Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
bekerja karena informasi yang mereka peroleh tentang dunia kerja sangat sedikit.
Kesiapan siswa dalam memasuki dunia kerja dipengaruhi oleh faktor internal
dan eksternal,
faktor internal
diantaranya pengetahuan,
keterampilan, dan kesiapan mental yang dimiliki oleh siswa itu sendiri sesuai dengan kompetensi bidang keahlian masing-masing yang tidak lain
adalah prestasi belajar. Siswa yang mengambil bidang keahlian akuntansi maka diharapkan dapat menguasai segala pengetahuan yang telah
disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah sehingga siswa mampu memiliki kompetensi sesuai dengan bidang keahliannya.
Berdasarkan hasil observasi, gejala yang terjadi pada siswa kelas XII Program Keahlian Akuntansi di SMK Muhammadiyah Karangmojo adalah
saat ujian akuntansi masih terdapat siswa yang belum kompeten sehingga harus mengikuti ulangan perbaikan. Siswa yang mengikuti ulangan
perbaikan adalah siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM, yaitu 7,00. Jumlah siswa kelas XII yang belum mencapai KKM
untuk mata pelajaran produktif akuntansi yaitu 45 siswa, di mana prestasi belajar siswa dikatakan sudah optimal apabila 100 siswa yang mengikuti
ulangan memiliki nilai yang mencapai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi belajar akuntansi siswa kelas XII Program Keahlian Akuntansi
SMK Muhammadiyah Karangmojo belum optimal sehingga menyebabkan ketidaksiapan siswa dalam memasuki dunia kerja.
Faktor eksternal yang mempengaruhi kesiapan kerja siswa dalam hal ini adalah praktik kerja industri. Praktik Kerja Industri adalah pola
penyelenggaraan diklat yang dikelola bersama-sama antara SMK dengan industriasosiasi profesi sebagai institusi pasangan IP, mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi dan sertifikasi yang merupakan satu kesatuan program dengan menggunakan berbagai bentuk alternatif
pelaksanaan, seperti day release, block release, dan sebagainya. Pelaksanaan Praktik Kerja Industri Prakerin merupakan bagian dari
Pendidikan Sistem Ganda diadopsi dari istilah Jerman dual system yang merupakan inovasi pada program SMK dimana peserta didik melakukan
praktik kerja magang di perusahaan atau industri yang merupakan bagian integral dari proses pendidikan dan pelatihan di SMK. Program
diklat disusun dan dilaksanakan bersama secara bertanggungjawab antara sekolah dan industri, serta didukung oleh Kamar Dagang dan Industri
KADIN mewakili industri dan tokoh masyarakat yang mewakili masyarakat umum.
Tujuan siswa terjun langsung ke dunia industri, yakni siswa akan memperoleh pengalaman kerja langsung secara nyata dan diharapkan
mampu menyesuaikan dengan kondisi lingkungan tempat mereka bekerja sehingga setelah siswa tersebut menyelesaikan pendidikan dapat
mempersiapkan diri mencari pekerjaan atau bekerja dengan bekal yang diperoleh selama mengikuti program diklat prakerin.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi, praktik kerja industri di SMK Muhammadiyah Karangmojo dilaksanakan pada saat siswa
kelas XI pada semester genap selama 3 bulan. Dunia usaha atau dunia industri yang telah menjalin kerja sama dengan SMK Muhammadiyah
Karagmojo dalam melaksanakan Praktik Kerja Industri khususnya untuk Program Keahlian Akuntansi antara lain: AJB Bumi Putra 1912, KJKS
BMT Umat, Sekretariat DPRD Kabupaten Gunungkidul, Cristal Lotus Restauran, KOPONTREN AN-NUR, Kantor Pos Wonosari, Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Wonosari, Kantor BMT Mandiri Semin, BUKP Kecamatan Semin, KJKS Permata, KPRI SEHAT, Kantor DPPKAD
Kabupaten Gunungkidul, KPRI Tegak Karangmojo, BMT Surya Handayani, BMT Dana Insani Cabang Ponjong, KPRI Bangun Wonosari, UPK
Kecamatan Ponjong, BUKP Kecamatan Ponjong, BUKP Semanu, KSU BMT Mitra Sejahtera, BUKP Kecamatan Karangmojo dan KSU Jabal Tarik.
Berdasarkan hasil pengamatan, pelaksanaan praktik kerja industri kurang dapat memberikan hasil yang maksimal bagi siswa, hal ini terlihat
dari lulusan siswa SMK Muhammadiyah Karangmojo yang belum terserap dalam dunia kerja atau bekerja tidak sesuai dengan bidang keahlian yang
dimiliki. Selain itu, dalam pelaksanaan program praktik kerja industri terbukti bahwa masih ditemukan adanya penyimpangan dalam hal
pemberian tugas dan kurangnya pemberian kepercayaan kepada siswa yang kemungkinan dikarenakan penguasaan pengetahuan dan keterampilan serta
mental siswa yang dinilai kurang oleh institusi pasangan, tidak sedikit dari
institusi pasangan yang hanya memanfaatkan siswa praktik kerja industri tanpa memberikan masukan ataupun feedback yang mampu mendongkrak
kemampuan kinerja siswa. Adanya pemberian kerja kepada siswa yang kurang bahkan tidak sesuai dengan kompetensi yang dimiliki sehingga di
tempat praktik siswa tidak mengaplikasikan semua pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka peroleh sewaktu di bangku sekolah. Contoh
nyata dari penyimpangan tersebut adalah di beberapa bidang dalam suatu lembaga atau instansi, siswa hanya dipekerjakan sebagai pendamping tanpa
adanya suatu pemberian kepercayaan dari pihak dunia usahaindustri, yang pada akhirnya siswa kurang atau bahkan tidak menguasai kompetensi yang
seharusnya siswa peroleh sebagai bekal untuk terjun ke dunia kerja setelah lulus nanti
Selain Praktik Kerja Industri faktor eksternal yang mempengaruhi kesiapan kerja yaitu Bimbingan Karir. Bimbingan Karir merupakan usaha
untuk mengetahui dan memahami diri, memahami apa yang ada dalam diri sendiri dengan baik dan dipihak lain untuk mengetahui dengan baik
pekerjaan apa saja yang ada, persyaratan apa yang dituntut untuk pekerjaan itu. Dengan demikian siswa akan dapat memadukan apa yang dituntut oleh
sesuatu pekerjaan atau karir dengan kemampuan atau potensi yang ada dalam dirinya. Dari upaya memberi layanan bimbingan karir kepada siswa
diharapkan dapat berpengaruh terhadap kesiapan kerja siswa. Bimbingan Karir membantu siswa dalam menghadapi masalah-masalah seperti
pemahaman terhadap dunia kerja, pengembangan karir, penyesuaian
pekerjaan, dan pemahaman terhadap keadaan dirinya serta kemungkinan- kemungkinan pengembangan karir yang sesuai dengan kemampuan dirinya.
Bimbingan karir yang diberikan kepada siswa akan menjadikan siswa mempunyai kesiapan kerja yang tinggi. Bimbingan Karir diharapkan agar
siswa setelah tamat belajar dan tidak lagi melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dapat memiliki pekerjaan yang sesuai dengan
bakat, minat dan kemampuannya. Bimbingan karir yang diselenggarakan di SMK, menitik beratkan
kepada layanan informasi terhadap diri siswa, layanan informasi dunia karir dan layanan dalam merencanakan karir. Kematangan kejuruan yang tinggi
menjadi suatu harapan bagi siswa SMK, karena dengan kematangan kejuruan yang tinggi mereka diharapkan akan mudah mendapatkan
pekerjaan atau mampu bekerja secara mandiri. Berdasarkan hasil observasi di SMK Muhammadiyah Karangmojo
siswa yang melakukan bimbingan karir pada tahun ajaran 20112012 yaitu 10 orang 15,38 dari 65 orang siswa, sedangkan pada tahun ajaran
20122013 yaitu 10 orang 15,15 dari 66 orang siswa. Siswa yang belum melakukan bimbingan karir ini dikarenakan beberapa hal yaitu masih
terdapat siswa yang belum merencanakan masa depan karir dengan jelas, siswa belum memahami minat dan bakat yang dimilikinya sehingga merasa
kebingungan dalam menentukan karir, terdapat siswa yang tidak mempunyai keinginan untuk bekerja di karenakan tidak mempunyai kesiapan baik dari
pengalaman maupun ilmu pengetahuan, larangan dari orang tua untuk
bekerja jauh, keinginan untuk langsung menikah setelah lulus dan siswa mencari informasi lowongan pekerjaan sendiri.
Untuk mengetahui seberapa besar faktor Pengaruh Prestasi Belajar Akuntansi, Praktik Kerja Industri, dan Bimbingan Karir peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan j udul “Pengaruh Prestasi Belajar
Akuntansi, Praktik Kerja Industri dan Bimbingan Karir Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK Muhammadiyah
Karangmojo Tahun Ajaran 20142015”.