cukup SdC. Terdapat 1 soal yang termasuk dalam kualifikasi sukar Sk. Terdapat 1 soal yang termasuk dalam kualifikasi sukar sekali SS.
3.7 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 3.7.1 Validitas
Validitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur Masidjo, 2010: 242. Suatu tes
dikatakan valid apabila tes tersebut sesuai dengan yang diharapkan. Validitas dibagi menjadi tiga jenis, yaitu validitas isi, validitas konstruk,
dan validitas kriteria. Dalam penelitian ini, menggunakan dua jenis validitas yaitu validitas konstruk construct validity dan validitas isi
content validity.
3.7.1.1 Validitas Konstruk construct validity
Validitas konstruk adalah suatu validitas yang menunjukkan sampai di mana isi suatu tes atau alat pengukur sesuai dengan suatu
konsep yang seharusnya menjadi isi tes atau alat pengukur tersebut atau konstruk teoritis yang mendasari disusunnya tes atau alat
pengukur tersebut. Instrumen yang dibuat mengacu pada indikator yang diukur pada penelitian.
3.7.1.2 Validitas Isi content validity
Validitas isi adalah suatu validitas yang menunjukkan sampai di mana isi suatu tes atau alat pengukur mencerminkan hal-hal yang
mau diukur atau diteskan. Dalam hal ini, validitas konstruk dan
validitas isi ditempuh melalui expert judgement, kemudian validitas tersebut ditempuh secara empiris.
Alat ukur dalam pembuatan instrumen penelitian dibuat sebaik mungkin dan selanjutnya dikonsultasikan kepada ahli expert
judgement. Dalam hal ini adalah dosen ahli IPS, kepala sekolah, dan guru kelas V, sehingga dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Expert judgement tersebut digunakan untuk memvalidasi perangkat pembelajaran Silabus, RPP, Bahan Ajar,
dan LKS yang dibuat oleh peneliti. Hasil validasi perangkat pembelajaran dihitung menggunakan skala likert. Skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Sugiyono, 2010:
134.
3.7.2 Reliabilitas
Reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukuran dalam bentuk
ketepatan dan ketelitian hasil Masidjo, 2010: 209. Suatu tes dikatakan reliabel, jika menunjukkan ketepatan dan ketelitian hasil
dalam satu atau berbagai pengukuran. Dalam hal ini, reliabilitas dapat ditempuh dengan cara empiris atau diujikan di lapangan.
Reliabilitas secara empiris digunakan untuk mengukur ketetapan dan ketelitian suatu tes yang dibuat oleh peneliti setelah diujikan di
lapangan. Taraf reliabilitas suatu tes dapat dinyatakan dalam suatu
koefisien yang disebut koefisien reliabilitas. Koefisien reliabilitas dapat dinyatakan dalam suatu bilangan dari negatif sampai 1,00.
Koefisien reliabilitas dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8. Koefisien Reliabilitas Masidjo ,2010: 209
Interval Koefisien Reliabilitas
Kualifikasi
0,91-1,00 Sangat tinggi
0,71-0,90 Tinggi
0,41-0,70 Cukup
0,21-0,40 Rendah
Negatif-0,20 Sangat rendah
Tabel 8 menunjukkan interval koefisien reliabilitas yang digunakan untuk mengetahui reliabilitas soal evaluasi yang digunakan untuk
penelitian. Pada interval 0,91-1,00 menunjukkan kualifikasinya “sangat tinggi”. Interval 0,71-0,90 menunjukkan kualifikasinya
“tinggi”. Interval 0,41-0,70 menunjukkan kualifikasinya “cukup”. Interval 0,21-0,40 menunjukkan kualifikasinya “rendah”. Selanjutnya,
interval kurang dari 0,20 menunjukkan kualifikasinya “sangat rendah”.
3.7.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 3.7.3.1 Uji Validitas Instrumen Pembelajaran
Dalam penelitian ini dilakukan validitas untuk instrumen pembelajaran, yaitu: silabus, RPP, bahan ajar, dan lembar kerja
siswa. Perangkat pembelajaran tersebut diukur melalui 2 jenis validitas, yaitu validitas isi content validity, dan validitas konstruk
contruct validity. Peneliti melakukan validitas tersebut agar mengetahui sejauh mana instrumen pembelajaran yang disusun
sesuai dengan kurikulum. Peneliti melakukan validitas isi dan validitas konstruk perangkat pembelajaran kepada ahli expert
judgment dalam hal ini adalah dosen, kepala sekolah, dan guru yang ahli dalam bidang studi mata pelajaran IPS, sehingga hasilnya
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Perangkat pembelajaran yang divalidasi yaitu silabus, RPP,
bahan ajar, dan lembar kerja siswa. Hasil validasi perangkat pembelajaran dihitung menggunakan skala likert. Skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Sugiyono, 2010:
134. Kriteria dalam skala likert terdiri dari skor 1 dengan kualifikasi “sangat tidak baik”, skor 2 “tidak baik”, skor 3 “cukup
baik”, skor 4 “baik”, dan skor 5 “sangat baik”. Skor penilaian untuk perangkat pembelajaran yang disusun peneliti adalah 1, 2, 4, dan 5.
Peneliti dalam penilaian perangkat pembelajaran ini tidak mengikut sertakan skor 3, karena dianggap skor yang berada di tengah-tengah
cukup membenarkan atau menyalahkan. Peneliti menargetkan rata-rata dari validasi ini adalah 3,50. Apabila rata-rata yang
ditargetkan tidak tercapai, maka peneliti akan melakukan revisi untuk instrumen pembelajaran. Hasil validasi perangkat yang
dikonsultasikan kepada tiga ahli dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran
Perangkat Pembelajaran
Validator Rata-rata
I II
III Silabus
5 4,45
4,67 4,71
RPP 4,95
4,38 4,67
4,67 LKS
4,75 4,62
4,75 4,71
Bahan Ajar 5
4,4 4,4
4,6
Tabel 9 adalah hasil validasi yang telah diberikan oleh tiga ahli. Ahli yang pertama yaitu dosen yang ahli dalam bidang IPS
memberikan nilai rata-rata untuk silabus yaitu 5, kemudian untuk RPP yaitu 4,95, untuk LKS yaitu 4,75, dan untuk bahan ajar yaitu 5.
Ahli yang kedua yaitu kepala sekolah memberikan nilai rata-rata untuk silabus yaitu 4,45, kemudian untuk RPP yaitu 4,38, untuk LKS
yaitu 4,62, dan untuk bahan ajar yaitu 4,4. Ahli yang ketiga yaitu guru kelas memberikan nilai rata-rata untuk silabus yaitu 4,67, untuk
RPP yaitu 4,67, kemudian untuk LKS yaitu 4,75, dan untuk bahan ajar yaitu 4,4. Dari hasil validasi tersebut peneliti tidak melakukan
perbaikan yang cukup banyak. Peneliti hanya menambah gambar yang menarik pada Lembar Kerja Siswa LKS sesuai dengan saran
yang diberikan oleh salah satu ahli. Berikut ini adalah kriteria perangkat pembelajaran hasil validasi:
Tabel 10. Kriteria Perangkat Pembelajaran Skor
Kriteria 5
Sangat baik 4
Baik 3
Cukup 2
Tidak baik 1
Sangat tidak baik
Tabel 10 menunjukkan bahwa kriteria yang digunakan untuk mengukur hasil validasi dari para ahli. Hasil rata-rata validasi dari
ketiga ahli untuk silabus yaitu 4,71, termasuk dalam kriteria baik. Hasil rata-rata RPP yaitu 4,67, termasuk dalam kriteria baik. Hasil
rata-rata LKS yaitu 4,71, termasuk dalam kriteria baik. Hasil rata- rata bahan ajar yaitu 4,6, termasuk dalam kriteria baik. Dari hasil
validasi tersebut, maka perangkat pembelajaran dapat digunakan untuk penelitian.
Selanjutnya, validitas instrumen soal ditempuh secara empiris dan diujikan di lapangan. Perhitungan validitas dibantu dengan
program SPSS 16, dan dapat dilihat pada lampiran VII halaman 293.
3.7.3.2 Uji Validitas Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, instrumen pengumpulan data yang divalidasi adalah kuesioner motivasi belajar siswa. Kuesioner tersebut disusun
berdasarkan indikator-indikator yang dirumuskan dari 3 ahli yang berpendapat tentang indikator-indikator motivasi. Ketiga indikator
yang dirumuskan tersebut adalah; 1 memiliki keinginan belajar; 2 ulet menghadapi tugas; 3 memiliki tujuan belajar. Setelah
menemukan ketiga indikator tersebut, maka peneliti bersama dengan kelompok studi menyusun pernyataan-pernyataan yang mewakili
ketiga indikator tersebut. Indikator pertama diwakili oleh lima pernyataan. Indikator kedua diwakili oleh lima pernyataan. Indikator
yang ketiga diwakili oleh lima pernyataan. Setelah menyusun pernyataan-pernyataan dalam kuesioner, peneliti bersama dengan
kelompok study mengkonsultasikan face validity kepada dosen ahli. Beliau berkata “ya, tidak apa-apa kalau kalian sudah memilih ketiga
indikator ini, yang mewakili semua indikator tentang motivasi. Apakah ketiga indikator ini sudah dirumuskan dari beberapa tokoh?”
Kemudian salah satu dari kelompok study menjawab, “iya bu, ketiga indikator yang telah kami susun itu sudah mengkaji teori-teori dari
ketiga tokoh, yaitu Keke dalam Aritonang, Sardiman dalam Herline, dan Uno. Dari ketiga tokoh tersebut, indikator yang sama dirumuskan
menjadi satu”. Dosen ahli pun berkata, “baiklah kalau begitu, yang penting ada sumber yang jelas dari indikator yang sudah disusun
tersebut. selain itu, jangan lupa untuk memberikan kata pengantar pada awal kuesioner. Kata pengantar tersebut, harus menggunakan
bahasa anak, agar mudah dipahami dan dimengerti oleh anak yang akan diuji”.
Pada uji validitas kedua, peneliti bersama dengan kelompok studi mengkonsultasikan lagi kuesioner yang sudah disusun kepada dosen
yang berbeda. Kuesioner yang disusun terdiri dari 15 pernyataan.
Setelah menunjukkan kuesioner tersebut, dosen mengatakan, “pernyataan-pernyataan dalam kuesioner yang disusun ini sudah
baik, akan tetapi motivasi ekstrinsiknya belum terlihat. Alangkah baiknya apabila kalian menambah lima pernyataan lagi pada
indikator yang ketiga, jadi indikator yang ketiga terdapat 10 pernyataan, yang terdiri dari lima pernyataan motivasi intrinsik dan
lima pernyataan motivasi ekstrinsik”. Dari hasil konsultasi tersebut, dosen memberikan saran agar peneliti menambahkan motivasi
ekstrinsik untuk indikator motivasi yang ketiga. Kemudian peneliti bersama dengan kelompok study langsung menyusun kelima
pernyataan tentang motivasi ekstrinsik tersebut, dan langsung dikonsultasikan kembali ke dosen. Beliau mengatakan, “ya, kelima
pernyataan ini sudah bisa mewakili motivasi ekstrinsik”. Berdasarkan uji validitas tersebut, maka peneliti menggunakan 20
pernyataan yang telah disepakati bersama untuk diuji validitas secara empiris kepada siswa di sekolah lain, yang memiliki keadaan yang
hampir sama dengan sekolah yang diteliti. Kisi-kisi motivasi belajar tersebut dapat dilihat pada tabel 11.
Tabel 11. Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar Sebelum Validasi
No. Indikator
Nomor Pernyataan Jumlah
1. Memiliki keinginan
belajar 1, 2, 3, 4, 5
5 2.
Ulet menghadapi tugas 6, 7, 8, 9, 10
5 3.
Memiliki tujuan belajar 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,
18,19,20 10
Total pernyataan 20
Tabel 11 menunjukkan bahwa kuesioner untuk indikator pertama dengan 5 pernyataan yang terdapat pada nomer 1, 2, 3, 4, dan 5.
Indikator kedua dengan 5 pernyataan yang terdapat pada nomer 6, 7, 8, 9, dan 10. Indikator ketiga dengan 10 pernyataan yang terdapat
pada nomer 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, dan 20. Jadi terdapat 20 pernyataan dalam kuesioner tersebut. Instrumen penilaian kuesioner
motivasi dapat dilihat pada tabel 12. Tabel 12. Instrumen Penilaian Kuesioner Motivasi
Jenis Kriteria
Skor
Tertutup atau berstruktur
Apabila siswa menjawab selalu 5
Apabila siswa menjawab sering 4
Apabila siswa menjawab kadang 2
Apabila siswa menjawab tidak pernah 1
Nilai = Jumlah dari seluruh skor yang diperoleh
Tabel 12 menunjukkan bahwa kriteria penilaian untuk setiap jawaban siswa dengan memberikan skor 5 untuk jawaban selalu, skor 4
untuk jawaban sering, skor 2 untuk jawaban kadang, dan skor 1 untuk jawaban tidak pernah. Dalam penilaian kuesioner ini, peneliti tidak
menggunakan skor 3, karena skor 3 adalah skor yang berada di tengah- tengah dan cukup termotivasi dan cukup tidak termotivasi.
Setelah uji validitas secara empiris yang dilakukan pada siswa kelas V SD Adisucipto 1, peneliti melakukan validasi kuesioner tersebut
dengan bantuan SPSS 16. Dengan rumus korelasi product-moment dari pearson. Hasil validitas kuesioner yang telah diujikan di SD Adisucipto
1 dengan menggunakan SPSS 16 dapat dilihat pada lampiran VII halaman 290 dan reliabilitas kuesioner yang telah dilakukan di SD
Adisucipto 1 dengan menggunakan SPSS 16 dapat dilihat pada tabel 13. Berdasarkan hasil perhitungan kuesioner menggunakan SPSS 16
tersebut yang ada pada lampiran VII halaman 290. Terdapat 11 pernyataan yang valid dari 20 pernyataan yang peneliti susun, yaitu:
nomor 1, 3, 6, 7, 10, 11, 12, 14, 17, 18, dan 20. Dari 11 pernyataan yang valid tersebut sudah mewakili ketiga indikator yang peneliti susun
sebelumnya, dan 11 pernyataan tersebut digunakan untuk mengukur motivasi siswa.
Dari 11 pernyataan yang valid tersebut, kemudian peneliti menghitung reliabilitas kuesioner tersebut dengan menggunakan SPSS
16. Hasil reliabilitas kuesioner motivasi dapat dilihat pada tabel 13.
Tabel 13. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha
Based on Standardized Items
N of Items
.927 .916
11
Berdasarkan tabel 13 hasil uji reliabilitas kuesioner diperoleh hasil 0,927 sehingga termasuk dalam kualifikasi reliabilitas “sangat tinggi”,
karena berada pada koefisien korelasi 0,91-1,00. Dari hasil uji validitas dengan 20 pernyataan dan setelah perhitungan, maka
diperoleh 11 pernyataan yang valid. Sebelas pernyataan yang valid tersebut yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa. Kisi-
kisi kuesioner setelah divalidasi dapat dilihat pada tabel 14. Tabel 14. Kisi-kisi Kuesioner setelah Divalidasi
No. Indikator
Nomor Pernyataan Jumlah
1. Memiliki keinginan
belajar 1, 3
2 2.
Ulet menghadapi tugas 6, 7, 10
3 3.
Memiliki harapan dan cita-cita
11, 12, 14, 17, 18, 20 6
Total Peryataan 11
Dari tabel 14 menunjukkan bahwa hasil kuesioner setelah divalidasi untuk indikator pertama dengan 2 pernyataan yang terdapat
pada nomer 1 dan 3. Indikator kedua dengan 3 pernyataan yang
terdapat pada nomer 6, 7, dan 10. Indikator ketiga dengan 6 pernyataan yang terdapat pada nomer 11, 12, 14, 17, 18, dan 20. Jadi
terdapat 11 pernyataan dalam kuesioner sesudah divalidasi. Lembar kuesioner dapat dilihat pada lampiran V halaman 244.
3.7.3.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Soal Evaluasi