commit to user 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Untuk mengemban tugas tersebut, guru profesional
saat mengajar harus pandai memilih model pembelajaran. Model pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran dan karakter siswa dapat mendukung
tercapainya tujuan. Oleh karena itu, diperlukan inovasi dan kreativitas para pendidik dalam meningkatkan kualitas kehidupan manusia. Sehingga tercipta
sumber daya manusia yang mempunyai kesiapan mental dan kemampuan berpartisipasi mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pelajaran IPA
biologi sains diserap bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaannya, 2. Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan
prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, 3. Mengembangkan rasa ingin tahu sikap positif dan kesadaran terhadap adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan tehnologi dan masyarakat, 4. Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan
berfikir bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi, 5. Meningkatkan
1
commit to user 2
kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam, 6. meningkatkan kesadaran untuk menghargai
alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, 7. Meningkatkan pengetahuan konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidika kejenjang selanjutnya Depdiknas:2003. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP adalah kurikulum yang
saat ini dikembangkan oleh pemerintah, dimana kurikulum ini merupakan pengembangan kurikulum 2004. Departemen Pendidikan Nasional telah
menetapkan karangka dasar, standar kompetensi lulusan, standar kompetensi dan kompetensi dasar setiap mata pelajaran untuk setiap satuan pendidikan, dalam
rangka pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP ini. Sedangkan pengembangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem
penilaian merupakan kewenangan satuan pendidikan sekolah dibawah koordinasi dan supervisi pemerintah KabupatenKota. Kurikulum baru ini tetap
memberikan tekanan
pada pengembangan
kompetensi siswa.
Prinsip pengembangan KTSP adalah 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan,
dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya; 2. Beragam dan terpadu; 3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; 4.
Relevan dengan kebutuhan kehidupan; 5. Menyeluruh dan berkesinambungan; 6. Belajar sepanjang hayat; 7. Dan seimbang antara kepentingan nasional dan
kepentingan daerah. Dengan berlakunya kurikulum ini, guru sebagai pengajar dituntut untuk
mampu memilih strategi pembelajaran yang sesuai untuk peserta didiknya dan
commit to user 3
juga materi yang diajarkannya. Akan tetapi, belum semua guru mampu merancang skenario pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan
menerapkan metode yang berorientasi pada
student centered
. Model pembelajaran yang selama ini diaplikasikan di SMPN 2
Tambakrejo adalah model pembelajaran konvensional, seperti ceramah, open book, penugasan, bahkan tidak jarang guru menyuruh siswa untuk mencatat.
Banyak guru di SMPN 2 Tambakrejo yang belum menggunakan variasi model pembelajaran, mereka terbiasa menggunakan model konvensional, Belum adanya
penerapan pembelajaran kooperatif pada SMPN 2 Tambakrejo terutama dengan metode TGT
Tea m Ga me Tourna ment
pada jenjang pendidikan akan membangun pribadi-pribadi siswa yang suka bekerja sama, menghormati
perbedaan, menjunjung tinggi nilai gotong royong yang menjadi jati diri bangsa Indonesia.
Guru di SMPN 2 Tambakrejo sebelum melakukan proses pembelajaran, belum melakukan penggalian memori awal terlebih dahulu yang berkaitan
tentang tujuan dan materi pelajaran, dalam silabus pelajaran biologi kurikulum KTSP pada kompetensi dasar 1.3 mengenai sistem koordinasi, terdapat empat
indikator mengenai sistem koordinasi pada manusia yaitu a Membandingkan bentuk bangun bagian organ dan atau organ penyusun sistem koordinasi pada
manusia, b Mendeskripsikan fungsi otak, fungsi sumsum tulang belakang, dan sel syaraf dalam dalam sistem koordinasi, c Menunjukkan bagian-bagian alat indera
dan fungsinya, d Mendata contoh kelainan dan penyakit pada alat indera yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan upaya mengatasinya. Materi
commit to user 4
sistem koordinasi pada manusia yang diberikan pada siswa kelas IX semester satu perlu disignifikasi dengan suatu metode yang menarik dan sesuai. Materi sistem
koordinasi pada manusia menuntut siswa untuk mengetahui berbagai hal tentang sistem koordinasi pada manusia, pada materi ini bersifat abstrak yang berarti tidak
dapat dilihat langsung oleh siswa, sulit dan sangat penting bagi kehidupan sehari- hari, serta banyak konsep-konsep yang penting, sehingga membutuhkan
pemahaman dan hafalan yang cukup. Kendalanya adalah terkadang siswa kurang bisa memahami materi sistem koordinasi pada manusia. Oleh sebab itu, materi ini
perlu diajarkan dengan metode yang sesuai dengan karakteristik materi . Metode yang diharapkan siswa mampu mengingat terus dalam memorinya, metode yang
sesuai adalah metode TGT melalui ular tangga dan teka-teki silang, disini siswa belajar sambil bermain.
Kondisi siswa belajar merupakan masukan mentah
ra w input
yang berpengaruh dalam proses belajar, kemampuan memori siswa merupakan salah
satu faktor
ra w input
yang akan
berinteraksi dengan
masukan instrumen
instrumen input
dan masukan lingkungan
environmenta l input
yang pada akhirnya mempengaruhi hasil belajar. Kemampuan memori berkaitan dengan
kemampuan menerima atau memasukkan
lea rning
, menyimpan
retention
, dan menimbulkan kembali
remembering
. Untuk mengetahui apa kemampuan memori lebih lanjut, harus memahami mengapa hanya sedikit orang yang
mempunyai kemampuan memori baik. Menurut Mahesh kapadia 2003: 5 daya ingat akan bekerja pada empat tahap: 1. Daya ingat mengenali sesuatu, 2. Kesan
commit to user 5
yang tinggal didaya ingat, 3. Daya ingat yang dapat menyimpan kesan, 4. Daya ingat yang dapat menyimpan apa yang perlu disimpan.
Dengan banyaknya istilah latin dalam materi biologi, kemungkinan diperlukan kemampuan memori siswa yang tinggi, untuk mendapat prestasi
belajar yang tinggi,serta mendapat prestasi belajar biologi yang optimal. Selain itu pelajaran IPA juga memerlukan kreativitas untuk mengukur
pemikiran divergen, yaitu mencari macam-macam alternatif jawaban berdasarkan informasi yang diketahui. Selama ini guru di SMPN 2 Tambakrejo juga belum
menggali kreativitas anak dalam proses belajar mengajar, sehingga proses belajar mengajar belum maksimal untuk menggali potensi dari siswa.
Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa prestasi belajar IPA untuk siswa SMPN 2 Tambakrejo masih memprihatinkan, terbukti nilai rata-rata kelas
ulangan harian dan mid semester kurang dari KKM yaitu 58. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajarnya perlu ditingkatkan. Hal tersebut dapat dilihat dari data
nilai rata-rata ulangan harian dan tengah semester untuk mata pelajaran IPA Biologi pada tahun 20092010, diperoleh hasil yang disajikan pada Tabel 1.1
Tabel 1.1 Nilai Rata-rata ulangan harian dan mid semester SMPN 2 Tambakrejo Bojonegoro tahun pelajaran 20092010.
No Kelas UH Mid
SMT UH
KKM UH
KKM Mid
KKM Mid
KKM KKM
1. 7A
52 50
80 20
85 15
58 2.
7B 45
48 90
10 75
25 58
3 7C
42 44
60 40
65 35
58 4.
8A 55
52 92
8 88
12 58
5. 8B
54 56
85 15
77 23
58 6.
9A 50
55 69
21 86
14 58
7. 9B
48 50
87 13
90 10
58 8.
9C 49
55 93
7 70
30 58
Sumber : dokumen nilai guru.
commit to user 6
Dari data didalam tabel dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai IPA biologi masih dibawah KKM. Kemungkinan lain prestasi belajar siswa tidak dapat
optimal karena kurangnya inovasi guru dalam metode pembelajaran biologi, selain itu rendahnya prestasi belajar dapat disebabkan oleh faktor intern dan
ekstern. Faktor intern antara lain: motivasi, kesehatan, dan kemampuan awal. Motivasi belajar merupakan faktor yang sangat berpengaruh di SMPN 2
Tambakrejo, berdasarkan hasil observasi yang saya peroleh siswa cenderung malas untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar, ini dapat dilihat dari kegiatan
siswa pada waktu KBM kegiatan belajar mengajar ada yang mengantuk, ramai sendiri, bergurau dengan teman, bahkan ada yang tidur pada saat guru
menerangkan. Menurut Dawson R. Hancock dalam jurnalnya yang berjudul
Effects of performance assessment on the a chievement and motivation of graduate students 2007: 220:
“
In a cademic environments, motivation to lea rn is oftenviewed a s a student’s tendency to find a ca demic a ctivities meaningful a nd
worthwhile deriving the intended benefits of those a ctivities” .
Di lingkungan pelajar, motivasi sering dipandang sebagai kecenderungan siswa yang
menemukan aktifitas pelajar yang berguna dan bermanfaat dikarenakan motivasi dan pembelajaran saling berhubungan.
Siswa SMPN 2 Tambakrejo cenderung pasif dalam pembelajaran, ini dapat terlihat bahwa siswa tidak antusias terhadap pelajaran IPA.
Inca me
yang rendah dari SMPN 2 Tambakrejo juga sangat berpengaruh, kemungkinan faktor
ekstern yang berpengaruh dapat berasal dari guru, media pembelajaran, model pembelajaran, sarana prasarana, dan lingkungan hal ini menyebabkan prestasi
commit to user 7
belajar siswa tidak dapat optimal karena kurangnya inovasi guru dalam metode pembelajaran IPA. Pada umumnya pembelajaran IPA di SMP masih didominasi
pendekatan konvensional dengan metode ceramah. Untuk membangkitkan semangat belajar siswa diperlukan metode pembelajaran yang baru. Bermain
didefinisikan sebagai suatu aktivitas yang membantu anak mencapai perkembangan yang utuh, baik secara fisik, intelektual, sosial, moral, dan
emosional Andang Ismail, 2006 : 15-16. Fungsi utama bermain adalah untuk relaksasi dan menyegarkan kembali
refreshing
kondisi fisik dan mental yang berada diambang ketegangan. Bermain sambil belajar dapat dijadikan metode
pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran biologi. Ada beberapa pendekatan metode pembelajaran biologi seperti pendekatan
kooperatif, kontekstual, PBL,CTL dan lain sebagainya. Menurut Kemal Doymus dkk dalam jurnalnya yang berjudul
“
Effects of Two Cooperative Lea rning Strategis on Tea ching a nd Lea rning Topics of Thermochemistry
2009: 34 . “
These methods a nd structures can be categirizet into the following models a Student Tea ms and Achievement Divisions STAD, b Tea ms –
Tourna ments TGT, c Lea rning TogetherLT, d Jigsa w TechniqueJT, e Group Investigation Technique GIT, f Tea m Accelera ted Instruction
TAI and g Cooperative Integrated Rea ding and composition CIRC.
Pembelajaran kooperative ini ada beberapa metode dan struktur antara
lain STAD, TGT, LT, JT, GIT, TAI, CIRC. Model pembelajaran yang baik adalah model pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan,
kondisi siswa, sarana yang tersedia serta penguasaan kompetensi. Oleh karena itu, diperlukan suatu bentuk pembelajaran yang tidak hanya mampu secara materi saja
tetapi juga mempunyai kemampuan yang bersifat formal dan membangkitkan
commit to user 8
motivasi siswa supaya senang dengan pelajaran IPA, sehingga selain diharapkan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa, diharapkan juga model pembelajaran
yang diterapkan dapat membuat siswa aktif terlibat dalam proses kegiatan belajar mengajar semaksimal mungkin yaitu dengan cara siswa menerapkan
pengetahuannya, belajar memecahkan masalah, mendiskusikan masalah dengan teman-temannya, mempunyai keberanian menyampaikan ide atau gagasan dan
mempunyai tanggung jawab terhadap tugasnya. Selama ini, dalam kegiatan belajar individual masih cenderung mementingkan kepentingan pribadi dan tidak
memperhatikan lingkungan sekitarnya. Pembelajaran kooperatif kelompok merupakan salah satu model
pembelajaran yang merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu
sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Disini, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk
mengasah pengetahua yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Model pembelajaran kooperatif merupakan
contoh model pembelajaran yang dapat membantu peningkatan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang ada, hal inidikarenakan adanya interaksisiswa
didalam kelompoknya dan juga interaksi dengan guru. Selain itu, pembelajaran kooperatif juga menghasilkan akibat-akibat positif lainnya yang dapat
mengembangkan hubungan antar kelompok, penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri.
commit to user 9
Model pembelajaran kooperatif yang sesuai dengan tema belajar sambil bermain adalah metode pembelajaran TGT
Tea ms Ga mes Tourna ments
. Salah satu contoh pembelajaran kooperatif yang tepat untuk materi sistem koordinasi
pada manusia adalah metode pembelajaran TGT
Tea ms Ga mes Tourna ments
merupakan contoh model pembelajaran kooperatif kelompok yang mempunyai tema belajar sambil bermain. Metode pembelajaran TGT kemungkinan tepat
diterapkan untuk materi biologi, karena TGT lebih tepat diterapkan untuk mengajar obyek yang didefinisikan secara baik dengan satu jawaban benar seperti
konsep dan fakta ilmu pengetahuan. Yang membedakan TGT dengan metode dari model
cooperatif lea rning
yang lain adalah, metode TGT menambah dimensi kegembiraan yang diperoleh dari penggunaan permainan. Teman satu tim akan
saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan maslah-masalah satu sama lain,
tetapi sewaktu-waktu siswa bermain dalam game, temannya tidak boleh membantu memastikan telah terjadi tanggung jawab individual.
Banyak model pembelajaran yang melibatkan permainan seperti Ular tangga, Scrambel, Roda impian, TTS dan Piramid, tetapi sistem permainan yang
dipakai pada penelitian ini adalah Teka-teki silang
Cross Word
dan Ular tangga. Untuk proses pembelajaran biologi pada materi perkembangbiakan pada
tumbuhan, dimana dengan permainan teka-teki silang siswa dapat belajar memecahkan suatu permasalahan dengan cara serta usahanya sendiri, sedangkan
dengan permainan ular tangga dapat meningkatkan motivasi siswa karena untuk mencapai
finish
mencapai kemenangan dapat diperoleh dengan keberuntungan
commit to user 10
mengocok dadu. Kedua permainan ini memiliki kelebihan dan kelemahan masing- masing. Perbedaan jenis permainan pada metode TGT kemungkinan akan
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Dalam metode pembelajaran ini siswa diharapkan dapat bermain sambil belajar dalam suasana kerja sama,
sehingga siswa tertarik dan tidak bosan dalam belajar materi sistem koordinasi pada manusia, yang akhirnya diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa. Berdasarkan pada uraian diatas, penulis memperoleh pemikiran bahwa,
prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui model, metode dan media pembelajaran ditinjau dari memori dan kreativitas siswa. Oleh karena itu, penulis
ingin melakukan penelitian tentang pembelajaran biologi dengan metode TGT
Tea ms Ga mes Tourna ments
menggunakan permainan ular tangga dan teka-teki silang ditinjau dari memori dan kreativitas siswa yang melibatkan peran aktif
siswa dalam belajar sambil bermain.
B. Identifikasi Masalah