Tingkat Depresiasi Faktor dan Nilai Depresiasi
Jagung pada penelitian ini bukanlah termasuk feedstock BBN biosolar di Indonesia, melainkan jagung sebagai pakan ternak. Akan tetapi Neuwahl et al
2008 mengatakan bahwa kebijakan promosi penggunaan BBN yang efektif di Uni Eropa dalam mensubstitusi pangsa 15 persen tidak berdampak merugikan
tenaga kerja, dengan asumsi teknologi produksi BBN yang digunakan telah berkembang dengan baik. Berdasarkan pengalaman penggunaan BBN di Uni
Eropa tersebut, maka dampak pengembangan produksi BBN ditentukan oleh kesiapan penggunaan teknologi produksi BBN yang lebih bersifat padat karya.
Oleh karena itu keberadaan teknologi BBN disesuaikan untuk kondisi yang tidak merugikan permintaan tenaga kerja di sektor pertanian, khususnya
pada pertanian tanaman pangan. Disamping itu pengembangan produksi BBN hendaknya jangan menggunakan lahan pertanian tanaman pangan, yang bersifat
lebih produktif, melainkan dengan menggunakan lahan marjinal. Perubahan luas lahan dan modal Simulasi 2 berdampak positif berupa
peningkatan permintaan tenaga kerja pada sektor jagung, meskipun terjadi peningkatan upah tenaga kerja pada sektor jagung. Temuan ini menunjukkan
bahwa mandat konsumsi BBN bersifat meningkatkan permintaan tenaga kerja pada sektor tanaman BBN, industri minyak dan lemak, serta BBN, namun diikuti
penurunan permintaan tenaga kerja pada sektor pertanian non BBN, ketika jumlah ouputnya mengalami penurunan, terjadi peningkatan upah tenaga kerja,
dan peningkatan jumlah impor, meskipun harga output mengalami peningkatan. Rajagopal dan Zilberman 2008 menambahkan informasi dengan mengatakan
bahwa BBN lebih intensif tenaga kerja dibandingkan teknologi energi lain per unit energi. BBN menghasilkan permintaan tenaga kerja baru pada pertanian dan
tahap pengolahan.
Peningkatan harga pangan, harga kayu bulat, dan harga hasil tambang di pasar internasional Simulasi 4
Perubahan luas lahan dari sisi penawaran dapat berbeda dampak dengan permintaan lahan, apabila permintaan lahan untuk feedstock BBN itu
berdampak positif. Dampak tersebut berupa peningkatan permintaan tenaga kerja sektor BBN, jagung, tebu, kelapa sawit,
industri minyak dan lemak, beras industri penggilingan padi, industri tepung, industri gula, dan BBM pengilangan minyak bumi Tabel 28.
Peningkatan harga pangan, harga kayu bulat, dan harga hasil tambang tingkat internasional Simulasi 4 berdampak negatif berupa penurunan
permintaan tenaga kerja sektor padi, ubi kayu, dan industri pengolahan dan pengawetan makanan. Penurunan permintaan tenaga kerja sektor padi, ubi
kayu, dan industri pengolahan dan pengawetan makanan, karena penurunan output pada sektor tersebut Tabel 27.
Subsidi harga output BBN Sim 5 berdampak positif berupa peningkatan permintaan tenaga kerja pada sektor BBN, industri minyak dan lemak, kelapa
sawit, dan industri pengolahan dan pengawetan makanan. Temuan tersebut sejalan dengan temuan Sorda et al 2009 yang menyatakan bahwa mandat
konsumsi BBN meningkatkan permintaan tenaga kerja sebagai input antara, yang kemudian meningkatkan output.
Subsidi harga output BBN Simulasi 5 berdampak negatif berupa penurunan permintaan tenaga kerja pada sektor padi, jagung, ubi kayu, tebu,
industri penggilingan padi, industri tepung, industri gula, dan BBM. Penurunan permintaan tenaga kerja pada sektor padi, jagung, ubi kayu, tebu, industri
penggilingan padi, industri tepung, industri gula, BBM, karena penurunan pada output sektor tersebut Tabel 28. Penurunan permintaan tenaga kerja pada
sektor batubara dan gas, karena penurunan permintaan ekspor dan peningkatan penawaran impor pada sektor tersebut Tabel 30.