Bahwa Ketetapan MPRS Nomor : XXMPRS1966 tentang Memorandum

Ketetapan MPR NO. IIIMPR2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urut Peraturan Perundang-undangan yang memberikan susunan sebagai berikut : Pasal 2 “Tata urutan peraturan perundang-undangan merupakan pedoman dalam pembuatan aturan hukum di bawahnya. Tata urutan peraturan perundang- undangan republik Indonesia adalah : 1. Undang-Undang Dasar 1945; 2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia; 3. Undang-Undang; 4. Peraturan pemerintah Pengganti undang-Undang Perpu; 5. Peraturan Pemerintah; 6. Keputusan Presiden; 7. Peraturan Daerah.”

34. Bahwa UUD 1945 disebutkan dalam Ketetapan MPRS Nomor: XXMPRS

1966 dan Ketetapan MPR Nomor : IIIMPR2000 sebagai pedoman dan atau peraturan dasar tertulis dalam pembuatan aturan-aturan dibawahnya. Maksud dari pedoman dan peraturan dasar tertulis ini adalah tidak berten- tangan atau bertolak belakang dengan aturan-aturan dasar yang tertulis dalam UUD 1945. Dengan demikian, PARA TERGUGAT sejak dan pada saat sedang menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia dalam men- jalankan pemerintahan tidak diperkenankan bertolak belakang dengan peraturan dasar sebagaimana tertulis dalam UUD 1945 ;

35. Bahwa oleh karena kewajiban hukum memegang kekuasaan berdasarkan

UUD 1945, maka dengan demikian TERGUGAT I yang dilantik pada tanggal 20 Oktober 2004 dan menjabat sampai dengan gugatan ini diajukan, TERGUGAT II yang dilantik pada tanggal 23 Juli 2001 dan menjabat sampai dengan tanggal 19 Oktober 2004, TERGUGAT III yang dilantik pada tanggal 20 Oktober 1999 dan menjabat sampai dengan 23 Juli 2001 telah melakukan perbuatan melawan hukum terhadap PARA PENGGUGAT berupa : a. TERGUGAT I, TERGUGAT II, dan TERGUGAT III tidak memulihkan harkat dan martabat PARA PENGGUGAT sebagai Warga Negara Republik Indonesia yang terkena stigmatuduhancap terlibat G30S danatau stigmatuduhancap PKI; 1. Bahwa PARA PENGGUGAT harkat dan martabatnya sebagai warga negara Indonesia belum dipulihkan oleh TERGUGAT I, TERGUGAT II, dan TERGU- GAT III. Pemulihan ini merupakan kewajiban TERGUGAT I, TERGUGAT II, dan TERGUGAT III yang pernah danatau sedang menjabat sebagai Presiden RI ; 2. Bahwa PARA PENGGUGAT sebagai warga negara telah dengan sengaja dilekatkan stigmatuduhancap terlibat G30S danatau stigmatuduhancap PKI oleh pemerintah sebelumnya tanpa melalui proses hukum yang adil, benar 113 dan transparan. Proses dimaksud pun tidak mengedepankan asas praduga tak bersalah presumption of innocent. Beberapa kali PARA PENGGUGAT meminta untuk dilakukannya pemulihan harkat dan martabat, namun tidak pernah dilaksanakan oleh TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III ; 3. Bahwa tanpa adanya proses hukum yang adil, benar, transparan dan mengedepankan asas praduga tak bersalah presumption of innocent PARA PENGGUGAT di vonis terlibat G30S dan PKI di duga dalangnya. Secara badan hukum PKI menjadi organisasi terlarang, akan tetapi secara individu- individu sebagai warga negara PARA PENGGUGAT memiliki hak yang harus dipenuhi dan tidak boleh dilanggar. Sudah selayaknya hak-hak warga negara harus dikedepankan dan diselesaikan lewat peradilan yang fair tanpa inter- vensi kekuasaan ; 4. Bahwa begitupun PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelompok III dan Wakil Kelompok VI yang terkena penelitian khusus di-stigmatuduhcap orang tuanya terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam G30S dan PKI menga- lami proses penelitian khusus yang sangat subyektif. Tanpa ada proses hukum terhadap orang tua PARA PENGGUGAT dari Wakil Kelompok III dan Wakil Kelompok VI pun mendapatkan ketidakadilan ; 5. Bahwa selama danatau sedang menjabat sebagai Presiden RI, TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III tidak menjalankan kewajiban hukumnya yang disebutkan dalam pasal 14 1 UUD 1945, berbunyi : “Presiden memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertim- bangan Mahkamah agung” 6. Bahwa pengertian rehabilitasi adalah pemulihan kembali harkat dan martabat seseorang yang telah dirampas hak asasinya tanpa pernah dinyatakan bersalah melakukan suatu tindak pidana melalui peradilan yang terbuka dan transfaran fair trial. Kondisi PARA PENGGUGAT seperti yang dijelaskan dalam point sebelumnya, mewajibkan TERGUGAT I, TERGUGAT II dan TERGUGAT III untuk melakukan rehabilitasi. ; 7. Bahwa Mahkamah Agung Republik Indonesia telah melayangkan surat Nomor : KMA403VI2003 tentang permohonan rehabilitasi terhadap mereka yang menjadi korban dengan tuduhancapstigma PKI yang isinya adalah me- nyarankan kepada Presiden RI agar mengambil langkah-langkah penyelesai- an tuntutan Rahabilitasi korban tuduhancapstigma PKI dengan mengem- balikan harkat dan martabatnya sebagai warga negara sebagaimana telah diamanatkan dalam pasal 14 ayat 1 UUD 1945 amandemen keempat ; 8. Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas maka kewajiban hukum TERGUGAT I, TERGUGAT II, dan TERGUGAT III dalam pasal 14 ayat 1 UUD 1945, sebagaimana telah dikuatkan dalil kewajiban Presiden RI oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia MA RI dengan Nomor: KMA403VI 2003, belum dilaksanakan sewaktu danatau sedang menjabat sebagai Presiden RI ; 114