17. Kesopanan petugas dalam memberikan pelayanan 18. Keramahan petugas dalam memberikan pelayanan
19. Kenyamanan lingkungan pelayanan 20. Ketersedian fasilitas pendukung pelayanan
2. Kuadran B Pertahankan Prestasi
Aspek-aspek yang masuk dalam kuadran ini menunjukkan aspek atau atribut pelayanan KIA di Puskesmas Banda Baro yang pelaksanaannya telah
berhasil dan wajib untuk dipertahankan. Pada umunya keberadaan aspek-aspek pelayanan dalam kuadran ini mencerminkan kinerjatingkat pelaksanaan
pelayanan telah sesuai dengan kepentingan dan harapan masyarakat, sehingga dapat memuaskan pasien selaku pelanggan pelayanan publik.
Adapun aspek-aspek yang masuk dalam kuadran ini adalah: 10. Persyaratan Pelayanan
11. Kesederhanaan prosedur pelayanan 12. Kemudahan persyaratan teknis dan administratif yang harus dipenuhi
untuk mendapatkan pelayanan 13. Kemampuan petugas pelayanan
14. Kepastian petugas yang memberikan pelayanan 15. Kesopanan dan keramahan petugas
16. Keberadaan petugas pada saat jam pelayanan 17. Kemampuan fisik petugas pelayanan
18. Kemampauan intelektual petugas pelayanan
3. Kuadran C Prioritas Rendah
Aspek-aspek yang masuk dalam kuadran ini menunjukken aspek atau atribut pelayanan KIA di Puskesmas Banda Baro yang kurang penting
pengaruhnya bagi masyarakat. Keberadaan aspek-aspek dalam kuadran ini menunjukkan kurangnya pengaruh aspek pelayanan dan kinerjanya juga dinilai
kurang bagus. Adapun aspek-aspek yang masuk dalam kuadran ini adalah:
17. Keterbukaan informasi mengenai prosedur pelayanan 18. Kejelasan petugas pelayanan
19. Tanggung jawab petugas pelayanan 20. Kesesuaian antara persyaratan yang harus dipenuhi dengan pelayanan
yang diterima 21. Kejelasan petugas yang memberikan pelayanan
22. Kecepatan pelayanan 23. Tanggung jawab petugas pemberi pelayanan
24. Keterbukaan tanggung jawab petugas dalam memberikan pelayanan
25. Kepastian jadwal pelayanan 26. Kecepatan petugas dalam memberikan pelayanan
27. Ketepatan waktu proses pelayanan 28. Kejelasan rincian biaya pelayanan
29. Kejelasan jadwal pelayanan 30. Kesesuian jam pelayanan dengan jadwal
31. Kebersihan, kerapian, dan keteraturan sarana dan prasarana 32. Kenyamanan ruang tunggu
4. Kuadran D Berlebihan
Pada kuadran ini menunjukkan aspek-aspek pelayanan KIA di Puskesmas Banda Baro yang dinilai berlebihan dalam pelaksanaannya. Aspek-aspek tersebut
dianggap kurang penting pengaruhnya bagi masyarakat, tetapi pelaksanaanya dilakukan sangat baik oleh unit KIA di Puskesmas Banda Baro sehingga
memuaskan masyarakat. Dapat diartikan bahwa pelaksanaannya sangat baik, namun kurang penting pengaruhnya bagi masyarakat.
Adapun aspek-aspek yang masuk dalam kuadran ini adalah: 13. Keadilan mendapatkan pelayanan
14. Kewajaran biaya pelayanan 15. Kepastian biaya pelayanan
16. Keamanan pelayanan 17. Keadilan petugas dalam memberikan pelayanan
18. Kemerataan jangkauancakupan pemberian pelayanan terhadap semua pasien tanpa pilih-pilih
19. Kewajaran biaya pelayanan 20. Keterjangkauan biaya pelayanan
21. Kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang ditetapkan 22. Kepastian biaya
23. Keamanan lingkungan tempat pelayanan 24. Keamanan sarana dan prasarana pelayanan yang digunakan
Disamping aspek-aspek diatas, terdapat pula beberapa aspek yang letaknya berada diatara kedua sumbu dalam diagram kartesius, tetapi dimasukkan dalam
kuadran yang lebih dominan. Adapun aspek-aspek tersebut adalah : 1. Kedisiplinan petugas pelayanan item 4 yang dimasukkan dalam
kuadran A. 2. Kecepatan petugas pelayanan item 7 yang dimasukkan dalam kuadran C
3. Kesopanan dan keramahan item 9 yang dimasukkan dalam kuadran B 4. Kepastian jadwal pelayanan item 12 yang dimasukkan dalam kuadran C
5. Kejelasan tanggung jawab dalam memberikan pelayanan no. 12 yang dimasukkan dalam kuadran A.
Berdasarkan hasil penelitian ini, menurut masyarakat pasien KIA di Puskesmas Banda Baro mengharapkan apa yang perlu dipenuhi oleh pemberi
pelayanan adalah yang mereka anggap sangat penting untuk diperbaiki. Hal ini dikarenakan kinerja dari aspek tersebut jauh dari harapan. Aspek-aspek yang
berada diatas sumbu Y 3,32 adalah aspek yang menurut konsumen sangat penting dalam rangka memenuhi kepuasannya. Maka dari itu aspek-aspek
pelayanan tersebut haruslah mendapatkan perhatian yang lebih serius bagi manajemen unit KIA di Puskesmas Banda Baro. Aspek yang telah sesuai
harapannya, diharapkan untuk mempertahankan prestasi dari kinerja pelayanan. Aspek-aspek tersebut berada dalam kuadran B. Sedangkan untuk beberapa aspek
yang berada di kuadran A yang dinilai sangat penting oleh masyarakat namun kinerjanya tidak memuaskan, seharunya mendapatkan perhatian yang serius dan
menjadi prioritas utama untuk segera diperbaiki kinerjanya.
Meskipun demikian, terdapat pula masukkan dari masyarakat diluar dari keberadaan aspek-aspek dalam diagram. Dimana masyarakat pasien KIA lebih
mengharapkan pelayanan KIA dapat dirasakan dengan baik apabila petugas pelayanan dapat memberikan pelayanan dengan sopan, ramah, dan penuh
perhatian. Keloyalitasan cendrung tidak mempengaruhi Puskesmas selaku pemberi pelayanan publik bidang kesehatan untuk menarik paisen kembali
mengulang pemakaian jasa. Hal ini dikarenakan adanya jaminan kesehatan yang dimiliki pasien, sehingga pasien menganggap bahwa sudah menjadi kebiasaan
pelayanan publik jika biaya berobat relatif kecil atau murah, pasien diperlakukan kurang perhatian dan mereka menganggap wajar hal tersebut terjadi. Maka dari itu
selain dari segi pelayanan yang bersifat medis kegiatan unit pelayanan KIA, segi pelayanan lainnya yang dapat meningkatkan nilai kepuasan masyarakat terhadap
pelayanan KIA di Puskesmas Banda Baro ialah bagaimana interaksi antara pasien dan petugas pemberi pelayanan dapat menyenangkan hati pasien.
85
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Nilai indeks pelayanan KIA di Puskesmas Banda Baro adalah 2,97 dengan Indeks Kepuasan Masyarakat IKM sebesar 74,30, sehingga mutu
pelayanannya masuk dalam kategori B dan kinerja unit pelayanan KIA secara keseluruhan adalah baik.
2. Pengukuran terhadap 33 sub indikator yang telah dirinci dari 14 unsur pelayanan KIA, didapatlah 2 sub indikator lainnya berada dalam kondisi
kurang baik. Adapun 2 sub indikator yang tergolong dalam kondisi kurang baik yaitu keterbukaan mengenai informasi prosedur pelayanan dalam
unsur prosedur pelayanan dan kejelasan informasi yang disampaikan oleh petugas pelayanan dalam unsur kemampuan petugas pelayanan.
3. Dari 14 unsur pelayanan KIA yang dinilai tingkat kesesuiannya terhadap aspek-aspek pelayanan publik di Puskesmas Banda Baro, hasil penelitian
menunjukkan 31 aspek pelayanan telah memuaskan masyarakat, sedangkan 2 aspek lainnya kurang memuaskan masyarakat. Adapun 2
aspek tersebut adalah aspek dari kejelasan informasi yang disampaikan petugas pelayanan KIA dan aspek dari ketersediaan fasilitas pendukung
pelayanan KIA. 4. Dari diagram kartesius terdapat dua bagian penting yang patut mendapat
prioritas dan perhatian dalam penanganannya yaitu aspek-aspek yang dinilai masyarakat sangat penting tetapi kinerjanya masih belum
memuaskan dan aspek-aspek pelayanan yang dinilai masyarakat telah sesuai dengan kepentingannya sehingga kinerjanya telah memuaskan
untuk dipertahankan.
6.2 Saran
1. Manjemen Puskesmas Banda Baro perlu melakukan perbaikan pada beberapa aspek pelayanan KIA, diantaranya :
− Kejelasan alur dalam prosedur pelayanan, yaitu dengan meletakkan skema alur pelayanan di tempat startegis seperti pada bagian
pendaftaran pasien. − Kedisiplinan petugas yang memberikan pelayanan, yaitu dengan
menertibkan lagi petugas KIA ketika proses pelayanan berlangsung. − Kejelasan tanggung jawab petugas dalam memberikan pelayanan,
yaitu dengan melayani pasien sesuai dengan tugas masing-masing. − Kejelasan informasi yang disampaikan oleh petugas pelayanan, yaitu
dengan adanya evaluasi dan pelatihan petugas KIA mengenai kegiatan konseling informasi dan edukasi.
− Kesopanan dan keramahan petugas dalam memberikan pelayanan, yaitu dengan meningkatkan perilaku sopan dan ramah pada pasien.
− Ketersediaan fasilitas pendukung pelayanan, yaitu dengan menambah alat pemeriksaan ibu hamil yang lebih mutakhir.
2. Berkaitan dengan harapan masyarakat agar masalah kehamilan dapat ditangani di pelayanan dasar dan mengurangi rujukan, peneliti
mengobservasi sarana dan prasarana, tenaga kesehatan, dan potensi