c Etos kerja, tanggung jawab dan rasa bangga menjadi guru;
3 Kompetensi Sosial, yang meliputi: a Bersikap inklusif, bertindak obyektif serta tidak
diskriminatif; b Komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan,
orang tua, peserta didik dan masyarakat; 4 Kompetensi Profesional, yang meliputi:
a Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu;
b Mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif.
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesiapan menjadi Guru
Kesiapan seseorang timbul berdasarkan beberapa aspek yang mempengaruhinya. Menurut Slameto 2010: 14-15, Setidaknya ada tiga
aspek yang mempengaruhi kesiapan seseorang, yaitu: 1 Kondisi fisik, mental dan emosional. Seseorang belum
dikatakan siap bila fisik tidak memadai untuk melakukan sesuatu, sekalipun bekal pengalaman dan pengetahuanya
sudah sangat luas terhadap suatu obyek. Oleh sebab itu ketiganya harus saling melengkapi.
2 Kebutuhan atau motif, berdasarkan tujuan atau ketertarikan awal yang dimiliki oleh seseorang. Dengan kata lain, apabila
seseorang menaruh perhatian dan minat terhadap suatu obyek, maka baik secara sadar atau tidak dia akan
mempersiapkan diri untuk menjalaninya.
3 Keterampilan, pengetahuan. Kesiapan seseorang berbeda- beda terhadap sebuah obyek berdasarkan pengalaman dan
pengetahuanya mengenai obyek tersebut, perbedaan tersebut akan mempengaruhi perbedaan cara mempersiapkan diri
untuk menghadapinya.
Berkaitan dengan penelitian ini, kesiapan seorang guru sendiri adalah kesiapan terhadap berbagai kemampuan dan kompetensi yang
dimilikinya, sehingga guru tersebut mampu untuk menjalankan profesinya dengan baik. Seorang guru ekonomi tidak hanya harus
menguasai berbagai teknik mengajar yang baik dan benar, namun juga
memahami konsep ekonomi itu sendiri baik secara makro atau mikro ekonomi.
Kesiapan-kesiapan tersebut akan berkembang semakin matang jika dibentuk sedini mungkin sejak masa pendidikan guru. Institusi
pendidikan yang berwenang mencetak guru adalah Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan LPTK. Dalam prosesnya, ada banyak hal yang
mempengaruhi kesiapan-kesiapan guru tesebut, di antaranya adalah fasilitas belajar yang dimiliki. Ada 3 faktor yang harus ada dalam
Pendidikan, yaitu guru, peserta didik dan bahan ajar. Namun apabila hanya dengan ketiga faktor tersebut saja, maka hasil yang didapatkan
tidak akan maksimal, sehingga perlu ditingkatkan dengan adanya faktor keempat yaitu fasilitas Suharsimi Arikunto, 1987: 05.
Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Dwi Siswoyo, dkk 2008: 23 bahwa lingkungan dan fasilitas atau sarana belajar merupakan
sumber yang dapat menentukan kualitas dan keberlangsungan usaha pendidikan. Kurang memadainya sarana belajar perlengkapan, alat-alat
belajar, buku dll dapat menghambat usaha pendidikan itu sendiri, dalam hal ini menghambat kesiapan mahasiswa sebagai calon guru.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi kesiapan menjadi guru adalah persepsi, dalam hal ini persepsi terhadap profesi guru. Suharsimi
Arikunto 1993: 220 mengatakan, pada dasarnya banyak faktor yang pantas diperhitungkan akan mempengaruhi tingkat kesiapan dan
kemampuan guru untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif,
namun ada tiga faktor besar yang menonjol, yaitu: 1 kemampuan umum, 2 persepsi terhadap profesi guru dan 3 sikap sebagai guru. Bila
persepsi mahasiswa terhadap profesi guru positif, maka kesiapan mahasiswa calon guru untuk menjadi guru menjadi positif dan
sebaliknya. Sugihartono, dkk 2007: 9 mengatakan, tindakan positif akan muncul apabila kita mempersepsi suatu obyek dengan positif dan
sebaliknya, dalam penelitian ini obyek yang dipersepsi adalah profesi guru. Sehingga persepsi yang berbeda mengenai profesi guru, akan
mengakibatkan kesiapan mahasiswa yang berbeda untuk menjadi guru. Slameto 2010: 14-15 juga mengemukakan faktor lain yang
mempengaruhi kesiapan, yaitu kebutuhan atau motif berdasarkan tujuan atau minat awal yang dimiliki oleh seseorang. Dengan kata lain, minat
juga mempengaruhi kesiapan. Ketika calon guru menaruh minat positif yang lebih kepada profesi guru, maka dominasi tingkah lakunya akan
terfokus pada pencapaian profesi tersebut, sehingga secara sadar ataupun tidak, kesiapannya menjadi guru semakin matang. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Painun 1994: 46 yang mengatakan bahwa minat adalah suatu perasaan dapat positif, dan dapat juga negatif terhadap orang,
aktivitas, maupun benda, apabila perasaannya positif maka akan dilaksanakan baik secara sadar ataupun tidak.
2. Minat menjadi Guru