budaya mereka yang dianggap benar atau sesuai. Dengan demikian mereka tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang mereka
anggap tidak sesuai. Minat anak tergantung pada lingkup budayanya yang mereka tekuni dengan baik.
f. Minat berbobot emosional Bobot emosional merupakan aspek afektif dari minat yang
menetukan kekuatanya. Bobot emosional yang tidak menyenangkan akan melemahkan minat seorang siswa. Dan sebaliknya, jika bobot
emosional seorang siswa menyenangkan maka akan memperkuat minat seorang siswa tersebut.
g. Minat itu egosentris Sepanjang masa kanak-kanak, bahwa minat itu bersifat
egosentris. Minat akan menuntun mereka ke arah tujuannya. Misalnya, minat anak pada matapelajaran IPA, kepandaian mereka di bidang IPA
di sekolah menjadi langkah penting untuk menuju kedudukan yang baik dan menguntungkan di bidang alam.
4. Cara Mengukur Minat
Minat siswa dapat diukur menggunakan penilaian non tes. Masidjo 1995: 59 menjelaskan bahwa non tes merupakan rangkaian pernyataan
atau pertanyaan yang harus dijawab secara sengaja dalam situasi yang kurang distandarisasikan. Di mana, yang dimaksudkan untuk mengukur
kemampuan atau hasil belajar yang dapat diamati secara kongkrit dari individu atau kelompok. Penilaian non tes dapat berupa pengamatan
observasi, catatan anekdot, daftar cek, skala nilai, angket dan wawancara. Pada penelitian ini, minat siswa diukur menggunakan pengamatan
observasi. Selain pengamatan observasi, minat siswa dapat didukung dengan
menggunakan wawancara. Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang
lain Hopkins dalam Kunandar, 2008: 157. Wawancara dilakukan secara bertatap muka langsung kepada guru dan siswa.
5. Indikator Minat
Marpadi 2008: 112 menjelaskan beberapa indikator siswa yang memiliki minat yaitu berusaha untuk memahami, membaca buku yang
berkaitan dengan yang merekan pelajari, mau bertanya saat melakukan kegiatan pembelajaran di dalam kelas, bertanya kepada teman, bertanya
kepada orang lain dan bersungguh-sungguh saat mengerjakan kelas. Dari uraian di atas mengenai indikator-indikator siswa yang
memiliki minat, peneliti menyimpulkan bahwa indikator siswa yang memiliki minat antara lain:
a. Ekspresi perasaan senang, meliputi: siswa mengikuti kegiatan belajar dengan antusias, siswa tidak mengeluh ketika guru memberikan tugas,
siswa datang tepat waktu sebelum pelajaran dimulai, siswa menyiapkan buku pelajaran sebelum pelajaran dimulai dan saat siswa mengikuti
pelajaran mereka duduk dengan tenang dan siap untuk belajar.
b. Perhatian dalam belajar, meliputi: siswa aktif bertanya di dalam kelas jika ada sesuatu hal yang belum mereka mengerti, siswa aktif menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru, siswa memperhatikan penjelasan dari guru dengan sungguh-sungguh, tidak melamun waktu kegiatan
belajar mengajar berlangsung, tidak mengantuk, tidak membicarakan hal-hal yang tidak penting bersama teman-temannya saat kegiatan
pembelajaran berlangsung dan tidak menganggu teman yang lain. c. Ketertarikan pada materi pelajaran dan guru, meliputi: siswa giat
membaca buku pelajaran sesuai dengan mapel, siswa menanyakan kesulitan yang dialami kepada guru, siswa membuat catatan mengenai
materi yang disampaikan oleh guru, siswa bersedia mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, siswa mau membaca buku dari sumber lain
sesuai dengan materi yang sedang dipelajari. d. Keterlibatan
siswa dalam
pelajaran, meliputi:
siswa aktif
menyampaikan pendapat dalam diskusi, siswa bersedia membantu teman lain yang mengalami kesulitan dalam belajar, siswa mau
bekerjasama dengan kelompok, siswa bersedia maju ke depan mengerjakan tugas, siswa bersedia mengajukan diri untuk menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru secara spontan.
B. Prestasi Belajar