Bahwa jaminan atas hak asasi manusia disebutkan secara rinci dalam

Pasal 11 “ 1 Setiap orang yang dituntut karena disangka melakukan suatu pelanggaran pidana dianggap tak bersalah, sampai dibuktikan kesalahannya menurut undang-undang dalam suatu sidang pengadilan yang terbuka, dan di dalam sidang itu diberikan segala jaminan yang perlu untuk pembelaannya.” Pasal 16 “1 Orang-orang dewasa baik laki-laki maupun prempuan dengan tidak dibatasi oleh kebangsaan, kewarganegaraan atau agama, berhak untuk mencari jodoh dan membentuk keluarga. Mereka mempunyai hak yang sama dalam soal perkawinan, di dalam perkawinan dan di kala perceraian.” Pasal 17 “1 Setiap orang berhak mempunyai milik baik sendiri maupun bersama-sama dengan orang lain.” “2 Tidak seorang pun boleh dirampas miliknya dengan semena- mena.” Pasal 21 “1 Setiap orang berhak turut serta dalam pemerintahan negerinya sendiri, baik dengan langsung maupun dengan perantaraan wakil-wakil yang dipilih dengan bebas.” “2 Setiap orang berhak atas kesempatan yang sama untuk diangkat dalam jabatan pemerintah negerinya.” Pasal 23 “1 Setiap orang berhak atas pekerjaan, berhak dengan bebas memilih pekerjaan, berhak atas syarat-syarat perburuhan yang adil dan baik atas perlindungan kepada pengangguran.” Pasal 26 “1 Setiap orang berhak mendapat pengajaran. Pengajaran harus dengan percuma, setidak-tidaknya dalam tingaktan rendah dan tingkat dasar. Pengajaran sekolah rendah harus diwajibkan. Penga- jaran teknik dan vak harus terbuka bagi semua orang dan pengajaran tinggi harus dapat dimasuki dengan cara yang sama oleh semua orang, berdasarkan kecerdasan.” Pasal 27 “1 Setiap orang berhak untuk turut serta dengan bebas dalam hidup kebudayaan masyarakat, untuk mengecap kenikmatan kesenian dan untuk turut serta dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan mendapat manfaatnya.” 149 “2 Setiap orang berhak untuk dilindungi kepentingan-kepentingannya moril dan materiil yang didapatnya sebagai hasil dari sesuatu produksi dalam lapangan ilmu pengetahuan, kesusasteraan atau kesenian yang diciptakan sendiri.”

94. Bahwa dengan demikian perbuatan PARA TERGUGAT telah bertentangan

dengan pergaulan dalam masyarakat terutama bertentangan dengan hak- hak PARA PENGGUGAT sebagaimana yang telah diatur dalam Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia PBB. Pertentangan tersebut terdapat pada penghilangan paksa, pengambilan paksa, tidak memberikan kesem- patan, membatasi hak-hak yang melekat dalam pekerjaan, hak atas barang milik pribadi, pendidikan, hak atas budaya dari PARA PENGGUGAT

95. Bahwa PARA TERGUGAT dengan berbuat dan tidak berbuat sesuatu

terhadap PARA PENGGUGAT melalui kebijakan yang dikeluarkan dan pembiaran terhadap kebijakan-kebijakan yang telah dikeluarkan berten- tangan dengan pergaulan masyarakat Internasional yang menginginkan suatu peradaban yang melindungi hak asasi manusia di manapun berada sebagaimana yang telah diuraikan dalam fakta-fakta hukum diatas ;

96. Bahwa hak-hak yang terkandung dalam Deklarasi Universal tentang Hak

Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa telah diterjemahkan ke dalam Kovenan Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya. Pada prinsipnya negara-negara yang ada didunia patut menghormati dan memenuhi hak-hak ekonomi, sosial dan budaya warga negaranya tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras, golongan sosial, jabatan, jenis kelamin, dan sebagainya. Artinya PARA TERGUGAT sebagai dan pada saat menjabat Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan berkewajiban menghormati aturan rule yang telah digariskan dalam pergaulan masyarakat Internasional ; 97. Bahwa hak-hak PARA PENGGUGAT telah dijelaskan dalam Kovenan Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya sebagaimana tertulis dibawah ini : “Pasal 6 1 Setiap Negara peserta Kovenan ini mengakui hak atas pekerjaan, termasuk hak setiap orang atas kesempatan untuk mencari nafkah dengan pekerjaan yang dipilihnya atau diterimanya sendiri secara bebas, dan akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna menjamin hak ini. “Pasal 13 1 Para Negara Peserta Kovenan ini mengakui hak setiap orang atas pendidikan. Mereka bersepakat, bahwa pendidikan harus diarahkan pada perkembangan seutuhnya dari kepribadian manusia dan kesa- daran akan harga dirinya, dan memperkuat rasa hormat terhadap hak-hak asasi manusia dan kebebasan pasar. 1 Para Negara Peserta Kovenan ini mengaku, bahwa untuk melak- sanakan hak itu secara penuh: 150 a Pendidikan dasar harus diwajibkan dan terbuka bagi semua orang.” “Pasal 15 Para Negara Peserta Kovenan ini mengakui hak setiap orang : a. Untuk mengambil bagian dalam kehidupan budaya ; b. Menikmati manfaat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan penerapan- nya ; c. Memperoleh manfaat perlindungan atas kepentingan moral dan material yang terdapat pada segala karya ilmiah, sastra atau seni yang telah diciptakannya.”

98. Bahwa Pergaulan masyarakat Internasional yang terkait dengan gugatan ini

adalah International Covenan of Economic, social, dan cultural Right ICESCR yang harus dihormati oleh bangsa dan negara Indonesia sebagai salah satu negara anggota PBB yang secara Morally Binding terikat dengan Universal Declaration Of Human Right. Tindakan dengan sengaja dan mem- biarkan diskriminasi berlangsung terus-menerus terhadap hak-hak PARA PENGGUGAT merupakan pengabaian atas pergaulan masyarakat Interna- sional ;

99. Bahwa Indonesia Juga merupakan negara yang berpartisipasi dalam

konferensi HAM dunia di Wina pada tahun 1993 yang melahirkan The Vienna Declaration and programme of Action of Human Right, yang me- refirm komitmen dari setiap negara peserta untuk memenuhi obligasi kewajiban dalam mempromosikan perlindungan dan pemenuhan universal HAM dan kebebasan-kebebasan fundamental, seperti juga dinyatakan dalam piagam Perserikatan Bangsa-bangsa ;

100. Bahwa dengan demikian perbuatan PARA TERGUGAT yang telah diuraikan

dalam bab perbuatan melawan hukum telah melanggar pasal 1365 KUH Perdata yang isinya : Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada pihak lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian tersebut, mengganti kerugian tersebut, yang mana PARA TERGUGAT telah melanggar kewajiban hukum dan pergaulan yang diharuskan dalam masyarakat terhadap orang lain, akibatnya PARA PENGGUGAT telah mengalami kerugian baik materiil maupun immateril ; 101. Bahwa berdasarkan uraian tersebut diatas, maka kerugian yang dialami oleh PARA PENGGUGAT akibat tindakan PARA TERGUGAT harus tetap dipenuhi, meskipun PARA PENGGUGAT melihat ganti rugi tidak semata- mata dalam bentuk materi, tetapi berbentuk juga tuntutan lainnya atas hak- hak dari warga negara Indonesia yang selama ini dibatasi oleh peraturan- peraturan yang diskrimnatif sampai saat ini. Oleh karena itu mohon kiranya Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat cq. Majelis hakim yang memeriksa perkara dapat mengabulkan tuntutan PARA PENGGUGAT tidak hanya difokuskan pada ganti kerugian berbentuk materi ; 151