Pengertian Interaksi Belajar - Mengajar
Interaksi edukatif berlangsung dalam rangka untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut Roestiyah 1986:37
Interaksi bertujuan membantu pribadi anak mengembangkan potensi sepenuhnya. sesuai dengan cita-citanya serta hidupnya
dapat bermanfaat bagi dirinya, masyarakat dan negara. Dalam Interaksi harus ada perubahan tingkah laku dari siswa sebagai hasil
belajar, dimana siswa sebagai subyek belajar, siswalah yang terutama menentukan berhasil tidaknya kegiatan belajar mengajar
dalam interaksi tersebut. b.
Bahan Materi yang menjadi isi interaksi Materi pelajaran adalah bahan yang digunakan untuk
belajar dan yang membantu untuk mencapai tujuan instruksional, dimana siswa harus melakukan sesuatu terhadap sesuatu menurut
jenis perilaku tertentu W.S.Winkel, 1987:193. Guru dalam tugasnya sehari- hari selalu memilih dan memutuskan bahan-bahan
yang akan diajarkan dan pilihan serta putusan ini bergantung pada pandangan guru mengenai apa yang baik dan penting untuk
diajarkan. Untuk mengadakan pilihan yang tepat dibutuhkan sejumlah kriteria; berdasarkan kriteria itu dapat dipilih materi
pelajaran yang sesuai. Adapun kriteria itu adalah sebagai berikut W.S. Winkel 1987:195
1 Materibahan pelajaran harus relevan terhadap tujuan
instruksional yang harus dicapai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Materibahan pelajaran harus sesuai dalam taraf kesulitannya
dengan kemampuan siswa untuk menerima dan mengolah bahan itu keadaan awal siswa yang aktual
3 Materibahan pelajaran harus dapat menunjang motivasi siswa,
antara lain karena relevan dengan pengalaman hidup sehari- hari siswa.
4 Materibahan pelajaran harus membantu untuk melibatkan diri
secara aktif, baik dengan berpikir sendiri maupun dengan melakukan berbagai kegiatan.
5 Materibahan pelajaran harus sesuai dengan prosedur didaktik
yang diikuti, misalnya materi pelajaran akan lain bila guru menggunakan bentuk ceramah, dibanding dengan
menggunakan bentuk disksi kelompok.
6 Materibahan pelajaran harus sesuai dengan media pengajaran
tersedia. c.
Siswa yang aktif mengalami Aktivitas siswa merupakan syarat yang sangat penting bagi
berlangsungnya interaksi belajar mengajar. Aktivitas siswa dalam hal ini, baik secara fisikjasmani maupun secara mentalrohani
aktif. Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa disekolah. Aktivitas siswa tidak cukup hanya mendengarkan dan
mencatat seperti yang biasa terdapat disekolah-sekolah. Menurut Paul B.Diendrich Sardiman,1986:99 kegiatan siswa dapat
digolongkan sebagai berikut: 1 Visual activities yang termasuk didalamkanya misalnya,
membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan 2
Oral activities seperti: bertanya, mengeluarkan pendapat, menyatakan, merumuskan, memberi saran,mengadakan
wawancara, interupsi, diskusi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 Listening activities; sebagai contoh, mendengarkan: uraian,
percakapan, diskusi, musik, pidato. 4
Writing activities, seperti misalnya menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.
5 Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik,
peta, diagram 6
Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain : melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi,
bermain, berkebun, beternak. 7
Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan,
mengambil keputusan. 8
Emotional activities, seperti misalnya, menaruh minat, merasa bosan, gembira bersemangat, bergairah, berani, tenang gugup.
Jadi dengan klasifikasi activitas siswa seperti diuraikan diatas, menunjukkan bahwa aktivitas siswa itu cukup komplek dan
bervariasi. Apabila berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan disekolah maka kegiatan tersebut benar-benar akan
menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal serta dapat memperlancar jalannya proses interaksi belajar mengajar.
d. Guru yang melaksanakan
Peranan dan kedudukan guru yang tepat dalam proses interaksi belajar mengajar, akan menjamin tercapainya tujuan
interaksi belajar mengajar. Adapun peranan guru dalam interaksi belajar mengajar antara lain sebagai berikut Roestiyah 1986:37
1 Sebagai fasilitator, ialah menyediakan situasi-kondisi yang
dibutuhkan oleh individu yang belajar; 2
Sebagai pembimbing, ialah memberikan bimbingan siswa dalam interaksi belajar,agar siswa mampu belajar dengan
lancar dan berhasil secara efektif dan efesien; 3
Sebagai motivator, ialah memberi dorongan semangat agar siswa mau dan giat belajar;
4 Sebagai Organisator, ialah mengorganisasikan kegiatan belajar
mengajar siswa maupun guru; 5
Sebagai manusia sumber, dimana guru dapat memberikan informasi apa yang dibutuhkan oleh siswa, baik pengetahuan,
ketrampilan maupun sikap Adapun kedudukan guru dalam interaksi belajar mengajar antara
lain ialah: 1
Berfungsi sebagai pengajar Sebagai pengajar seorang guru diharapkan menyediakan
situasi dan kondisi belajar untuk siswa didalam interaksi belajar mengajar. Maksudnya menyediakan segala sesuatu yang
dibutuhkan siswa dalam belajar, berupa: pengetahuan, sikap, ketrampilan, sarana maupun prasarana serta fasilitas material
2 Berfungsi sebagai pemimpin
Seorang guru berfungsi sebagai pemimpin, ialah sebagai pemimpin yang demokratis. Sifat itu sangat diharapkan bagi
seorang guru, hal mana ia akan bersifat terbuka, mau mendengarkan pendapat orang lain, keluhan, pikiran, perasaan,
ide muridnya, serta bersedia bekerja sama, saling mengerti dan toleransi. Bukan sebagai orang yang berkuasa penuh, bertindak
atas pertimbangan yang menguntungkan dirinya saja, tanpa memikirkan kepentingan siswanya, serta bukan seseorang yang
bersifat masa bodoh, melainkan mau bekerja sama, dalam mencapai tujuan bersama terutama untuk kesejahteraan siswanya.
3 Berfungsi sebagai pengganti orang tua
Seorang guru berfungsi sebagai wakil dari orangtua siswa, maksudnya didalam interaksi belajar mengajar,guru bersikap
sebagai orang tua terhadap anaknya, sehingga interaksi akan berjalan dengan suasana yang menyenangkan dan intim. Suasana
tersebut sangat mendorong berhasilnya siswa waktu belajar. e.
Metode belajar mengajar Metode adalah cara yang didalam fungsinya merupakan alat
untuk mencapai suatu tujuan Winarno Surakmad,1982:96. Makin baik metode yang digunakan , makin efektif pula pencapaian
tujuan. Untuk menetapkan apakah sebuah metode dapat disebut baik, diperlukan patokan yang bersumber dari beberapa faktor,
Menurut Winarno Surakhmad 1982:97 Metode Interaksi belajar mengajar dipengaruhi oleh banyak faktor,misalnya:
1 Murid, pelajar atau petatar yang berbagai tingkat
kematangannya 2
Tujuan yang berbagai jenis dan fungsinya 3
Situasi yang berbagai keadaannya 4
Fasilitasyang berbagai kualitas dan kuantitasnya 5
Pengajar, penatar atau guru yang pribadi serta kemampuan profesionalnya berbeda-beda.
Perpaduan pengaruh faktor- faktor itulah yang menjadi pertimbangan utama untuk menentukan metode mana yang paling
baik untuk secara optimal berpengaruh atas dan terhadap faktor- faktor tersebut
f. Situasi yang memungkinkan PBM berlangsung dengan baik
Dalam interaksi belajar mengajar, sangat dibutuhkan situasi dan kondisi yang mendukung berjalannya interaksi belajar
mengajar. Menurut Winarno Surakhmad 1982:76 setiap situasi edukatif memiliki unsur-unsur pokok sebagai berikut:
1 Murid itu sendiri harus menjadi unsur dari situasi dalam arti
bahwa unsur murid tersebut menerima rangsangan dari lingkungannya, yang dapat menimbulkan suatu tingkat
kesadaran kebutuhan.
2 Tujuan yang apabila tercapai akan menimbulkan rasa
keberhasilan dari murid 3
Motif yang merupakan daya penggerak untuk berhasil; murid yang mempunyai motivasi adalah murid yang telah memiliki
satu keadaan dan kesiapan mental seperlunya untuk menggerakkan dirinya kedalam kegiatan yang bertujuan.
Perhubungan dinamik antara seluruh unsur itu menciptakan satu keadaan tertentu yang disebut situasi edukatif. Dalam situasi
serupa itulah terdapat murid yang sedang melakukan kegiatan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk mencapai tujuan dengan mempergunakan kekuatan-kekuatan yang diimbasi oleh pengaruh motivasi dan pengaruh tingkat
kesadaran kebutuhan g.
Penilaian terhadap hasil interaksi Penilaian merupakan unsur yang sangat penting karena
kegiatan penilaian digunakan untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan itu sudah tercapai lewat interaksi belajar- mengajar atau
belum. Menurut Muhibbin Syah 1995:142 tujuan evaluasi adalah sebagai berikut:
1 Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh
siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu. Hal ini berarti dengan evaluasi guru dapat mengetahui kemajuan
perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil proses belajar mengajar yang melibatkan dirinya selaku pembimbing dan
pembantu kegiatan belajar siswanya itu.
2 Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa
dalam kelompok kelasnya. Dengan demikian, hasil evaluasi itu dapat dijadikan guru sebagai alat penetap apakah siswa
tersebut kategori cepat, sedang atau lambat.
3 Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam
belajar. Hal ini berarti dengan evaluasi guru akan dapat mengetahui gambaran tingkat usaha siswa, hasil yang baik
pada umumnya menunjukkan tingkat usaha yang efisien. Sedangkan hasil yang buruk adalah cermin usaha yang tidak
efisien.
4 Untuk mengetahui hingga sejauh mana siswa telah mendaya
gunakan kapasitas kognitifnya kemampuan kecerdasan yang dimilikinya untuk keperluan belajar, jadi hasil evaluasi itu
dapat dijadikan guru sebagai gambaran realisasi pemanfaatan kecerdasan siswa.
5 Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode
mengajar yang telah digunakan guru dalam proses belajar mengajar PBM. Dengan demikian, apabila sebuah metode
yang digunakan guru tidak mendorong munculnya prestasi belajar siswa yang memuaskan, guru seyogianya mengganti
metode tersebut atau mengkombinasikannya dengan metode lain yang serasi.
Menurut Winarno Surakhmad 1982 : 81 alat interaksi dapat digolongkan menjadi tiga hal, yaitu:
a Pengalaman riil, yakni segenap media yang ada dalam kehidupan
sehari- hari. b
Pengalaman buatan, yakni segenap media yang sengaja diciptakan untuk mendekatkan pengertian pada pengalaman riil.
c Pengalaman verbal, dimana bahasa adalah alat utama, baik secara
lisan maupun tulisan. Dalam interaksi belajar- mengajar, guru berkewajiban untuk
menjadi pembibing dan penyuluh yang baik, serta me melihara dan mengarahkan perkembangan pribadi dan keseimbangan mental murid-
muridnya. Guru menjadi orangtua didalam mempelajari sistem nilai yang ada dalam masyarakat.
Siswa didalam interaksi belajar mengajar harus menjadi situasi dari interaksi tersebut, yang dalam arti bahwa siswa menerima
rangsang dari lingkungannya yang dapat menimbulkan suatu tingkat kesadaran kebutuhan .
Penilaian terhadap reaksi, sebenarnya adalah menilai usaha seorang guru dalam mencapai tujuan pengajaran. Penilaian terhadap
reaksi, dapat dilakukan oleh tiga pihak yang berbeda, yaitu penilaian interaksi oleh pihak guru, oleh siswa dan para ahli.