Kegunaan Penelitian Kebaruan dan Keterbatasan Penelitian

tabungan, investasi, dan pendapatan dalam tata susunan ekonomi secara menyeluruh. Satu sama lain dikaji menurut tahap-tahap perkembangan yang susul-menyusul, hal yang dikenal sebagai analisis urutan waktu. Dengan begitu, pemikiran teoritis di bidang ekonomi dijelmakan dari ilmu deduktif menjadi ilmu kuantitatif. Hal ini menjadi landasan bagi penelitian Kuznets mengenai masalah pertumbuhan ekonomi. Penelitian Kuznets berkisar pada perkembangan historis mengenai produksi nasional dan pendapatan nasional. Pemantauannya melibatkan urutan waktu yang bersifat ekonomis maupun urutan waktu yang bersifat demografis. Karya ilmiah Kuznets mengenai masalah pertumbuhan menyangkut perkembangan ekonomi dalam jangka panjang dan didasarkan atas studi perbandingan tentang pengalaman historis empiris yang mencakup sejumlah negara industri. Pemikiran Kuznets dalam rangka ekonomi pertumbuhan merupakan kelangsungan dari hasil karya sebelumnya mengenai perhitungan nasional. Kerangka acuan dan pola pendekatannya dalam studi komparatif yang dimaksud berpokok pada konsep pendapatan nasional beserta unsur-unsur komponennya. Perhatian Kuznets ditujukan kepada perubahan-perubahan pada kerangka struktur dan komposisi pendapatan nasional dalam perkembangan waktu.

2.1.2. Model Keseimbangan Umum

Konsep keseimbangan dalam studi ekonomi dibedakan atas keseimbangan parsial dan keseimbangan umum. Pada teori keseimbangan parsial, dampak guncangan peubah tertentu seperti pendapatan atau teknologi dapat diamati pada kuantitas permintaan konsumen atau penawaran produsen untuk komoditi tersebut tanpa melihat dampak terhadap komoditi lain yang berhubungan dengan komoditi tersebut, serta dampak terhadap permintaan dan penawaran faktor-faktor produksi. Pendekatan keseimbangan parsial tidak dapat mengukur dampak yang ditimbulkan terhadap kinerja perekonomian pada tingkat ekonomi makro dan kesejahteraan rumah tangga. Teori keseimbangan parsial tidak mampu merekam saling keterkaitan antar aktivitas ekonomi, yang cenderung semakin kompleks seiring dengan perkembangan kegiatan perekonomian. Analisis keseimbangan umum menjelaskan mekanisme pencapaian keseimbangan pada semua jenis barang di semua pasar yang tidak hanya berlaku bagi konsumen, tetapi juga bagi produsen Soedarsono, 1985. Kerangka analisis keseimbangan umum didasarkan atas teori ekonomi mikro, namun konstruksi model keseimbangan umum dapat menjembatani ekonomi mikro dan ekonomi makro, sehingga dampak perubahan suatu peubah atau kebijakan tertentu terhadap kinerja ekonomi mikro dan ekonomi makro dapat diperoleh secara serentak Quirk dan Saposnik, 1995; Delis, 2008. Teori keseimbangan umum menjelaskan pasar sebagai suatu sistem yang terdiri atas beberapa macam pasar yang saling terkait antara satu pasar dengan pasar lainnya. Keseimbangan umum terjadi jika permintaan dan penawaran pada masing-masing pasar dalam sistem tersebut berada dalam kondisi keseimbangan secara simultan. Tingkat harga keseimbangan yang terwujud merupakan solusi dari sistem persamaan simultan yang menggambarkan perilaku setiap pelaku ekonomi dan keseimbangan di setiap pasar. Jika kondisi keseimbangan terjadi gangguan yang mengakibatkan ketidakseimbangan pada suatu pasar secara parsial, akan segera diikuti oleh penyesuaian di pasar yang lain, yang membawa perekonomian kembali pada kondisi keseimbangan yang baru secara keseluruhan. Dibandingkan dengan model ekonomi lainnya, beberapa keunggulan dari model keseimbangan umum, antara lain: 1. Dibandingkan dengan model keseimbangan parsial, model keseimbangan umum sudah memasukkan semua transaksi antara pelaku-pelaku ekonomi secara keseluruhan, baik di pasar faktor produksi maupun pasar komoditi Oktaviani, 2008. Robinson 1989 dan Hakim 2004 menyatakan bahwa membangun perumusan kerangka model keseimbangan umum dapat dinyatakan secara eksplisit dan spesifikasinya lengkap baik dari sisi penawaran dan permintaan pada semua pasar, yaitu pasar output dan pasar input, serta semua pelaku-pelaku ekonomi dapat meyakini pencapaian tujuannya meminimalisasikan biaya produksi dan memaksimisasi utilitas konsumen. Dengan demikian, dampak dari suatu kebijakan akan dapat dianalisis pengaruhnya secara kuantitatif terhadap kinerja ekonomi secara makro maupun secara sektoral Oktaviani, 2008. Karena model keseimbangan umum mempunyai konsistensi internal, maka peneliti dapat menggunakan model tersebut untuk evaluasi kebijakan dengan beberapa implikasi Innwon, 1995; Hakim, 2004. 2. Akibat berbagai keragaman dalam pasar dapat dimasukkan ke dalam model keseimbangan umum, maka model dapat menangkap dampak analisis tidak hanya pada sektor yang ditanyakan, melainkan juga pada sektor-sektor ke depan atau ke belakang Hakim, 2004. Berdasarkan hal ini, komoditi- komoditi atau sektor-sektor dapat dikaji dalam model Rae et al, 1999; Hakim, 2004. Dengan demikian, model keseimbangan umum dapat menghitung interaksi secara konsisten dalam perekonomian Hakim, 2004. 3. Kemampuan model keseimbangan umum dalam menangkap disagregasi komoditi dan rumah tangga swasta dapat memperluas kemungkinan untuk mengkaji aspek-aspek struktural dalam pembangunan ekonomi di negara- negara berkembang untuk merespons distorsi pasar dan kegagalan pasar dimana fenomena yang seperti ini terjadi di negara-negara berkembang Innwon, 1995; Hakim, 2004. 4. Model keseimbangan umum sudah memasukkan kemungkinan substitusi antar faktor produksi, sehingga jika terjadi perubahan harga relatif suatu faktor produksi, maka produsen akan merubah komposisi penggunaan faktor produksi ke arah faktor produksi yang harganya relatif lebih murah. Pada model keseimbangan umum, dampak kebijakan dapat dianalisis pada tingkat institusi, distribusi pendapatan diantara golongan rumah tangga, distribusi pendapatan diantara faktor produksi primer, neraca perdagangan dan sebagainya Oktaviani, 2008. Sementara Wobst 2001 dan Oktaviani 2008 menyatakan bahwa pada model keseimbangan umum, harga sudah dimasukkan sebagai peubah endogen. 5. Banyak aspek analisis ekonomi seperti dampak kebijakan-kebijakan pemerintah pada kesejahteraan nasional manfaat atau kerugian, terms of trade, dan distribusi pendapatan atau kemiskinan dapat dikaji pada waktu yang sama dengan menggunakan model keseimbangan umum Hakim, 2004. 6. Dibandingkan dengan Sistem Neraca Sosial Ekonomi SNSE, maka model keseimbangan umum sudah memasukkan persamaan non linier Oktaviani, 2008. 7. Dibandingkan dengan model makro ekonometrika, model keseimbangan umum dapat mengacu pada tahun tertentu particular benchmark years, sedangkan data yang digunakan pada model makro ekonometrika merupakan data deret waktu, sehingga tidak dapat diaplikasikan pada tahun tertentu. Disamping itu, dengan menggunakan model keseimbangan umum, hubungan antara makroekonomi dengan mikroekonomi dapat diketahui. Sementara pada model makro ekonometrika, analisis dan dampak hanya dapat dilakukan di tingkat makroekonomi Oktaviani, 2008. 8. Model keseimbangan umum dapat mengatasi permasalahan ketersediaan data deret waktu time series yang terbatas, terutama di negara berkembang dan inkonsistensi data yang diperlukan model makro ekonometrika maupun model simultan Oktaviani, 2008. Pencatatan akan data dan validitas data dari waktu ke waktu di negara berkembang saat ini masih menjadi kendala untuk ketersediaan data yang lengkap. Disamping keunggulan, model keseimbangan umum juga mempunyai keterbatasan, antara lain: 1. Asumsi utama dalam model keseimbangan umum mengenai struktur pasar adalah pasar persaingan sempurna PPS dengan kondisi constant return to scale, sehingga untuk komoditi dengan pasar non-PPS maka asumsi ini menjadi keterbatasan model Oktaviani, 2008. Namun demikian berdasarkan hasil penelitian Silva dan Horridge 1996 dan dinyatakan ulang oleh Oktaviani 2008, model keseimbangan umum dapat juga diterapkan pada struktur pasar monopoli dengan kondisi increasing return to scale, dimana hasil simulasi yang diperoleh dengan menggunakan asumsi PPS atau monopoli adalah relatif sama. 2. Adanya ketergantungan model keseimbangan pada parameter-parameter benchmark yang dikalibrasi Oktaviani, 2008. Hal ini dikarenakan model keseimbangan umum tidak mengestimasi parameter-parameter tersebut, tetapi diambil dari hasil estimasi di luar model, baik dilakukan sendiri maupun hasil-hasil penelitian terdahulu. Permasalahan yang biasa terjadi adalah data tersebut di negara-negara berkembang tidak tersedia. 3. Model keseimbangan umum terlalu kompleks dan terlalu banyak asumsi yang digunakan, sehingga akan muncul permasalahan black box, sehingga sulit untuk menjelaskan jika angka hasil estimasi yang diperoleh tidak sesuai dengan teori ekonomi atau prediksi yang diharapkan Oktaviani, 2008. Karena kompleksitas model keseimbangan umum, dimana terdapat beberapa sektor, institusi dan wilayah dalam kasus model keseimbangan umum banyak wilayah dapat menyebabkan kesulitan dalam menjelaskan hasil dan kesulitan menjelaskan pengukuran kebijakan secara terinci Hakim, 2004. 4. Tidak seperti model ekonometrika, pada model keseimbangan umum tidak ada validitas terhadap hasil pengolahan, sehingga mereka yang mengutamakan kevalidan dalam model akan sangat riskan menggunakan model keseimbangan umum Oktaviani, 2008; Hakim, 2004. Validitas model dan data base ditunjukkan dengan pemenuhan asumsi keseimbangan umum dan signifikansi dari parameter yang digunakan yang berasal dari penelitian sebelumnya Oktaviani, 2008. Gunning dan Keyzer 1985 dan Hakim 2004 menyatakan bahwa melakukan estimasi semua parameter dalam sistem ekonometrika juga tidak mungkin dilakukan, karena masalah identifikasi dan kekurangan data. 5. Model keseimbangan umum tidak dapat menangkap perubahan perekonomian yang sangat besar Oktaviani, 2008. Semakin kecil perubahan kebijakan yang akan dianalisis, semakin tepat model dalam mengestimasi perubahan non linier. Konsep dasar ekonomi keseimbangan umum didasarkan pada efisiensi pareto. Efisiensi pareto disebut juga sebagai pareto optimum. Pareto optimum terjadi pada setiap agen ekonomi, yaitu produsen dan konsumen. Penjelasan efisiensi pareto adalah suatu kondisi sederhana dan terfokus pada kasus satu konsumen, dua faktor produksi, dan dua komoditi Nicholson, 2005; Oktaviani, 2008.