130
kecerdasan visual spasial. Kegiatan pos belajar dapat mengembangkan kecerdasan interpersonal, kinestetik, dan logis matematis. Kecerdasan
musikal, naturalistik, eksistensial, dan intrapersonal belum masuk pada strategi pembelajaran IPS pokok bahasan permasalahan sosial, padahal
kecerdasan-kecerdasan tersebut penting terutama naturalistik dan eksistensial yang berkaitan dengan lingkungan dan keberadaan manusia
yang penuh dengan permasalahan. Kecerdasan-kecerdasan tersebut hanya sekilas muncul melalui pesan moral di sela pembelajaran.
Keterbatasan waktu dan pemahaman pendidik terhadap konsep kecerdasan majemuk menjadi penyebab belum dilaksanakannya strategi
pembelajaran berbasis kecerdasan musikal, naturalistik, eksistensial, dan intrapersonal. Kecerdasan naturalistik dan eksistensial dapat disampaikan
dengan strategi berjalan-jalan dan mengamati kondisi masyarakat secara langsung. Kecerdasan intrapersonal dapat disampaikan dengan menulis
jurnal pengalaman terjun ke masyarakat. Kecerdasan musikal dapat disampaikan dengan membuat lagu berdasarkan materi yang sedang
dibahas. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidik kelas IV B belum menggunakan strategi pembelajaran berbasis
kecerdasan majemuk.
4. Penilaian Pembelajaran IPS Berbasis Kecerdasan Majemuk
Munif Chatib 2012: 155 mengemukakan bahwa teori kecerdasan majemuk menganjurkan format penilaian autentik penilaian sebenarnya.
Penilaian tersebut diharapkan dapat memfasilitasi kecerdasan yang
131
dikembangkan pada kegiatan inti pembelajaran. Sebelumnya, pendidik perlu menegaskan kecerdasan apa yang terangkum dalam penilaian yang
terdapat pada perencanaan. Pada perencanaan, pendidik belum mencantumkan kecerdasan apa
yang terangkum dalam proses penilaian. Penilaian hanya berupa soal terkait materi dan lembar observasi dengan format yang sama di semua
RPP. Penilaian ini belum dapat memfasilitasi kecerdasan-kecerdasan yang muncul pada kegiatan inti.
Soal evaluasi hanya dapat mencakup kecerdasan verbal linguistik dan logis matematis, sedangkan lembar observasi cenderung mengembangkan
kecerdasan intrapersonal peserta didik. Ketiga kecerdasan tersebut bukan sasaran utama dari penggunaan metode dan media di setiap pertemuannya.
Kecerdasan yang dominan dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran justru kecerdasan visual spasial, interpersonal, dan kinestetik, sedangkan
dilihat dari materi pokok, pengembangan kecerdasan seharusnya justru mengarah pada kecerdasan naturalistik sebagai wujud kepedulian peserta
didik kepada permasalahan di lingkungan sekitar tempat tinggal. Namun, kecerdasan-kecerdasan tersebut belum mendapat prosedur penilaian yang
sistematis. Prosedur penilaian berupa soal evaluasi kurang sesuai dengan prosedur
penilaian pada pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk yang mengutamakan penilaian sebenarnya autentik. Penilaian autentik
berpedoman pada aktivitas yang telah dijalani oleh peserta didik, bukan
132
reduksi aktivitas yang disamaratakan melalui skor atau presentase, sedangkan soal evaluasi jelas melihat standar hasil pembelajaran melalui
skor nilai. Penilaian autentik menawarkan kondisi yang aktif dan menyenangkan, sedangkan soal evaluasi menuntut ketenangan dan
konsentrasi yang tinggi di akhir pembelajaran. Penilaian autentik memberi kesempatan yang sama bagi semua peserta didik untuk berhasil, bukan
hanya peserta didik yang mampu menjawab soal tertentu, sedangkan soal evaluasi belum memandang kesempatan yang sama tersebut. Penilaian
autentik menunjukkan prestasi dan produk kreatif yang bermakna bagi peserta didik, sedangkan soal evaluasi menunjukkan kemampuan memori
dalam mengingat dan memahami materi yang baru saja dipelajari. Penialain autentik membandingkan prestasi peserta didik dengan
pencapaian prestasi sebelumnya, sedangkan soal evaluasi tidak demikian. Pada pelaksanaan, pendidik terlihat menggunakan penilaian autentik
dengan cara memberi “bintang” bagi siapapun yang dapat menambahkan pendapat dengan benar. Namun, penilaian ini belum dilaksanakan secara
sistematis. Pendidik terkadang lupa mencatat perolehan “bintang” yang diperoleh tiap peserta didik. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pendidik kelas IV B belum menggunakan penilaian pembelajaran IPS berbasis kecerdasan majemuk.
133
5. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran IPS Berbasis Kecerdasan