commit to user
BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN,
KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Hakekat Pembelajaran
Belajar merupakan suatu hal yang sangat mendasar bagi manusia, Belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, apakah belajar itu?. Menurut Ratna wilis
Dahar  1989:  21,  belajar  didefinisikan  sebagai  perubahan  perilaku  yang diakibatkan  oleh  pengalaman.  Ada  lima  macam  perilaku  perubahan  pengalaman
dan dianggap  sebagai  faktor-faktor  penyebab  dasar dalam  belajar.  Pertama,  pada tingkat  emosional  yang  paling  primitif,  terjadi  perubahan  prilaku  akibat  dari
perpasangan suatu stimulus tak terkondisi dengan suatu stimulus yang terkondisi. Sebagai  suatu  fungsi  pengalaman,  stimulus  terkondisi  itu  pada  suatu  waktu
memperoleh  untuk  mengeluarkan  respon  terkondisi.  Belajar  seperti  ini  disebut belajar  responden  dan  menolong  kita  untuk  memahami  bagaimana  para  siswa
menyenangi  atau  tidak  menyenangi  sekolah  atau  bidang-bidang  studi.  Kedua, belajar  kontinuitas yaitu bagaimana dua peristiwa dipasangkan satu dengan yang
lain  pada  suatu  waktu,  hal  ini  sering  kita  alami  dan  kita  kenal  sebagai  belajar “drill”.  Ketiga,  belajar  adalah  konsekuensi-konsekuensi  perilaku  mempengaruhi
apakah perilaku itu akan diulangi atau tidak, dan beberapa besar pengulangan itu, belajar  ini  disebut  belajar  operant.  Keempat,    pengalaman  belajar  sebagai  hasil
observasi  manusia  dan  kejadian-kejadian,  kita  belajar  dari  model-model,  dan masing-masing  kita  mungkin  menjadi  suatu  model  bagi  yang  lain  dalam  belajar
16
commit to user 17
observasional.  Kelima,  belajar  kognitif  terjadi  bila  kita  melihat  dan  memahami peristiwa-peristiwa  disekitar  kita,  dan  dengan  insait,  belajar  menyelami
pengertian. Sedangkan  pembelajaran  adalah  menanamkan  pengetahuan  pada
seseorang  dengan  cara  paling  singkat  dan  tepat  Slameto,  2003:  30.  Sehingga model  pembelajaran  dapat  diartikan  sebagai  skema  yang  berupa  struktur  cara
menanamkan pengetahuan pada seseorang. Dapat juga diartikan pula sebagai pola yang  yang  digunakan  untuk  penyusunan  kurikulum,  mengatur  materi,  dan
memberi  petunjuk  guru  dikelas.  Menurut  Arends,  model  pembelajaran  mengacu pada  pendekatan  yang  akan  digunakan,  termasuk  didalamnya  tujuan-tujuan
pembelajaran,  lingkungan  pembelajaran,  dan  pengelolaan  kelas.  Model pembelajaran    ini  sebagai  kerangka  koseptual  yang  melukiskan  prosedur
sistematis  dalam  mengorganisasikan  pengalaman  untuk  mencapai  tujuan belajar. Model  pembelajaran  membuat  para  pengembang  pembelajaran  memahami  dan
merinci masalah ke dalam unit-unit yang  lebih mudah diatasi dan menyelesaikan masalah pembelajaran Agus Supriyono 2009: 46
Beberapa  teori  belajar  dan  pembelajaran  yang  dapat  kita  jadikan  acuan pada penelitian ini antara lain:
a. Teori Belajar Konstruktivistik
Menurut  pandangan  konstruktivistik,  belajar  merupakan  suatu  proses pembentukan  pengetahuan.  Asri  Budiningsih,  2005:  58.  Siswa  harus  aktif
melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal  yang  sedang  dipelajari.  Pengatahuan  bukanlah  kumpulan  fakta  dari  suatu
commit to user 18
kenyataan  yang  dipelajari,  melainkan  sebagai  konstruksi  kognitif  seseorang terhadap obyek, pengalaman maupun lingkungannya. Pengetahuan adalah sebagai
suatu  pembentukan  yang  terus  menerus  oleh  seseorang  yang  setiap  saat mengalami  reorganisasi  karena  adanya  pemahaman-pemahaman  baru.  Manusia
dapat mengetahui sesuatu dengan inderanya. Seseorang dapat mengetahui sesuatu melului  interaksinya  dengan  obyek  dan  lingkungan.  Semakin  banyak  seseorang
berinteraksi  dengan  obyek  dan  lingkungannya,  pengetahuan  dan  pemahamannya akan  obyek  dan  lingkungan  tersebut  akan  meningkat  dan  lebih  rinci.  Menurut
Mordechai  Gordon  dalam    jurnalnya    yang    berjudul
“
Between Constructivism
a nd Connectedness ”
2008: 325:
“ Thus,  constructivist  tea cher  education  progra ms  typica lly  a gree  on  the following  four  principles  formulated:  a .  Constructivist  lea rning is  a bout
constructing  knowledge,  not  receiving  it.;  b.  Constructivist  lea rning  is a bout understa nding and a pplying, not reca ll.;  c. Constructivist lea rning
is  a bout  thinking  a nd  a na lyzing,  not  a ccumula ting  and    memorizing;  d. Constructivist lea rning is a bout being a ctive, not pa ssive.
Berdasarkan  pengertian  diatas,  program  pendidikan  guru  menyetujui  tipe pembelajaran  konstrutivisme  yang  terdiri  dari  empat  prinsip  antara  lain  :  a.
Pembelajaran  kontruktivis  merupakan  pembelajaran  yang  bersifat  membangun pengetahuan  dan  bukan  menerima  pengetahuan,  b.  pembelajaran  kontruktivis
berupa  pengertian  dan  penerapan  konsep  bukan  penarikan  kesimpulan,  c. Pembelajaran  kontruktivis  merupakan  membelajaran  untuk  berpikir  dan
menganalisis  bukan  untuk  mengumpulkan  dan  menghafalkan  pengetahuan,  d. Pembelajaran  kontrunstivis  merupakan    pembelajaran  yang  bersifat  aktif  bukan
pembelajaran yang bersifat pasif.
commit to user 19
Paul suparno 2001: 122-130, menyatakan bahwa pengetahuan seseorang adalah  bentukan  kontruksi  orang  itu  sendiri.  Piaget  menyatakan  secara  ekstrim
bahwa pengetahuan tidak dapat ditransfer dari otak guru yang dianggap tahu bila murid tidak mengolah dan membentuknya sendiri. Pembentukan pengetahuan ini
itu pertama-tama ditentukan oleh kegiatan atau keaktifan orang  itu sendiri dalam berhadapan dengan persoalan, bahan atau lingkungan baru. Orang itu sendiri yang
membentuk  pengetahuannya.  Namun,  ini  bukan  tidak  berarti  bahwa  orang  lain atau  lingkungan  sosial  lain  tidak  mempunyai  peranan.  Orang-orang  atau
lingkungan  sosial  lain  mempunyai  pengaruh  dalam  pembentukan  pengetahuan tersebut,  sebagai  yang  memacu,  mengkritik  dan  menantang,  sehingga  proses
pembentukan  pengetahuan  lebih  lancar.  Dengan  berhadapan  dan  berkontak dengan  orang  lain,  gagasan  seseorang  ditantang,  diluruskan  serta  diyakinkan.
Ada  beberapa  kemampuan  yang  diperlukan  dalam  proses  mengkonstruksi pengetahuan  Asri  Budiningsih,  2005:  57,  yaitu:  1  kemampuan  mengingat  dan
mengungkapkan  kembali  pengalaman,  2  kemampuan  membandingkan  dan mengambil  keputusan  akan  kesamaan  dan  perbedaan,  dan  3  kemampuan  untuk
lebih menyukai suatu pengalaman yang satu dari pada lainnya. Paradigma  konstruktivistik memandang siswa sebagai pribadi yang sudah
memiliki  kemampuan  awal  sebelum  mempelajari  sesuatu.  Dalam  proses  belajar konstruktivistik  ini,  guru tidak menstransfer pengetahuan yang telah dimilikinya,
melainkan  membantu  siswa  untuk  membentuk  pengetahuannya  sendiri.  Peran utama  dalam  kegiatan  belajar  konstruktivistik  ini  adalah  aktivitas  siswa  dalam
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri, sehingga siswa akan terbiasa dan terlatih
commit to user 20
untuk  berpikir  sendiri,  memecahkan  masalah  yang  dihadapinya,  mandiri,  kritis, kreatif, dan mampu mempertanggungjawabkan pemikirannya secara rasional.
1 Piaget
Jean  Piaget  adalah  ahli  psikologi  yang  pertama  menggunakan  filsafat konstruktivis  dalam  proses  belajar.  Piaget  menjelaskan  bagaimana  proses
pengetahuan  seseorang  dalam  teori  perkembangan  intelektual  yaitu  berpikir  dari konkrit  ke  abstrak.  Menurut  Piaget,  tahap-tahap  berpikir  itu  adalah  pasti  dan
spontan  namun  umur  kronologis  yang  diberikan  itu  adalah  fleksibel,  terutama selama  masa  transisi  dari  periode  yang  satu  ke  periode  berikutnya.  Umur
kronologis itu dapat saling tindih tergantung kepada individu. Skema adalah suatu struktur mental atau kognitif yang dengan seseorang secara intelektual beradaptasi
dan  mengkoordinasi  lingkungan  sekitarnya.  Menurut  Piaget,  adaptasi  adalah proses  penyesuaian  skema  dalam  merespon  lingkungan  melalui  asimilasi  dan
akomodasi.  Asimilasi  adalah  proses  kognitif  yang  dengannya  seseorang mengintegrasikan  persepsi,  konsep,  ataupun  pengalaman  baru  kedalam  skema
atau  pola  yang  sudah  ada  di  dalam  pikirannya.  Akomodasi  adalah  proses pengintegrasian  stimulus  baru  kedalam  skema  yang  telah  terbentuk  secara  tidak
langsung. Hal  ini berarti bahwa anak-anak mengkontruksi pengetahuan secara terus-
menerus  dengan  mengasimilasi  dan  mengakomodasi  informasi-informasi  baru. Sumbangan  penting  dari  teori  belajar  Piaget  dalam  pembelajaran  kooperatif,
adalah  pada  saat  siswa  mengkonstruk  dalam  penyelesaian  tugas-tugas  secara individu  dan  secara  kelompok  saat  siswa  bekerja  dalam  kelompok.  Salah  satu
commit to user 21
syarat  keanggotaan  kelompok  belajar  adalah  mempertimbangkan  kemajuan perkembangan  anak.  Dalam  kelompoknya  siswa  saling  berdiskusi  tentang
masalah-masalah  yang  menjadi  tugas  kelompoknya  masing-masing.  Guru membimbing  kelompok-kelompok  belajar  yang  mendapat  kesulitan  pada  saat
mereka mengerjakan tugas. Paul  Suparno  2007:  10-11  menyatakan  kontruktivisme  psikologis
diawali oleh penelitian Piaget yang meneliti bagaimana seorang anak membangun kognitifnya.  Piaget  mengamati  bagaimana  seorang  anak  itu  pelan-pelan
membentik  pengetahuannya  sendirian.  Penelitian  ini  menyoroti  bagaimana seorang  anak  itu  pelan-pelan  membentuk  skema,  mengembangkan  skema,  dan
mengubah  skema.  Piaget  menekankan  bagaimana  individu  secara  mandiri mengkonstruksikan  pengetahuannya  dari  interaksinya  dengan  pengalaman  dan
objek  yang  dihadapi.  Dalam  pembentukan  pengetahuan  lewat  skema-skema  itu, seorang  anak  mengerjakan  sendiri  tanpa  orang  lain.  Jelas  pendekatan  Piaget  ini
lebih personal dan individual,  kontruktivisme personal  inilah yang dalam banyak tempat dan negara memunculkan adanya sekolah individual.
Piaget  juga  mengungkapkan  tata  perkembangan  siswa  melalui  teori-teori perkembangan berpikir, Piaget membedakan antara dua aspek berpikir yang saling
melengkapi: aspek figuratif dan aspek operatif. Aspek figuratif merupakan tiruan imitasikeadaan sesaat  dan statis. Aspek operatif berkaitan dengan transformasi
dari  level  pemikiran  tertentu  ke  level  yang  lain.  Setiap  level  keadaan  dapat dimengerti  sebagai  akibat  transformasi  tertentu  atau  sebagai  titik  tolak
transformasi  lain.  Dengan  kata  lain,  aspek  pemikiran  yang  lebih  esensial  adalah
commit to user 22
aspek  operatif,  aspek  inilah  yang  sangat  berperan  dalam  pembentukan pengetahuan seseorang. Aspek berfikir figuratif memunculkan pengetahuan yang
figuratif,  yaitu  pengetahuan  hafalan  atau  pengetahuan  representasi  ,  misalnya pengetahuan  seorang  anak  akan  nama-nama  barang  dan  kota  merupakan
pengetahuan  figuratif,  disini  anak  dapat  menyebutkan  nama-nama  akan  tetapi dapat  terjadi  bahwa  anak  tidak  memahami  konsep  nama-nama  itu.  Berfikir
operatif  memunculkan  pengetahuan operatif,  yang  merupakan  pengetahuan yang sesungguhnya.  Ciri  pengetahuan  ini  adalah  anak  mengerti  konsep-konsep  dan
strukturnya  yang  lebih  umum  sehingga  dapat  digunakan  untuk  memahami pengalaman-pengalaman  lain  yang  senada.  Pengetahuan  figuratif  adalah
pengetahuan  yang  pasif,  sedangkan  pengetahuan  yang  operatif  adalah pengetahuan  yang  aktif  di  mana  seorang  anak  sungguh-sungguh  mengolah  dan
membentuk pengetahuan. Piaget  menyimpulkan  bahwa  pengetahuan  manusia  itu  pada  dasarnya
adalah  aktif,  mengetahui  adalah  mengasimilasikan  realitas  dan  sistem-sistem transformasi.  Mengetahui  adalah  mentransformasi  realitas  agar  dapat  dimengerti
bagaimana  satu  realitas  tertentu  terbentuk,  dengan  kata  lain  mengetahui  sesuatu adalah membentuk sistem transformasi yang dapat menjelaskan sistem tersebut.
2 Vygotsky
Vygotsky mengemukakan  ada  empat prinsip  kunci  dalam  pembelajaran, yaitu:  a  Penekanan  pada  hakekat  sosio-kultural  pada  pembelajaran
the sosiocultura l  of  lea rning
.  Siswa  belajar  melalui  interaksi  dengan  orang  dewasa
commit to user 23
dan teman sebaya yang lebih mampu. Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial  dengan  orang  lain  dalam  proses  pembelajaran,  b  Zona  perkembangan
terdekat
zone  of  proxima l  development
.  Dalam  proses  perkembangan kemampuan  kognitif  setiap  anak  memiliki  apa  yang  disebut  zona perkembangan
proksimal
zone  of  proxima l  development
yang  didefinisikan  sebagai  jarak  atau selisih  antara  tingkat  perkembangan  anak  yang  aktual  dengan  tingkat
perkembangan  potensial  yang  lebih  tinggi  yang  bisa  dicapai  si  anak  jika  ia mendapat  bimbingan  atau  bantuan  dari  seseorang  yang  lebih  dewasa  atau  lebih
berkompeten,  c  Pemagangan  kognitif
cognitive  a pprenticeship
.  Suatu  proses dimana  seorang  siswa  belajar  setahap  demi  setahap  akan  memperoleh  keahlian
dalam  interaksinya  dengan  seorang  ahli.  Seorang  ahli  bisa  orang  dewasa  atau orang  yang  lebih  tua  atau  teman sebaya  yang  telah  menguasai  permasalahannya,
d  Perancahan
sca ffolding
.  Perancahan  atau
sca ffolding
,  merupakan  satu  ide kunci  yang  ditemukan  dari  gagasan  pembelajaran  sosial  Vygotsky.  .  Vygotsky
sangat yakin bahwa ”kemampuan yang tinggi pada umumnya akan muncul dalam dialog atau kerjasama antar individu siswa, sebelum kemampuan yang lebih tinggi
itu  diserap  ke  dalam  individu  siswa”Slavin,  1995:4.  Ada  dua  hal  yang ditekankan dalam teori Vygotsky, yakni :
”1.  Menghendaki
setting
kelas  dengan  pembelajaran  yang  berorientasi pada  pembelajaran  kooperatif,  sehingga  siswa  dapat  berinteraksi  dengan
sekelompok  temannya  dalam  tugas-tugas  yang  sulit  dan  saling memunculkan  strategi-strategi  pemecahan  masalah  yang  efektif  di  dalam
masing-masing  ZPD-nya;  2.  Menekankan  tentang
sca folding
,  yang artinya memberikan kepada seorang siswa bantuan belajar dan pemecahan
masalah pada tahap-tahap awal pembelajaran yang kemudian mengurangi bantuan itu dan memberikan kepada siswa untuk mengambil alih tanggung
jawab yang semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya. Bantuan yang  diberikan  siswa  dapat  berupa  petunjuk,  peringatan,  dorongan,
commit to user 24
menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan, memberikan contoh,  atau  apaun  yang  lain  yang  memungkinkan  siswa  tumbuh  secara
mandiri ”Slavin, 1994 : 49. Dari  uraian  di  atas  dapat  disimpulkan,  bahwa  implikasi  utama  dari  teori
Vygotsky  terhadap  pembelajaran  adalah  kemampuan untuk  mewujudkan  tatanan pembelajaran  kooperatif  dengan  dibentuk  kelompok-kelompok  belajar  yang
mempunyai  tingkat  kemampuan  berbeda  dan  penekanan  perancahan  dalam pembelajaran supaya siswa mempunyai tanggungjawab terhadap belajar.
b. Teori Belajar Ausubel
Ausubel  berpendapat  bahwa  guru  harus  dapat  mengembangkan  potensi kognitif  siswa  melalui  proses  belajar  yang  bermakna.  Inti  dari  teori  belajar
bermakna Ausubel adalah proses belajar akan mendatangkan hasil atau bermakna kalau
guru dalam
menyajikan materi
pelajaran yang
baru dapat
menghubungkannya dengan  konsep  yang  relevan  yang  sudah  ada dalam  struktur kognisi  siswa.  Menurut      Ausubel      dalam    Ratna    Willis      Dahar      1989:  117
teori    belajar  bermakna  menerapkan prinsip  –  prinsip  sebagai  berikut:  “Pengatur awal
Adva nce  o
rganizer,  Diferensiasi  progresif,  Rekonsilasi  integratif, dan
Belajar superordinat
” .
a Pengatur awal: Penyampaian awal tentang materi yang
akan dipelajari siswa dan menolong mereka untuk mengingat kembali informasi - informasi  yang  berhubungan  yang  dapat  digunakan  dalam  membantu
menanamkan  pengetahuan  baru  sehingga  diharapkan  siswa  secara  mental  akan siap  untuk  menerima  materi  kalau  mereka  mengetahui  sebelumnya  materi  apa
yang  akan  disampaikan  guru.  Contoh:  handout  sebelum  perkuliahan,  b Diferensiasi  progresif:  Materi  pelajaran  yang  disampaikan  guru  hendaknya
commit to user 25
bertahap.  Diawali  dengan  guru  mengajarkan  konsep  –  konsep yang  umum  dulu, kemudian  dilanjutkan  ke  hal-hal  yang  khusus,  disertai  dengan  contoh-contoh,
sebagai  contoh dalam pembelajaran ilmu kimia pada materi hidrokarbon terlebih dahalu  menjelaskan  senyawa  karbon  dengan  menunjukan  mengapa  senyawa  itu
disebut senyawa karbon, kemudian menjelaskan ada dua macam senyawa karbon yaitu  senyawa  alifatik  dan  senyawa  aromatik  hal  ini  dijelaskan  berdasarkan
perbedaannya, kemudian senyawa alifatik diturunkan menjadi beberapa golongan yaitu  senyawa  hidrokabon  dan  senyawa  karbon  kation.  Kemudian  hidrokarbon
diperinci  menjadi  deret  homolog  alkana,  alkena,  dan  alkuna  berdasarkan  sifat  – sifatnya. Kemudian untuk deret homolog diberikan contoh – contoh yang terdapat
dalan kehidupan sehari – hari, c Rekonsilasi integratif: Penjelasan yang diberikan oleh  guru  tentang  kesamaan  dan  perbedaan  konsep-konsep  yang  telah  mereka
ketahui dengan konsep yang baru saja dipelajari, d Belajar superdinat: terjadi bila konsep  -  konsep yang  telah dipelajari  sebelumnya dikenal  sebagai  unsur – unsur
dari suatu konsep yang lebih luas. Dari  uraian  diatas  dapat  disimpulkan  bahwa  implikasi  utama  dari  teori
belajar  bermakna  adalah  proses  belajar  akan  mendatangkan  hasil  atau  makna kalau
guru dalam
menyajikan materi
pelajaran yang
baru dapat
menghubungkannya dengan  konsep  yang  relavan  yang  sudah  ada dalam  struktur kognisi  siswa.  Materi  yang  diajarkan  harus  berhubungan  dengan  materi
sebelumnya.  Disamping  itu  kesesuaian  teori  Ausubel  dengan  metode  TGT-TTS dan TGT-UT adalah  kedua metode tersebut konsep bermakna secara logis dalam
belajar  yang  dilandasi  oleh  pengatahuan  dan  pengalaman  terdahulu,  sehingga
commit to user 26
siswa dapat mengaitkan pengetahuan lama tersebut terhadap informasi – informasi baru  dan  selanjutnya  dapat  menarik  kesimpulan  untuk  dijadikan  suatu  fakta,
konsep  yang  baru.  Konsep  baru  ini  digunakan  sebagai  pengetahuan  lama  dalam mempelajari materi baru.
c. Teori Belajar menurut Gagne
Definisi  belajar  menurut  Gagne  1984  yang  dikutip  oleh  Ratna  Wilis 1989:11,  belajar  adalah  suatu  proses  dimana  suatu  organisme  berubah
perilakunya  sebagai  akibat  pengalamam.  Oleh  karena  itu  dalam  proses  belajar mengajar  biologi  yang  penting  adalah  pengalaman  yang  dapat  membuat
perubahan tingkah laku, bentuk tingkah laku yang diamati
observa bel
dan dapat diukur. Masukan atau input yang berupa stimulus merupakan bentuk pengalaman
yang  diperoleh  siswa,  sedangkan  keluaran  atau  output  yang  berupa  respon merupakan  bentuk  tingkah  laku  hasil  belajar,  yang  dapat  dilihat  dari  prestasi
belajar biologi. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa seperti metode pembelajaran  untuk membantu siswa dalam menyerap apa yang diberikan
oleh  guru,  sedangkan  respon  adalah  reaksi  atau  tanggapan  sisswa  terhadap stimulus.  Bentuk  stimulus  berupa  pengalaman  yang  diperoleh  siswa  akan
mempengaruhi  tingkat  perubahan  perilaku.  Semakin  menarik  pengalaman  yang diberikanguru  seperti  metode  pembelajaran  yang  inovatif    akan  memberikan
respon  yang  tinggi  pula,  sehingga  akan  membantu  siswa  memperoleh  prestasi yang tinggi.
Fase belajar menurut Gagne 1983dalam Margaret E. Bell Gleder 1994: 199 ditunjukkan tabel 2.1
commit to user 27
Tabel 2.1. Sembilan Fase Belajar
Perincian Fase
Fungsi 1. Persiapan untuk
belajar 1.
Mengarahkan perhatian
a ttending
2. Penghargaan
expecta ncy
3. Mendapatkan kembali
retrieva l
dari memori kerja Belajar  peka  terhadap
stimulus Membawa  si  belajar  tahu
tujuan belajar. Mengingat kembali.
2. Pemerolehan
dan untuk
pembuatan
performa nsi
4. Persepsi  seleksi  atas  sifat
stimulus
5. Sandi
semantik
sema ntic enconding
6.
Retriva l
dan respon 7.
Penguatan
reinforcement
Penyimpan sementara
dalam memori kerja. Pengalihan  sifat  stimulus
dan  informasi  ke  memori jangka panjang.
Mengembalikan informasi  yang  disimpan
ke pembangkit respon.
Konfismasi tujuan
belajar. 3. Alih belajar
8. Pengisyaratan
untuk
retrieva l
9. Pemberlakuan  secara  umum
genera liza bility
Mengingat kembali Alih  belajar  ke  situasi
baru
Berdasarkan  teori  Gagne  diatas  proses  perubahan  tingkah  laku  sebagai hasil  belajar  ditunjukkkan  dengan  prestasi  hasil  belajar  yang  diperoleh  melalui
fase-fase  belajar.  Dalam  belajar  diperlukan  adanya  pengarahan  perhatian
a ttending
sebagai  stimulus  yang  akan  diseleksi  untuk  disimpan  dalam  memori kerja. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar
yang  dapat  ditangkap  melalui  alat  indera.  Seleksi  didasarkan  atas  sifat  stimulus, semakin  kuat  sifat  perhatian  stimulus,  semakin  kuat  informasi  yang  dibawa  ke
commit to user 28
penyimpan  sementara  dalam  memori  kerja,  yang  selanjutnya  akan  dibawa  ke memori jangka panjang. Yang akan muncul atau
retrieva l
bila dipanggil atau yang disebut  mengingat  kembali.  Dalam  proses  belajar  biologi  dapat  diartikan  bahwa
peranan guru sangat penting dalam hal pengarahan perhatian, misalnya penentuan jenis  metode  pembelajaran  yang  mempunyai  stimulus  tinggi  yang  mampu
memberikan  kekuatan  besar  penyimpanan  dalam  memori  kerja  dan  memori jangka  panjang  untuk disimpan  sebagai  bentuk  respon  ingatan.  Sehingga  dengan
metode  pembelajaran  yang  tepat  dapat  membangkitkan  kepekaan  stimulus  akan mempermudah siswa
d. Teori Motivasi Perspektif
motivasional pada
pembelajaran kooperatif
terutama memfokuskan pada  penghargaan  atau  struktur  tujuan dimana  para  siswa  bekerja
Slavin,  2005:  34.  Dari  perspektif  motivasional,  struktur  tujuan  kooperatif menciptakan  sebuah  situasi  dimana  satu-satunya  cara  anggota  kelompok  bisa
meraih  tujuan  pribadi  mereka  adalah  jika  kelompok  mereka  bisa  sukses.  Oleh karena  itu  mereka  harus  saling  membantu  antar  anggota  kelompoknya  dan  yang
lebih penting adalah mereka harus berusaha secara maksimal untuk mensukseskan tujuan  kelompoknya.  Dengan  kata  lain,  memberi  penghargaan  kelompok
berdasarkan  pada  pencapaian  kelompok  penjumlahan  pencapaian  individu menciptakan suatu struktur hubungan penghargaan antar pribadi di mana anggota
kelompok  akan  memberi  atau  menahan  sosial  reinforcers  seperti  dorongan  dan pujian sebagai hubungan atas usaha antar anggota kelompok.
commit to user 29
e. Teori Belajar Sosial Lebih   jauh   Bandura   1977   dalam  Ratna  Wilis  Dahar  1989 :  27,
menjelaskan  bahwa  “manusia  itu  tidak  didorong  oleh  kekuatan-kekuatan  dari dalam  dan  juga  tidak  dipukul  oleh  stimulus-stimulus  lingkungan”.  Fungsi
psikologi  diterangkan  sebagai  interaksi  yang  kontinu  dan  timbal  balik  dari determinan  -  determinan  pribadi  dan  determinan  -  determinan  lingkungan.
Pernyataan  ini  didapatkan  dari  studi  awal  yang  mula-mula  dilakukan  oleh Bandura yang menemukan peranan model tingkah laku dalam belajar tingkah laku
pro sosial dan juga tingkah laku anti sosial. Prinsip  dasar  belajar  menurut  teori  ini,  bahwa  yang  dipelajari  individu
terutama  dalam  belajar  sosial  dan  moral  terjadi  melalui  peniruan
imitation
dan penyajian  contoh  perilaku
modeling
.  Teori  ini  juga  masih  memandang pentingnya
conditioning
.  Melalui  pemberian
rewa rd
dan
punishment,
seorang individu  akan  berfikir  dan  memutuskan  perilaku  sosial  mana  yang  perlu
dilakukan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar secara global  dapat  digolongkan  menjadi  dua  macam,  yaitu  faktor  internal  dan  faktor
eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri Muhibbin  Syah,  2006:  132,  faktor  internal    meliputi  dua  aspek,  yaitu  aspek
fisiologi  yang  bersifat  jasmaniah,  dan  aspek  psikologis  yang  bersifat rokhaniah:  1  Faktor  jasmaniah,  meliputi:  faktor  kesehatan  dan  cacat  tubuh
tonus  jasmani,  mata  dan  telinga,  2  Faktor    psikologis,  meliputi:
inteligensi
, sikap, minat, bakat, dan motivasi. Faktor eksternal  faktor dari luar siswa, yakni
kondisi lingkungan di sekitar, sedangkan faktor eksternal yaitu kondisi lingkungan disekitar siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
commit to user 30
Faktor eksternal yang berpengaruh terhadap belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
1  Faktor  keluarga,  berupa:  cara  orang  tua  mendidik,  relasi  antar  anggota keluarga,  suasana  rumah,  keadaan  ekonomi  keluarga,  pengertian  orang  tua,  dan
latar  belakang  kebudayaan;  2  Faktor  sekolah,  meliputi:  metode  mengajar, kurikulum,  relasi  guru  dengan  siswa,  disiplin  sekolah,  alat  pelajaran,  waktu
sekolah,  standar  pelajaran  diatas  ukuran,  keadaan  gedung,  metode  belajar,  dan tugas rumah; 3 Faktor masyarakat, meliputi  : kegiatan siswa dalam masyarakat,
ma ss
media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
2. Pembelajaran Kooperatif