Motivasi Belajar Siswa Pembahasan

14 FH 50 Tidak tuntas 15 HKS 79 Tuntas Jumlah 951 40 tuntas dan 60 tidak tuntas Rata-Rata 63.4 Tabel 32: Skor dan Nilai Evaluasi Siklus I dan Siklus II No Nama Siswa Nilai Evaluasi Setelah Siklus I Setelah Siklus II Skor Nilai Ketuntasan Skor Nilai Ketuntasan 1 SA 12 60 Tidak tuntas 13 65 Tuntas 2 FRA 12 60 Tidak tuntas 14 70 Tuntas 3 YWH 10 50 Tidak tuntas 12 60 Tidak tuntas 4 ERW 14 70 Tuntas 14 70 Tuntas 5 KSB 15 75 Tuntas 18 90 Tuntas 6 EDMR 15 75 Tuntas 17 85 Tuntas 7 BLS 16 80 Tuntas 18 90 Tuntas 8 YU 14 70 Tuntas 18 90 Tuntas 9 RA 13 65 Tuntas 14 70 Tuntas 10 RES 12 60 Tidak tuntas 12 60 Tidak tuntas 11 PDL 10 50 Tidak tuntas 14 70 Tuntas 12 YIK 12 60 Tidak tuntas 14 70 Tuntas 13 DES 14 70 Tuntas 13 65 Tuntas 14 RBA 13 65 Tuntas 13 65 Tuntas 15 MRK 13 65 Tuntas 18 90 Tuntas Jumlah 195 975 60 tuntas dan 40 Tidak tuntas 222 1110 87 tuntas, 13 tidak tuntas Rata-Rata 13 65 14,8 74

B. Pembahasan

1. Proses Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar

a. Motivasi Belajar Siswa

Sardiman 2011: 73 berpendapat bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga mencapai tujuan yang dikendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Dari pendapat tersebut dapat dikatakan motivasi belajar adalah pengerak atau dorongan yang ada dalam diri siswa untuk melakukan suatu kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran itu tercapai. Pada penelitian yang dilaksanakan di SD N Nyamplung dengan subjek siswa kelas III yang berjumlah 15 orang ini motivasi siswa meningkat karena adanya penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw. Kondisi awal siswa sebelum penggunaan model pembelajaran teknik jigsaw skor rata-rata motivasi siswa adalah 88,3, dengan kriteria mempunyai motivasi cukup. Meskipun dalam kategori cukup, namun persentase siswa yang mempunyai motivasi rendah lebih dari setengah yaitu 53 siswa atau 8 dari 15 siswa. Selain itu ada 5 siswa atau 33 siswa mempunyai motivasi cukup dan 2 atau 13 siswa mempunyai motivasi tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa dalam kondisi awal motivasi siswa masih rendah. Seperti yang diungkapkan Sardiman 2011: 92 pemberian angka, adanya saingan atau kompetisi adalah bentuk motivasi yang dapat meningkatkan motivasi siswa. Djamarah 2010: 149-156 menambahkan bentuk motivasi yang lain adalah peserta didik mengetahui hasil pekerjaannya pemberian nilai, diberi pujian, penggunaan gerakan tubuh dalam memotivasi anak didik dan pemberian tugas dan melakukan ulangan. Fudyartanto 2002: 290-294 mengungkapkan bentuk motivasi yang lain yaitu memakai kompetisi dan kerjasama, guru harus menciptakan sesuatu yang baru bagi anak, sebab hal yang baru akan lebih diperhatikan peserta didik, guru harus menyiapkan tujuan, guru harus mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar. Bentuk-bentuk motivasi tersebut digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw. Siklus I dilaksanakan pada tanggal tanggal 3 Maret 2013 untuk pertemuan pertama dan 8 Maret 2013 untuk pertemuan kedua. Pada siklus I motivasi siswa meningkat dari skor rata-rata seluruh siswa 88,3 menjadi 94,6 atau naik 6,3. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 33: Distribusi Skor dan Persentase Motivasi Siswa Awal dan Siklus I Rentang Persentase Rentang Skor Kriteria Awal Siklus 1 f Persentase F Persentase 81-100 121-150 Motivasi Sangat Tinggi 66-80 99-120 Motivasi Tinggi 2 13 3 20 56-65 84-98 Motivasi Cukup 5 33 12 80 50-55 75-83 Motivasi Rendah 8 53 50 75 Motivasi Sangat Rendah Pada siklus I motivasi siswa meningkat dari skor motivasi yang semula 88,3 menjadi 94,6. Pada awal sebelum penelitian ada 2 13 siswa mempunyai motivasi tinggi menjadi 3 20 pada ahkhir siklus I, selain itu pada kondisi awal 5 33 siswa mempunyai motivasi yang cukup menjadi 12 80 dan motivasi siswa yang semula rendah sudah tidak ada lagi pada siklus I ini. Hal ini disebabkan adanya model pembelajaran baru yang diterapkan dalam kelas yaitu model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw. Seperti dalam penelitian Jhonson Jhonson dalam Rusman 2011: 219 mengungkap bahwa penggunakan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dapat memberi pengaruh positif terhadap perkembangan anak seperti meningkatkan hasil belajar, daya ingat, keterampilan kerja sama, hubungan dan mendorong adanya motivasi kesadaran individual. Pada siklus I siswa terlihat senang dan antusias mengikuti pembelajaran. Siswa berusaha mencari jawaban dari soal-soal yang diberikan pada LKS baik melalui bertanya maupun mencari pada buku dan mereka bekerja secara berkelompok, namun masih ada satu kelompok yang kurang kompak dalam pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran baru membuat lebih dari 50 siswa canggung mengikuti pembelajaran hal ini terlihat ketika siswa bertanya mengenai langkah-langkah pembelajaran misalnya berganti kelompok dari kelompok asal ke kelompok ahli. Pada saat siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya, lebih dari 50 siswa masih malu-malu untuk mempresentasikan hasil tersebut di depan kelas. Hal tersebut yang menyebabkan kurang dari 50 siswa mempunyai motivasi tinggi karena ada 80 siswa yang mempunyai motivasi cukup. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara kepada guru dan siswa. Hasil wawancara dengan guru kelas: “Pada saat pembelajaran anak-anak senang, karena biasanya saya kebanyakan menggunakan ceramah, namun yang kali ini menggunakan model pembelajaran baru, jadi siswa senang dan juga antusias mengikuti pembelajaran. Ada beberapa siswa yang sulit diatur, seperti mengobrol dan tidak kurang kompak dalam kelompok. Siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal karena mereka mendapat materi hanya dari mengerjakan soal tersebut, dan kebanyakan siswa langsung bertanya tanpa mencari jawabannya dulu pada buku, namun siswa menyelesaikan tugasnya meskipun melebihi waktu yang ditentukan” Hasil wawancara dengan beberapa siswa, lebih dari 50 mengatakan: “Senang mengikuti pembelajaran karena senang berkelompok dan malu ketika maju didepan dan berbicara didepan teman-teman. Kesulitan yang dialami adalah ketika mengerjakan soal karena soalnya sulit, saya juga memperhatikan penjelasan guru dan mengerjakan semua tugas” Hasil wawancara guru dan siswa selengkapnya terdapat pada lampiran 17 hal. 214. Hasil motivasi pada siklus I belum mencapai target yang ditentukan. Oleh karena itu, penelitian dilanjutkan pada siklus ke-II. Siklus II dilaksanakan pada tanggal tanggal 11 Maret 2013 untuk pertemuan pertama dan 15 Maret 2013 untuk pertemuan kedua. Pada siklus II ini motivasi siswa meningkat dari skor rata-rata kuesioner seluruh siswa 94,6 menjadi 107,8 atau naik 13,2 skor. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 34: Distribusi Skor dan Persentase Motivasi Siklus I dan II Rentang Persentase Rentang Skor Kriteria Siklus I Siklus 1I f Persentase f Persentase 81-100 121-150 Motivasi Sangat Tinggi 2 13,3 66-80 99-120 Motivasi Tinggi 3 20 11 73,3 56-65 84-98 Motivasi Cukup 12 80 2 13,3 Jumlah 15 100 15 100 Pada siklus II motivasi siswa meningkat dari yang semula tidak ada yang mempunyai motivasi sangat tinggi menjadi ada 2 13,3 siswa, pada siklus I ada 3 20 siswa yang mempunyai motivasi tinggi, namun dalam siklus II ini meningkat menjadi 11 73 dan tinggal 2 13,3 siswa yang mempunyai motivasi cukup. Pada siklus II ini siswa lebih aktif dan lebih terbiasa dengan penggunaan model kooperatif teknik jigsaw. Siswa sudah lebih kompak dalam bekerja sama mengerjakan tugas. Siswa lebih senang dan antusias daripada siklus I, Siswa juga tertarik dengan kegiatan mencari kata dalam LKS dan mereka antusias untuk menemukan kata-kata tersebut. Dalam melakukan presentasi siswa juga sudah tidak malu dan siswa lain saling mendengarkan. Selama kegiatan pembelajaran siswa sudah tidak mengalami kesulitan karena kegiatan yang dilakukan hampir sama dengan kegiatan sebelumnya. Hal ini diperkuat dengan hasil wawancara guru dan siswa sebagai berikut: Hasil wawancara guru: “Pada pembelajaran ini siswa terlihat senang, karena belajar secara berkelompok apalagi ada dua kelompok yaitu asal dan ahli sehingga siswa lebih gampang mengerjakan tugas, selain itu siswa antusias dan tertarik dengan pembelajaran karena ada semacam permainan mencari kata dan LKS menarik sehingga motivasi siswa untuk belajar meningkat,sehingga semua tugas dikerjakan dengan tepat waktu. Siswa juga sudah tidak mengalami kesulitan dalam kegiatan pembelajaran karena kegiatan yang dilakukan hampir sama dengan kegiatan pada pertemuan sebelumnya” Hasil wawancara siswa: “Pada pelajaran ini saya senang karena belajar dengan kelompok, materi juga menarik karena ada mencari kata, keterlibatan saya adalh ikut presentasi dan diskusi kelompok, saya juga menyelesikan semua tugas yang diberikan guru dan saya sudah belajar sebelumnya sya tidak mengalami kesulitan dalam pembelajaran” Hasil wawancara guru dan siswa setelah siklus II dapat dilihat pada lampiran 17 halaman 217.

b. Prestasi Belajar Siswa

Dokumen yang terkait

PENGERUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA PADA KONSEP CAHAYA (KUASI EKSPERIMEN DI SDN CIRENDEU III, TANGERANG SELATAN)

1 5 177

Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Muhammadiyah 8 Jakarta: studi penelitian pada siswa kelas VIII D di SMP Muhammadiyah 8 Jakarta.

5 21 92

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas V B SD Negeri Denggung.

0 1 290

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS siswa kelas V SDN Karangwuni I melalui model pembelajaran kooperatif Jigsaw II.

0 0 2

Peningkatan minat belajar dan prestasi belajar IPS siswa kelas V SD Pangudi Luhur Sedayu melalui penerapan model kooperatif teknik Jigsaw II.

0 2 343

Peningkatan minat dan prestasi belajar menggunakan model kooperatif teknik JIGSAW II dalam pembelajaran IPS siswa kelas V SD Kanisius Minggir tahun pelajaran 2012/2013.

0 19 273

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar IPS melalui pembelajaran kooperatif teknik jigsaw pada siswa kelas VB SD Negeri Babarsari Yogyakarta tahun pelajaran 2011/2012.

0 0 239

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IV DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW SKRIPSI

0 1 121

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar sejarah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw - USD Repository

0 8 312

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR PKN SISWA KELAS III SD N NYAMPLUNG MENGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW SKRIPSI

0 2 248