Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian
Blok 6. Permintaan Output untuk Memproduksi Barang Modal atau Investasi
Proses pembentukan barang modal disajikan pada Gambar 28. Sebagaimana halnya barang konsumsi, fungsi produksi untuk barang modal
diasumsikan dalam beberapa tahap, dengan karakteristik fungsi CES pada tingkat awal untuk mengkombinasi berbagai sumber barang dan fungsi produksi
Leontief pada tingkatan yang lebih tinggi untuk mengkombinasikan barang- barang antara gabungan. Dalam hal ini diasumsikan bahwa barang modal dapat
diproduksi tanpa menggunakan input primer. Pada tahap awal, penggunaan barang domestik dan impor ditentukan berdasarkan minimisasi biaya dengan
teknologi produksi CES. IND
i COM
c S
A X
CES X
csi c
csi csi
SRC s
s ci
∈ ∈
=
∈
, 2
; 2
2 2
2
_
σ
……………………………….13 dimana:
X2
ci_s
X2 = permintaan barang modal setiap komoditi, setiap industri pada semua
sumber.
csi
A2 = permintaan barang modal setiap komoditi, setiap industri dan setiap
sumber.
csi
σ2 = produktivitas barang modal setiap komoditi, setiap industri dan setiap
sumber.
c
S2 = elastisitas Armington pada setiap komoditi.
csi
= pangsa nilai modal setiap komoditi, setiap industri dan setiap sumber. Pada tingkatan yang paling atas, biaya total komoditi gabungan juga
diminimumkan dengan pembatas fungsi produksi Leontief dan tingkat tertentu dari barang modal yang diproduksi, sebagai berikut:
IND i
A X
MIN TOT
A TOT
X
s ci
s ci
COM c
i i
∈
=
∈ _
_
2 2
2 1
2
……………………………………….14 dimana:
X2TOT
i
A2TOT = permintaan total barang modal pada industri i.
i
X2 = produktivitas barang modal industri i.
ci_s
A2 = permintaan barang modal setiap komoditi, setiap industri pada semua
sumber.
ci_s
= produktivitas barang modal setiap komoditi, setiap industri pada semua sumber.
Barang Modal Industri I
X2TOT
i
Leontief
Barang 1 X2
li_s
Barang C X2
ci_s
CES σ2
I
CES σ2
C
Barang Domestik 1
X2
l”dom”i
Barang Domestik C
X2
C”dom”i
Barang Impor C
X2
C”imp”i
Barang Impor 1
X2
I”imp”i
Gambar 28. Struktur Permintaan Investasi Sumber: Oktaviani, 2000
Blok 7. Permintaan Rumah Tangga
Berdasarkan teori neoklasik, rumah tangga diasumsikan sebagai penerima harga dan memaksimumkan fungsi kepuasan dengan pembatas
pengeluaran agregat. Mengikuti model ORANI, rumah tangga dianggap sebagai konsumen tunggal dan memaksimumkan fungsi utilitas tunggal dan agregat.
Syarat cukup mengenai penggunaan asumsi konsumen tunggal didasarkan pada dua hal, yaitu tujuan analisis dan dampak simulasi terhadap
distribusi pendapatan. Pendisagregasian kelompok rumah tangga menjadi hal yang penting ketika penelitian tersebut berfokus pada distribusi kesejahteraan
dan struktur pendapatan. Dengan menggunakan model yang sama dengan model ORANI, fungsi kepuasan konsumen disajikan pada Gambar 29. Pada
tingkatan yang paling tinggi, pilihan konsumen diantara berbagai jenis komoditi berdasarkan pada fungsi linear expenditure demand system LES. Pada tingkat
kedua konsumen mengkombinasikan barang-barang dari berbagai sumber domestik dan impor berdasarkan mekanisme CES.
Utilitas Rumah
Tangga
Stone Geary
Barang 1 X3
l_s
Barang C X3
c_s
CES σ3
I
CES σ3
C
Barang Domestik 1
X3
l”dom”
Barang Domestik C
X3
C”dom”
Barang Impor C
X3
C”imp”
Barang Impor 1
X3
I”imp”
Gambar 29. Spesifikasi Konsumsi Rumah Tangga Sumber: Oktaviani, 2000
Pada persamaan permintaan LES diasumsikan bahwa pengeluaran terhadap barang i merupakan fungsi linier dari harga n dan pendapatan. Sistem
ini secara umum digunakan pada aplikasi analisis permintaan Clements et al, 1994 dalam Oktaviani, 2008 dan biasanya didasarkan pada fungsi utilitas
agregat Stone-Geary dengan persamaan sebagai berikut: TOTALUTILITY = P
C
X3LUX
C S3LUX
C
dimana: ………………………………………….........15
TOTALUTILITY = kepuasan total rumah tangga. X3LUX
c
= komposit agregat dari barang mewah.