Analisis Komparasi Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa Sebelum
10 siswa atau 45,5. Sedangkan siswa yang termasuk dalam kategori sedang seblum NHT sebanyak 5 siswa atau 22,7 siswa mengalami
penurunan pada siklus pertama menjadi 1 siswa atau 4,6 dan pada siklus kedua tidak ada siswa yang termasuk dalam kategori ini. Siswa yang
termasuk dalam kategori kurang baik sebelum NHT sebanyak 1 siswa atau 4,6 dan pada siklus pertama dan siklus kedua tidak ada yang termasuk
dalam kategori ini. Peningkatan motivasi belajar siswa ini disebabkan oleh proses
pembelajaran yang berbeda yaitu menggunakan pembelajaran kooperatif tipe NHT yang berjalan dengan baik sesuai dengan perencanaan dari
peneliti dan kerjasama guru mitra. Berdasarkan observasi yang dilakukan, guru mitra telah melaksanakan proses pembelajaran yang
cukup baik dan maksimal, walaupun pada awalnya guru mitra merasa canggung karena belum terbiasa menggunakan model ini. Sejalan dengan
guru mitra, para siswa juga dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.
2. Peningkatan hasil belajar siswa setelah penerapan NHT
Berdasarkan analisis komparasi, hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari kegiatan observasi, siklus I dan siklus II. Peningkatan
hasil belajar terlihat dari rerata skor hasil belajar siswa. Peneilit menaganggap, adat yang diperoleh pada siklus I belum cukup baik, maka
peneilti melaksanakan siklus II dengan tujuan untuk memperbaiki hasil belajar siswa. Dari hasil penelitian diperoleh informasi bahwa sebelum
penerapan NHT ada 15 siswa atau 68,1 dari 22 siswa masih memiliki nilai dibawah KKM. Pada siklus pertama, hasil belajar siswa mengalami
peningkatan, terbukti ada 19 siswa atau 86,3 mencapai nilai KKM dan hanya 3 siswa atau 13,7 yang masih belum tuntas. Jika dilhat dari rerata
kelas, peningkatan yang terjadi sebelum NHT dan setelah siklus pertama sebesar 5,45, yaitu skor rerata sebelum NHT sebesar 72,09 menjadi
77,54 pada siklus pertama. Pada siklus kedua, seluruh siswa atau 100 siswa di kelas X akuntansi 5 mampu mencapai KKM dalam tes evaluasi
kedua. Jika dikaji berdasarkan rerata skor maka peningkatan yang terjadi sebesar 13,14 yaitu skor rerata siklus pertama sebesar 77,54 menjadi
90,68 pada siklus kedua. Hal ini disebabkan karena proses pembelajaran yang digunakan yaitu
pembelajaraan kooperatif tipe NHT berjalan sesuai dengan perencanaan dan kerjasama yang baik oleh guru mitra. Pada proses pembelajaraan
sebelumnya, guru
menggunakan metode
ceramah yang
mengakibatkanpusat informasi berasal hanya dari guru, sedangkan NHT menerapkan proses pembelajaran yang terpusat pada kelompok-kelompok
kecil sehingga informasi yang didapatkan berasal dari teman sebaya dan dari berbagai sumber lain yang relevan. Penerapan NHT melatih siswa
untuk bisa menggali informasi secara mandiri dan melatih tanggungjawab untuk dapat menjelaskan kepada teman yang masih belum memahami
terhadap suatu materi.
115