Bahwa selama pemerintahan dibawah komando dan kekuasaan TERGU-

63. Bahwa kebijakan yang dikeluarkan oleh TERGUGAT V telah membuat

PARA PENGGUGAT tidak terwakili dalam institusi resmi pemerintahan. Tidak ada wakil dari PARA PENGGUGAT yang memperjuangkan hak-hak warga negara yang dirampas oleh dan selama TERGUGAT V memerintah. Oleh karenanya TERGUGAT V telah dengan sengaja melanggar kewajiban hukumnya atas Sila Keempat Pancasila terhadap PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelompok I, II, IV, V, VI dan VII;

64. Bahwa TERGUGAT V tidak menjalankan kewajiban hukumnya sebagai-

mana bunyi Sila Kelima Pancasila yaitu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pelanggaran tersebut dapat dilihat dari kerugian yang dialami oleh PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelompok I, II, IV, V, VI dan VII. Adapun kerugian tersebut berupa tidak didapatkannya hak berupa gajiupah danatau tunjangan danatau pensiun danatau pesangon danatau peng- hasilan dari pekerjaan, pendidikan, tanah dan bangunan serta kreasi seni dan budaya ;

65. Bahwa TERGUGAT V tidak menerapkan prinsip-prinsip hukum terhadap

PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelompok I, II, IV, V, VI dan VII yang hak- haknya sebagai warga negara dilindungi oleh undang-undang. TERGUGAT V dengan secara sengaja membatasi hak-hak PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelompok I, II, IV, V, VI dan VII tanpa melalui proses hukum yang adil dan transparan. Hal ini sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 19 Tahun 1964 tentang Pokok Kekuasaan Kehakiman yang tidak membolehkan seseorang untuk ditangkap, ditahan, digeledah dan disita harta bendanya tanpa adanya ketentuan undang-undang yang mengatur ;

66. Bahwa ketentuan Undang-undang Nomor 19 Tahun 1964 pun telah

menjelaskan, apabila seseorang diduga terkena pidana, maka proses hukum yang harus dilakukan adalah dimuka pengadilan, sebagaimana bunyi dibawah ini : Pasal 4 2 Tiada seorang juapun dapat dihadapkan didepan pengadilan selain daripada yang ditentukan, baginya oleh Undang-undang. 3 Tiada seorang juapun dapat dijatuhi pidana kecuali apabila penga- dilan, karena alat pembuktian yang sah menurut Undang-undang mendapat keyakinan bahwa seseorang yang dapat dipertanggung- jawabkan, telah bersalah atas perbuatan yang dituduhkan atas dirinya. 4 Tiada seorang juapun dapat dikenakan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan pensitaan, selain atas perintah tertulis oleh kekuasaan yang sah dalam hal-hal dan menurut cara-cara yang diatur dengan undang-undang.

67. Bahwa baik Undang-undang Nomor 19 tahun 1964 secara tegas menyata-

kan bahwa tidak ada seseorang dapat dipidana terkecuali dihadapan pengadilan, baik untuk ditangkap, ditahan, digeledah dan adanya penyitaan. 133