Pengaruh interaksi belajar mengajar, media pembelajaran dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar akuntansi.

(1)

vi ABSTRAK

PENGARUH INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR,

MEDIA PEMBELAJARAN, DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

Studi Kasus di SMU Pangudi Luhur Sedayu Jl. Wates km.12, Argosari, Sedayu, Bantul

Theresia Kistik Maryono Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang ada tidaknya

(1) pengaruh interaksi belajar mengajar terhadap prestasi belajar akuntansi (2) pengaruh media pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi (3) pengaruh

lingkungan belajar terhadap prestasi belajar akuntansi (4) pengaruh interaksi belajar mengajar, media pembelajaran dan lingkungan belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar akuntansi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas III IPS SMU Pangudi Luhur Sedayu yang berjumlah 76 siswa. Dari jumlah populasi tersebut, jumlah siswa yang menjadi sampel penelitian adalah 76 siswa. Mengingat jumlah populasi yang tidak banyak maka seluruh populasi diambil semua menjadi sampel, sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi.

Teknik pengambilan data yang digunakan adalah kuisioner dan dokumentasi. Untuk instrumen yang berbentuk kuisioner diuji menggunakan uji validitas dengan korelasi Product Moment dan uji reliabilitas dengan Alpha Cronbach. Hipotesis penelitian yang pertama, kedua dan ketiga diuji menggunakan teknik analisis Regresi Linier sederhana dan hipotesis penelitian keempat menggunakan teknik analisis regresi ganda tiga prediktor dengan taraf signifikansi 0,05 atau 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh positif dan

signifikan Interaksi Belajar Mengajar terhadap prestasi belajar akuntansi (r = 0,470, p = 0,000 ). (2) ada pengaruh positif dan signifikan media

pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntassi ( r = 0,366, p = 0,001). (3) ada pengaruh positif dan signifikan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar akuntansi (r = 0,282 , p =0,014). (4) ada pengaruh positif dan signifikan Interaksi Belajar Mengajar, media pembelajaran, lingkungan belajar, secara bersama-sama terhadap prestasi belajar akuntansi (r = 0,640, p = 0,000)


(2)

vii ABSTRACT

THE INFLUENCE OF TEACHING LEARNING INTERACTION, EDUCATIONAL MEDIA, and EDUCATION ENVIRONMENT WITH

THE ACHIEVEMENT OF STUDYING ACCOUNTING

A case study in

Pangudi Luhur Sedayu Senior High School Jl. Wates Km. 12, Argosari, Sedayu, Bantul

Theresia Kistik Maryono Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

This research was aimed to obtain information about the existence or not of (1) the influence of teaching learning interaction with the achievement of studying accounting (2) the influence of educational media with the achievement of studying accounting (3) the influence of the atmosphere of education with the achievement of studying accounting (4) the influence of teaching learning interaction, educational media and education atmosphere as one with the achievement of studying accounting.

The population in this research was the 76 of the third class students of Pangudi Luhur Sedayu Senior High School. There were 76 students as the sample in this research. Considering with the quantity of the sample which is not in a large number so all population was taken as the sample, so that the research is a population research.

Data collection technique was using a questionnaire and documentation. The questionnaire technique was examined using validity test with Product Moment Correlation and Alpha Cronbach reliability test. The first, the second, and the third research hypothesis was examined using simple linier regression analysis technique and the fourth was using double regression three predictor with the standard of significance 0,05 or 5% analysis technique.

The result of the research showed that: (1) There is a positive influence and teaching learning significance with the achievement of studying accounting (r = 0,470, p = 0,000). (2) There is a positive and educational media significance with the achievement of studying accounting (r = 0,366, p = 0,014). (4) There is a positive and teaching learning significance, educational media, and education environment as one with the achievement of studying accounting (r = 0,640, p = 0,000).


(3)

PENGARUH INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR,

MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN BELAJAR

TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

THERESIA KISTIK MARYONO NIM : 011334022

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007


(4)

(5)

(6)

iv

MOTTO

Semakin mendalam penderitaan dan semakin tersembunyi

Bagi mata ciptaan semakin menggembirakan di D ikau

Allahku

Skripsi ini kupersembahkan untuk : Bapa, Yesus dan Bunda Maria disurga Bapak, Ibu, Kakakku Patricia and My Honey Agung Penulis sendiri Theresia Kistik Sahabat – sahabatku & Teman-teman PAK angkatan 2001 Dan Semua orang yang kucintai


(7)

(8)

vi ABSTRAK

PENGARUH INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR,

MEDIA PEMBELAJARAN, DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

Studi Kasus di SMU Pangudi Luhur Sedayu Jl. Wates km.12, Argosari, Sedayu, Bantul

Theresia Kistik Maryono Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang ada tidaknya

(1) pengaruh interaksi belajar mengajar terhadap prestasi belajar akuntansi (2) pengaruh media pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi (3) pengaruh

lingkungan belajar terhadap prestasi belajar akuntansi (4) pengaruh interaksi belajar mengajar, media pembelajaran dan lingkungan belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar akuntansi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas III IPS SMU Pangudi Luhur Sedayu yang berjumlah 76 siswa. Dari jumlah populasi tersebut, jumlah siswa yang menjadi sampel penelitian adalah 76 siswa. Mengingat jumlah populasi yang tidak banyak maka seluruh populasi diambil semua menjadi sampel, sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi.

Teknik pengambilan data yang digunakan adalah kuisioner dan dokumentasi. Untuk instrumen yang berbentuk kuisioner diuji menggunakan uji validitas dengan korelasi Product Moment dan uji reliabilitas dengan Alpha Cronbach. Hipotesis penelitian yang pertama, kedua dan ketiga diuji menggunakan teknik analisis Regresi Linier sederhana dan hipotesis penelitian keempat menggunakan teknik analisis regresi ganda tiga prediktor dengan taraf signifikansi 0,05 atau 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada pengaruh positif dan

signifikan Interaksi Belajar Mengajar terhadap prestasi belajar akuntansi (r = 0,470, p = 0,000 ). (2) ada pengaruh positif dan signifikan media

pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntassi ( r = 0,366, p = 0,001). (3) ada pengaruh positif dan signifikan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar akuntansi (r = 0,282 , p =0,014). (4) ada pengaruh positif dan signifikan Interaksi Belajar Mengajar, media pembelajaran, lingkungan belajar, secara bersama-sama terhadap prestasi belajar akuntansi (r = 0,640, p = 0,000)


(9)

vii ABSTRACT

THE INFLUENCE OF TEACHING LEARNING INTERACTION, EDUCATIONAL MEDIA, and EDUCATION ENVIRONMENT WITH

THE ACHIEVEMENT OF STUDYING ACCOUNTING

A case study in

Pangudi Luhur Sedayu Senior High School Jl. Wates Km. 12, Argosari, Sedayu, Bantul

Theresia Kistik Maryono Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

This research was aimed to obtain information about the existence or not of (1) the influence of teaching learning interaction with the achievement of studying accounting (2) the influence of educational media with the achievement of studying accounting (3) the influence of the atmosphere of education with the achievement of studying accounting (4) the influence of teaching learning interaction, educational media and education atmosphere as one with the achievement of studying accounting.

The population in this research was the 76 of the third class students of Pangudi Luhur Sedayu Senior High School. There were 76 students as the sample in this research. Considering with the quantity of the sample which is not in a large number so all population was taken as the sample, so that the research is a population research.

Data collection technique was using a questionnaire and documentation. The questionnaire technique was examined using validity test with Product Moment Correlation and Alpha Cronbach reliability test. The first, the second, and the third research hypothesis was examined using simple linier regression analysis technique and the fourth was using double regression three predictor with the standard of significance 0,05 or 5% analysis technique.

The result of the research showed that: (1) There is a positive influence and teaching learning significance with the achievement of studying accounting (r = 0,470, p = 0,000). (2) There is a positive and educational media significance with the achievement of studying accounting (r = 0,366, p = 0,014). (4) There is a positive and teaching learning significance, educational media, and education environment as one with the achievement of studying accounting (r = 0,640, p = 0,000).


(10)

viii

KATA PENGANTAR

Segala sembah, syukur dan pujian penulis ungkapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa Bapa, Putera dan Roh Kudus, atas berkat dan kasih-Nya yang melimpah sehinggapenulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “PENGARUH INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR, MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI ”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengantar Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tanpa tanpa adanya suatu usaha yang maksimal, bimbingan serta bantuan berupa moril, materiil, maupun pemberian kesempatan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Drs. Sutarjo Adisusilo J.R., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak S. Widanarto P. S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Drs. F. X. Muhadi, M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang senantiasa dengan penuh kerelaan, kesabaran dan ketekunan membimbing serta mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(11)

ix

5. Ibu Catur Rismiati, S.Pd., M.A. selaku Dosen pembimbing II yang senantiasa dengan penuh kerelaan, kesabaran, dan ketekunan membimbing serta mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Natalia Premastuti Brataningrum, S.Pd. selaku dosen tamu yang telah bersedia meluangkan waktu untuk menguji, membimbing, memberikan masukan dan saran kepada penulis.

7. Bapak Markoes Padmonegoro selaku kepala sekolah yang telah membantu dan mengizinkan penulis untuk mengadakan penelitian di sekolah SMU Pangudi Luhur Sedayu.

8. Bapak AL. Candra Widyantara selaku guru akuntansi SMU Pangudi Luhur Sedayu yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian serta membantu menyediakan data – data yang diperlukan oleh penulis.

9. Bapak dan Ibu guru SMU PL Sedayu yang telah membantu terlaksananya penelitian di sekolah.

10.Siswa – siswi SMU PL Sedayu yang dengan rela menjadi subyek penelitian ini.

11.Bapakku terkasih F.X Maryono, terima kasih atas segala kasih, doa dan semangat yang telah diberikan selama ini.

12.Ibuku tersayang Yacinta, terima kasih atas segala kasih, perhatian, tawa kebahagiaan, dekapan penenang hati dan usapan air mata ( makasih bu udah jadi sahabat dan teman curhatku).

13.Kakakku tersayang Mbak alien, yang selalu bersama – sama berjuang menapaki kehidupan dan selalu jadi sahabatku dan temen curhatku.


(12)

x

14.Kakak Iparku Mas Eko terima kasih untuk segala doa dan dukungannya selama ini.

15.Keponakkanku tercinta sikembar (vercellio Aviel Eleanore & Vercelio Ellyson Darren) kehadiran kalian telah membuat hari – hariku jadi indah. 16.Kekasihku Mas Agung yang selalu memotivasi dan selalu membantu aku

dalam menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas kesabaran, perhatian, cinta dan ketulusan hati dalam menemaniku saat suka maupun duka.

17.Keluarga Gentan (Bapak, Ibuk dan dek Tari) terima kasih banyak untuk perhatian dan segala doanya.

18.Andre & Yentri yang telah memberikan dorongan buat penulis selama ini, tank’s ya!

19.Suster Yoanna, Suster Hendrika, Bulek Andri, Bulek Bertha, Pakdhe & Bud he Ponco, Budhe Mari, Simbah Atemo terima kasih sebesar – besarnya untuk segala dukungan materiil maupun spiritual yang sudah diberikan.

20.Sahabat – sahabatku Nick & Eka (ayo dong skripsinya dikerjain jangan kerja melulu OK………), Tatik (sorry ak ngak bias dating saat kamu married), Yudha & Pipit (sing akur ya,jadi nikah bareng gak…..) Koco (ayo co semangat 45 jangan putus asa buat ngerjain skripsinya).Lisa (selamat ya bentar lagi dah jadi Mama…) Suradi & Intan (jagain Putri yach), Wanti (U sahabat sejatiku), Ari, Joko, Budi, Cipy, Andre, Raymond, Arum, Retno, Heru, Anri, kalian sahabat sejatiku, ma kasih atas kebersamannya………… banyak kenagan indah yang gaka akan kulupakan saat bersama kalian…….


(13)

xi

21.Temen – temen PAK angkatan 2001 ma kasih ya atas kebersamaan kita selama ini.

22.Semua pihak yang tidak tercantum namanya disini, namun telah banyak berjasa bagi penulis.

Semoga Bapa Yang Maha Kuasa dan Maha Pengasih senantiasa membalas segala kebaikan saudara-saudari dengan berkatnya yang melimpah.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, sehingga kritik dan saran demi penyempurnaan skripsi ini sangat kami harapkan. Ahirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang memerlukan.

Yogyakarta, 6 Juni 2007 Penulis


(14)

xii DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL . ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING . ... ii

HALAMAN PENGESAHAN . ... iii

PERSEMBAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. ... v

ABSTRAK. ... vi

ABSTRACT . ... vii

KATA PENGANTAR. ... viii

DAFTAR ISI. ... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xv

DAFTAR GAMBAR... xvi

DAFTAR TABEL... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. ... 1

B. Batasan Masalah. ... 3

C. Rumusan Masalah. ... 3

D. Tujuan Penelitian. ... 4

E. Manfaat Penelitian. ... .. 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teori... 6

1. Prestasi Belajar Akuntansi. ... 6

a. Pengertian Belajar. ... 6

b. Pengertian Prestasi Belajar. ... 7

c. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.... 8


(15)

xiii

2. Interaksi Belajar Mengajar. ... 10

a. Pengertian Interaksi Belajar Mengajar. ... 10

b. Ciri-ciri Interaksi Belajar Mengajar. ... 19

c. Bentuk-bentuk Interaksi Belajar Mengajar. ... 19

3. Media Pembelajaran . ... 21

a. Pengertian Media Pembelajaran. ... 21

b. Fungsi Media Pembelajaran. ... 23

c. Manfaat Media Pembelajaran. ... 23

d. Jenis-jenis Media Pembelajaran. ... 26

e. Sistem penyajian. ... 27

4. Lingkungan Belajar. ... 34

a. Lingk ungan Keluarga. ... 34

b. Lingkungan Sekolah. ... 37

c. Lingkungan Masyarakat. ... 41

B. Kajian hasil penelitian yang relevan. ... 43

C. Kerangka Berfikir ... 44

D. Paradigma Penelitian. ... 47

E. Hipotesis Penelitian . ... 48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian . ... 49

B. Tempat dan Waktu Penelitian . ... 49

C. Subyek dan Obyek Penelitian . ... 50

D. Populasi dan Sampel . ... 51

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya . ... 52

F. Teknik Pengumpulan Data . ... 54

G. Pengujian Instrumen Penelitian ... 63

H. Teknik Analisis Data… ... 73

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Gambaran Umum Sekolah... 81

B. Tujuan Pendidikan SMA ... 81


(16)

xiv

D. Sejarah Sekolah... 84

E. Visi dan Misi SMA Pangudi Luhur Sedayu... 88

F. Sumber Daya SMA Pangudi Luhur Sedayu... 89

G. Siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu... 90

H. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah SMA Pangudi Luhur Sedayu... 91

I. Fasilitas Pendidikan dan Latihan... 93

J. Dewan Sekolah... 95

K. Hubungan SMA Pangudi Luhur Sedayu dan Instansi Lain .. 96

L. Usaha – usaha Peningkatan Kualitas Lulusan... 97

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi Responden ... 98

B. Diskripsi Data penelitian... 98

C. Pengujian persyaratan Analisis Data ... 105

D. Pengujian Hipotesis... 106

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 111

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 121

B. Keterbatasan penelitian... 124

C. Saran... 124


(17)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

A. Kuesioner Penelitian... 133

1.Surat Permohonan ... 134

2. Identitas Responden ... 135

3. Interaksi Belajar Mengajar ... 136

4. Media Pembelajaran ... 140

5. Lingkungan Belajar ... 143

B. Data Hasil Penelitian ... 147

C. Data Induk Penelitian ... 157

D. Validitas dan Reliabilitas ... 164

E. Uji Normalitas ... 171

F. Uji Linieritas ... 173

G. Uji Regresi ... 180

H. Surat Keterangan ... 186

I. Tabel ... 189

1. Tabel r ... 190

2. Tabel t ... 191

3. Tabel F... 192


(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Paradigma Penelitian... 47 Gambar 2. Bagan Dewan Sekolah SMU Pangudi Luhur Sedayu ... 96


(19)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian... 55

Tabel 2. Hasil Uji Validitas Interaksi Belajar Mengajar ... 66

Tabel 3. Hasil Uji Validitas Media Pembelajaran... 68

Tabel 4. Hasil Uji Validitas Lingkungan Belajar ... 70

Tabel 5. Interprestasi Koefisien Secara Konservatif ... 72

Tabel 6. Hasil Uji Reliabilitas... 72

Tabel 7. Data Guru dan Karyawan SMU Pangudi Luhur Sedayu ... 89

Tabel 8. Data Siswa SMU Pangudi Luhur Sedayu ... 91

Tabel 9. Karakteristik Responden ... 98

Tabel 10. Deskripsi Prestasi Belajar Akuntansi... 99

Tabel 11. Deskripsi Interaksi Belajar Mengajar ... 101

Tabel 12. Deskripsi Media Pembelajaran ... 102

Tabel 13. Deskripsi Lingkungan Belajar ... 104

Tabel 14. Hasil Uji Normalitas ... 105

Tabel 15. Hasil Uji Linieritas ... 106


(20)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk induvidu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial terkandung suatu maksud bahwa manusia tidak dapat terlepas dari manusia yang lain. Secara kodrati manusia akan selalu hidup bersama. Hidup bersama antar manusia berlangsung dalam berbagai bentuk komunikasi dan dalam berbagai jenis situasi. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi interaksi. Proses interaksi itu terjadi karena manusia pada hakekatnya memiliki sifat sosial yang besar. Dengan demikian kegiatan hidup manusia akan selalu disertai dengan proses interaksi, baik interaksi dengan lingkungan, interaksi dengan sesama maupun interaksi dengan Tuhannya.

Setiap proses interaksi terjadi ikatan suatu situasi, diantaranya situasi pendidikan. Interaksi yang terjadi dalam situasi pendidikan disebut interaksi edukatif. Interaksi edukatif adalah interaksi yang berlangsung dalam suatu ikatan untuk tujuan pendidikan dan pengajaran (Sardiman, 1986:1). Dalam arti yang lebih spesifik dikenal dengan istilah interaksi belajar mengajar. Dalam interaksi belajar mengajar ini terjadi siswa belajar dan guru melaksanakan tugas mengajar, keduanya untuk mencapai tujuan pendidikan.

Didalam interaksi belajar mengajar harus dipertimbangkan juga alat, sarana dan media yang digunakan. Dalam hal ini media yang utama dipakai


(21)

2

dalam interaksi belajar mengajar memegang peranan penting. Media apa yang digunakan dalam interaksi belajar mengajar tersebut, untuk menciptakan situasi kondisi interaksi belajar mengajar yang tepat, kita harus melihat media apa yang ada dan dapat digunakan, serta tepat dalam menunjang tercapainya tujuan secara efektif dan efesien.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa media pendidikan adalah alat dan tehnik yang dipergunakan dalam rangka meningkatkan efektifitas komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan

Dalam interaksi belajar mengajar selain membutuhkan media, siswa juga membutuhkan lingkungan belajar yang kondusif serta menunjang berkembangnya potensi dalam diri siswa. Untuk kepentingan tersebut peranan guru sangat diperlukan Tugas seorang guru ialah menyediakan situasi kondisi yang tepat, dengan suasana yang menyenangkan dan intim.

Guru yang kurang berinteraksi dengan para murid secara intim menyebabkan proses belajar mengajar kurang lancar dan siswa juga merasa jauh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar.Sementara itu guru yang suka berinteraksi dengan para siswa secara intim akan menyebabkan siswa menjadi dekat/akrab dengan guru. Dengan adanya hubungan yang dekat tersebut membuat siswa menjadi lebih bersemangat dalam belajar dan tidak merasa canggung untuk bertanya bila mengalami kesulitan dalam belajar.

Dengan demikian maka diharapkan kegiatan dalam interaksi belajar mengajar dapat berhasil sehingga tiap individu yang belajar dapat mendekati


(22)

bahkan dapat mencapai tujuan dari pengembangan potensinya secara optimal serta meningkatkan prestasi belajarnya

Oleh sebab itu pada penelitian ini peneliti mencoba untuk melihat sejauh mana interaksi belajar mengajar, media pembelajaran dan lingkungan belajar dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Berdasarkan latar belakang inilah maka pene liti mengambil judul “Pengaruh Interaksi Belajar Mengajar, Media Pembelajaran dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi”.

B. Batasan masalah

Dalam mencapai keberhasilan pendidikan yang dapat dilihat dari prestasi belajar siswa banyak faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri siswa itu sendiri maupun dari luar individu khususnya interaksi belajar mengajar,media pembelajaran dan lingkungan belajar disekolah, lingkungan belajar dalam keluarga, dan lingkungan belajar di masyarakat.

C. Rumusan Masalah

Dari Latar belakang tersebut maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah interaksi belajar mengajar mempengaruhi prestasi belajar akuntansi?

2. Apakah media pembelajaran mempengaruhi prestasi belajar akuntansi? 3. Apakah lingkungan belajar mempengaruhi prestasi belajar akuntansi? 4. Apakah interaksi belajar mengajar, media pembelajaran dan


(23)

4

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Mendapatkan informasi tentang ada tidaknya pengaruh interaksi

belajar mengajar terhadap prestasi belajar akuntansi

2. Mendapatkan informasi tentang ada tidaknya pengaruh media pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi

3. Mendapatkan informasi tentang ada tidaknya pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar akuntansi

4. Mendapatkan informasi tentang ada tidaknya pengaruh interaksi belajar mengajar, media pembelajaran, dan lingkungan belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar akuntansi

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi guru dan siswa

Untuk memberikan gambaran yang konkrit mengenai pengaruh interaksi belajar mengajar, media pembelajaran dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar akuntansi. Sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan akan menambah referensi tentang pendidikan diperpustakaan Universitas khususnya bagi mahasiswa FKIP


(24)

3. Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuan dan sarana berlatih untuk menerapkan teori yang didapat dari bangku kuliah dengan kenyataan yang terjadi dalam dunia pendid ikan.


(25)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

1. Prestasi Belajar Akuntansi a. Belajar

Dalam kehidupan sehari- hari banyak kegiatan yang dilakukan yang sebenarnya merupakan gejala dari belajar. Belajar merupakan kebutuhan pokok manusia sebab dengan belajar manusia dapat melakukan kegiatan yang sebelumnya tidak mampu dilakukan.

Menurut W.S Winkel ( 1986 : 35 ) belajar merupakan suatu aktivitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas. Sedangkan menurut Muhibbin (1995:88) definisi dari belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini berarti berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan tersebut sangat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada disekolah maupun dilingkungan rumah atau keluarganya sendiri

Hilgard ( 1984 : 74 ) dalam bukunya yang berjudul Theories of learning menyatakan bahwa “ learning is the process by which an activity originate or changes through responding to a situation


(26)

proviade the changes can not be attributed to growth or temporary of

the organisme “. Belajar diartikan sebagai suatu proses kegiatan, reaksi

terhadap lingkungan, namun perubahan tersebut tidak dapat dikatakan belajar apabila disebabkan oleh pertumbuhan atau kegiatan sementara orang. Dalam pengertian ini diketahui bahwa belajar merupakan suatu proses kegiatan sebagai hasil reaksi terhadap lingkungan.

Dari beberapa definisi belajar diatas maka bisa dikatakan bahwa belajar itu merupakan suatu perubahan tingkah laku yang dapat diamati secara langsung.

b. Pengertian Prestasi Belajar

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia (1990), prestasi adalah hasil yang dicapai (dan yang telah dilakukan). Dari definisi tersebut prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan belajar dan sebagai akibat belajar. Hadori Nawawi (1981:100) mengartikan prestasi belajar (achievement) sebagai tingkat keterbatasan dalam mempelajari mata pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah mata pelajaran tertentu. Untuk dapat melihat prestasi belajar siswa dapat diketahui dari evaluasi prestasi belajar sebagai alat ukur. Evaluasi artinya penilaian terhadap keberhasilan siswa untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program (Muhibbin Syah, 1997:141). Evaluasi terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa dan terhadap proses belajar mengajar mengandung penilaian terhadap hasil


(27)

8

belajar atau proses belajar itu sampai berapa jauh keduanya dapat dinilai baik.

Maka dari itu prestasi belajar adalah merupakan hasil yang telah dicapai individu atau siswa dalam melakukan suatu kegiatan belajar pada sejumlah mata pelajaran disekolah yang pada umumnya diwuj udkan dalam bentuk angka atau simbol – simbol.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Pendapat Shahahudin yang dikut ip oleh Suyata (1993:5) menyatakan bahwa “ Prestasi belajar dalam hal ini output dapat dicapai melalui proses belajar mengajar dimana proses tersebut bisa berjalan apabila mendapat dukungan atau sumbangan dari berbagai faktor diantaranya siswa (raw input), proses belajar mengajar (teaching learning process), sarana dan prasarana pendidikan (intrumental input)

serta faktor lingkungan (environmental input ).

Menurut W. S. Winkel ( 1986 : 43 ) ada berbagai faktor yang bisa mempengaruhi proses belajar pada diri seseorang khususnya siswa.

Faktor-faktor tersebut adalah : a. Faktor-faktor pada pihak siswa

Faktor-faktor psikis :

intelektual : taraf intelegensi, kemampuan belajar, cara belajar.

non intelektual : motivasi belajar, sikap, perasaan, minat, kondisi akibat keadaan sosio-kultural / ekonomis

Faktor -faktor fisik : kondisi fisik b. Faktor-faktor diluar siswa


(28)

1) Faktor-faktor pengatur proses belajar disekolah, kurikulum pengajaran, disiplin sekolah,teacher effectiveness, fasilitas belajar, pengelompokan siswa.

2) Faktor-faktor sosial disekolah : sistem sosial, status sosial siswa, interaksi guru-siswa.

3) Faktor-faktor situasional : keadaan politik-ekonomi; sosial-ekonomi; sosial-budaya; keadaan waktu dan tempat, keadaan musim- iklim.

d. Prestasi Belajar Akuntansi

Prestasi belajar akuntansi adalah suatu hasil yang diperoleh akibat adanya belajar akuntansi. Dalam memperoleh hasil ditentukan adanya evaluasi terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Evaluasi ini dimaksudkan untuk melihat sejauh mana proses belajar yang diberikan dapat mencapai hasil yang diharapkan.

Mata pelajaran akuntansi merupakan mata pelajaran yang menuntut seorang siswa untuk lebih berpartisipasi aktif dalam proses pendidikan karena dalam proses pembelajaran tidak hanya guru saja yang aktif. Agar proses belajar mengajar dapat tercapai perlu adanya interaksi yang positif antara guru dan siswa.

Dalam proses belajar mengajar akuntansi diharapkan dapat menghasilkan perubahan pada siswa yang berupa kemampuan-kemampuan yang diperoleh sesuai dengan klasifikasi tujuan pengajaran. Kemampuan yang diperoleh siswa tersebut karena adanya hasil usaha belajar. Dalam kemampuan ini nantinya harus dinyatakan dalam prestasi.


(29)

10

2. Interaksi Belajar – Mengajar

a. Pengertian Interaksi Belajar - Mengajar

Interaksi adalah proses komunikasi dua arah yang mengandung tindakan atau perbuatan komunikator maup un komunikan. Interaksi belajar-mengajar mengandung arti adanya kegiatan interaksi dari tenaga pengajar (guru) dengan warga belajar (siswa) yang sedang melaksanakan kegiatan belajar.

Dalam interaksi belajar memandang bahwa siswa adalah subyek belajar dan bukan obyek, sedangkan guru hanyalah sebagai pembina dan pembimbing tidak diperkenankan untuk mendominasi kegiatan belajar- mengajar. Namun guru diharapkan mampu membant u menciptakan kondisi yang baik serta memberikan bimbingan agar siwa dapat mengembangkan potensi dan kreativitasnya, melalui kegiatan belajar

Dalam interaksi belajar- mengajar terkandung unsur-unsur yang harus dipenuhi, yaitu( Sardiman A.M, 1986:13):

a. Tujuan yang ingin dicapai;

b. Bahan ( materi ) yang menjadi isi interaksi; c. Siswa yang aktif mengalami;

d. Guru yang melaksanakan; e. Metode untuk mencapai tujuan;

f. Situasi yang memungkinkan PBM berlangsung dengan baik; g. Penilaian terhadap hasil interaksi;

Selanjutnya akan kita bahas satu persatu unsur- unsur yang harus dipenuhi dalam interaksi belajar mengajar


(30)

Interaksi edukatif berlangsung dalam rangka untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut Roestiyah (1986:37) Interaksi bertujuan membantu pribadi anak mengembangkan potensi sepenuhnya. sesuai dengan cita-citanya serta hidupnya dapat bermanfaat bagi dirinya, masyarakat dan negara. Dalam Interaksi harus ada perubahan tingkah laku dari siswa sebagai hasil belajar, dimana siswa sebagai subyek belajar, siswalah yang terutama menentukan berhasil tidaknya kegiatan belajar mengajar dalam interaksi tersebut.

b. Bahan (Materi) yang menjadi isi interaksi

Materi pelajaran adalah bahan yang digunakan untuk belajar dan yang membantu untuk mencapai tujuan instruksional, dimana siswa harus melakukan sesuatu terhadap sesuatu menurut jenis perilaku tertentu (W.S.Winkel, 1987:193). Guru dalam tugasnya sehari- hari selalu memilih dan memutuskan bahan-bahan yang akan diajarkan dan pilihan serta putusan ini bergantung pada pandangan guru mengenai apa yang baik dan penting untuk diajarkan. Untuk mengadakan pilihan yang tepat dibutuhkan sejumlah kriteria; berdasarkan kriteria itu dapat dipilih materi pelajaran yang sesuai. Adapun kriteria itu adalah sebagai berikut W.S. Winkel (1987:195)

1) Materi/bahan pelajaran harus relevan terhadap tujuan instruksional yang harus dicapai


(31)

12

2) Materi/bahan pelajaran harus sesuai dalam taraf kesulitannya dengan kemampuan siswa untuk menerima dan mengolah bahan itu (keadaan awal siswa yang aktual)

3) Materi/bahan pelajaran harus dapat menunjang motivasi siswa, antara lain karena relevan dengan pengalaman hidup sehari- hari siswa.

4) Materi/bahan pelajaran harus membantu untuk melibatkan diri secara aktif, baik dengan berpikir sendiri maupun dengan melakukan berbagai kegiatan.

5) Materi/bahan pelajaran harus sesuai dengan prosedur didaktik yang diikuti, misalnya materi pelajaran akan lain bila guru menggunakan bentuk ceramah, dibanding dengan menggunakan bentuk disksi kelompok.

6) Materi/bahan pelajaran harus sesuai dengan media pengajaran tersedia.

c. Siswa yang aktif mengalami

Aktivitas siswa merupakan syarat yang sangat penting bagi berlangsungnya interaksi belajar mengajar. Aktivitas siswa dalam hal ini, baik secara fisik/jasmani maupun secara mental/rohani aktif. Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa disekolah. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan mencatat seperti yang biasa terdapat disekolah-sekolah. Menurut Paul B.Diendrich (Sardiman,1986:99) kegiatan siswa dapat digolongkan sebagai berikut:

1) Visual activities yang termasuk didalamkanya misalnya, membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan 2) Oral activities seperti: bertanya, mengeluarkan pendapat,

menyatakan, merumuskan, memberi saran,mengadakan wawancara, interupsi, diskusi.


(32)

3) Listening activities; sebagai contoh, mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.

4) Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.

5) Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta, diagram

6) Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain : melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

7) Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan.

8) Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira bersemangat, bergairah, berani, tenang gugup.

Jadi dengan klasifikasi activitas siswa seperti diuraikan diatas, menunjukkan bahwa aktivitas siswa itu cukup komplek dan bervariasi. Apabila berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan disekolah maka kegiatan tersebut benar-benar akan menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal serta dapat memperlancar jalannya proses interaksi belajar mengajar.

d. Guru yang melaksanakan

Peranan dan kedudukan guru yang tepat dalam proses interaksi belajar mengajar, akan menjamin tercapainya tujuan


(33)

14

interaksi belajar mengajar. Adapun peranan guru dalam interaksi belajar mengajar antara lain sebagai berikut (Roestiyah (1986:37) 1) Sebagai fasilitator, ialah menyediakan situasi-kondisi yang

dibutuhkan oleh individu yang belajar;

2) Sebagai pembimbing, ialah memberikan bimbingan siswa dalam interaksi belajar,agar siswa mampu belajar dengan lancar dan berhasil secara efektif dan efesien;

3) Sebagai motivator, ialah memberi dorongan semangat agar siswa mau dan giat belajar;

4) Sebagai Organisator, ialah mengorganisasikan kegiatan belajar mengajar siswa maupun guru;

5) Sebagai manusia sumber, dimana guru dapat memberikan informasi apa yang dibutuhkan oleh siswa, baik pengetahuan, ketrampilan maupun sikap

Adapun kedudukan guru dalam interaksi belajar mengajar antara lain ialah:

1) Berfungsi sebagai pengajar

Sebagai pengajar seorang guru diharapkan menyediakan situasi dan kondisi belajar untuk siswa didalam interaksi belajar mengajar. Maksudnya menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan siswa dalam belajar, berupa: pengetahuan, sikap, ketrampilan, sarana maupun prasarana serta fasilitas material 2) Berfungsi sebagai pemimpin


(34)

Seorang guru berfungsi sebagai pemimpin, ialah sebagai pemimpin yang demokratis. Sifat itu sangat diharapkan bagi seorang guru, hal mana ia akan bersifat terbuka, mau mendengarkan pendapat orang lain, keluhan, pikiran, perasaan, ide muridnya, serta bersedia bekerja sama, saling mengerti dan toleransi. Bukan sebagai orang yang berkuasa penuh, bertindak atas pertimbangan yang menguntungkan dirinya saja, tanpa memikirkan kepentingan siswanya, serta bukan seseorang yang bersifat masa bodoh, melainkan mau bekerja sama, dalam mencapai tujuan bersama terutama untuk kesejahteraan siswanya. 3) Berfungsi sebagai pengganti orang tua

Seorang guru berfungsi sebagai wakil dari orangtua siswa, maksudnya didalam interaksi belajar mengajar,guru bersikap sebagai orang tua terhadap anaknya, sehingga interaksi akan berjalan dengan suasana yang menyenangkan dan intim. Suasana tersebut sangat mendorong berhasilnya siswa waktu belajar. e. Metode belajar mengajar

Metode adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan (Winarno Surakmad,1982:96). Makin baik metode yang digunakan , makin efektif pula pencapaian tujuan. Untuk menetapkan apakah sebuah metode dapat disebut baik, diperlukan patokan yang bersumber dari beberapa faktor,


(35)

16

Menurut Winarno Surakhmad (1982:97) Metode Interaksi belajar mengajar dipengaruhi oleh banyak faktor,misalnya:

1) Murid, pelajar atau petatar (yang berbagai tingkat kematangannya)

2) Tujuan (yang berbagai jenis dan fungsinya) 3) Situasi (yang berbagai keadaannya)

4) Fasilitas(yang berbagai kualitas dan kuantitasnya)

5) Pengajar, penatar atau guru (yang pribadi serta kemampuan profesionalnya berbeda-beda).

Perpaduan pengaruh faktor- faktor itulah yang menjadi pertimbangan utama untuk menentukan metode mana yang paling baik untuk secara optimal berpengaruh atas dan terhadap faktor-faktor tersebut

f. Situasi yang memungkinkan PBM berlangsung dengan baik

Dalam interaksi belajar mengajar, sangat dibutuhkan situasi dan kondisi yang mendukung berjalannya interaksi belajar mengajar. Menurut Winarno Surakhmad (1982:76) setiap situasi edukatif memiliki unsur-unsur pokok sebagai berikut:

1) Murid itu sendiri harus menjadi unsur dari situasi dalam arti bahwa unsur (murid) tersebut menerima rangsangan dari lingkungannya, yang dapat menimbulkan suatu tingkat kesadaran kebutuhan.

2) Tujuan yang apabila tercapai akan menimbulkan rasa keberhasilan dari murid

3) Motif yang merupakan daya penggerak untuk berhasil; murid yang mempunyai motivasi adalah murid yang telah memiliki satu keadaan dan kesiapan mental seperlunya untuk menggerakkan dirinya kedalam kegiatan yang bertujuan.

Perhubungan dinamik antara seluruh unsur itu menciptakan satu keadaan tertentu yang disebut situasi edukatif. Dalam situasi serupa itulah terdapat murid yang sedang melakukan kegiatan


(36)

untuk mencapai tujuan dengan mempergunakan kekuatan-kekuatan yang diimbasi oleh pengaruh motivasi dan pengaruh tingkat kesadaran kebutuhan

g. Penilaian terhadap hasil interaksi

Penilaian merupakan unsur yang sangat penting karena kegiatan penilaian digunakan untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan itu sudah tercapai lewat interaksi belajar- mengajar atau belum. Menurut Muhibbin Syah (1995:142) tujuan evaluasi adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu. Hal ini berarti dengan evaluasi guru dapat mengetahui kemajuan perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil proses belajar mengajar yang melibatkan dirinya selaku pembimbing dan pembantu kegiatan belajar siswanya itu.

2) Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya. Dengan demikian, hasil evaluasi itu dapat dijadikan guru sebagai alat penetap apakah siswa tersebut kategori cepat, sedang atau lambat.

3) Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar. Hal ini berarti dengan evaluasi guru akan dapat mengetahui gambaran tingkat usaha siswa, hasil yang baik pada umumnya menunjukkan tingkat usaha yang efisien. Sedangkan hasil yang buruk adalah cermin usaha yang tidak efisien.

4) Untuk mengetahui hingga sejauh mana siswa telah mendaya gunakan kapasitas kognitifnya (kemampuan kecerdasan yang dimilikinya) untuk keperluan belajar, jadi hasil evaluasi itu dapat dijadikan guru sebagai gambaran realisasi pemanfaatan kecerdasan siswa.

5) Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang telah digunakan guru dalam proses belajar mengajar (PBM). Dengan demikian, apabila sebuah metode yang digunakan guru tidak mendorong munculnya prestasi belajar siswa yang memuaskan, guru seyogianya mengganti metode tersebut atau mengkombinasikannya dengan metode lain yang serasi.


(37)

18

Menurut Winarno Surakhmad (1982 : 81) alat interaksi dapat digolongkan menjadi tiga hal, yaitu:

a) Pengalaman riil, yakni segenap media yang ada dalam kehidupan sehari- hari.

b) Pengalaman buatan, yakni segenap media yang sengaja diciptakan untuk mendekatkan pengertian pada pengalaman riil.

c) Pengalaman verbal, dimana bahasa adalah alat utama, baik secara lisan maupun tulisan.

Dalam interaksi belajar- mengajar, guru berkewajiban untuk menjadi pembibing dan penyuluh yang baik, serta me melihara dan mengarahkan perkembangan pribadi dan keseimbangan mental murid-muridnya. Guru menjadi orangtua didalam mempelajari sistem nilai yang ada dalam masyarakat.

Siswa didalam interaksi belajar mengajar harus menjadi situasi dari interaksi tersebut, yang dalam arti bahwa siswa menerima rangsang dari lingkungannya yang dapat menimbulkan suatu tingkat kesadaran kebutuhan .

Penilaian terhadap reaksi, sebenarnya adalah menilai usaha seorang guru dalam mencapai tujuan pengajaran. Penilaian terhadap reaksi, dapat dilakukan oleh tiga pihak yang berbeda, yaitu penilaian interaksi oleh pihak guru, oleh siswa dan para ahli.


(38)

b. Ciri -ciri Interaksi Belajar Mengajar

Menurut Edi Suardi (Sardiman:15-18) ciri–ciri interaksi belajar-mengajar dapat dirinci sebagai berikut:

a) interaksi belajar- mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membantu anak dalam suatu perkembangan tertentu;

b) ada suatu prosedur yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ;

c) interaksi belajar- mengajar ditandai dengan satu penggarapan yang khusus;

d) ditandai dengan adanya aktivitas siswa;

e) dalam interaksi belajar- mengajar, guru berperan sebagai pembimbing;

f) dalam interaksi belajar- mengajar membutuhkan kedisiplinan; g) ada batas waktunya;

h) adanya unsur penilaian, yaitu unsur yang sangat penting dalam kaitannya dengan tujuan yang ditetapkan, maka penilaian digunakan untuk mengetahui apakah tujuan itu sudah tercapai lewat interaksi belajar mengajar.

c. Bentuk-bentuk Interaksi Belajar Mengajar

Dalam pelaksanaan belajar mengajar guru mendisain interaksi belajar mengajar dengan memilih bentuk yang tepat sesuai dengan tujuan pengajaran dengan materi pelajaran yang akan diberikan. Serta sesuai dengan siswa yang akan belajar itu sendiri.


(39)

20

Adapun bentuk-bentuk interaksi belajar mengajar yang dapat digunakan adalah sebagai berikut Roestiyah(1986:41-45):

1) Pengajaran adalah transfer pengetahuan kepada siswa.

Dalam bentuk ini guru mengajar disekolah hanya menyuapi materi kepada siswa. Siswa selalu menerima suapan itu tanpa komentar, tanpa aktif berfikir. Dalam pelaksanaan bentuk interaksi belajar mengajar ini guru berperan penting, gurulah yang aktif murid pasif, semua kegiatan berpusat pada guru (teacher-centered). Hubungan guru dan siswa disini hanya berlangsung sepihak yaitu dari pihak guru. Bentuk interaksi belajar mengajar semacam ini guru sebagai sumber segala pengetahuan, sumber segala kebenaran. Semua yang dikatakan guru dipegang murid sebagai sesuatu kebenaran yang mutlak.

2) Pengajaran adalah mengajar siswa bagaimana caranya belajar Dalam bentuk ini guru hanya merupakan salah satu sumber belajar, bukan sekedar menyuapi materi saja kepada siswa, guru tugasnya sekedar sebagai fasilitator, menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa agar giat belajar, guru melontarkan masalah-masalah, agar siswa mampu dan timbul inisiatif untuk memecahkan masalah tersebut . Guru memberikan aksi-aksi yang merangsang siswa untuk mengadakan reaksi. Dengan demikian terjadilah interaksi antara guru dan murid, ada hubungan timbal balik antara guru dan murid.

3) Pengajaran adalah hubunga n interaktif antara guru dan siswa

Dalam bentuk ini ada hubungan interaktif antara guru dan murid, serta antara murid dengan murid. Tiap individu ikut aktif dan berperanan. Dalam hal ini guru hanya menciptakan situasi dan kondisi, agar tiap individu dapat aktif belajar. Dengan demikian maka akan timbul proses belajar mengajar yang aktif. Dalam proses belajar semacam ini siswa dapat menerima dari guru, tetapi dapat juga menerima pengalaman dari siswa yang lain. Keadaan ini memungkinkan adanya interaktif ant ara guru dan siswa, serta antara siswa dengan siswa.

4) Mengajar adalah proses interaksi siswa dengan siswa dan konsultasi guru. Dalam hal ini siswa memperoleh pengalaman dari teman-temannya sendiri, kemudian pengalaman tersebut dikonsultasikan kepada guru. Atau sebaliknya suatu masalah dihadapkan kepada siswa yang lain dan siswa yang memecahkannya, kemudian baru dikonsultasikan kepada guru. Dalam bentuk interaksi belajar mengajar semacam ini, guru harus mampu memberikan motivasi, agar siswa mampu memahami serta dapat memecahkan masalah.


(40)

3. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Dalam kehidupan bermasyarakat selalu terdapat suatu ciri utama yaitu adanya hubungan antara anggota masyarakat, hubungan tersebut dinamakan sebagai komunikasi interaksi. Melalui komunikasi interaksi teersebut maka kelompok-kelompok masyarakat melakukan banyak kegiatan sehingga akan tercapainya tujuan-tujuan bersama

Bentuk-bentuk komunikasi itu berlaku didalam semua bentuk hubungan sosial, baik disekolah maupun didalam pergaulan masyarakat yang lebih luas. Disekolah berlangsung hubungan komunikasi interaksi pendidikan antara para siswa dan para guru. Interaksi ini disebut sebagai interaksi belajar mengajar.

Untuk mencapai maksud dan tujuan interaksi belajar mengajar perlu ditingkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Peningkatan efisiensi dan efektivitas tersebut sebagian besar bergantung pada faktor penunjang yaitu sarana dan prasarana. Dengan kata lain, interaksi belajar mengajar ini akan berjalan dengan lancar dan tercapainya hasil yang maksimal apabila dalam proses belajar mengajar digunakan alat bantu yang disebut media pendidikan. Selain digunakan dalam pendidikan formal media pembelajaran ini juga digunakan dalam pendidikan nonformal


(41)

22

Dalam dunia pendidikan / pengajaran hal tersebut dinamakan media pendidikan / pembelajaran. Adapula yang menyebut Audio Visual Aid

( AVA = alat bantu pandang dengar ). Sesuai dengan namanya maka fungsinya membantu proses belajar mengajar melalui penglihatan dan pendengaran. Jadi dengan alat ini tujuan pembelajaran harus lebih berhasil. Jangan sampai AVA ini justru mengganggu tercapainya tujuan pembelajaran (Roestiyah (1982: 67).

Pengertian media pembelajaran menurut John D. Latuheru (1988 : 14) ialah :

Media pembelajaran adalah bahan, alat maupun metode/teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukatif ( proses belajar mengajar ) antara guru dan anak didik/warga belajar dapat berlangsung secara tepatguna dan berdayaguna.

Keberhasilan proses belajar sangat tergantung dari semua indera yang dimiliki manusia itu sendiri. Oleh karena itu media pembelajaran hendaknya mencakup semua obyek yang menarik semua alat indera. Karena media dapat membantu guru memperjelas semua pembahasan yang terkait dalam proses belajar–mengajar, maka media pembelajaran tersebut diacu sebagai bagian dari konteks pengajaran. Melalui penggunaan media, murid dapat mengajar dirinya sendiri untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran dapat membantu merangsang murid dan guru untuk menciptakan situasi proses pembelajaran dengan lebih baik, jika dipakai dengan tepat


(42)

b. Fungsi Media Pembelajaran

Ada beberapa fungsi media pembelajaran (Roestiyah(1982:69)yaitu: - Fungsi edukatif, artinya dengan media pembelajaran ini dapat

memberikan pengaruh baik yang mengandung nilai- nilai pendidikan. Pengaruh ini berguna bagi diri sendiri maupun masyarakat.

- Fungsi sosial artinya dengan alat media ini hubungan antara pribadi anak dapat lebih baik lagi, sebab mereka secara gotong royong dapat bersama-sama mempergunakan alat media ini.

- Fungsi ekonomis, artinya dengan satu macam alat media pembelajaran sudah dapat dinikmati oleh sejumlah anak didik dan bisa dipergunakan sepanjang waktu. Dapat mengurangi tena ga manusia, sebab pada pelajaran-pelajaran tertentu tidak perlu disajikan/diberikan oleh guru/manusia tetapi cukup dengan Audio Visual Aid.

- Fungsi Politis, artinya dengan media pembelajaran ini berarti sumber pendidikan atau yang lain yang berasal dari pusat akan sama sampai daerah-daerah bahkan sama ditiap-tiap sekolah. Sehingga tidak terdapat penyimpangan-penyimpangan yang berarti antara pelaksanaan di daerah sama dengan di pusat.

- Fungsi seni (budaya), artinya dengan adanya media pembelajaran ini berarti kita bisa mengenal macam- macam hasil budaya manusia sehingga pengetahuan anak tentang nilai- nilai budaya manusia makin lama makin bertambah. Sebab Audio Visual Aid inipun hasil budaya manusia.

c. Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Encyclopedia of Educational Research (Oemar Hamalik (1982:27) manfaat media pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Meletakkan dasar-dasar yang kongkrit untuk berpikir dan oleh karena itu mengurangi ” verbalisme”

2) Memperbesar perhatian siswa

3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar dan oleh karena itu membuat pelajaran lebih menetap


(43)

24

4) Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa

5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu, hal ini terutama terdapat dalam gambar hidup.

6) Membantu tumbuhnya pengertian dan dengan demikian membantu perkembangan kemampuan berbahasa

7) Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar. 8) Media pembelajaran melampaui batas pengalaman pribadi siswa.

Dengan menggunakan media pembelajaran maka guru dapat mengatasi jurang perbedaan pengalaman belajar berdasarkan latar belakang sosial ekonomi dari anak didik

9) Media pembelajaran melampaui batas-batas ruangan kelas. Hal- hal yang tidak mungkin dialami dalam kelas disebabkan berbagai faktor:

a. Benda yang terlalu besar. Misalnya: kota Jakarta

Hal tersebut akan dapat dipelajari dalam ruangan kelas dengan menggunakan peta

b. Beberapa obyek organisme atau benda yang terlampau kecil. Misalnya: bakteri, tidak mungkin diamati tanpa menggunakan media tertentu. Hal tersebut akan dapat dipelajari dengan menggunakan mikroskop.


(44)

c. Gejala-gejala yang terlampau lambat gerakannya tidak mungkin dilihat. Misalnya: mekarnya sekuntum bunga dan pertumbuhan sebuah biji. Kejadian tersebut akan dapat dipelajari dengan menggunakan photographi.

d. Hal-hal yang proses terjadinya terlalu cepat dan sukar diamati. Misalnya: pertandingan sepak bola, dengan menggunakan media pembelajaran maka akan dapat diperlambat.

e. Hal-hal yang terlalu komplek dapat disederhanakan. Misalnya. Sistem listrik dalam pesawat terbang, bagian tertentu dalam tubuh binatang, disederhanakan dalam bentuk diagram

f. Bunyi suara yang terlalu halus yang tak mungkin didengar, dengan media pendidikan dapat didengar.

g. Hal-hal lain, seperti: Iklim, terbentuknya sebuah ngarai, tiupan angin, pergantian musim, dapat dilihat proses terjadinya dengan menggunakan media pendidikan tertentu. 10)Media pemb elajaran memungkinkan terjadinya interaksi langsung

antara siswa dan lingkungannya. Dengan menggunakan media pembelajaran, para siswa dibawa kedalam kontak langsung dengan gejala kehidupan sesungguhnya misalnya dengan menggunakan rekaman, diagram, eksperimen, karyawisata dan sebagainya.


(45)

26

11)Media pembelajaran memberikan uniformitas/kesamaan dalam pengamatan. Pengamatan para siswa terhadap sesuatu biasanya berbeda-beda tergantung pada pengalamannya masing- masing. Melalui media pembelajaran guru dapat memberikan persepsi yang sama terhadap sesuatu benda, atau peristiwa tertentu kepada para siswa dalam kelas, persepsi yang sama akan menimbulkan pengertian dan pengalaman yang sama.

12)Media pembelajaran akan memberikan pengertian /konsep yang sebenarnya secara realistis dan teliti

13)Media pembelajaran membangkitkan keinginan dan minat- minat yang baru. Melalui media para siswa akan memperoleh

pengalaman lebih luas dan lebih kaya. Dengan demikian persepsinya akan menjadi lebih tajam dan pengertian-pengertiannya menjadi lebih tepat dan akan menimbulkan keinginan-keinginan serta minat belajar yang baru

14)media pendidikan membangkitkan motivasi dan perangsang kegiatan belajar. Media pendidikan memberikan pengaruh-pengaruh psikologis terhadap para siswa

15)Media pendidikan akan memberikan pengalaman yang menyeluruh d. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Media pembelajaran bisa disebut juga “perangkat keras” dan “perangkat lunak”. Menurut AECT (Oemar Hamalik,1982:19) perangkat keras (hard ware) merupakan sarana untuk menampilkan


(46)

pesan yang terkandung pada perangkat lunak, misalnya : tape recorder, televisi, video, OHP dan proyektorslide. Sedangkan perangkat lunak (soft ware) berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan menggunakan perangkat keras ,misalnya: Modul, transparansi, pita kaset dan isi pesan yang tersimpan didalam pita-pita rekaman

Media pembelajaran yang digunakan dalam suatu kegiatan belajar mengajar tidak hanya terbatas pada yang disiapkan oleh guru kelas sendiri, bahkan boleh disiapkan oleh suatu tim yang terdiri para ahli dalam bidang bersangkutan (ahli bidang studi, ahli sistem instruksional (pembelajaran), ahli media dan lainnya).

Dilihat dari segi penggunaannya, ada tiga kecenderungan umum untuk penggunaan media, yaitu Latuheru (1988 :15) :

a. Yang dapat dipakai secara massa, misalnya radio, televisi.

b. Yang dapat dipakai dalam kelompok kecil maupun besar, misalnya film, slide, OHP, video, tape recorder.

c. Yang dapat dipakai secara individual, misalnya komputer, kaset recorder untuk pelajaran bahasa,modul.

e. Sistem Penyajian

Dalam interaksi belajar mengajar terdapat beberapa cara penyajian agar proses itu dapat berjalan dengan baik dan berhasil secara maksimal. Beberapa cara itu adalah Roestiyah (1982:72-78) 1. Metode diskusi


(47)

28

Metode diskusi adalah sala h satu metode belajar mengajar yang dilakukan oleh seorang guru disekolah. Didalam diskusi ini proses interaksi antara dua atau lebih individu, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah dapat terjadi. yang semuanya aktif tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja. Mengajar dengan metode diskusi memiliki beberapa kebaikan, antara lain sebagai berikut:

a. Dapat mempertinggi partisipasi siswa secara individual b. Dapat mempertinggi kegiatan kelas sebagai keseluruhan. Disamping memiliki kelebihan, mengajar dengan menggunakan metode diskusi juga ada kelemahannya, yaitu:

a. Sulit bagi guru untuk meramalkan arah penyelesaian diskusi

b. Sulit bagi siswa untuk mengatur berfikir secara ilmiah 2. Kerja kelompok

Robert L. Cilstrap dan William R. Martin seperti dikutip oleh Roestiyah (1982:74) memberikan pengertian kerja kelompok sebagai kegiatan sekelompok siswa yang biasanya berjumlah kecil yang diorganisisr untuk kepentingan belajar. Keuntungan-keuntungan kerja kelompok antara lain :

a. Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggunakan ketrampilan bertanya dan membahas sesuatu masalah.


(48)

b. Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenal sesuatu kasus atau masalah.

c. Dapat mengembangkan kepemimpinan dan mengajarkan ketrampilan diskusi.

d. Dapat memungkinkan guru untuk memperhatikan individu siswa akan kebutuhan belajarnya

e. Para siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih berpartisipasi dalam diskusi

f. Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan rasa menghargai kepada temannya yang telah menolong kelompok dalam mencapai tujuannya Disamping keuntungan-keuntungan diatas ada pula kelemahannya, yaitu:

a. Metode ini tidak ditunjang oleh penelitian yang yang khusus

b. Kerja kelompok sering-sering hanya melibatkan kepada siswa yang mampu sebab mereka cakap memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang.

c. Metode ini kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda dan gaya mengajar yang berbeda pula


(49)

30

d. Keberhasilan metode kerja kelompok ini tergantung kepada kemampuan siswa memimpin kelompok atau untuk bekerja sendiri

3. Penemuan

Menurut Sund discovery (Roestiyah, 1982:75) metode penemuan adalah proses mental dimana siswa mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip. Maksud dari proses mental tersebut adalah mengamati, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Kebaikan dari metode penemuan:

a. Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persedian dan penguasaan ketrampilan dalam proses kognitif siswa.

b. Pengetahuan yang diperoleh bersifat sangat pribadi, sehingga dapat kukuh/mendalam

c. Membangkitkan kegairahan belajar para siswa

d. Metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk maju sesuai dengan kemampuan sendiri.

e. Metode ini mengarahkan siswa dalam cara belajarnya sehingga ia lebih bermotivasi untuk belajar.

f. Metode ini membantu para siswa memperkuat siswa dengan menambah kepercayaan pada diri sendiri melalui penemuan.


(50)

g. Metode ini berpusat pada siswa, guru menjadi teman belajar

Kelemahan dari metode penemuan:

a. Diperlukan keharusan adanya kesiapan mental untuk cara belajar ini

b. Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas yang besar.

c. Mungkin dapat mengecewakan kepada guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional d. Dapat dipandang terlalu mementingkan pengertian dari

sikap dan ketrampilan

e. Mungkin tidak memberikan kemungkinan berfikir secara kreatif

4. Simulasi

Simulasi adalah tingkah laku seseorang untuk berlaku seperti orang yang dimaksud, dengan tujuan agar orang itu dapat mempelajari lebih mendalam tentang bagaimana orang itu merasa dan berbuat.

Kebaikan dari simulasi adalah: a. Menyenangkan siswa

b. Menggalakkan guru untuk mengembangkan kreativitas siswa.


(51)

32

c. Memungkinkan experiment berlangsung tanpa memerlukan lingkungan yang sebenarnya

d. Mengurangi hal- hal yang terlalu abstrak.

e. Tidak memerlukan pengarahan yang pelik dan mendalam f. Memerlukan macam interaksi antar siswa yang

memungkinkan timbulnya keutuhan yang sehat

g. Menimbulkan respon yang positif bagi siswa yang lamban, kurang cakap.

h. Mendatangkan cara berfikir secara kritis.

i. Memungkinkan guru bekerja dengan tingkat abilitas yang berbeda-beda.

Kelemahan dari simulasi adalah:

a. Efektivitas dalam memajukan belajar belum bisa dilaporkan oleh riset.

b. Terlalu mahal.

c. Banyak orang meragukan karena sering tidak diikut sertakan elemen-elemen yang penting

d. Menghendaki pengelompokan yang fleksibel, ruang dan gedung

e. Menghendaki banyak imaginasi dari guru dan siswa f. Menghendaki hubungan informal antara guru dan siswa. g. Sering mendapat kritik dari orang tua karena dianggapnya


(52)

5. Unit teaching

Unit teaching atau pengajaran disebut juga pengajaran

proyek. Unit teaching ini memberi kesempatan siswa belajar secara aktif dan guru dapat mengenal dan menguasai cara belajar secara unit.

Keuntungan pengajaran unit teaching: a. Murid belajar secara keseluruhan b. Pelajaran menjadi lebih berarti c. Situasi kelas lebih demokratis

d. Penggunaan asas-asas mengajar secara wajar. e. Penggunaan sumber yang luas.

f. Penggunaan prinsip-prinsip psikologi belajar modern Kelemahan dari unit teaching adalah:

a. Pokok masalah dalam perencanaan unit tidak mudah sebab semua masalah belum tentu dapat dijadikan unit

b. Melaksanakan unit memerlukan kecakapan, ketekunan, perhatian guru yang lebih banyak

c. Ada kemungkinan pelajaran yang disajikan tidak mendalam.

Bagi setiap guru dituntut untuk memahami masing- masing metode secara baik, sehingga memilih dan melaksanakan untuk setiap pelajaran yang akan disajikan. Dengan pemilihan dan penggunaan metode yang tepat untuk setiap unit materi pelajaran


(53)

34

yang diberikan kepada siswa, maka akan meningkatkan proses interaksi belajar mengajar. Siswa juga akan memperoleh hasil belajar yang efektif dan mendapatkan kesempatan belajar yang seluas- luasnya.

4. Lingkungan Belajar a. Lingkungan Keluarga

Siswa yang mengalami proses belajar, supaya berhasil sesuai dengan tujuan yang harus dicapainya perlu memperhatikan beberapa factor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Patterson dan Loeber (1984) seperti dikutip oleh Muhibbin Syah (1995 : 135) mengatakan bahwa lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa ialah orang tua dan keluarga itu sendiri.Sifat-sifat orangtua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa

Menurut Roestiyah (1982:159) faktor- faktor yang datang dari keluarga yang mempengaruhi belajar siswa, yaitu:

a. Cara mendidik

Orang tua yang memanjakan anaknya, maka setelah anak sekolah akan menjadi siswa yang kurang bertanggung jawab,dan takut menghadapi tantangan kesulitan. Juga orang tua yang mendidik anak secara keras itu akan menjadi penakut.

b. Suasana keluarga

Hubungan antar anggota keluarga yang kurang intim, menimbulkan suasana kaku, tegang didalam keluarga, menyebabkan anak kurang semangat untuk balajar. Suasana yang


(54)

menyenangkan, akrab dan penuh kasih sayang. Memberi motivasi yang mendalam pada anak.

c. Pengertian orang tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas dirumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya. Membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya, untuk mengetahui perkembangannya. d. Keadaan sosial ekonomi keluarga

Anak belajar memerlukan sarana-sarana yang kadang-kadang mahal. Bila keadaan ekonomi keluarga tidak memungkinkan, kadang kala menjadi penghambat anak belajar. Namun bila keadaan memungkinkan cukupkanlah sarana yang diperlukan anak, sehingga mereka dapat belajar dengan senang.

e. Latar Belakang Kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak untuk belajar.

Menurut Winkel (1989:108-109) keadaan sosial-ekonomis menunjukan pada taraf kemampuan finansial keluarga yang dapat bertaraf baik, cukup atau kurang. Keadaan inilah tergantung sampai seberapa jauh keluarga dapat membekali siswa dengan perlengkapan material untuk belajar. Keadaan sosial-kultural menunjuk pada taraf kebudayaan yang dimiliki keluarga. Dari keadaan ini tergantung corak bergaul antara orang tua dan anak, serta pandangan keluarga mengenai pendidikan sekolah. Semua ini akan berpengaruh terhadap siswa, selama belajar disekolah. Sebenarnya yang penting disini bukanlah keadaan itu sendiri, melainkan kondisi intern pada siswa yang timbul sebagai akib at dari keadaan itu. Sikap siswa sendiri terhadap keadaan itu, kerap ikut menentukan apakah kondisi intern akan menguntungkan belajar atau menghambatnya. Misalnya, pada


(55)

36

umumnya taraf kemampuan ekonomi keluarga yang tinggi akan menguntungkan bagi belajar anak, karena kebutuhan anak dalam menjaga kesehatan jasmani dan perlengkapan alat-alat belajar, dapat terpenuhi. Tetapi mungkin juga, anak yang dibesarkan dalam lingkungan demikian menjadi malas belajar karena merasa kebutuhannya sudah terpenuhi serta merasa sudah memiliki jaminan ekonomis untuk masa depan. Sebaliknya siswa yang berasal dari keluarga berstatus ekonomi rendah dan mengalami kekurangan dalam perlengkapan alat-alat belajar kerap lebih rajin dalam belajar disekolah karena keinginannya untuk maju.

Selain keadaan sosial keluarga, keadaan-keadaan tertentu juga cenderung menciptakan kondisi pada siswa yang menguntungkan atau menghambat untuk belajar. Misalnya, keadaan sosio-kultural yang bertaraf tinggi, cenderung menguntungkan bagi anak yang masih belajar di sekolah, karena orang tua mempunyai pengalaman pribadi dalam hal ini dan dapat melayani anak yang membutuhkan bantuan. Sebaliknya, siswa yang hidup ditengah-tengah keluarga yang bertaraf kebudayaan rendah, biasanya akan menemukan banyak pertentangan antara kebiasaan-kebiasaan dirumah dengan tuntutan-tuntutan belajar disekolah, biarpun sebenarnya orang tua menganggap perlu agar anak bersekolah setinggi mungkin. Kehidupan didalam keluarga yang di satu pihak berstatus ekonomi baik dan dilain pihak berstatus kebudayaan rendah cenderung menciptakan kondisi pada siswa, yan


(56)

menunjang dan sekaligus menghambat. Semua kebutuhan fisik dan material terpenuhi, tetapi orang tua kurang mampu mengikuti perkembangan anak selama belajar di sekolah.

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa dari keluarga dan bagaimana sikap anak menanggapi lingkungannya dapat menentukan berhasil atau tidaknya pendidikan yang di tempuh. Agar anak dapat berhasil dalam pendidikannya, maka harus diperhatikan segala sesuatu yang dapat me nunjang keberhasilan belajarnya

b. Lingkungan Sekolah

Kemampuan belajar yang dimiliki manusia merupakan bekal yang membuka kesempatan luas untuk memperkaya diri dalam hal pengetahuan dan kebudayan. Karena manusia mampu untuk belajar maka dia berkembang, mulai dari saat lahir sampai mencapai umur tua. Berdasarkan kesadaran tentang peranan proses belajar mengajar dalam kehidupan anak didik, masyarakat telah mendirikan suatu institut yang mendampingi anak dalam belajarnya dan menyalurkan pengalama n-pengalaman belajar sedemikian rupa, sehingga menghasilkan corak perkembangan yang diharapkan. Institut ini disebut sekolah (W.S. Winkel,1989:ix).

Pendidikan disekolah sebagai akibat dari pemenuhan akan pentingnya pendidikan, sekolah tidak hanya terdiri dari gedung saja melainkan juga sarana dan prasarana lain yang menunjang pendidikan. Sekolah merupakan tempat anak didik belajar, mempelajari sejumlah


(57)

38

materi pelajaran. Oleh karena itu harus diciptakan lingkungan sekolah yang benar-benar dapat mendukung anak untuk belajar.

Menurut Roestiyah (1982:159-161) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa yang datang dari sekolah yaitu:

a. Interaksi guru dan murid. Guru yang kurang berinteraksi dengan para murid secara intim, menyebabkan proses belajar mengajar itu kurang lancar. Juga siswa merasa jauh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar.

b. Cara penyajian. Guru yang lama biasa mengajar dengan metode ceramah saja. Siswa menjadi bosan,mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Guru yang progresif berani mencoba metode- metode yang baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar-mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar

c. Hubungan antar murid Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana, maka tidak akan melihat bahwa didalam kelas ada group yang saling bersaing secara tidak sehat. Jiwa kelas tidak terbina, bahkan hubungan masing- masing individu tidak tampak. Hal mana suasana kelas semacam itu tidak diharapkan, guru harus mampu membina jiwa kelas, supaya dapat hidup bergotong royong dalam belajar bersama.

d. Standar pembelajaran diatas ukuran. Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran diatas ukuran standart. Akibatnya anak merasa kurang mampu dan takut kepada guru. Bila banyak siswa yang tidak berhasil dalam mempelajari mata pelajarannya, guru semacam itu merasa senang. Tetapi berdasarkan teori belajar, yang mengingat perkembangan psikis dan kepribadian anak yang berbeda-beda, hal tersebut tidak boleh terjadi. Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing- masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat tercapai

e. Media pendidikan. Kenyataan saat ini dengan banyaknya jumlah anak yang masuk sekolah, maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belajar anak dalam jumlah yang besar pula, seperti buku-buku diperpustakaan, laboratorium atau media- media lain. Kebanyakan sekolah masih kurang dalam memiliki media jumlah maupun kualitetnya.

f. Kurikulum. Sistem instruktruksional sekarang menghendaki proses belajar mengajar yang mementingkan kebutuhan anak. Guru perlu mendalami siswa dengan baik, harus mempunyai perencanaan yang mendetail, agar dapat melayani anak belajar


(58)

secara individual. Kurikulum sekarang belum dapat memberikan pedoman perencanaan yang demikian.

g. Keadaan gedung. Dengan jumlah siswa yang luar biasa jumlahnya, keadaan gedung dewasa ini terpaksa kurang, mereka duduk berjejal-jejal di dalam setiap kelas. Bagaimana mungkin mereka dapat belajar dengan enak kalau kelas itu terpaksa berisi 50 orang siswa.

h. Waktu sekolah. Akibat meledaknya jumlah anak yang masuk sekolah dan penambahan gedung sekolah belum seimbang dengan jumlah siswa. Akibat selanjutnya banyak siswa yang terpaksa masuk sekolah disore hari. Hal mana sebenarnya kurang dapat dipertanggung jawabkan. Dimana anak harus beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah. Mereka mendengarkan pelajaran sambil mengantuk dan sebagainya. Sebaiknya anak belajar dipagi hari, dimana pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang baik.

i. Pelaksanaan disiplin. Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan disiplin kurang, sehingga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Kurang bertanggung jawab, karena bila tidak melaksanakan tugas, toh tidak ada sangsi . Hal mana dalam proses belajar siswa perlu disiplin, untuk menge mbangkan motivasi yang kuat

j. Metode Belajar. Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar siswa itu. Juga dalam pembagian waktu untuk belajar. Kadang-kadang siswa belajar tidak teratur, atau terus menerus, karena besok akan ujian. Dengan belajar demikian siswa akan kurang beristirahat, bahkan mungkin dapat jatuh sakit. Maka perlu belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajar.

k. Tugas rumah. Waktu belajar adalah disekolah. Waktu dirumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu banyak memberi tugas yang harus dikerjakan dirumah, sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan lain

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan


(59)

40

rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa (Muhibbin Syah, 1995:137).

Dalam belajar disekolah faktor guru dan cara mengajarnya merupakan factor yang penting pula. Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, dan bagaimana cara guru itu mengajarkan pengetahuan kepada anak-anak didiknya, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai anak. Faktor guru dan mengajarnya ini tidak dapat kita lepaskan dari ada tidaknya dan cukup tidaknya alat-alat pelajaran yang tersedia di sekolah. Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu akan mempermudah dan mempercepat belajar anak (Ngalim Purwanto, 1984:104).

Hal lain yang harus diperhatikan oleh pihak sekolah yaitu masalah kebersihan. Kebersihan lingkungan sekolah pada umumnya dan kebersihan kelas pada khususnya turut mempengaruhi proses belajar siswa. Lingkungan sekolah yang bersih dapat menimbulkan rasa nyaman bagi siswa untuk belajar dan mendukung proses belajar mengajar.


(60)

c. Lingkungan Masyarakat.

Siswa hidup dimasyarakat. Hal demikian berarti siswa adalah bagian dari warga masyarakat. Oleh karena itu siswa menjalin hubungan dengan anggota masyarakat yang lainnya. Hubungan tersebut terjadi dengan teman sebaya, dengan orang yang lebih tua maupun dengan yang lebih muda. Menurut Roestiyah (1982:162), anak perlu bergaul dengan anak lain untuk mengembangkan sosialisasinya. Tetapi perlu dijaga jangan sampai mendapatkan teman bergaul yang buruk perangainya. Perbuatan yang tidak baik mudah menular pada orang lain. Maka perlu dikontrol dengan siapa mereka bergaul.

Siswa banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga itu sendiri merupakan bagian dari masyarakat. Komunik asi dengan anggota masyarakat lainnya, dapat memberi pengaruh yang baik atau pengaruh yang buruk bagi siswa. Pergaulan yang salah dapat mengakibatkan siswa lupa atas tanggung jawabnya sendiri sebagai seorang pelajar.

Muhibbin Syah (1995:44) mengatakan bahwa kondisi sebuah kelompok masyarakat yang berdomisili di kawasan kumuh dengan kemampuan ekonomi dibawah garis rata-rata dan tanpa fasilitas umum seperti Mesjid, sekolah, serta lapangan olah raga telah terbukti menjadi lahan yang subur bagi pertumbuhan anak-anak nakal. Anak-anak di lingkungan seperti ini memang tak punya cukup alasan untuk tidak menjadi brutal, lebih- lebih apabila kedua orang tuanya kurang atau


(61)

42

tidak berpendidikan. Dengan kondisi masyarakat yang demikian akan berpeluang untuk mempengaruhi tingkah laku anak. Anak dapat terseret pada kegiatan yang negatif yang dapat merusak dirinya

Sementara itu masyarakat yang lingkungan anak-anaknya rajin belajar, dapat menjadi daya dorong terhadap siswa yang lain untuk rajin belajar. Roestiyah (1982:163) mengatakan bahwa di lingkungan yang anak- anaknya rajin belajar, kemungkinan besar anak akan terpengaruh untuk rajin belajar tanpa disuruh. Anak akan merasa malu jika mendapat prestasi yang rendah, jika teman-teman di sekitarnya mendapat prestasi belajar tinggi. Oleh karena itu anak akan berusaha belajar keras agar tidak ketinggalan dengan teman-temannya. Apabila teman-teman disekitarnya itu teman sekelasnya, anak dapat mengadakan belajar bersama. Belajar bersama ini dimaksudkan agar ketinggalan dalam mengikuti mata pelajaran di kelas dapat diatasi

Menurut Roestiyah (1982:162) faktor- faktor yang datang dari masyarakat yang mempengaruhi belajar siswa, yaitu:

b. Mass media

Banyak bacaan berupa buku-buku, novel, majalah, koran, yang kurang dapat dipertanggung jawabkan secara pendidikan. Kadang-kadang anak asyik membaca buku yang bukan buku pelajaran, sehingga lupa akan tugas belajar. Maka bacaan anak perlu diawasi dan diseleksi.

c. Teman bergaul

Anak perlu bergaul dengan anak lain, untuk mengembangkan sosialisasinya. Tetapi perlu dijaga jangan sampai mendapatkan teman bergaul yang buruk perangainya. Perbuatan yang tidak baik


(62)

mudah menular pada orang lain. Maka perlu dikontrol dengan siapa mereka bergaul.

d. Kegiatan lain

Disamping belajar anak mempunyai kegiatan-kegiatan lain diluar sekolah, seperti olah raga, berenang, kesenian, main drama dan sebagainya. Hal itu perlu diawasi agar jangan sampai mendesak anak untuk melupakan belajarnya.

e. Cara hidup lingkungan

Cara hidup tetangga disekitar rumah dimana anak tinggal, besar pengaruhnya pada pertumbuhan anak. Dilingkungan yang rajin belajar, otomatis anak terpengaruh akan rajin belajar juga tanpa disuruh

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Menurut Antonius Cipto Kusumayanto Tri Widodo dalam penalitiannya yang berjudul Hub ungan Interaksi Belajar Mengajar, Motivasi Belajar Siswa dan Gaya Mengajar dengan prestasi belajar siswa, mengemukakan bahwa Interaksi belajar mengajar berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa.

Menurut Albertus Winarto dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan antara Kedisiplinan Belajar dengan Media Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar mengemukakan bahwa media pembelajaran sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar.

Menurut D. Verus Mart Suryantono dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Faktor Lingkungan Belajar dan Sikap Belajar terhadap Prestasi Belajar mengemukakan bahwa faktor lingkungan belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar


(63)

44

C. Kerangka Berfikir

1. Pengaruh interaksi belajar mengajar terhadap prestasi belajar akuntansi Interaksi belajar mengajar merupakan hubungan interaktif antara guru dan siswa serta antara siswa dengan siswa. Tiap individu ikut aktif, tiap individu memegang peranan didalam proses interaksi belajar mengajar tersebut .

Interaksi ini bertujua n membantu pribadi anak mengembangkan potensi sepenuhnya sesuai dengan cita-citanya serta agar hidupnya dapat bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat. Dalam interaksi harus ada perubahan tingkah laku dari siswa sebagai hasil belajar, dimana siswa sebagai subyek belajar.

Dalam hal ini kedudukan guru hanya mengawasi dan mengarahkan serta membimbing anak belajar, dengan menyediakan situasi dan kondisi yang tepat. Agar potensi anak dapat berkembang semaksimal mungkin. Oleh sebab itu diharapkan dengan adanya interaksi belajar mengajar ini bisa membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajarnya.

2. Pengaruh media pembelajaran terhadap prestasi belajar akuntansi

Dalam proses belajar mengajar yang berorientasi pada media pembelajaran dapat memberikan gambaran bahwa pengadaan media pembelajaran akan sangat menunjang kegiatan belajar siswa, dimana siswa akan lebih mengerti dan memahami apa yang disampaikan oleh seorang guru kepada siswanya yang pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar siswa itu sendiri. Setelah adanya penjelasan yang diberikan oleh


(64)

guru tentang media pembelajaran, maka siswa dapat mengerti tentang kegunaan alat /media tersebut didalam transaksi akuntansi. Apabila siswa dapat mengetahui dan menggunakan serta mengisi media akuntansi yang diberikan, maka setelah siswa lulus siswa dapat menerapkannya didalam dunia kerja.

3. Pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar akuntansi

Manusia mempunyai lingkungan tempat tinggal, baik itu lingkungan statis atau keadaan tempat, lingkungan sosial. Lingkungan tersebut akan mempengaruhi orang-orang yang tinggal disekitarnya. Demikian pula dengan kegiatan belajar, setiap orang mempunyai lingkungan belajar yang berbeda, lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat yang saling mendukung dalam belajar akan mendorong siswa untuk belajar. Suasana belajar yang kondusif dapat membantu siswa dalam menguasai materi- materi pelajaran yang dipelajari tersebut.

Lingkungan belajar yang baik artinya fasilitas maupun suasana atau keadaan dalam belajar terpenuhi dan menggairahkan dapat membuat siswa dengan tenang belajar dan menguasai materi pelajaran yang dipelajari sehingga prestasi belajarnya tinggi.

4. Pengaruh interaksi belajar mengajar, media pembelajaran dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar akuntansi

Selama proses belajar mengajar berlangsung terjadi interaksi antara guru dan siswa. Interaksi tersebut disebut sebagai Interaksi belajar mengajar. Interaksi ini bercirikan khusus, karena dalam interaksi ini terjadi


(65)

46

siswa belajar dan guru mengajar, keduanya untuk mencapai tujuan pendidikan.

Adapun tugas siswa yaitu mengembangkan potensi seoptimal mungkin. Dalam hal ini siswa membutuhkan situasi kondisi yang memungkinkan serta menunjang berkembangnya potensi tersebut. Untuk kepentingan tersebut peranan guru sangat diperlukan, tugas seorang guru ialah mengajar dimana guru harus membimbing anak belajar dengan menyediakan situasi kondisi yang tepat agar potensi siswa dapat berkembang semaksimal mungkin.

Selain mengajar guru juga berfungsi sebagai wakil dari orangtua siswa, maksudnya didalam interaksi belajar mengajar, guru bersikap sebagai orangtua terhadap anaknya, sehingga interaksi akan berjalan dengan suasana yang menyenangkan dan intim. Dengan suasana tersebut diharapkan akan tercipta lingkungan belajar yang kondusif, karena dengan adanya lingkungan belajar yang kondusif sangat mendorong berhasilnya siswa waktu belajar.

Dalam interaksi belajar mengajar selain membutuhkan lingkungan yang kondusif juga harus mempertimbangkan media yang akan digunakan. Dalam hal ini media yang utama dipakai dalam interaksi belajar mengajar memegang peranan penting. Media yang digunakan dalam interaksi belajar mengajar tersebut untuk menciptakan situasi kondisi interaksi belajar mengajar yang tepat. Oleh karena itu agar terjadi interaksi belajar mengajar yang baik kita harus menyesuaikan dengan media yang ada dan


(66)

dapat digunakan serta tepat dalam menunjang tercapainya tujuan secara efektif dan efisien.

Bila semua dasar-dasar interaksi belajar mengajar tersebut telah diperhitungkan dalam mendisain pengajaran , maka diharapkan kegiatan dalam interaksi belajar mengajar dapat berhasil, maksudnya ialah bahwa tiap individu yang belajar dapat mendekati bahkan dapat mencapai tujuan dari pengembangan potensinya secara optimal sehingga akan meningkatkan prestasi belajar siswa

D. Paradigma Penelitian

Paradigma dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

X1 = Variabel bebas, Interaksi belajar mengajar X

2 =Variabel bebas, Media Pembelajaran X3 = Variabel bebas, Lingkungan belajar Y = Variabel terikat, Prestasi belajar akuntansi

3 , 2 , 1

Ry =Korelasi antara variabel X1, X2dan X3secara bersama-sama dengan variabel Y

X3

r3

Ry123

Y X1

X2

r1

r2

r6

r4


(1)

Panjang kelas (P) = 7 53

= 7, 57 = 8

Sehingga distribusi frekuensi dapat dibuat sebagai berikut : No Interval Frekuensi

(fi)

Tanda kelas Interval (Xi)

Xi2 fi Xi fi Xi2

1. 66 – 73 3 69, 5 4830, 25 208, 5 14490, 75

2. 74 – 81 4 77, 5 6006, 25 310 24025

3. 82 – 89 8 85, 5 7310, 25 684 58482

4. 90 – 97 22 93, 5 8742, 25 2057 192329, 5

5. 98 – 105 20 101, 5 10302,

25

2030 206045

6. 106 – 113 11 109, 5 11990,

25

1204, 5 131892, 75

7. 114 - 121 8 117, 5 13806,

25

940 110450

76 7434 737715

Berdasarkan distribusi frekuensi tersebut, maka akan dicari harga mean, median, modus, dan deviasi standar sebagai berikut :


(2)

a. Mean (x ) =

i i i f x f = 76 7434 = 97,81

b. Median (Me) = b + p

      f F n 2 1

= 97,5 + 8

(

)

      20 37 76 2 1 x

= 97, 5 + 8 

     − 20 37 38

= 97,5 + 0,4 ⇒ = 97,9 c. Modus (Mo) = b + p

    + 2 1 1 b b b

= 89,5 + 8 

     +2 14 14

= 89,5 + 8 

     16 14

= 89,5 + 7 = 96,5


(3)

d. Standar deviasi (s) =

) 1 (

)

( 2

2

n n

x f x

f

n i i i i

=

) 1 76 ( 76

) 7434 ( ) 737715 (

76 2

− −

=

5700

55264356 56066340−

=

5700 801984

= 140,70 = 11,86


(4)

PERHITUNGAN SUMBANGAN RELATIF DAN SUMBANGAN EFEKTIF

1. Sumbangan Relatif (SR) Diketahui :

b1 = 0,140

b2 = 0,157

b3 = 0,135

X1 = 8858

X2 = 7488

X3 = 7420

Y = 5077

X1Y = 44.972.066

X2Y = 38.016.576

X3Y = 37.671.340

b1

X1Y = 6.296.089.24

b2

X2Y = 5.968.602,432

b3

X3Y = 5.085.630,9

JKreg = (b1

X1Y) + (b2

X2Y) + (b3

X3Y)

= 6.296.089.24 + 5.968.602,432 + 5.085.630,9 = 17.350.322,57


(5)

Sumbangan Relatif Tiap – tiap Variabel bebas

a. Sumbangan Relatif untuk Interaksi Balajar Mengajar SR%x1 =

JKreg Y X b1

1

= 57 , 322 . 350 . 17 24 , 089 . 296 . 6 X 100% = 36,29%

b. Sumbangan Relatif untuk Media Pembelajaran SR%x1 =

JKreg Y X b2

2

= 57 , 322 . 350 . 17 432 , 602 . 968 . 5 X 100% = 34,4%

c. Sumbangan Relatif untuk Lingkungan Belajar SR%x1 =

JKreg Y X b3

3

= 57 , 322 . 350 . 17 9 , 630 . 085 . 5 X 100% = 29,31%


(6)

Sumbangan Efektif Tiap – tiap Variabel Bebas

a. Sumbangan Efetif untuk Interaksi Balajar Mengajar SE%x1 = SR% X R2

= 36,29% X 0,410 = 14,88%

b. Sumbangan Efektif untuk Media Pembelajaran SE%x1 = SR% X R2

= 34,4% X 0,410 = 14,10%

c. Sumbangan Efektif untuk Lingkungan Belajar SE%x1 = SR% X R2

= 29,31% X 0,410 = 12,02%


Dokumen yang terkait

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN DOSEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SEKTOR Pengaruh Kemandirian Belajar Dan Media Pembelajaran Dosen Terhadap Prestasi Akuntansi Sektor Publik Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiy

0 2 15

KONTRIBUSI MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR DASAR AKUNTANSI KEUANGAN 1 Kontribusi Media Pembelajaran Dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Dasar Akuntansi Keuangan 1 Mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendi

0 2 10

KONTRIBUSI MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR DASAR AKUNTANSI KEUANGAN 1 Kontribusi Media Pembelajaran Dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Dasar Akuntansi Keuangan 1 Mahasiswa Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pen

0 2 16

PENGARUH INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR DAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR Pengaruh Interaksi Belajar Mengajar Dan Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Ekonomi Siswa Kelas VIII SMP 1 Al-Islam Surakarta Tahun

0 1 17

PENGARUH MINAT, LINGKUNGAN BELAJAR DAN INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS Pengaruh Minat, Lingkungan Belajar Dan Interaksi Belajar Mengajar Terhadap Prestasi Belajar IPS Ekonomi Kelas XI Di SMA Muhammadiyah 1 Sragen Tahun Ajaran 201

0 1 19

PENGARUH MINAT, LINGKUNGAN BELAJAR DAN INTERKSI BELAJAR MENGAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS Pengaruh Minat, Lingkungan Belajar Dan Interaksi Belajar Mengajar Terhadap Prestasi Belajar IPS Ekonomi Kelas XI Di SMA Muhammadiyah 1 Sragen Tahun Ajaran 2011

0 0 14

KONTRIBUSI MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR DASAR AKUNTANSI KEUANGAN 1 KONTRIBUSI MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR DASAR AKUNTANSI KEUANGAN 1 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROG

0 1 15

PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN INTERAKSI EDUKATIF DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TERHADAP PRESTASI PENGARUH KEDISIPLINAN BELAJAR DAN INTERAKSI EDUKATIF DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA KELAS

0 1 14

Pengaruh motivasi, minat dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa Akafarma Sunan Giri Ponorogo suliso

1 5 143

PENGARUH INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR, MEDIA PEMBELAJARAN DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

0 0 231