklus I dengan presentase 71,42% meningkat menjadi 95,23% pada siklus II. Siswa yang semula malas memperhatikan pelajaran dan lebih suka bercanda dengan temannya pada siklus I menjadi bersemangat mengikuti proses pembelajaran pada siklus II karena termotivasi oleh penerapan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang banyak melibatkan siswa dalam proses belajar seperti berdiskusi dan membentuk kelompok. Hasil penelitian hasil belajar siswa pada siklus I persentase ketuntasan belajar siswa adalah 87,17% (34 siswa) dengan nilai rata-rata 70, terdapat 5 siswa yang belum tuntas belajar. Pada siklus II peneliti ikut serta dalam pelaksanaan diskusi setiap anggota kelompok sehingga persentase ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 89,74% (35 siswa) dengan nilai rata-rata 88.
3. Zuhri (2008) meneliti tentang pembelajaran kooperatif, teknik jigsaw, motivasi berprestasi, dan hasil belajar geografi pada siswa SMA. Guru geografi lebih banyak menyampaikan informasi dengan metode ceramah, sehingga diperlukan suatu metode yang dalam menyelesaikan masalah tersebut. Metode pembelajaran teknik jigsaw bertujuan untuk memperkaya pengalaman siswa dalam menyelesaikan permasalahan yang dilakukan
(32)
12
secara berkelompok. Metode jigsaw dipercaya dapat meeningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Metode penelitian ini adalah penelitian quasi dengan subjek siswa kelas XI program ilmu-ilmu social SMA N 2 Selong kabupaten Lombok Timur Tahun 2006/2007. Kelompok control berjumlah 40 orang dengan 21 orang bermotivasi dan berprestasi tinggi dan 19 orang bermotivasi dan berprestasi rendah dan kelompok eksperimen berjumlah 40 orang dengan 20 orang memiliki motivasi berprestasisi tinggi dan 20 siswa memiliki motivasi dan berprestasi rendah, kelompok control pembelajaran dengan pembelajaran diskusi dan kelompok eksperimen dengan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw. Hasil penelitian menunjukkan H0 ditolak dan H1 diterima ada perbedaan signifikan perolehan hasil belajar geografi antara siswa yang belajar dengan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dengan siswa yang belajar dengan teknik diskusi. Penggunaan teknik jigsaw lebih baik dari pada teknik diskusi, selain itu tinggkat motivasi berpengaruh signigfikan dengan hasil belajar.
Ketiga penelitian tersebut relevan dengan penelitian ini kerena penelitian tersebut menggunakan model pembelajaran yang sama yaitu model pembelajaran teknik jigsaw. Berdasarkan penelitian yang relevan dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran teknik jigsaw dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar atau hasil belajar. Pada penelitian tersebut belum ada yang meleliti tentang peningkatan motivasi dan prestasi belajar PKn untuk siswa SD Negeri Kelas III. Oleh karena itu, peneliti memfokuskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(33)
penggunaan model pembelajaran teknik jigsaw dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa Kelas III SD. Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh hasil yang sesuai atau lebih baik dari penelitian-penelitian yang sebelumnya.
B. Kajian Pustaka
1. Motivasi Belajar
a. Pengertian
Schunk, Pintrich, and Meece (2008: 4) mendefinisikan motivasi sebagai “the process whereby goal-directed activity is instigated and sustained” yang berarti proses dimana aktivitas diarahkan pada tujuan berpengaruh dan berkelanjutan. Pendapat lain menurut Mc. Donald dalam Sardiman (2011: 73) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Pada pembelajaran selalu ada tujuan yang akan dicapai, sehingga diperlukan adanya tanggapan terhadap tujuan pembelajaran atau motivasi dalam pembelajaran. Oleh karena itu motivasi dalam pembelajaran penting agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal ini dipertegas oleh pendapat Uno (2007: 23) bahwa motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.
Sardiman (2011: 75) berpendapat bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan
(34)
14
yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga mencapai tujuan yang dikendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor instrinsik berupa hasrat dan keinginan berhasil, dorongan kebutuhan belajar, harapan dan cita-cita, sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik (Uno, 2007: 23)
Hamalik (2003: 86) menyebutkan faktor instrinsik yang mempengaruhi motivasi adalah kebutuhan, dorongan dan kesadaran akan tujuan belajar, sedangkan faktor ekstrinsik yang mempengaruhi motivasi adalah rangsangan atau desakkan dari luar misalnya hadiah ganjaran, hukuman dan harapan lainya. Hal ini sejalan dengan pendapat Santrock (2009: 199) yang mengemukakan ada dua jenis motivasi yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (sebuah cara untuk mencapai tujuan), sedangkan motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi hal itu sendiri (sebuah tujuan itu sendiri).
Peningkatan motivasi intrinsik dalam diri siswa dilakukan dengan memberi sejumlah pilihan dan memberikan kesempatan bagi tanggung jawab personal Dalam prespektif kognitif, motivasi yang lebih signifikan dari anak adalah motivasi instrinsik karena lebih murni dan langgeng sehingga serta tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(35)
orang lain (Syah, 1997: 137). Antrock (2009: 199) menambahkan motivasi melibatkan proses yang memberikan energi, mengarahkan dan mempertahankan perilaku. Dengan demikian perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang mengandung energi, memiliki arah dan dapat dipertahankan. Dari beberapa pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa motivasi belajar adalah pengerak atau dorongan yang ada dalam diri siswa untuk melakukan suatu kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran itu tercapai.
b. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Fungsi motivasi menurut Fudyartanto (2002: 258) adalah (1) Motivasi dapat mengatur dan mengarahkan tingkah laku manusia. (2) Motivasi merupakan penyeleksi tingkah laku manusia. (3) Motivasi dapat member energy dan menahan tingkah laku manusia.
Sardiman (2011: 85) menambahkan fungsi motivasi adalah (1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang dikerjakan. (2) Menentukan arah perbuatannya, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. (3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
(36)
16
Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa fungsi motivasi berperan penting dalam mencapai tujuan. Pada kegiatan pembelajaran fungsi motivasi sangat penting dalam mencapai tujuan pembelajaran. Adanya motivasi siswa dalam belajar membuat tujuan pembelajaran akan lebih mudah dicapai.
c. Bentuk-bentuk Motivasi di Sekolah
Beberapa bentuk motivasi yang ada di sekolah menurut Sardiman (2011: 92-95); (1) Pemberian angka atau nilai (apalagi angka yang bagus) bagi anak didik akan menjadi motivasi tersendiri. Ia bisa memilih untuk mendapatkan angka yang lebih tinggi lagi, atau minimal mempertahankan angka yang telah didapatnya; (2) Siswa dapat termotivasi dengan pemberian hadiah. Misalnya, guru menjanjikan hadiah bagi anak didik yang berhasil mencapai angka standar atau berhasil menjawab pertanyaan. Akan tetapi, pemberian hadiah harus dibatasi juga, jangan sampai anak didik hanya akan mau mendapatkan nilai yang tinggi atau menjawab pertanyaan guru hanya jika ia diberi hadiah; (3) Adanya saingan/ kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa; (4) Ego-involemen yaitu anak didik akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik untuk menjaga harga dirinya; (5) Memberi ulangan, siswa akan giat belajar apabila mereka mengetahuai bahwa akan ada ulangan, sehingga member ulangan dapat dijadikan sarana motivasi; (6) Peserta didik mengetahui hasil pekerjaannya. Hal ini akan mendorong anak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(37)
didik agar lebih giat lagi dalam belajar; (7) peserta didik diberi pujian, dengan pujian yang baik dan positif akan memupuk suasana yang menyenangkan dan meningkatkan gairah belajar; (8) Pemberian hukuman bagi peserta didik. Hukuman tidak selamanya berdampak negatif jika diberikan pada saat yang tepat dengan alasan yang jelas, dan dengan jenis hukuman yang logis sesuai dengan kesalahannya; (9) Proses belajar akan berjalan dengan baik jika dilandasi minat untuk belajar. Minat adalah instrumen motivasi yang kedua setelah kebutuhan; (10) Adanya hasrat untuk belajar, hasrat untuk belajar merupakan sesuatu yang muncul dalam diri anak didik, yang mengakibatkan anak didik mau belajar lebih giat lagi; (11) Tujuan yang diakui, tujuan yang diakui dan diterima dengan baik oleh anak didik merupakan instrumen motivasi yang sangat penting, sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, maka akan timbul gairah untuk terus belajar dengan giat dan sungguh-sungguh.
Pendapat yang hampir sama diungkapkan Djamarah (2010: 149-156) mengenai bentuk-bentuk motivasi yaitu; (1) Guru memberikan angka pada anak didik. Angka dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak didik. Angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan kepada anak didik untuk mempertahankan atau bahkan lebih meningkatnya prestasi belajar mereka; (2) Guru memberikan hadiah pada anak didik.Hadiah adalah sesuatu yang diberikan kepada orang lain sebagai penghargaan atau
(38)
18
kenang-kenangan/ cenderamata; (3) Guru memberikan pujian pada anak didik.Pujian adalah alat motivasi yang positif. Dalam kegiatan belajar mengajar, pujian dapat dimanfaatkan sebagai alat motivasi. Pujian tidak hanya dapat diberikan kepada seorang anak didik, tetapi dapat juga diberikan kepada semua anak didik; (4) Guru menggunakan gerakan tubuh dalam memotivasi anak didik. Gerakan tubuh merupakan penguatan yang dapat membangkitkan gairah belajar anak didik, sehingga proses belajar mengajar lebih menyenangkan; (5) Guru memberi tugas pada anak didik; (6) Guru melakukan ulangan; (7) Guru membuat rasa ingin tahu terhadap hasil pembelajaran; (8) Pemberian hukuman terhadap siswa. Hukuman adalah reinforcement yang negatif, tetapi diperlukan dalam pendidikan. Hukuman yang dimaksud adalah hukuman yang bersifat mendidik kesalahan anak didik karena melanggar disiplin dapat diberikan hukuman berupa sanksi menyapu lantai, mencatat bahan pelajaran yang ketinggalan, atau apa saja yang sifatnya mendidik.
Fudyartanto (2002: 290-294) menambahkan teknik untuk memotivasi siswa dalam kelas yaitu; (1) Memakai prinsip senang dan tidak senang. Jika siswa senang maka siswa akan memperkuat dorongan untuk mencapai tujuan; (2) Memakai hadian dan hukuman. Hukuman merupakan cara lain yang dapat mendorong siswa untuk menyelesaikan sesuatu; (3) Level aspirasi. Suatu cara yang dilakukan oleh guru untuk membangkitkan siswa ke tingkatan berikutnya; (4) Memakai kompetisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(39)
dan kerjasama. Kompetisi merupakan usaha untuk membangkitkan minat belajar siswa, sedangkan kerja sama akan membangkitkan dorongan siswa untuk belajar. Dengan kerjasama antar kelompok, maka siswa akan dituntut untuk menjadikan kelompoknya yang terbaik; (5) Pemakaian hasil belajar sebagai umpan balik. Hasil-hasil pembelajaran yang jurang baik dijadikan cambuk untuk mempergiat belajar anak, agar mereka mendapatkan hasil yang labih baik; (6) Pemberian pujian dan celaan bagi anak. Pemberian pujian akan lebih efektif dari pada celaan, sehingga anak dapat termotivasi; (7) Guru harus menciptakan sesuatu yang baru bagi anak, sebab hal yang baru akan lebih diperhatikan peserta didik; (8) Guru harus menyiapkan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran harus dipersiapkan agar peserta didik dapat terpusat dan terarah pad tujuan tersebut; (9) Guru tidak memakai prosedur yang menekar agar peserta didik tidak tertekan dalam proses pembelajaran; (10) Guru memberikan contoh atau model yang menarik, model ini akan menarik perhatian siswa; (11) Guru harus mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar.
Dari beberapa pendapat tersebut peneliti menggunakan bentuk-bentuk motivasi dalam kelas yang nantinya digunakan dalam melaksanakan pembelajaran berdasarkan prinsip model belajar kooperatif dengan teknik jigsaw. Bentuk-bentuk motivasi tersebut adalah; (1) Pemberian angka atau nilai (apalagi angka yang bagus) bagi anak didik akan menjadi motivasi tersendiri; (2) Memakai kompetisi
(40)
20
dan kerjasama. Kompetisi merupakan usaha untuk membangkitkan minat belajar siswa, sedangkan kerja sama akan membangkitkan dorongan siswa untuk belajar; (3) Peserta didik mengetahui hasil pekerjaannya. Hal ini akan mendorong anak didik agar lebih giat lagi dalam belajar; (4) Peserta didik diberi pujian, dengan pujian yang baik dan positif akan memupuk suasana yang menyenangkan dan meningkatkan gairah belajar; (5) Guru menggunakan gerakan tubuh dalam memotivasi anak didik. (6) Pemakaian hasil belajar sebagai umpan balik. Hasil-hasil pembelajaran yang kurang baik dijadikan cambuk untuk mempergiat belajar anak, agar mereka mendapatkan hasil yang labih baik; (7) Guru harus menciptakan sesuatu yang baru bagi anak, sebab hal yang baru akan lebih diperhatikanpeserta didik; (8) Guru harus menyiapkan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran harus dipersiapkan agar peserta didik dapat terpusat dan terarah pad tujuan tersebut ;(9) Guru melakukan ulangan; (10) Guru memberi tugas pada anak didik; (11) Guru harus mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar.
d. Ciri-Ciri Siswa yang Mempunyai Motivasi
Sardiman (2011:83) mengungkapkan siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dapat dicirikan sebagai berikut: (1)Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai); (2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak cepat putus asa); (3) Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(41)
berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya); (4) ebih senang kerja mandiri; (5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin; (6) Dapat memperthanankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu); (7) Tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakininya; (8) Senang mencari dan memecahkan soal-soal.
Hal yang sama diungkapkan oleh Uno (2007: 23) bahwa indikator motivasi belajar yakni; (1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) Adanya penghargaan dalam belajar; (5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif.
Dari kedua pendapat tersebut, peneliti memilih cirri; (1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai); (2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak cepat putus asa); (3) Tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya; (4) Senang memecahkan soal-soal; (5) Adanya keinginan berhasil; (6) Adanya kebutuhan dalam belajar; (7) Adanya lingkungan belajar yang kondusif.
Ciri-ciri tersebut digunakan sebagai acuan untuk membuat indikator-indikator dalam menyusun kuesioner motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Indikator-indikator ini dituangkan dalam lembar observasi siswa dan kuesioner. Hasil dari kuesioner
(42)
22
tersebut digunakan untuk melihat apakah siswa mempunyai motivasi dalam pembelajaran atau tidak.
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010: 2). Pendapat yang hampir sama diungkap Mulyati (2005: 5) yaitu belajar merupakan suatu usaha sadar individu untuk mencapai tujuan peningkatan diri melalui latihan-latihan dan pengulangan-pengulangan dan perubahan yang terjadi bukan karena peristiwa kebetulan. Sejalan dengan kedua pendapat tersebut Winkle mengungkapkan (2004: 59) bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan, pamahaman, ketrampilan dan nilai sikap perubahan itu secara relatif, konstan dan berbekas.
Ketiga pendapat tersebut mempunyai kesamaan dalam mendefinisikan pengertian belajar. Persamaan tersebut antara lain adanya perubahan dalam seseorang yang mempunyai tujuan. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses untuk merubah tingkah laku secara keseluruhan, baik dalam pengetahuan, pamahaman, ketrampilan dan nilai sikap yang dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(43)
secara sadar dari interaksi dengan lingkungan untuk tujuan meningkatkan diri.
b. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar menurut Djamarah (1994: 19) adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan dan diciptakan secara individu maupun secara kelompok. Hal ini sejalan dengan pendapat Lanawati (1999) dalam Hawadi dan Reni (2006: 168) yang mengungkapkan bahwa prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan instruksional yang menyangkut isi pelajaran dan perilaku yang diharapkan dari siswa. Dari kedua pendapat tersebut peneliti mengambil kesimpulan bahwa prestasi belajar mempunyai keterkaitan dengan hasil belajar. Hasil belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:3) adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Pendapat lain mengatakan hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap sikap, apresiasi dan ketrampilan (Suprijono 2009: 5).
Purwanto (2009: 46) juga mengemukakan mengenai pengertian hasil belajar yaitu pencapaian tujuan belajar siswa yang mengikuti proses pembelajaran. Pendapat ini sejalan dengan pendapat Nana Sudjana (2010: 22) yang mendefinisikan hasil belajar sebagai
(44)
24
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.
Jadi prestasi belajar dapat dikatakan sebagai hasil dari belajar. Dalam penelitian ini yang dimaksud prestasi belajar adalah hasil dari kegiatan yang telah dilakukan siswa dalam proses pembelajaran. Hasil ini dapat dilihat dari skor yang diperoleh siswa ketika siswa mengerjakan tes atau soal evaluasi dan ketercapaiannya dalam KKM karena KKM adalah acuan untuk menetapkan seorang siswa secara minimal memenuhi persyaratan penguasaan atas materi tertentu (Prayitno, 2009: 418)
c. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Mulyasa (2006: 191-192) mengemukakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu: pertama, pengaruh faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik dapat digolongkan ke dalam faktor sosial dan non sosial. Dalam faktor eksternal proses dan prestasi belajar guru berperan sebagai fasilitator. Kedua, pengaruh faktor internal yaitu: banyak pengaruh atau rangsangan dari faktor eksternal yang mendorong individu belajar, keberhasilan belajar itu akan ditentukan oleh faktor diri (internal) beserta usaha yang dilakukannya.
Pendapat lain diungkap Miranda (2000), Winkel (1986), dan Santrock (1998) dalam Hawadi dan Reni (2006:168-169)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(45)
mengemukakan bahwa farktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah yang pertama faktor-faktor yang ada pada siswa yaitu: taraf inteligensi, bakat khusus, taraf pengetahuan yang dimiliki, taraf kemampuan berbahasa, taraf organisasi kognitif, motivasi, kepribadian, perasaan, sikap, minat, konsep diri dan kondisi fisik dan psikis (termasuk cacat fisik dan kelainan psikologis). Kedua, faktor-faktor yang ada pada lingkungan keluarga, hubungan antar orang tua, hubungan orang tua dan anak, jenis pola asuh dan keadaan sosial ekonomi keluarga. Ketiga, faktor-faktor yang ada pada lingkungan sekolah yaitu guru (kepribadian guru, sikap guru terhadap siswa, keterampilan didaktik, dan gaya mengajar), kurikulum, organisasi sekolah, sistem sosial di sekolah, keadaan fisik sekolah dan fasilitas pendidikan, hubungan sekolah dengan orang tua. Keempat, faktor-faktor pada lingkungan sosial yang lebih luas yaitu: keadaan sosial, politik, dan ekonomi dan keadaan fisik: cuaca, dan iklim
Dari pendapat tersebut peneliti menyimpulkan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah pertama, faktor internal yaitu faktor dalam diri siswa sendiri misalnya taraf inteligensi, minat dan motivasi siswa. Kedua faktor eksternal yaitu faktor dari luar diri siswa yang didalamnya ada faktor lingkungan baik dari lingkungan social, guru dan keluarga. Dalam hal ini peneliti mencoba meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menumbuhkan motivasi (faktor internal) dan penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik
(46)
26
jigsaw oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran (faktor eksternal). Faktor eksternal yang dimaksud adalah ketika siswa dikelompokkan dalam kelompok asal maupun kelompok ahli, siswa dapat bersosialisasi dengan siswa lain dan bekerja sama sehingga prestasi belajar siswapun meningkat.
3. Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian
Rusman (2011: 202) berpendapat mengenai pembelajaran kooperatif yaitu bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Slavin (1995) dalam Isjoni, dkk (2007: 150) mengemukakan pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana kelompok belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. Hal ini dipertegas oleh Priyanto (2007) dalam buku Made Wena (2009: 189) mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu dan prinsip dasar pembelajaran pembelajaran kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan bersama.
(47)
Dari beberapa pendapat diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengelompokan siswa orang secara heterogen sehingga siswa dapat belajar dan bekerja secara kolaboratif untuk mencapai tujuan yang sama heterogen dalam penelitian ini adalah falam tingkat kognitifnya.
b. Unsur Penting dalam Pembelajaran Kooperatif
Roger dan David Johnson (dalam Sugiyanto, 2010: 58) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap pemebelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran gotong-royong harus diterapkan, yang meliputi; (1) Saling ketergantungan positif, artinya bahwa keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya; (2) Tanggung jawab perseorangan, artinya setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik; (3) Tatap muka, maksudnya bahwa setiap kelompok harus dberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi; (4) Komunikasi antar anggota, artinya agar para pembelajar dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi; (5) Evaluasi proses kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya dapat bekerja sama lebih efektif.
Kelima unsur tersebut penting dalam pembelajaran kooperatif. Semua unsur harus diperhatikan agar dapat nampak dalam kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini pembelajaran PKn dalam materi mengenal
(48)
28
kekhasan bangsa Indonesia seperti kebinekaan, kekayaan alam, keramahtamahan.
c. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
Rusman (2011: 207), terdapat karakteristik atau ciri-ciri pembelajaran kooperatif yaitu; (1) Pembelajaran secara tim, pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus membuat siswa belajar. Setiap anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran; (2) Didasarkan pada manajemen kooperatif, manajemen kooperatif memiliki tiga fungsi, yaitu: (a) Sebagai perencanaan pelaksanaan menunjukkan bahwa pelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan, (b) Sebagai organisasi, menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan efektif, (c) Sebagai kontrol, menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui bentuk tes maupun nontes; (4) Kemauan untuk bekerja sama, keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau kerja sama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerja sama yang baik, pembelajaran kooperatif tidak akan mencapai hasil yang optimal; (5) Ketrampilan bekerja sama, kemampuan bekerja sama itu dipraktikkan melalui aktivitas dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(49)
kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Ciri pembelajaran kooperatif tersebut digunakan dalam penelitian ini. Dengan adanya ciri tersebut dapat memudahkan peneliti untuk membuat rencana pembelajaran. Hal ini dilakukan agar model pembelajaran kooperatif dapat terlihat dalam proses pembelajaran.
4. Model Kooperatif Teknik Jigsaw
a. Pengertian
Jigsaw dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah puzzle yaitu teka-teki menyusun potongan gambar. Pembelajaran kooperatif teknik jigsaw ini mengambil pola cara kerja sebuah potongan gergaji (zigzag), yaitu siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama (Rusman, 2011: 217). Pembelajaran kooperatif dengan teknik jigsaw diawali dengan pengenalan topik yang akan dibahas oleh guru. Guru bisa menuliskan topik yang dipelajari pada papan tulis, white board, penayangan power point dan sebagainya (Suprijono, 2009: 89). Dalam model kooperatif jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat meningkatkan ketrampilan berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung jawab terhadap
(50)
30
keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari dan dapat menyampaikan informasinya kepada kelompok lain (Rusman, 2011: 218).
Dari pendapat tersebut peneliti mengambil kesimpulan bahwa model kooperatif teknik jigsaw adalah salah satu jenis teknik yang ada dalam model pembelajaran kooperatif yang didalamnya terdapak kelompok asal dan kelompok ahli dimana dalam kelompok asal siswa diberi materi selanjutnya materi tersebut dibahas dalam kelompok ahli dan diinformasikan dalam kelompok asal sehingga informasi dapat menyebar pada seluruh siswa.
b. Langkah Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif teknik jigsaw (Stephen, Sikes and Snapp dalam Rusman, 2011: 220) sebagai berikut; (1) Siswa dikelompokkan ke dalam 1 sampai 5 tim, tiap tim terdiri dari 4-5 orang; (2) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda; (3)Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan; (4) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/subbab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan subbab mereka; (5) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu ti mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan seksama; (6) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi; (7) Guru memberi evaluasi; (8) Penutup.
(51)
Langkah-langkah pembelajaran jigsaw menurut(Trianto, 2010: 73) adalah; (1) Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanyya 5-6 orang); (2) Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang sudah telah dibagi-bagi menjadi bebrapa subbab; (3) setiap anggota kelompok membaca subbab yang ditugaskan dan bertangung jawab untuk mempelajarinya; (4) anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari subbad yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya; (5) Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar teman-temannya; (6)Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai tagihan berupa kuis individu.
Dari pendapat mengenai langkah-langkah pembelajaran kooperatif teknik jigsaw yang sesuai dengan kondisi subjek penelitian adalah langkah yang ungkapkan oleh Stephen, Sikes and Snapp dalam Rusman (2011) dengan perubahan pada bagian anggota kelompok. Siswa dibagi dalam 5 kelompok dan masing-masing kelompok beranggota 3 orang, dimana setiap anggota kelompok akan mendapatkan tangung jawab untuk menguasai materi dan membagikan pengetahuannya kepada siswa lain. Pada akhirnya guru memberikan evalusi untuk mengetahui penguasaan materi masing-masing siswa.
(52)
32
5. Pendidikan Kewarganegaraan SD
a. Pengertian
Menurut KTSP (2007: 64) mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Dalam undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan mengenai Pendidikan Kewarganegaraan yaitu usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antar warga negara dan negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, (Sumarsono,dkk., 2007: 6). Sejalan dengan pendapat tersebut. Konsep kewarganegaraan berdasarkan Depdiknas dalam Kusuma Aryani (2010: 39) merupakan materi yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa, untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter, sesuai dengan yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
Darmadi (2010: 7) mengemukakan meteri pokok Pendidikan Kewarganegaraan yaitu menyangkut hubungan antara warganegara dan Negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN). Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(53)
berarti materi PKn membagun siswa dalam menentukan sikap dalam hubungan social dengan warga Negara lain. Dari pendapat tersebut penulis mengambil kesimpulan bahwa PKn adalah salah satu mata pelajaran yang ditujukan untuk membagun peserta didik agar dapat menjadi warga Negara yang mempunyai pengetahuan dalam menentukan sikap dalam relasinya dengan warga negara lain.
b. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan SD
Menurut Kardiyat Wiharyanto (2007: 5), secara umum tujuan PKn adalah membawa peserta didik untuk menjadi ilmuwan dan professional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis dan berkeadaban; dan menjadi warganegara yang memiliki daya saing; berdisiplin; berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai Pancasila. Kardiyat Wiharyanto (2007:5) juga mengungkapkan tujuan khusus PKn adalah; (1) Mengantar peserta didik memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk bela Negara dan memiliki pola pikir, pola sikap, dan perilaku untuk cinta tanah air Indonesia; (2) Menumbuhkembangkan wawasan kebangsaan, kesadaran berbangsa dan bernegara pada diri peserta didik, sehingga terbentuk daya tangkal sebagai ketahanan nasional; (3) Peserta didik dapat menerapkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam menciptakan ketahanan nasional; (4) Peserta didik mampu menuangkan pemikiran berdasarkan nilai-nilai Pancasila dalam menganalisa permasalahan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
(54)
34
Tujuan dari materi PKn menurut KTSP (2007: 64) yaitu mengembangkan kemampuan-kemampuan sebagai berikut; (1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif, dalam menanggapi isu kewarganegaraan; (2) Berpartisipasi secara bermutu, dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; (3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia, agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya; (4) Berintegrasi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung atau tidak langsung, dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa tujuan PKn adalah untuk memberikan pengetahuan mengenai sikap yang harus dilakukan dalam perwujudannya sebagai warga Negara. Tujuan ini harus dicapai siswa agar siswa sebagai generasi penerus bangsa mempunyai bekal dalam mengendalikan dirinya. Penguasaan materi PKN juga dapat membantu siswa untuk mengenali dirinya sebagai warga Negara yang mampu mempertahankan jati diri bangsa.
C. Kerangka Berpikir
Penggunaan metode ceramah pada pembelajaran PKn membuat siswa kelas III SD N Nyamplung menjadi pasif. Ketika guru memberikan tugas, siswa tidak diperbolehkan bertanya maupun berdiskusi, siswa disuguhkan dengan bacaan yang ada dalam buku sebagai sumber untuk mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(55)
tugas. Metode ini belum menumbuhkan motivasi belajar bagi siswa, sehingga berdampak pada prestasi siswa yang rendah. Penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dapat meningkatkan motivasi siswa karena pembelajaran dilakukan secara berkelompok dan kegiatan diskusi, baik dalam kelompok asal maupun kelompok ahli, selain itu siswa bertukar pendapat dan saling mengajar apa yang menjadi keahliannya, sehingga siswa saling memberi dukungan dalam mengikuti pembelajaran. Apabila motivasi belajar siswa tinggi maka prestasi siswapun akan tinggi. Maka untuk meningkatkan motivasi dan prestasi siswa kelas III SD N Nyamplung dalam mata pelajaran PKn dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah:
1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dalam upaya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar PKn siswa kelas III SD N Nyamplung dapat dilakukan dengan langkah-langkah yang tepat.
2. Penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas III SD N Nyamplung.
(56)
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengangkat masalah-masalah actual yang dilakukan oleh para guru yang merupakan pencermatan kegiatan belajar yang berupa tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih proofesional (Taniredja, dkk 2011: 16). Penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart yaitu model penelitian yang berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi yang keempatnya merupakan satu siklus (Depdiknas dalam Taniredja, dkk 2011: 24). Siklus tersebut dapat digambarkan sebagi berikut:
Gambar 1: Model Siklus PTK Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2010: 17)
(57)
Pada tahap perencanaan peneliti merencanakan semua hal yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Pada tahap tindakan guru melakukan tindakan sesuai dengan rencanaan yang dibuat peneliti dan guru sebelumnya. Pada tahap ketiga yaitu pengamatan, peneliti mengamati proses pembelajaran yang berlangsung. Pada tahap keempat yaitu refleksi, peneliti merefleksikan seluruh kegiatan yang sudah dilakukan bersama guru.
B. Setting Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2013, tepatnya di bulan Januari 2013 hingga Mei 2013.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD N Nyamplung yang beralamat di Nyamplung, Balecatur, Gamping, Sleman, Yogyakarta.
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas III SD N Nyamplung tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 15 orang yang terdiri dari 6 siswa perempuan dan 9 siswa laki-laki.
4. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah motivasi dan prestasi belajar pada mata pelajaran PKn dengan kompetensi dasar mengenal kekhasan bangsa Indonesia seperti kebinekaan, kekayaan alam, keramahtamahan yang dilakukan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw.
(58)
38
C. Jadwal Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 yaitu pada bulan Januari-Juni 2013.
Tabel 1: Jadwal Penelitian
Kegiatan
Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.Pembuatan
proposal
2.Permohona
n ijin
3.Pengumpul
an data
4.Analisis
data
5.Penyusunan laporan
6.Ujian Skripsi
7.Revisi
8.Pembuatan Artikel
D. Rencana Tindakan
1. Persiapan
Persiapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Permintaan izin kepada Kepala Sekolah SD N Nyamplung untuk melakukan kegiatan penelitian di SD tersebut.
(59)
b. Melakukan wawancara pada guru kelas III SD N Nyamplung untuk mengetahui kondisi siswa dalam mengikuti mata pelajaran PKn.
c. Melakukan wawancara dengan siswa kelas III SD N Nyamplung untuk menambah informasi yang diberikan guru kelas III SD N Nyamplung. d. Melakukan observasi saat pembelajaran berlangsung untuk mengetahui
gambaran siswa dalam mengikuti pembelajaran pada mata pelajaran PKn.
e. Merumuskan masalah yang ada dalam kelas tersebut.
f. Menentukan solusi dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kelas tersebut.
2. Rencana Setiap Siklus
a. Siklus 1
1) Perencanaan
Perencanaan pada siklus 1 adalah sebagai berikut:
a) Mengali data awal yaitu berdasarkan prestasi siswa untuk menyusun kelompok-kelompok siswa agar pembagian kelompok menjadi heterogen yaitu satu kelompok beraggotakan 3 orang.
b) Menyusun kriteria keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. Dalam penyusunan ini peneliti bersama guru berkolaborasi untuk menentukan kriteria keberhasilan sesuai dengan situasi di kelas penelitian (tabel 22 hal. 63).
c) Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar dan materi pokok yang digunakan dalam penelitian.
(60)
40
d) Menyusun instrumen pembelajaran yaitu silabus, RPP, LKS, bahan ajar dengan menggunakan model kooperatif teknik jigsaw (lampiran 1-4 hal. 116-134)
e) Menyusun instrument penelitian (kisi-kisi soal, soal evaluasi, kisi-kisi kuesioner, kuesioner, pedoman wawancara guru dan siswa, dan instrumen penilaian)
f) Melakukan validasi terhadap instrumen pembelajaran dan istrumen penelitian.
g) Memberikan kuesioner motivasi terhadap siswa untuk mengetahui motivasi mereka.
h) Membuat skenario pembelajaran yang disosialisasikan kepada guru dan mempersiapkan fasilitas dan sarana yang diperlukan dalam kelas.
2) Tindakan
Tindakan pada siklus I dilakukan dalam dua kali pertemuan dan setiap pertemuan beralokasikan 2JP (2x35 menit). Pada tahap ini peneliti menerapkan pembelajaran sesuai dengan RPP (lampiran 2 hal. 112) dengan materi pokok ciri khas bangsa Indonesia. RPP tersebut dibuat dengan menggunakan tindakan-tindakan yang mencerminkan model pembalajaran kooperatif teknik jigsaw. Langkah pembelajaran tersebut adalah:
Pertemuan I
a) Siswa mendengarkan penjelasan guru, mengenai tujuan pembelajaran dan proses pembelajaran yang akan berlangsung.
(61)
b) Siswa dikelompokkan dengan anggota 3 orang yang mempunyai kemampuan yang tidak sama (heterogen), sesuai dengan perencanaan. Seluruh siswa diberi penjelasan agar turut berpartisipasi dalam pembelajaran agar dalam pelaksanaanya tidak terjadi siswa yang mempunyai tingkat kemampuan yang tinggi saja yang berbicara. c) Setiap siswa dalam kelompok diberi materi dan tugas yang
berbeda-beda. Tugas ini diperjelas dalam LKS.
d) Siswa membentuk kelompok baru yaitu mengelompokkan siswa dengan tugas yang sama untuk selanjutnya menjadi kelompok ahli. Kelompok ini berdiskusi untuk bertukar pendapat dan saling melengkapi jawaban masing-masing.
e) Kelompok ahli menuliskan hasil diskusi dalam kertas yang disediakan guru, kertas tersebut dihias untuk nantinya digunakan dalam mempresentasikan kepada kelompok ahli yang lain.
Pertemuan II
a) Kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang materi yang telah mereka kuasai.
b) Setiap kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusi dan ditanggapi oleh siswa yang lain.
c) Guru memberikan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa. d) Siswa diminta mengerjakan kuesioner motivasi untuk mengetahui
(62)
42
3) Pengamatan (Observasi)
Pengamatan (observasi) dilakukan saat pembelajaran berlangsung, yaitu mengenai kesesuaian proses pembelajaran dengan RPP yang telah dibuat. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai observer. Peneliti juga menulis kejadian-kejadian penting yang terjadi dalm proses pembelajaran.
4) Refleksi
Pada tahap ini, peneliti dan guru merefleksikan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hal tersebut meliputi:
a) Peneliti dan guru mengevaluasi tindakan pada siklus I mengenai keberhasilan, kegagalan dan hambatan yang dijumpai saat melakukan tindakan.
b) Peneliti dan guru menganalisis data yang ada setelah tindakan. Data tersebut berupa hasil prestasi siswa berupa nilai dari soal evaluasi, hasil dari kuesioner motivasi dan data pengamatan ketika pembelajaran berlangsung.
c) Data yang diperoleh dibandingkan dengan target ketuntasan siklus, apabila hasil yang diinginkan tidak tercapai, maka kekurangan dan penyebabnya akan diperbaiki pada siklus ke kedua.
d) Peneliti dan guru mencari solusi atas permasalahan dan hambatan kemudian melakukan perbaikan dalam siklus II.
(63)
b. Siklus II
1) Perencanaan
Perencanaan pada siklus II adalah sebagai berikut:
a) Mengelompokkan siswa menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok 3 orang.
b) Memperbaiki kelemahan yang ada di siklus I
c) Membuat skenario pembelajaran yang disosialisasikan kepada guru dan mempersiapkan fasilitas dan sarana yang diperlukan dalam kelas.
2) Tindakan
Tindakan pada siklus II dilakukan dalam dua kali pertemuan dan setiap pertemuan beralokasikan 2JP (2x35 menit). Pada tahap ini peneliti menerapkan pembelajaran sesuai dengan RPP dengan materi pokok ciri khas bangsa Indonesia. RPP tersebut dibuat dengan menggunakan tindakan-tindakan yang mencerminkan model pembalajaran kooperatif teknik jigsaw. Langkah pembelajaran tersebut adalah:
Pertemuan I
a) Siswa mendengarkan penjelasan guru, mengenai tujuan pembelajaran dan proses pembelajaran yang akan berlangsung.
b) Siswa dikelompokkan dengan anggota 3 orang yang mempunyai kemampuan yang tidak sama (heterogen), sesuai dengan perencanaan. Seluruh siswa diberi penjelasan agar turut berpartisipasi dalam pembelajaran agar dalam pelaksanaanya tidak terjadi siswa yang mempunyai tingkat kemampuan yang tinggi saja yang berbicara.
(64)
44
c) Setiap siswa dalam kelompok diberi materi dan tugas yang berbeda-beda. Tugas ini diperjelas dalam LKS.
d) Siswa membentuk kelompok baru yaitu mengelompokkan siswa dengan tugas yang sama untuk selanjutnya menjadi kelompok ahli. Kelompok ini berdiskusi untuk bertukar pendapat dan saling melengkapi jawaban masing-masing.
e) Kelompok ahli menuliskan hasil diskusi dalam kertas yang disediakan guru.
Pertemuan II
a) Kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang materi yang telah mereka kuasai.
b) Setiap kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusi dan ditanggapi oleh siswa yang lain.
c) Guru memberikan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa. d) Siswa diminta mengerjakan kuesioner motivasi utnuk mengetahui
motivasi mereka.
3) Pengamatan (Observasi)
Pengamatan (observasi) dilakukan saat pembelajaran berlangsung, yaitu mengenai kesesuaian proses pembelajaran dengan RPP yang telah dibuat. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai observer. Peneliti juga menulis kejadian-kejadian penting yang terjadi dalm proses pembelajaran.
(65)
4) Refleksi
Pada tahap ini, peneliti dan guru merefleksikan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hal tersebut meliputi:
a) Peneliti dan guru mengevaluasi tindakan pada siklus II mengenai keberhasilan, kegagalan dan hambatan yang dijumpai saat melakukan tindakan.
b) Peneliti dan guru menganalisis data yang ada setelah tindakan. Data tersebut berupa hasil prestasi siswa berupa nilai dari soal evaluasi, hasil dari kuesioner motivasi, wawancara guru dan siswa juga data pengamatan ketika pembelajaran berlangsung sebagi pendukung hasil dari motivasi dan prestasi siswa.
c) Data yang diperoleh dibandingkan dengan target yang telah ditentukan dan memutuskan apakah siklus dilanjutkan atau tidak
E. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
1. Indikator Keberhasilan Variabel
Penelitian ini menggunakan dua variabel berdasarkan judul penelitian, yaitu motivasi dan prestasi belajar. Berikut indikator keberhasilan dari masing-masing variabel:
a. Indikator Motivasi
Data motivasi siswa diperoleh dari kuesioner yang dibagikan kepada siswa sebelum penelitian. Kisi-kisi kuesioner dibuat berdasarkan cirri-ciri siswa yang mempunyai motivasi (lihat halaman 21). Selain itu, data
(1)
(2)
225
(3)
(4)
227
BIODATA
Nama : Dian Kartika Sabatini
NIM : 091134019
Tempat, Tanggal Lahir : Sleman, 19 Mei 1991
Alamat : Sembung, Purwobinangun, Pakem,
Sleman, Yogyakarta
E-mail : [email protected] Riwayat Pendidikan :
1997-2003 Sekolah Dasar Negeri Srowolan II
2003-2006 Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Pakem 2006-2009 Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pakem
2009-2013 Universitas Sanata Dharma Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Riwayat Organisasi :
2009-sekarang Sekretaris di Karang Taruna Desa
2010 Panitia Perkemahan Bersama Pramuka Penggalang se UPT Ngemplak
2011 Koordinator Sie Konsumsi Kegiatan Inisiasi Prodi Mahasiswa Baru Tahun Ajaran 2011/2012
2012 Bendahara Workshop Montessori 2012
Prestasi :
Lolos Seleksi PKM-M Dikti Tahun 2012
Juara III Lomba Inovasi Teknologi Mahasiswa Bidang Pendidikan Tahun 2012 Juara I Lomba Rancangan Pembelajaran Permainan Tradisional Tahun 2012 Lampiran 22
(5)
viii ABSTRAK
Dian Kartika Sabatini. 2013. Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar PKn Siswa Kelas III SD N Nyamplung Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
Teknik Jigsaw. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah dasar, Jurusan Ilmu
Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui bagaimana penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas III SD N Nyamplung pada mata pelajaran PKn, (2) untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik
jigsaw dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas III SD N
Nyamplung pada mata pelajaran PKn.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada siklus I pembelajaran mengacu pada model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dengan metode wawancara dan pada siklus II tanpa metode wawancara. Subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas III SD N Nyamplung dengan jumlah 15 siswa. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 pada bulan Maret. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner, wawancara dan tes. Kuesioner dan wawancara digunakan untuk mengukur motivasi siswa, sedangkan tes untuk mengukur prestasi siswa. Instrumen diuji validitas dan reliabilitasnya melalui expert judgement dan empiris yang dihitung secara statistik dengan bantuan SPSS 16.0. Data yang telah diperoleh dianalisis secara deskriptif dan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi siswa. Hal ini ditunjukan dengan skor rata-rata motivasi siswa pada awal adalah 88,3 meningkat pada siklus I menjadi 94,6 dan pada akhir siklus II menjadi 107,8. Peningkatan prestasi belajar siswa ditunjukkan dengan nilai rata-rata siswa 63,4 meningkat menjadi 65 pada akhir siklus I dan 74 pada siklus II. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik
jigsaw dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas III SD N
Nyamplung pada mata pelajaran PKn.
Kata kunci : motivasi belajar, prestasi belajar, model kooperatif teknik jigsaw.
(6)
ix ABSTRACT
Dian Kartika Sabatini. 2013. The Increasing Motivation and Learning Achievement in Citizenship Education of Students in Grade III SD N Nyamplung by Using Cooperative Learning Model of Jigsaw Technique. Teacher Education Program Elementary School, Department of Education, Faculty of Teacher Training and Education, University of Sanata Dharma.
This study is aimed (1) to find out how the use of cooperative learning of jigsaw technique can increase the motivation and learning achievement of grade III students at SDN Nyamplung in citizenship education subject, (2) to determine whether the use of cooperative learning of jigsaw technique can increase the motivation and learning achievement of grade III students at SD N Nyamplung in citizenship education subject.
This research is a classroom action research conducted in two cycles. In the first cycle the learning refers to the cooperative learning model of jigsaw technique with interview model and the second cycle is without interview. The subjects in this study were students of SD N Nyamplung with the amount of 15 students. The experiment was conducted in the second semester of academic year 2012/2013 in March. Instrument in this study was a questionnaire, interview and test. Questionnaire and interview were used to measure the students' motivation, while the test was to measure the students’ achievement. The instrument was tested for the validity and reliability through expert judgment and empirical that is calculated statistically with SPSS 16.0. The data have been analyzed by descriptive and qualitative.
The results of this research showed an increase in students’ motivation. This was evidenced by the average motivation score of students that was started in 88.3 increasing in the first cycle to 94.6 and at the end of the second cycle to 107.8. The increasing of students’ learning achievement was indicated by the students’ average value of 63.4 increasing to 65 by the end of the first cycle and 74 on the second cycle. Based on these data it can be concluded that the use of cooperative learning model of jigsaw technique can improve the motivation and learning achievement of students at SD N Nyamplung in Citizenship Education subject.
Keywords: motivation, academic achievement, cooperative model of jigsaw technique.