Modul Matematika SMA
31
menjelaskan konsep pecahan ini maka pendekatan pembelajaran yang dipakai guru disebut dengan Pendekatan Garis Bilangan.
Pendekatan dengan Memanfaatkan Alat Peraga
Pendekatan dengan Alat Peraga sering dan dianjurkan untuk menjekaskan suatu konsep atau teorema untuk para peserta didik Pendidikan Dasar. Contoh: Untuk
mengenalkan jenis-jenis segitigasegiempat, guru dapat menggunakan Alat Peraga model segitigasegiempat dari plastik sedotan yang didalamnya diisi benang untuk
merangkai potongan-potongan
sedotannya sehingga
membentuk model
segitigasegiempat.
3. Model-model Pembelajaran Matematika Berorientasi PAKEM.
a. Pengertian Model dan PAKEM
Model pembelajaran
merupakan kerangka
konseptual dan
operasional pembelajaran yang memiliki nama, ciri, urutan logis sintaks, pengaturan, dan
budaya. Pemilihan model pembelajaran menyangkut strategi, metode, juga pendekatan dalam pembelajaran. Sedangkan PAKEM merupakan singkatan dari:
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Pembelajaran ini, juga dikenal sebagai Joyful Learning. PAKEM diberlakukan untuk semua pelajaran,
termasuk dalam pelajaran matematika. Kajian lanjut tentang model-model pembelajaran akan kita bahas pada Modul Strategi Pembelajaran 2. Dalam modul
ini, akan sedikit kita ulas sebagai pengantar. Suatu kegiatan pembelajaran di kelas disebut model pembelajaran jika: 1 ada
kajian ilmiah dari penemu atau ahlinya, 2 ada tujuan yang ingin dicapai, 3 ada urutan tingkah laku yang spesifik ada sintaksnya, dan 4 ada lingkungan yang
perlu diciptakan agar tindakankegiatan pembelajaran tersebut dapat berlangsung secara efektif.
Namun, ada hal-hal yang perlu kita sepakati. 1
Peserta didik SMAMASMK diharapkan dapat masuk ke PT. Jadi, model pembelajaran apa pun yang diterapkan, sebaiknya perluharus diarahkan agar
peserta didik mampu melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. 2
Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelemahan dan kekuatan.
Kegiatan Pembelajaran 2
32
3 Kita dapat memilih salah satu model pembelajaran yang kita anggap sesuai
dengan materi pelajaran kita; dan jika perlu kita dapat menggabungkan beberapa model pembelajaran.
4 Model apa pun yang kita terapkan, jika kita kurang menguasai materi dan tidak
disenangi para peserta didik, maka hasil pembelajaran menjadi tidak efektif. 5
Oleh karena itu, komitmen kita adalah sebagai berikut. a
Kita perlu menguasai materi yang harus kita ajarkan, dapat mengajarkannya, dan terampil mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari.
b Kita berniat untuk memberikan yang kita punyai kepada para peserta didik
dengan sepenuh hati, hangat, ramah, antusias, dan bertanggungjawab. c
Menjaga agar para peserta didik mencintai kita, menyenangi materi yang kita ajarkan, dengan tetap menjaga kredibilitas dan wibawa kita sebagai guru.
d Kita sebagai guru dapat mengembangkan model pembelajaran sendiri.
Anggaplah seperti kita sedang melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas.
b. Perlunya Pembelajaran Aktif dan Kreatif
Dalam Permendiknas No. 41 Tahun 2007 pada uraian tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran diuraikan bahwa dalam proses pembelajaran harus berlangsung
secara interaktif, memberikan ruang yang cukup bagi prakarsakeaktifan dan kreativitas, menyenangkan dan memotivasi, serta mampu melatih kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Pembelajaran aktif yang seperti itu dikenal dengan istilah PAKEM. Pembelajaran
Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Pembelajaran ini, juga dikenal sebagai Joyful Learning. PAKEM diberlakukan untuk semua pelajaran, termasuk dalam
pelajaran matematika. Dalam pembelajaran matematika, peserta didik tidak boleh dianggap sebagai botol kosong yang harus diisi ilmu oleh guru, tetapi guru juga
harus membuat suasana pembelajaran menjadi menyenangkan bagi guru dan peserta didik. Peserta didik dibuat aktif melalui berbuat dan berdialog, peserta didik
perlu didorong daya kreativitasnya. Muaranya, daya serap peserta didik pada pelajaran matematika juga harus meningkat. Berarti, pembelajaran matematika di
kelas menjadi semakin efektif. Banyak sekali tantangan di bidang pendidikan dasar dan menengah, di antaranya adalah: