Peningkatan minat dan prestasi belajar siswa menggunakan metode Discovery-Inquiry Terbi Mbiing pada mata pelajaran IPA kelas IV SDN Ungaran II tahun pelajaran 2011/2012.
viii ABSTRAK
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY-INQUIRY TERBIMBING
PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IVB SDN UNGARAN II TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh:
Antonius Kurniawan Dwi Hartanto NIM. 081134130
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat dan prestasi belajar siswa menggunakan metode discovery-inquiry terbimbing pada materi perpindahan energi panas pada siswa kelas IVB SDN Ungaran 2 tahun pelajaran 2011/2012 yang ditandai dengan peningkatan rata-rata minat siswa, peningkatan nilai rata-rata siswa, dan persentase siswa yang mencapai KKM.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Ungaran II tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 32 siswa. Objek penelitian adalah peningkatan minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang cara-cara perpindahan energi panas. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan tes tertulis, observasi, dan didukung dengan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif.
Metode discovery-inquiry terbimbing digunakan dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa materi cara perpindahan energi panas pada siswa kelas IVB SDN Ungaran 2 tahun pelajaran 2011/2012. Peningkatan minat dan prestasi belajar ditempuh dengan melakukan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Dimana setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa data awal minat siswa sebelum dikenai tindakan menggunakan metode discovery-inquiry terbimbing, dengan rata-rata minat siswa adalah 8. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I dengan menggunakan metode discovery-inquiri terbimbing rata-rata minat siswa menjadi 12, yang menunjukkan kriteria minat siswa cukup. Kemudian dilakukan tindakan pada siklus II dengan menggunakan metode discovery-inquiry terbimbing yang semakin baik, rata-rata minat siswa meningkat secara signifikan yaitu menjadi 16 yang menunjukkan kriteria minat siswa pada siklus II adalah tinggi.
Sedangkan hasil penelitian mengenai prestasi belajar siswa sebelum dikenai tindakan menggunakan metode discovery-inquiry terbimbing, nilai rata-rata siswa kelas IV tahun pelajaran 2010/2011 adalah 61,93 dan persentase yang mencapai KKM rendah yaitu 40,65%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, ada peningkatan nilai rata-rata siswa menjadi 70,18. Dan persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus I adalah 65,62%. Kemudian dilanjutkan pada siklus II rata-rata nilai siswa meningkat secara signifikan menjadi 81,46. Dan persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus II menjadi 87,5%.
(2)
ix ABSTRACT
THE INCREASE OF INTEREST AND LEARNING ACHIEVEMENT’S STUDENT USING DISCOVERY-INQUIRY GUIDANCE METHOD TO
NATURAL SCIENCES LESSON FOR THE FIFTH GRADE OF UNGARAN II ELEMENTARY SCHOOL ACADEMIC YEAR 2011/2012
By:
Antonius Kurniawan Dwi Hartanto (081134130)
The research aims to know the increase of interest and learning achievement the fifth grade students of Ungaran II Elementary School academic year 2011/2012 in material making a move warm energy using discovery-inquiry guidance method which is indicated by the increase of student interest average, students score average, and percentage of students that reach (KKM).
This type of research is the Research Action Class (PTK). The subject are students of Ungaran II Elementary School 4th grade academic year 2011/2012 which amounted to 32 sudents. The object of the research was increased interest in student learning and achivement in natural science lesson about making a move warm energy. Data collection techniques are obtained with written test, observation, and interviews. The data obtained is analyzed by descriptive quantitative.
discovery-inquiry guidance method used in an attempt to boost interest and accomplisment of learning natural sciance about making a move warm energy material for Ungaran II Elementary School 4th grade of the year course 2011/2012. An increased interest and learning achievement reached by doing research action class that consists of two cycles. Where each cycle comprising planning, implementation, observation, and reflection.
The results showed that student’s interest before beginning data exposed to the action using discovery-inquiry guidance method with the average student’s interest is 8. After done actions on cycle I by using the discovery-inquiry guidance method, the average student’s interest became 12, which indicates the criteria of interest student’s is high. Then do action in cycle II using the discovery-inquiry gudance method is the better, on average, students interest increased significantly to 16 indicating that the criteria in the second cycle student interest is high.
While the results of research on the laerning achievements ot student before incurring with discovery-inquiry guidance method, the average 4th grade students lesson 2010/2011 is 61,93 and the percentage that reached a low of 40,65% KKM. After the action on the cycle I, there was an increase in the average value of student become 70,18 And the percentage of students who reach the KKM on cycle I was 65,62%. Then continued in the cycle II the average student scores increased significantly to 81,46. And the percentage of students who reach the KKM in the cycle II becomes 87,5%.
(3)
i
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY-INQUIRY TERBIMBING
PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SDN UNGARAN II TAHUN PELAJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh:
ANTONIUS KURNIAWAN DWI HARTANTO (081134130)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNVBERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2012
(4)
(5)
(6)
iv MOTTO
KESUKSESAN PADA DIRI KITA PASTI AKAN TERCAPAI
DENGAN KERJA KERAS DAN DOA YANG KITA LAKUKAN
MASA LALU YANG TELAH KITA ALAMI DAPAT MERUBAH
HIDUP KITA KEDEPAN AKAN MENJADI LEBIH BAIK JIKA KITA
(7)
v
PERSEMBAHAN
Ku ucapkan rasa terimakasih dari hati yang terdalam kepada
Tuhan Yesus atas rahmatNya dan petunjukNya dalam
penyusunan skripsi ini
Karya tulis ini ku persembahkan kepada keluargaku tercinta
Bapak Antonius Maryoto, Spd
Ibu Elisabeth Suharni
Kakakku lidya Longley Yuniati
(8)
(9)
(10)
viii ABSTRAK
PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY-INQUIRY TERBIMBING
PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IVB SDN UNGARAN II TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh:
Antonius Kurniawan Dwi Hartanto NIM. 081134130
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan minat dan prestasi belajar siswa menggunakan metode discovery-inquiry terbimbing pada materi perpindahan energi panas pada siswa kelas IVB SDN Ungaran 2 tahun pelajaran 2011/2012 yang ditandai dengan peningkatan rata-rata minat siswa, peningkatan nilai rata-rata siswa, dan persentase siswa yang mencapai KKM.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SDN Ungaran II tahun pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 32 siswa. Objek penelitian adalah peningkatan minat dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA tentang cara-cara perpindahan energi panas. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan tes tertulis, observasi, dan didukung dengan wawancara. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif.
Metode discovery-inquiry terbimbing digunakan dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa materi cara perpindahan energi panas pada siswa kelas IVB SDN Ungaran 2 tahun pelajaran 2011/2012. Peningkatan minat dan prestasi belajar ditempuh dengan melakukan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Dimana setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa data awal minat siswa sebelum dikenai tindakan menggunakan metode discovery-inquiry terbimbing, dengan rata-rata minat siswa adalah 8. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I dengan menggunakan metode discovery-inquiri terbimbing rata-rata minat siswa menjadi 12, yang menunjukkan kriteria minat siswa cukup. Kemudian dilakukan tindakan pada siklus II dengan menggunakan metode discovery-inquiry terbimbing yang semakin baik, rata-rata minat siswa meningkat secara signifikan yaitu menjadi 16 yang menunjukkan kriteria minat siswa pada siklus II adalah tinggi.
Sedangkan hasil penelitian mengenai prestasi belajar siswa sebelum dikenai tindakan menggunakan metode discovery-inquiry terbimbing, nilai rata-rata siswa kelas IV tahun pelajaran 2010/2011 adalah 61,93 dan persentase yang mencapai KKM rendah yaitu 40,65%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I, ada peningkatan nilai rata-rata siswa menjadi 70,18. Dan persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus I adalah 65,62%. Kemudian dilanjutkan pada siklus II rata-rata nilai siswa meningkat secara signifikan menjadi 81,46. Dan persentase siswa yang mencapai KKM pada siklus II menjadi 87,5%.
(11)
ix ABSTRACT
THE INCREASE OF INTEREST AND LEARNING ACHIEVEMENT’S STUDENT USING DISCOVERY-INQUIRY GUIDANCE METHOD TO
NATURAL SCIENCES LESSON FOR THE FIFTH GRADE OF UNGARAN II ELEMENTARY SCHOOL ACADEMIC YEAR 2011/2012
By:
Antonius Kurniawan Dwi Hartanto (081134130)
The research aims to know the increase of interest and learning achievement the fifth grade students of Ungaran II Elementary School academic year 2011/2012 in material making a move warm energy using discovery-inquiry guidance method which is indicated by the increase of student interest average, students score average, and percentage of students that reach (KKM).
This type of research is the Research Action Class (PTK). The subject are students of Ungaran II Elementary School 4th grade academic year 2011/2012 which amounted to 32 sudents. The object of the research was increased interest in student learning and achivement in natural science lesson about making a move warm energy. Data collection techniques are obtained with written test, observation, and interviews. The data obtained is analyzed by descriptive quantitative.
discovery-inquiry guidance method used in an attempt to boost interest and accomplisment of learning natural sciance about making a move warm energy material for Ungaran II Elementary School 4th grade of the year course 2011/2012. An increased interest and learning achievement reached by doing research action class that consists of two cycles. Where each cycle comprising planning, implementation, observation, and reflection.
The results showed that student’s interest before beginning data exposed to
the action using discovery-inquiry guidance method with the average student’s interest is 8. After done actions on cycle I by using the discovery-inquiry
guidance method, the average student’s interest became 12, which indicates
the criteria of interest student’s is high. Then do action in cycle II using the
discovery-inquiry gudance method is the better, on average, students interest increased significantly to 16 indicating that the criteria in the second cycle student interest is high.
While the results of research on the laerning achievements ot student before incurring with discovery-inquiry guidance method, the average 4th grade students lesson 2010/2011 is 61,93 and the percentage that reached a low of 40,65% KKM. After the action on the cycle I, there was an increase in the average value of student become 70,18 And the percentage of students who reach the KKM on cycle I was 65,62%. Then continued in the cycle II the average student scores increased significantly to 81,46. And the percentage of students who reach the KKM in the cycle II becomes 87,5%.
(12)
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Karya tulis yang berjudul “Peningkatan minat dan Prestasi Belajar Siswa Menggunakan Metode Discovery-Inquiry Terbimbing Pada Mata Pelajaran IPA
Kelas IVB SD Negeri Ungaran 2 Tahun Pelajaran 2011/2012” ini, disusun untuk
memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Studi Program Strata 1 Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan, Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini, tidak akan berjalan dengan baik tanpa bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Rm. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A, selaku Kaprodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan arahan, dorongan, semangat, serta sumbangan pemikiran yang penulis butuhkan untuk menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini.
4. Bapak Drs. J. Sumedi, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bantuan ide, saran, masukan, kritik, serta bimbingannya yang sangat berguna selama penelitian ini.
5. Ibu Dra. Sri Wahyuni, selaku Kepala Sekolah SD Negeri Ungaran II, yang telah memberi izin kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
6. Bapak Trismantara, S.Pd, selaku guru kelas IVB SD Negeri Ungaran II, yang telah berkenan membantu dan menjadi mitra penulis dalam melaksanakan penelitian.
(13)
(14)
xii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR TABEL ... xviii
(15)
xiii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Batasan Masalah ... 4
D. Perumusan Masalah ... 4
E. Pemecahan Masalah ... 5
F. Batasan Pengertian ... 5
G. Tujuan Penelitian ... 6
H. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II. KAJIAN TEORI ... 9
A. Minat ... 9
1. Pengertian Minat ... 9
2. Faktor Pendorong Minat ... 10
3. Ciri-ciri Minat ... 11
4. Cara Mengukur Minat ... 13
5. Indikator Minat ... 14
B. Prestasi Belajar……… ... 15
1. Pengertian Belajar ... 15
2. Pengertian Prestasi belajar ... 17
3. Faktor- Faktor yang mempengaruhi Prestasi belajar ... 18
C. Metode Discovery-Inquiry Terbimbing ... 19
1. Pengertian Metode ... 19
a. Pengertian Metode Discovery-Inquiry Terbimbing ... 19
b. Ciri-ciri pembelajaran menggunakan Metode Inquiry ... 20
c. Kelebihan Metode Discovery-Inquiry Terbimbing ... 20
D. Ilmu Pengetahuan Alam ... 21
1. Hakikat IPA ... 21
2. Pembelajaran IPA di SD ... 26
(16)
xiv
4. Pembelajaran IPA Menggunakan Metode Discovery-Inquiry
Terbimbing ... 28
a. Konduksi ... 28
b. Konveksi ... 29
c. Radiasi ... 31
E. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 32
F. Kerangka Pikir ... 33
G. Hipotesis Tindakan ... 34
BAB III. Metode Penelitian ... 35
A. Jenis Penelitian ... 35
B. Setting Penelitian ... 38
C. Rencana Tindakan ... 40
1. Persiapan ... 40
2. Rencana Tindakan Setiap Siklus ... 41
a. Siklus I ... 41
1) Rencana Tindakan ... 42
2) Pelaksanaan Tindakan I ... 42
3) Refleksi ... 43
b. Siklus II ... 43
1) Rencana Tindakan ... 43
2) Pelaksanaan Tindakan II ... 44
3) Refleksi ... 45
D. Pengumpulan Data dan Instrumennya. ... 45
1. Rubrik Pengamatan ... 46
2. Panduan Wawancara ... 48
3. Validitas Instrumen Soal ... 50
E. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 52
1. Validitas ... 52
a. Validitas Perangkat Pembelajaran ... 52
(17)
xv
2. Reliabilitas ... 56
F. Teknik Pengumpulan Data ... 58
G. Analisis Data ... 59
1. Kriteria Keberhasilan ... 60
2. Cara Menghitung Minat dan Prestasi Belajar ... 61
a. Peningkatan Minat ... 61
BAB. IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 65
A.Hasil Penelitian ... 65
1. Proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 65
a. Siklus I ... 65
1) Perencanaan kegiatan ... 65
2) Pelaksanaan ... 66
a) Pertemuan 1 ... 66
b) Pertemuan 2 ... 70
3) Pengamatan ... 73
4) Refleksi ... 74
b. Siklus II ... 75
1) Perencanaan Kegiatan ... 76
2) Pelaksanaan ... 76
a) Pertemuan 1 ... 76
b) Pertemuan 2 ... 80
3) Pengamatan ... 83
4) Refleksi ... 84
2. Hasil Minat Siswa ... 85
a. Hasil Minat Siswa dari Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II 85 b. Hasil Uji-t Minat Siswa ... 88
3. Hasil Prestasi Belajar Siswa ... 89
a. Hasil Prestasi Belajar Siswa dari Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II ... 89
b. Uji-t Prestasi Belajar Kondisi Awal dengan Siklus I ... 94
(18)
xvi
B.Pembahasan ... 95
1. Hasil Minat Siswa ... 95
2. Hasil Prestasi Belajar Siswa ... 101
BAB. V Kesimpulan dan Saran ... 105
A.Kesimpulan ... 105
B.Saran ... 108
(19)
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Perpindahan Energi Panas Secara Konduksi ... 29
2. Perpindahan Energi Panas Secara Konveksi ... 30
3. Perpindahan Energi Panas Secara Radiasi ... 32
4. Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 36
5. Peningkatan Minat Belajar Siswa ... 86
6. Peningkatan Rata-rata Nilai Kelas ... 91
(20)
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jadwal Penelitian ... 39
2. Peubah Data dan Instrumennya ... 46
3. Rubrik Pengamatan Minat ... 47
4. Rambu-rambu Skoring ... 48
5. Panduan Wawancara Kepada Siswa ... 49
6. Panduan Wawancara Kepada Guru ... 49
7. Kisi – Kisi Soal Evaluasi Siklus I Sebelum Uji Coba ... 50
8. Kisi – Kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Uji Coba ... 51
9. Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran ... 53
10. Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran ... 53
11. Kisi – Kisi Soal Evaluasi Siklus I Sesudah Uji Coba ... 55
12. Kisi – Kisi Soal Evaluasi Siklus II Sesudah Uji Coba ... 55
13. Rincian Pemberian Skor Soal Evaluasi ... 55
14. Kriteria Reliabilitas ... 57
15. Kriteria Keberhasilan Minat Siswa ... 60
16. Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar Siswa ... 61
17. Hasil Peningkatan Minat Belajar Siswa ... 85
18. Hasil Uji Normalitas Minat Awal dan Siklus I ... 87
19. Hasil Uji Normalitas Minat Siklus I dan Siklus II ... 87
20. Hasil Uji-t Minat Kondisi Awal dan Siklus I ... 88
21. Hasil Uji-t Minat Kondisi Siklus I dan Siklus II ... 89
22. Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ... 90
23. Hasil Uji Normalitas Hasil belajar Siswa ... 93
24. Hasil Uji-t Satu Sampel Hasil Belajar Siswa ... 94
25. Hasil Uji-t Dua Sampel Hasil Belajar Siswa ... 95
26. Hasil Peningkatan Minat Belajar Siswa ... 96
27. Hasil Peningkatan Minat Belajar Siswa ... 97
(21)
xix
29. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II ... 103 30. Peningkatan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II ... 104
(22)
xx
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1. Silabus dan RPP ... 112
2. Lampiran 2. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 126
3. Lampiran 3. Bahan Ajar ... 136
4. Lampiran 4. Soal Evaluasi ... 138
5. Lampiran 5. Rubrik Pengamatan Minat ... 144
6. Lampiran 6. Rubrik Penilaian Afektif dan Psikomotorik ... 148
7. Lampiran 7. Instrumen Validasi Desain Pembelajaran ... 150
8. Lampiran 8. Analisis Skor Minat ... 154
9. Lampiran 9. Data Mentah Soal Evaluasi Siklus I dan II ... 187
10. Lampiran 10. Hasil Uji Validitas ... 191
11. Lampiran 11. Hasil Uji Reliabilitas ... 197
12. Lampiran 12. Indeks Kesukaran ... 201
13. Lampiran 13. Notulen dan Daftar Hadir ... 205
14. Lampiran 14. Surat Permohonan Ijin ... 211
15. Lampiran 15. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian di SD ... 212
16. Lampiran 16. Hasil Pekerjaan Siswa ... 213
17. Lampiran 17. Nilai Kondisi Awal Siswa ... 221
(23)
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tidak pernah bisa lepas dari kehidupan
manusia sehari-hari karena IPA sendiri sangatlah penting bagi kehidupan
manusia. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tersebut mempelajari berbagai
peristiwa yang terjadi di alam/ lingkungan sekitar kita sehingga “IPA” perlu dipelajari di Sekolah Dasar.
Berdasarkan wawancara dan pengamatan dengan guru kelas IVB SD
Negeri Ungaran II dalam mata pelajaran IPA guru cenderung menggunakan
metode ceramah yang diselingi dengan tanya jawab dan pemberian tugas.
Penempatan posisi dan pemilihan metode dalam pembelajaran yang kurang
tepat ini berpengaruh terhadap suasana pembelajaran di dalam kelas.
Seringnya menggunakan metode ceramah yang diselingi tanya jawab dan
juga pemberian tugas yang kurang terarah dalam pembelajaran
mengakibatkan siswa kurang aktif dan kurang antusias saat mengikuti
kegiatan pembelajaran. Kegiatan yang dilakukan oleh siswa hanya
mendengarkan dan kadang-kadang mencatat penjelasan yang diberikan oleh
guru, itupun hanya dilakukan oleh sebagian kecil siswa yang mau
memperhatikan guru saat pembelajaran berlangsung. Sedangkan, siswa
kurang tertarik dengan penjelasan yang diberikan oleh guru akan memilih
untuk lebih banyak berbicara dengan teman sebangkunya.
(24)
Guru menyadari bahwa tindakan tersebut mengakibatkan situasi dan
kondisi yang kurang mendukung untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Oleh
karena itu dalam kegiatan pembelajaran perlu merubah strategi dengan
mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa. Hal tersebut bertujuan
supaya siswa lebih memperhatikan terhadap materi yang sedang dijelaskan
oleh guru. Namun demikian, pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan materi
pembelajaran yang ditanyakan kepada siswa kurang direspon siswa dan
hasilnya tidak seperti yang diharapkan, hanya sebagian kecil siswa yang
menjawab, sedangkan siswa yang lain lebih banyak berdiam diri.
Minat adalah suatu perhatian yang lebih terhadap sesuatu dan bersifat
menetap. Minat sangatlah penting dalam kegiatan belajar. Minat belajar
sangat berpengaruh pada prestasi yang didapat oleh siswa. Jika minat belajar
siswa tinggi, maka prestasi belajar siswa akan tinggi. Dan sebaliknya, jika
minat belajar siswa rendah, maka prestasi belajar siswa akan rendah.
Pada pembelajaran IPA seringkali siswa mengalami kesulitan, terlebih
pada materi perpindahan energi panas. Siswa kelas IVB SDN Ungaran II juga
mengalami kesulitan dalam memahami berbagai macam perpindahan panas.
Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang belum memenuhi KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal), yaitu 70. Siswa yang memenuhi KKM hanya
sejumlah 13 siswa dengan presentase 40,62% dan 59,38% di bawah KKM
sejumlah 19 orang dari jumlah seluruh siswa yaitu 32 siswa.
Permasalahan tersebut harus segera diatasi atau diteliti sehingga akan
(25)
yang akhirnya akan meningkatkan hasil dan mutu pembelajaran. Namun, jika
tidak segera diatasi atau diteliti akan memperoleh kerugian antara lain
rendahnya kompetensi yang akan dicapai siswa seperti pengetahuan, sikap,
keterampilan, hasil belajar, mutu pembelajaran dan mutu pendidikan. Oleh
karena itu, hal tersebut memerlukan kreatif dan inovatif dalam merancang
pembelajaran mulai dari menyusun silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) sampai dengan mengaplikasikan dalam kegiatan
pembelajaran sehingga akan menghasilkan siswa yang aktif dalam kegiatan
pembelajaran, berpikir kreatif, kritis dan rasional, serta memiliki hasil belajar
yang baik.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas peneliti ingin meneliti melalui
penelitian tindakan kelas tentang penerapan metode discovery-inquiry
terbimbing untuk meningkatkan minat dan prestasi siswa dalam mata
pelajaran IPA. Diharapkan hasil penelitian ini akan memberikan kontribusi
langsung pada peningkatan kualitas pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
sehingga kompetensi dan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.
Kemungkinan penyebab rendahnya pemahaman siswa pada materi ini
adalah kurangnya keterlibatan siswa dalam menemukan informasi dari
penjelasan guru, Penjelasan yang hanya menggunakan metode ceramah dan
kurangnya variasi pada metode pembelajaran. Berkaitan dengan hal tersebut
maka peneliti akan mencoba merubah situasi pembelajaran dengan
menggunakan metode discovery- inquiry terbimbing. Hal itu dipilih karena
(26)
B. Identifikasi Masalah
a. Pada kegiatan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD Negeri
Ungaran II siswa masih mengalami kesulitan dalam materi Cara
Perpindahan Energi Panas.
b. Penyebab masalah tersebut adalah guru hanya memberikan metode
pengajaran yang kurang inovatif yaitu hanya dengan menggunakan metode
ceramah dan tanya jawab. Penyebab lain adalah metode pembelajaran di
kelas yang masih kurang efektif dan efisien
c. Berdasarkan nilai ulangan harian pada materi Cara Perpindahan Energi
Panas tahun ajaran 2010/2011 hanya 40,62% siswa yang mendapat nilai di
atas KKM dan sebanyak 59,38% siswa masih mendapat nilai di bawah
KKM.
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi hanya pada usaha pencapaian hasil belajar siswa
kelas IVB semester II SDN Ungaran II mengenai cara perpindahan energi
panas. Selain itu juga, hanya dibatasi pada Standar Kompetensi 8. Memahami
berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari,
dan Kompetensi Dasar 8.1. Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang
terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. Khususnya tentang cara
perpindahan energi panas.
D. Perumusan Masalah
Dilandasi dari latar belakang masalah, masalah dalam penelitian ini
(27)
1. Bagaimana penggunaan metode Discovery-Inquiry Terbimbing dalam
upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar pada mata pelajaran IPA
mengenai cara perpindahan energi panas siswa kelas IVB semester 2 SD
Negeri Ungaran II tahun pelajaran 2011/2012?
2. Apakah penggunaan metode Discovery-Inquiry Terbimbing dapat
meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA mengenai cara
perpindahan energi panas kelas IVB semester 2 SD Negeri Ungaran II
tahun pelajaran 2011/2012?
3. Apakah penggunaan metode Discovery-Inquiry Terbimbing dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA mengenai
cara perpindahan panas kelas IVB semester 2 SD Negeri Ungaran II tahun
pelajaran 2011/2012?
E. Pemecahan Masalah
Masalah rendahnya minat dan prestasi belajar siswa pada materi
mengenai cara perpindahan energi panas kelas IV SD Negeri Ungaran II
tahun ajaran 2011/2012 akan diatasi dengan menggunakan metode
Discovery-Inquiry Terbimbing.
F. Batasan Pengertian
Agar tidak menimbulkan multitafsir tentang suatu istilah (konsep)
yang dipakai, kiranya perlu diberi batasan pengertian :
1. Minat adalah suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu obyek yang
(28)
2. Prestasi belajar adalah hasil belajar akademik yang dicapai siswa setelah
siswa melakukan kegiatan belajar yang diukur menggunakan tes.
3. Perpindahan energi panas adalah perambatan suatu panas melalui atau
tanpa melalui perantara.
4. Metode discovery-inquiry terbimbing adalah metode yang menghendaki
keterlibatan siswa untuk belajar secara aktif dengan bantuan maupun tanpa
bantuan dari guru melalui percobaan atau penemuan untuk menguji suatu
materi, hingga dapat menarik kesimpulan.
G. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui penggunaan metode discovery-inquiry terbimbing
dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar pada mata pelajaran
IPA mengenai cara perpindahan energi panas pada siswa kelas IV semester
2 SD Negeri Ungaran II tahun pelajaran 2011/2012.
2. Untuk mengetahui penggunaan metode discovery-inquiry terbimbing
dalam upaya meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran IPA
mengenai cara perpindahan energi panas pada siswa kelas IV semester 2
SD Negeri Ungaran II tahun pelajaran 2011/2012.
3. Untuk mengetahui penggunaan metode discovery-inquiry terbimbing
dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA
mengenai cara perpindahan energi panas pada siswa kelas IV semester 2
(29)
H. Manfaat Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
banyak pihak. Manfaat-manfaat penelitian ini diantaranya adalah :
1. Secara Akademis
Hasil penelitian ini dapat membuka wawasan pembaca tentang
penggunaan metode discovery-inquiry terbimbing dalam pembelajaran
cara perpindahan panas.
2. Secara Praktis
a. Bagi peneliti, merupakan pengalaman berharga dalam menerapkan
pengajaran IPA dengan menggunakan metode discovery-inquiry
terbimbing dalam upaya meningkatkan minat dan prestasi belajar pada
mata pelajaran cara perpindahan energi panas pada siswa kelas IV
semester 2 SD Negeri Ungaran II tahun ajaran 2011/2012.
b. Bagi guru, dapat memberikan inspirasi dan merupakan salah satu
referensi untuk menggunakan metode pembelajaran discovery-inquiry
terbimbing dalam kegiatan belajar mengajar.
c. Bagi siswa, dapat memberikan pengalaman dalam mempelajari cara
perpindahan energi panas dengan menggunakan metode
discovery-inquiry terbimbing pada siswa kelas IV semester 2 SD Negeri Ungaran
II tahun ajaran 2011/20124.
d. Bagi prodi, dapat menambah bahan bacaan terkait dengan PTK
khususnya menggunakan metode discovery-inquiry terbimbing dalam
(30)
pelajaran cara perpindahan energi panas pada siswa kelas IVB semester
(31)
BAB II KAJIAN TEORI A. Minat
1. Pengertian Minat
Soewardi (1987: 183) minat menurut Ensiklopedi Pendidikan
adalah kesediaan jiwa yang sifatnya aktif untuk menerima sesuatu dari
luar. Tiap pelajaran yang diberikan guru harus menarik minat siswa. Minat
ditumbuhkan oleh pengaruh domein kognitif dan domein afektif.
Hurlock (1978: 114) menjelaskan bahwa minat adalah sumber
motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan apa yang mereka
inginkan ketika mereka diberikan kebebasan untuk memilih.
Moh. Surya (2003: 67) minat diartikan sebagai rasa senang atau
tidak senang dalam menghadapi suatu obyek. Prinsip dasarnya ialah
bahwa motivasi seseorang cenderung akan meningkat apabila yang
bersangkutan memiliki minat yang besar dalam melakukan tindakannya.
Sedangkan menurut Winkel (1986: 30) yang dimaksud dengan
minat adalah kecenderungan yang agak menetap untuk merasa tertarik
pada bidang-bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung di
dalamnya.
Minat sangat berhubungan dengan perasaan siswa. Perasaan yang
berpengaruh terhadap semangat dan gairah untuk belajar. Dengan
perasaan, siswa dapat memperoleh pengalaman-pengalaman belajar yang
(32)
baik, dan sebaliknya jika perasaan tidak senang maka akan menimbulkan
minat yang negatif atau kurang baik.
Minat tumbuh dari perasaan senang yang dialami oleh siswa. Oleh
karena itu guru harus dapat membuat siswa selalu merasa senang dalam
belajar. Misalnya dalam pembelajarannya guru harus:
a. Menciptakan hubungan yang akrab dengan siswa
b. Materi yang diberikan kepada siswa harus dibuat semenarik mungkin,
sehingga materi yang sulit tidak menjadi momok bagi siswa.
c. Menggunakan media pembelajaran yang cocok untuk menunjang proses
belajar mengajar
d. Menggunakan alat peraga yang cocok untuk menunjang proses belajar
mengajar
e. Menggunakan cara mengajar atau metode mengajar yang bervariasi
Dari beberapa pengertian minat di atas, dapat disimpulkan bahwa
minat adalah suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu obyek yang
cenderung bersifat menetap yang didalamnya ada unsur rasa senang.
2. Faktor Pendorong Minat
Soewardi (1987: 183) menyatakan bahwa minat didorong oleh
motivasi. Motivasi merupakan suatu tenaga yang mendorong setiap
individu bertindak atau berbuat untuk tujuan tertentu. Minat
dimanifestasikan berdasarkan komponen dorongan yang mendorongnya.
Minat dan motivasi berhubungan sangat erat, dimana minat
(33)
cara untuk menarik minat selamapelajaran adalah menghubungkan
pengalaman belajar dengan minat siswa. Jika seorang guru tahu apa yang
diminati siswa, banyak tugas mengajar di kelas yang dapat dihubungkan
dengan minat-minat siswa.
Sardiman (1986: 93-94) menjelaskan beberapa cara untuk
menciptakan minat, antara lain:
a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan untuk belajar
b. Menghubungkan pengalamannya dengan persoalan atau masalah pada
masa lampau
c. Menggunakan berbagai macam cara mengajar supaya siswa tidak
merasa bosan
d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berlomba mendapatkan hasil
yang lebih baik
3. Ciri-ciri Minat
Menurut Hurlock (1995: 117) ciri-ciri minat antara lain sebagai berikut:
a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental
Pada dasarnya minat di semua bidang tetap berubah selama
terjadi perubahan fisik dan mental. Pada waktu pertumbuhan terlambat
dan kematangan dicapai, minat menjadi lebih stabil. Dengan demikian
perkembangan fisik dan mental seorang siswa akan tumbuh bersamaan
(34)
b. Minat bergantung pada kesiapan belajar
Siswa tidak akan mempunyai minat sebelum mereka siap secara
fisik dan mental untuk belajar. Misalnya; siswa tidak akan mempuanyai
minat yang sungguh-sungguh untuk belajar IPA, sampai siswa tersebut
memiliki pengetahuan dan keinginan untuk belajar IPA sangat penting
dalam kehidupan sehari-hari.
c. Minat bergantung pada kesempatan belajar
Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan dan
minat, baik anak-anak maipun dewasa. Minat berasal dari lingkungan
dimana mereka tinggal. Karena lingkungan anak kecil sebagian besar
terbatas pada rumah. Minat mereka tumbuh dari rumah. Dengan
bertambah luasnya lingkup sosial, mereka tertarik pada minat orang
yang berada di luar rumah yang mulai mereka kenal. Jadi minat
bergantung pada seseorang untuk mencari situasi baru untuk belajar.
d. Perkembangan minat mungkin terbatas
Ketidakmampuan fisik dan mental serta pengalaman sosial yang
terbatas akan membatasi minat anak. Misalnya pada anak yang
memiliki cacat fisik, anak tersebut tidak mungking mempunyai minat
yang sama seperti dengan teman sebayanya yang memiliki
perkembangan fisik normal.
e. Minat dipengaruhi pengaruh budaya
Anak-anak mendapat kesempatan dari orang tua, guru, dan
(35)
budaya mereka yang dianggap benar atau sesuai. Dengan demikian
mereka tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang mereka
anggap tidak sesuai. Minat anak tergantung pada lingkup budayanya
yang mereka tekuni dengan baik.
f. Minat berbobot emosional
Bobot emosional merupakan aspek afektif dari minat yang
menetukan kekuatanya. Bobot emosional yang tidak menyenangkan
akan melemahkan minat seorang siswa. Dan sebaliknya, jika bobot
emosional seorang siswa menyenangkan maka akan memperkuat minat
seorang siswa tersebut.
g. Minat itu egosentris
Sepanjang masa kanak-kanak, bahwa minat itu bersifat
egosentris. Minat akan menuntun mereka ke arah tujuannya. Misalnya,
minat anak pada matapelajaran IPA, kepandaian mereka di bidang IPA
di sekolah menjadi langkah penting untuk menuju kedudukan yang baik
dan menguntungkan di bidang alam.
4. Cara Mengukur Minat
Minat siswa dapat diukur menggunakan penilaian non tes. Masidjo
(1995: 59) menjelaskan bahwa non tes merupakan rangkaian pernyataan
atau pertanyaan yang harus dijawab secara sengaja dalam situasi yang
kurang distandarisasikan. Di mana, yang dimaksudkan untuk mengukur
kemampuan atau hasil belajar yang dapat diamati secara kongkrit dari
(36)
(observasi), catatan anekdot, daftar cek, skala nilai, angket dan wawancara.
Pada penelitian ini, minat siswa diukur menggunakan pengamatan
(observasi).
Selain pengamatan (observasi), minat siswa dapat didukung dengan
menggunakan wawancara. Wawancara adalah suatu cara untuk
mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang
lain (Hopkins dalam Kunandar, 2008: 157). Wawancara dilakukan secara
bertatap muka langsung kepada guru dan siswa.
5. Indikator Minat
Marpadi (2008: 112) menjelaskan beberapa indikator siswa yang
memiliki minat yaitu berusaha untuk memahami, membaca buku yang
berkaitan dengan yang merekan pelajari, mau bertanya saat melakukan
kegiatan pembelajaran di dalam kelas, bertanya kepada teman, bertanya
kepada orang lain dan bersungguh-sungguh saat mengerjakan kelas.
Dari uraian di atas mengenai indikator-indikator siswa yang
memiliki minat, peneliti menyimpulkan bahwa indikator siswa yang
memiliki minat antara lain:
a. Ekspresi perasaan senang, meliputi: siswa mengikuti kegiatan belajar
dengan antusias, siswa tidak mengeluh ketika guru memberikan tugas,
siswa datang tepat waktu sebelum pelajaran dimulai, siswa menyiapkan
buku pelajaran sebelum pelajaran dimulai dan saat siswa mengikuti
(37)
b. Perhatian dalam belajar, meliputi: siswa aktif bertanya di dalam kelas
jika ada sesuatu hal yang belum mereka mengerti, siswa aktif menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru, siswa memperhatikan penjelasan
dari guru dengan sungguh-sungguh, tidak melamun waktu kegiatan
belajar mengajar berlangsung, tidak mengantuk, tidak membicarakan
hal-hal yang tidak penting bersama teman-temannya saat kegiatan
pembelajaran berlangsung dan tidak menganggu teman yang lain.
c. Ketertarikan pada materi pelajaran dan guru, meliputi: siswa giat
membaca buku pelajaran sesuai dengan mapel, siswa menanyakan
kesulitan yang dialami kepada guru, siswa membuat catatan mengenai
materi yang disampaikan oleh guru, siswa bersedia mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru, siswa mau membaca buku dari sumber lain
sesuai dengan materi yang sedang dipelajari.
d. Keterlibatan siswa dalam pelajaran, meliputi: siswa aktif
menyampaikan pendapat dalam diskusi, siswa bersedia membantu
teman lain yang mengalami kesulitan dalam belajar, siswa mau
bekerjasama dengan kelompok, siswa bersedia maju ke depan
mengerjakan tugas, siswa bersedia mengajukan diri untuk menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh guru secara spontan.
B. Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar
Belajar sering diartikan sebagai perubahan pada diri individu yang
(38)
mendefinisikan belajar adalah suatu tahap perkembangan. Padahal belajar
dan perkembangan merupakan hubungan yang tidak dapat dipisahkan.
Oleh karena itu, untuk memperoleh pengertian yang objektif tentang
belajar terutama belajar di sekolah, perlu dirumuskan secara jelas
pengertian dari belajar. Berikut akan dijabarkan beberapa pengertian
belajar :
a) Kingsley and Garry (1957: 12) berpendapat belajar adalah suatu
proses yang didalamnya terbentuk tingkah laku atau terjadi
perubahan tingkah laku melalui praktek atau latihan.
b) Muhibbin (2008: 63) menjelaskan bahwa belajar diartikan sebagai
kegiatan berproses dan termasuk unsur yang sangat mendasar dalam
pelaksanaan setiap jenis dan jenjang pendidikan.
c) W.S. Winkel (1987: 36) berpendapat belajar adalah suatu aktivitas
mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan-pengetahuan, keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan
itu bersifat secara relatif konstan dan berbekas.
d) Suryono dan Haryanto (2011: 9) berpendapat belajar adalah suatu
proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan,
memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Dalam
konteks ini, belajar dari tidak tahu menjadi tahu atau proses
(39)
Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar
adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku meliputi aspek kognitif (pengetahuan),
aspek afektif (nilai-sikap), dan aspek psikomotorik (keterampilan) akibat
pengalamannya.
2. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut para ahli, prestasi belajar merupakan capaian atau hasil
akhir yang bisa dilihat setelah proses belajar. Prestasi belajar dan proses
belajar merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Prestasi
belajar pada hakikatnya merupakan hasil akhir dari proses belajar.untuk
mengetahui prestasi belajar siswa, biasanya dilakukan evaluasi atau tes
terhadap materi belajar yang telah diajarkan. Seberapa besar siswa mampu
memberikan feed back dari setiap evaluasi atau tes yang diberikan.
Winkel (1986: 102) menjelaskan bahwa prestasi belajar yang
dihasilkan murid melalui pertanyaan/persoalan/tugas yang diberikan oleh
guru dimana prestasi belajar itu berbeda-beda sifatnya tergantung dari
bidang yang didalamnya murid menunjukkan prestasi, misalnya dalam
bidang pengetahuan/ pemahaman (bidang kognitif)
Zaenal Arifin (2009: 12) Prestasi belajar (achievement) berbeda
dengan hasil belajar (learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya
berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi
(40)
berbagai bidang dan kegiatan, antara lain dalam kesenian, olah raga, dan
pendidikan, khususnya pembelajaran.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat dijelaskan bahwa
prestasi belajar merupakan bukti penguasaan pengetahuan seseorang
dalam mata pelajaran tertentu yang ditunjukkan dengan nilai tes dari guru.
Prestasi belajar seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu
dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai
atau raport setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari
evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi
belajar siswa.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
a. Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar)
Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan
pada faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang
mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain
motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya.
b. Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar)
Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem
lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor
dari luar siswa. Adapun faktor yang mempengaruhi adalah
mendapatkan pengetahuan, penanaman konsep dan keterampilan, dan
(41)
Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari
proses belajar yang dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil
belajar yang diperoleh siswa. Proses belajar merupakan penunjang hasil
belajar yang dicapai siswa (Nana Sudjana, 1989: 111).
D. Metode Discovery-Inquiry Terbimbing 1. Pengertian Metode
Menurut Saroso Purwadi (1980: 1), metode adalah cara
penyampaian bahan untuk mencapai tahapan-tahapan tujuan dalam usaha
mencapai tujuan akhir yang telah ditentukan sebelumnya. Maka dalam
satu strategi pembelajaran bisa terdapat beberapa metode yang digunakan.
Ada berbagai jenis metode yang dapat diterapkan dalam pembelajaran,
misalnya ; metode ceramah, metode diskusi, metode discovery-inquiry
terbimbing, dan lain-lain. Setiap metode ini memiliki karakteristik
masing-masing yang dapat digunakan guru sebagai pedoman dalam
menyampaikan suatu materi pembelajaran. Tentunya guru harus dapat
memilih metode yang dapat menumbuhkan antusias siswa dan rasa
keingintahuan yang besar sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung
dengan baik.
a. Pengertian Metode Discovery-Inquiry Terbimbing
Metode discovery-inquiry terbimbing adalah metode yang
menghendaki keterlibatan siswa untuk belajar secara aktif dengan
(42)
penemuan untuk menguji suatu materi, hingga dapat menarik
kesimpulan.
Proses penemuan ini melalui berbagai tahapan, seperti :
mengamati, menggolongkan, membuat dugaan (hipotesis),
menjelaskan, mengukur, menarik kesimpulan, dan sebagainya.
b. Ciri-ciri Pembelajaran dengan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry Terbimbing
Berikut adalah ciri-ciri metode pembelajaran dengan
menggunakan metode discovery-inquiry terbimbing:
1) Menekankan pada keterlibatan siswa secara optimal dalam mencari
dan menemukan sehingga siswa berperan aktif sebagai subjek
dalam pelaksanaan pembelajaran.
2) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari
dan menemukan jawaban sendiri dari suatu konsep yang
dipertanyakan sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap
tanggung-jawab dan percaya diri.
3) Tujuan penggunaan metode ini adalah mengembangkan
kemampuan berfikir secara sistematis, logis dan kritis. Siswa tidak
hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran akan tetapi
bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
c. Kelebihan Metode Discovery-Inquiry Terbimbing
Beberapa kelebihan mengajar dengan menggunakan metode
(43)
1) Tingkat pengharapan untuk menyelesaikan tugas dengan caranya
sendiri semakin bertambah.
2) Dapat menghindarkan siswa dari cara-cara belajar tradisional
(menghafal).
3) Dalam proses discovery-inquiry terbimbing, siswa dengan segala
aktivitasnya sendiri dapat belajar menemukan sesuatu yang
dipelajari.
4) Pengetahuan yang diperoleh dengan metode ini akan lebih
dipahami secara lebih mendalam.
5) Metode ini melatih siswa lebih banyak belajar sendiri, jadi mereka
melibatkan dirinya dan memotivasi sendiri untuk belajar.
6) Metode ini memberikan pandangan ilmu yang lebih luas kepada
siswa (misalnya mereka dapat mengumpulkan data, mengeluarkan
pendapat, menggali ilmu sendiri) menuju keberhasilan.
E. ILMU PENGETAHUAN ALAM 1. Hakikat IPA
Srini (2001: 1) mengemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam
adalah penyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola atau keteraturan
dalam alam. Ilmu pengetahuan Alam menawarkan cara-cara untuk dapat
memahami dan mempelajari kejadian-kejadian yang ada di alam dan
supaya dapat hidup di dalam alam. Sedangkan menurut para ahli, Ilmu
Pengetahuan Alam adalah suatu ilmu yang mempelajari peristiwa yang
(44)
Dari beberapa pengertian Ilmu Pengetahuan Alam di atas, dapat
disimpulkan bahwa IPA adalah suatu ilmu pengetahuan tentang alam yang
diperoleh melalui proses ilmiah, didasari dengan sikap ilmiah, dan
menghasilkan produk ilmiah.
a. Ilmu Pengetahuan Alam Sebagai Suatu Proses
Pembelajaran IPA tidak hanya menghasilkan suatu produk,
melainkan melalui proses SAINS untuk menghasilkan produk yang
baik. Proses SAINS menggunakan suatu metode yang didalamnya ada
suatu prosedur-prosedur untuk memperoleh pengetahuan. Metode yang
biasa digunakan adalah metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan
perpaduan antara pengetahuan yang didapat melalui berpikir rasional
(kritis, logis, dan sistematis) dan pengetahuan melalui pengalaman.
Keterampilan proses IPA adalah keterampilan-keterampilan
yang dilakukan para ilmuan untuk memperoleh produk IPA.
Keterampilan proses IPA meliputi:
1) Mengamati
Mengamati adalah proses mengumpulkan informasi yang
mempergunakan semua indera yang dimiliki manusia.
2) Mengukur
Mengukur adalah kegiatan membandingkan suatu besaran yang
akan diukur dengan besaran yang lain yang sejenis. Besaran yang
(45)
3) Mengklasifikasikan
Mengklasifikasikan adalah mengelompokkan suatu obyek, kejadian
atau informasi ke dalam golongan-golongan menurut sistem
tertentu.
4) Mengendalikan Variabel
Mengendalikan variabel yaitu menandai suatu karakteristik obyek
atau faktor dalam suatu peristiwa/kejadian yang tetap dan yang
berubah dalam kondisi yang berbeda.
5) Merumuskan Hipotesis
Merumuskan hipotesis adalah menyusun suatu pernyataan tentang
dugaan berdasarkan alasan-alasan atau pengetahuan, yang
merupakan jawaban sementara untuk masalah.
6) Melakukan Eksperimen
Melakukan eksperimen yaitu melakukan suatu percobaan untuk
memperoleh data yang relevan melalui kegiatan pengukuran.
7) Menganalisis Data
Menganalisis data yaitu mengolah suatu data yang diperoleh dari
hasil melakukan suatu percobaan/eksperimen.
8) Membuat Laporan Penelitian
Membuat laporan penelitian yaitu menyusun data-data yang telah
dianalisis kebenarannya, kemudian dilaporkan dalam bentuk
(46)
b. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Suatu Sikap
Untuk memperoleh produk IPA yang baik, selain melalui
proses ilmiah juga menggunakan sikap ilmiah. Sikap ilmiah yaitu
suatu sikap yang berkeyakinan atau berpendapat yang harus
dipertahankan seorang ilmuan ketika mencari atau mengembangkan
pengetahuan yang baru. Dalam memecahkan suatu masalah, seorang
ilmuan sering berusaha mengambil sikap tertentu untuk mencapai
hasil yang diharapkan. Misalnya; rasa ingin tahu, rasa tanggung
jawab, disiplin, tekun, jujur, terbuka terhadap pendapat orang lain.
Sikap itu dikenal dengan nama sikap ilmiah. Ciri-ciri sikap ilmiah
antara lain:
1) Obyektif terhadap fakta
Yaitu menyatakan fakta apa adanya tanpa mengubahnya, jika
benar dikatakan benar jika salah dikatakan salah.
2) Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan
Dalam mengambil kesimpulan jika belum cukup data untuk
menyokong kesimpulan itu, maka jangan tergesa-gesa untuk
mengambil kesimpulan.
3) Berhati terbuka
Yaitu bersedia mempertimbangkan pendapat atau penemuan
orang lain, walaupun pendapat atau penemuan itu bertentangan
(47)
4) Tidak mencampur adukkan fakta dengan pendapat
Yaitu tidak mencampur adukkan suatu fakta atau kenyataan yang
sudah ada dengan pendapat-pendapat yang dimilki oleh manusia.
5) Bersifat hati-hati
Berhati-hati dalam melakukan sesuatu
6) Ingin menyelidiki
Menyelidiki sesuatu yang belum pernah diselidiki maupun yang
sudah diselidiki secara mendalam.
c. Ilmu Pengetahuan Alam sebagai Produk
Ilmu Pengetahuan alam sebagai disiplin ilmu juga disebut
sebagai produk IPA. Bentuk IPA sebagai produk adalah fakta, konsep,
prinsip, hukum, dan teori.
1) Fakta dalam IPA adalah pernyataan-pernyataan mengenai
benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa-peristiwa yang
betul-betul terjadi dan dapat diinderawi oleh manusia.
2) Konsep IPA adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta
IPA atau menjelaskan fakta-fakta IPA.
3) Prinsip IPA adalah generalisasi dari hubungan antara
konsep-konsep IPA yang bersifat tentatif (sementara) dan dapat berubah
bila ada observasi baru yang dilakukan.
4) Hukum adalah suatu prinsip yang sudah diterima/khusus atau
(48)
5) Teori adalah kerangka yang lebih luas (paling tinggi) dari fakta,
konsep, prinsip, dan hukum yang saling berhubungan. Teori dapat
berubah jika ada bukti-bukti yang berlawanan dengan teori
tersebut.
2. Pembelajaran IPA di SD
IPA merupakan suatu disiplin ilmu dan penerapannya di
masyarakat, sehingga IPA menjadi sangat penting untuk dipelajari.
Pembelajaran IPA tidak hanya menghasilkan suatu produk, melainkan
melalui proses SAINS dan bersikap ilmiah untuk menghasilkan produk
yang baik. Siswa perlu diberi keterampilan-keterampilan proses IPA, dan
diharapkan mereka dapat berpikir dan memiliki sikap ilmiah. Namun, daya
pikir siswa dengan ilmuwan sangat berbeda, maka pengajaran IPA
hendaknya dimodifikasi sesuai dengan tahap perkembangan kognitifnya.
Pembelajaran IPA di SD hendaknya memiliki prinsip sebagai berikut:
a. dari yang mudah (konkrit) ke yang komplek (abstrak)
b. sesuai dengan tahap perkembangan anak atau tahap perkembangan
kognitif
c. pembelajarannya harus menyenangkan atau dengan kata lain belajar
sambil bermain
(49)
3. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Cara-cara Perpindahan Energi Panas untuk SD Kelas IV
Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai kompetensi dasar
cara-cara perpindahan energi panas. Kamu akan merasa hangat jika berada
di dekat api unggun. Hal ini disebabkan tubuhmu menerima energi panas
dari api unggun tersebut. Panas yang berpindah disebut kalor. Api kompor
dapat mematangkan makanan karena terdapat energi panas yang berpindah
dari api ke makanan. Energi panas dapat berpindah melalui tiga cara, yaitu
konduksi, konveksi, dan radiasi.
a. Konduksi
Konduksi adalah peristiwa perambatan panas yang memerlukan suatu
zat/medium tanpa disertai adanya perpindahan bagian-bagian
zat/medium tersebut. Misalnya, gagang sendok yang terasa panas saat
digunakan untuk mengaduk kopi panas.
b. Konveksi
Konveksi adalah peristiwa perpindahan panas dengan disertai aliran
zat perantaranya. Misalnya, air yang dipanaskan akan menimbulkan
gelembung-gelembung udara yang bergerak naik.
c. Radiasi
Radiasi adalah peristiwa perpindahan panas tanpa melalui medium
perantara. Misalnya, panas matahari sampai ke bumi dan panas api
(50)
4. Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Perpindahan Panas Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar dengan Menggunakan Metode Discovery-Inquiry Terbimbing.
Materi yang diajarkan ketika penelitian ini yaitu mengenai
berbagai macam cara perpindahan energi panas. Peneliti menggunakan
metode discovery-inquiry terbimbing supaya mempermudah siswa untuk
mempelajari materi tersebut. Peneliti mempersiapkan macam-macam alat
peraga untuk mendukung pembelajarn tersebut. Tujuan penggunaan alat
peraga dalam mempelajari materi tersebut supaya menghendaki
keterlibatan siswa untuk belajar secara aktif dengan bantuan maupun tanpa
bantuan dari guru melalui percobaan atau penemuan. Berikut ini adalah
pembelajaran cara-cara perpindahan energi panas menggunakan metode
discovery-inquiry Terbimbing:
a. Konduksi
Konduksi adalah peristiwa perambatan panas yang memerlukan
suatu zat atau medium tanpa disertai adanya perpindahan
bagian-bagian zat atau medium tersebut. Guru menyiapkan alat percobaan
yang digunakan siswa untuk mempelajari perpindahan panas secara
konduksi berupa lilin, kawat, penjepit dan mentega. Berikut ini adalah
langkah-langkah untuk melakukan percobaan tentang perpindahan
panas secara konduksi:
1) siswa memasangkan penjepit pada bagian tengah kawat,
(51)
3) oleskan mentega pada salah satu ujung kawat,
4) panaskan bagian ujung kawat yang tidak terkena mentega,
5) tunggulah beberapa saat sehingga terjadi perubahan pada mentega.
Dari percobaan di atas dapat disimpulkan bahwa panas api pada
lilin dapat merambat melalui kawat besi sehingga mentega yang
terdapat pada salah satu ujung kawat akan mencair karena terkena
panas yang merambat melalui kawat besi tersebut. Melalui
kesimpulan tersebut siswa dapat lebih memahami apa yang dimaksud
perpindahan panas secara konduksi.
Gambar 1: Perpindahan Panas Secara Konduksi b. Konveksi
Konveksi adalah peristiwa perpindahan panas dengan disertai
aliran Zat perantaranya. Guru menyiapkan alat percobaan yang
digunakan siswa untuk mempelajari perpindahan panas secara
konveksi berupa lilin, korek api, penjepit , air, bolam lampu dan
serbuk gergaji. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk melakukan
percobaan tentang perpindahan panas secara koveksi:
(52)
2) jepitlah bolam lampu menggunakan penjepit yang telah tersedia,
penjepit berfungsi sebagai pegangan,
3) isilah bolam lampu dengan sedikit air, kemudian masukkan sedikit
serbuk gergaji,
4) dekatkan permukaan bolam lampu pada bara api lilin,
5) tunggu sampai air yang ada di dalam bolam lampu mendidih,
6) amati apa yang terjadi.
Dari pecobaan di atas dapat kita amati bahwa sebelum air
dipanaskan serbuk gergaji masih tampak di atas permukaan air dan
seiring memanasnya air maka serbuk gergaji tersebut akan mulai
bergerak-gerak di dalam air. Hal itu terjadi karena air yang berada di
dasar bolam lampu lebih panas kemudian memuai sehingga akan
menjadi lebih ringan dan naik ke atas begitu seterusnya. Melalui hasil
percobaan tersebut siswa dapat lebih memahami apa yang dimaksud
perpindahan panas secara konveksi.
(53)
c. Radiasi
Radiasi adalah peristiwa perpindahan panas tanpa melalui
medium perantara. Guru menyiapkan alat percobaan yang digunakan
siswa untuk mempelajari perpindahan panas secara radiasi berupa
lilin, korek api, kertas/kain, air. Berikut ini adalah langkah-langkah
untuk melakukan percobaan tentang perpindahan panas secara radiasi:
1) basahilah kertas atau kain dengan air yang telah tersedia,
2) kemudian jemurlah kertas atau kain yang sudah kamu basahi
dibawah teri sinar matahari,
3) tunggulah beberapa saat sampai kertas atau kain yang telah basah
tadi hingga mengering,
4) nyalakan lilin menggunakan korek api,
5) dekatkanlah telapak tanganmu dengan api pada lilin.
Dari percobaan di atas kita dapat melihat bahwa kertas atau kain
yang basah jika kita jemur dibawah terik sinar matahari lama-lama
akan mengering. Hal tersebut dapat terjadi karena air akan menguap
ketika terkena panas dari sinar matahari walaupun tidak ada zat
perantara yang mengahantarkan panas matahari sampai ke permukaan
kertas tersebut. Kita juga dapat melakukan percobaan untuk
mengetahui perpindahan panas secara radiasi dengan mendekatkan
telapak tangan kita dengan api pada lilin. Telapak tangan kita akan
terasa hangat ketika kita dekatkan dengan api tersebut walaupun tidak
(54)
tangan kita. Melalui percobaan di atas siswa dapat lebih mengerti
tentang perpindahan panas secara radiasi.
Gambar 3: Perpindahan Panas Secara Radiasi F. Hasil Penelitian Yang Relevan
Berdasarkan skripsi yang telah ada, peneliti sedikit mengutip
teori-teori atau konsep yang ada pada skripsi. Peneliti belum menemukan contoh
skripsi yang berjudul sama, namun peneliti saling mengaitkan judul skripsi
yang satu dengan yang lain dengan judul peneliti yang peneliti teliti.
1. Skripsi yang telah dibuat oleh Arum Yuli Widiyaningsing yang
dibimbing oleh Dra. Maslichah Asy’Ari M.Pd dengan judul Efektivitas pembelajaran IPA pada materi pokok proses pembentukan tanah karena
pelapukan pada siswa kelas V SD Kanisius Kintelan melalui metode
inkuiri terbimbing dalam hal pencapaian hasil belajar. Hasil dari
penelitian ini juga menunjukan hasil yang baik dalam menggunakan
Metode Inkuiri Terbimbing.
2. Skripsi yang dibuat Vitalis Listyaningrum yang dibimbing oleh Dra.
Maslicah Asy’ari M.Pd. dengan judul Evektivitas belajar IPA siswa kelas
(55)
melayang dalam pencapaian hasil belajar melalui metode inkuiri
terbimbing, hasil dari penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan
Metode Inkuiri terbimbing cukup baik dalam pembelajaran di kelas.
Dari dua penelitian yang relevan di atas dapat kita ketahui bahwa
penggunaan metode inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Pada skripsi ini penulis juga akan melakukan penelitian menggunakan
metode inkuiri terbimbing. Bedanya dengan hasil penelitian di atas pada
skripsi ini peulis akan meneliti menggunakan metode inkuiri terbimbing
untuk mengetahui peningkatan minat dan prestasi belajar siswa.
G. Kerangka Pikir
Belajar IPA bukan merupakan suatu kegiatan belajar dengan cara
dihafalkan, melainkan belajar dengan cara dilakukan. Dalam belajar IPA
khususnya mengenai materi cara-cara perpindahan energi panas dapat
diajarkan dengan cara mengaitkan metode belajar yang satu dengan metode
belajar yang lain. Dimana dalam setiap metode pembelajaran mempunyai
ciri-ciri tersendiri. Dalam hal ini, peneliti menggunakan metode
Discovery-Inquiry Terbimbing supaya dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar
siswa.
Metode discovery-inquiry terbimbing adalah metode yang
menghendaki keterlibatan siswa untuk belajar secara aktif dengan bantuan
maupun tanpa bantuan dari guru melalui percobaan atau penemuan untuk
menguji suatu materi, sehingga dapat menarik kesimpulan. Proses penemuan
(56)
dugaan (hipotesis), menjelaskan, mengukur, menarik kesimpulan, dan
sebagainya.
Dengan pembelajaran melalui tahapan-tahapan, seperti : mengamati,
menggolongkan, membuat dugaan (hipotesis), menjelaskan, mengukur,
menarik kesimpulan tersebut siswa dituntut untuk secara aktif mengikuti
pembelajaran yang ada. Setiap siswa juga dapat menguji suatu materi dan
dapat menarik kesimpulan dari suatu permasalahan yang dilakukan dengan
percobaan dengan bantuan atau tanpa bantuan dari guru. Jika siswa aktif
mengikuti pembelajaran yang ada maka dapat diharapkan minat dan prestasi
belajar dari dalam diri siswa akan meningkat. Dari paparan tersebut peneliti
menjadi yakin bahwa metode discovery-inquiry terbimbing dapat
meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa.
H. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka di atas, peneliti mengemukakan hipotesis
bahwa : “Penggunaan Metode Discovery-Inquiry Terbimbing dapat
meningkatkan minat dan prestasi belajar pada mata pelajaran IPA khususnya
mengenai cara perpindahan energi panas siswa kelas IV semester 2 SD
(57)
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan studi yang sistematis
yang dilakukan dalam upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan
dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut
(Ebbut, 1985 dalam Kasbolah 2001 dalam Purnomo 2008: 4). PTK bertujuan
untuk meningkatkan dan memperbaiki praktik pembelajaran di kelas. Selain
itu, Penelitian Tindakan Kelas juga bertujuan untuk menungkatkan relevansi
pendidikan dan sasaran akhirnya untuk meningkatkan mutu hasil pendidikan.
Mengajar adalah tugas utama dari seorang guru. Dalam penelitian ini,
gurulah yang melakukan penelitian karena guru yang mengajar. Oleh karena
itu penelitian yang digunakan adalah PTK secara kolaboratif dengan guru di
kelas. Melalui PTK kolaboratif akan menciptakan peluang yang luas terhadap
terciptanya karya tulis bagi guru dan perbaikan pembelajaran di kelas.
Dalam PTK dikenal adanya siklus, siklus ini merupakan
tahapan-tahapan dalam pelaksanaan penelitian di dalam kelas. Siklus dalam PTK
terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi), dan refleksi
(Arikunto, 2006: 16). Evaluasi dalam penelitian ini di tandai dengan
perbaikan pada siklus selanjutnya. Berikut merupakan gambaran tahapan
(58)
Gambar 4 : Siklus Penelitian Tindakan Kelas
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan tahap awal untuk melakukan penelitian.
Dalam tahap perencanaan ini peneliti akan menjelaskan tentang berbagai
macam hal, yaitu (apa, di mana, mengapa, kapan, oleh siapa, dan
bagaimana penelitian itu diadakan). Dalam perencanaan guru harus
mengetahui masalah yang akan diteliti melalui identifikasi masalah,
kemudian guru menganalisa masalah tersebut, dan menyusun hipotesis
tindakan. Dalam perencanaan disiapkan pula hal-hal yang dibutuhkan
dalam penelitian seperti lembar kerja siswa, lembar penilaian, lembar
evaluasi bagi kegiatan pembelajaran, dan hal lain yang dibutuhkan.
Peneliti juga membutuhkan instrumen pengamatan untuk memudahkan
(59)
Dalam penelitian ini digunakan penelitian kolaboratif. Penelitian
kolaboratif adalah penelitian yang menggabungkan antara peneliti dan
yang diteliti. Dalam hal ini yang bertugas sebagai peneliti adalah pengamat
dan yang diteliti adalah guru dan siswa. Ketika melakukan perencanaan
sebaiknya dilakukan oleh kedua belah pihak yaitu guru dan
peneliti/pengamat. Hal ini dimaksudkan agar guru dan peneliti sama-sama
mengetahui maksud dari penelitian dan apa saja yang akan dilakukan
ketika penelitian.
2. Pelaksanaan/tindakan
Pelaksanaan merupakan implementasi dari perencanaan tidakan yang
telah dibuat. Dalam pelaksanaan penelitian ini hal-hal yang telah disiapkan
dalam perencanaan tadi baru akan digunakan oleh peneliti. Guru
melaksanakan kegiatan yang telah dipersiapkan dalam perencanaan.
Kegiatan yang dilakukan oleh guru tersebut alangkah baiknya dibuat
sedemikian rupa agar terlihat alami tetapi disisi lain peneliti juga dapat
melakukan pengamatan. Keterkaitan antara perencanaan dan pelaksanaan
haruslah diperhatikan dan dilaksanakan sesuai dengan seksama agar terjadi
hubungan yang sinkron dan sesuai.
3. Pengamatan/observasi
Pengamatan/observasi merupakan kegiatan melihat dan mengamati
apa yang telah direncanakan dan dilakukan dalam penelitian. Pengamatan
ini bertujuan untuk memperoleh data baik data kuantitatif maupun
(60)
hasil pembelajaran. Pengamatan ini dilakukan oleh peneliti terhadap guru
yang mengajar di kelas. Hal yang diamati adalah bagaimana guru
melakukan tindakan yang telah disusun pada perencanaan.
4. Refleksi
Kegiatan refleksi dalam PTK berfungsi hampir sama dengan
evaluasi. Dalam refleksi peneliti dan guru disertai kepala sekolah
bersama-sama membicarakan hasil pengamatan pembelajaran. Refleksi ini berguna
untuk mengetahui apakah penelitian ini sudah memperbaiki kegiatan
pembelajaran di dalam kelas atau belum. Selain itu refleksi juga berfungsi
untuk memberi masukan kepada peneliti, guru, maupun kepala sekolah
terhadap pelaksanaan penelitian. Jika dalam refleksi pembelajaran dirasa
masih kurang memuaskan maka siklus dapat ditambah menjadi 2 atau 3
kali.
Dalam penelitian ini guru dan peneliti bersama-sama membuat
refleksi untuk perbaikan pada siklus selanjutnya. Refleksi ini berfungsi
untuk mengetahui hal-hal yang masih perlu diperbaiki dan hal-hal yang
tidak perlu diperbaiki dalam pembelajaran.
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilakukan di SD Negeri Ungaran II yang
terletak di jln.Serma Taruna Ramli No 3 Kotabaru, kecamatan
(61)
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa SD Negeri Ungaran II tahun
ajaran 2011/2012 kelas IVB yang berjumlah 32 siswa. Terdiri dari 15
siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan.
3. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah peningkatan minat dan prestasi belajar
dengan menggunakan metode Discovery-Inquiry pada mata pelajaran IPA
materi cara-cara perpindahan energi panas siswa kelas IVB SD Negeri
Ungaran II tahun ajaran 2011/2012.
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan pada semester genap
tahun ajaran 2011/2012 yakni bulan Januari-Juli 2012.
Tabel 1 : Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Bulan
Januari Febuari April Juni September November Desember
1 Observasi pra
penelitian
V
2 Penyusunan
Proposal
V V
3 Permohonan
ijin penelitian
V
4 Pengumpulan
data
(62)
5 Pengolahan
data
V
6 Penyusunan
laporan
V V
7 Ujian skripsi
V
8 Revisi V
9 Pembuatan
artikel
V
C. Rencana Tindakan
Rencana penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I
dengan menggunakan Metode Discovery-Inquiry Terbimbing siswa
menyebutkan sumber-sumber yang menghasilkan energi panas dan
berkelompok masing-masing berjumlah 4 siswa. Siklus II dengan menggunakan Metode Discovery-Inqury Terbimbing siswa dapat
membedakan adanya macam-macam perpindahan panas (konveksi, konduksi
dan radiasi) menggunakan masalah kontekstual dan berkelompok
masing-masing berjumlah 4 siswa. Dalam setiap kegiatan pembelajaran diakhiri
dengan evaluasi menggunakan tes.
1. Persiapan
(63)
b. Melakukan observasi pada siswa kelas IV SD Negeri Ungaran II untuk
mengetahui situasi kelas, kondisi siswa, dan pembelajaran IPA.
c. Mengidentifikasi masalah yang dialami oleh siswa kelas IV mata
pelajaran IPA pada materi energi panas.
d. Menyusun proposal penelitian.
e. Mengkaji standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokoknya.
f. Menyusun instrumen pembelajaran (silabus, RPP, LKS).
g. Menyusun instrumen pengumpulan data (rubrik pengamatan, pedoman
wawancara, kisi-kisi soal, soal evaluasi/tes, dan instrumen penilaian).
h. Membuat skenario pembelajaran yang berupa langkah-langkah yang
dilakukan guru dalam mengimplementasikan tindakan perbaikan yang
telah direncanakan.
i. Mempersiapkan media atau alat peraga yang diperlukan dalam
mendukung pembelajaran di kelas.
2. Rencana Tindakan setiap Siklus
Setelah mendapatkan gambaran situasi kelas dari guru dan
observasi secara langsung, maka langkah-langkah penelitian yang akan
dilakukan sebagai berikut :
a. Siklus I
Siklus I akan dilaksanakan selama dua kali pertemuan, di mana
pertemuan pertama dialokasikan 2 JP sedangkan pertemuan kedua
(64)
Pembelajaran pada siklus I akan menggunakan metode pembelajaran
inkuiri terbimbing dengan melakukan percobaan kemudian di lanjutkan
dengan pemaparan hasil diskusi dalam kelompok.
1) Rencana Tindakan
Peneliti memahami Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar
(KD), dan Silabus, peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), alat evaluasi
harian, membagi siswa dalam kelompok, menyiapkan media dan
masalah kontekstual.
2) Pelaksanaan Tindakan I
a) Menyampaikan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar,
indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
b) Guru menyampaikan masalah kontekstual yang berhubungan
dengan cara perpindahan energi panas.
c) Siswa menyimak penjelasan singkat dari guru mengenai
macam-macam perpindahan energi panas.
d) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok beranggotakan
4 siswa.
e) Setiap kelompok diberi media berupa lilin, besi dan mentega
untuk melakukan percobaan mengenai perpindahan panas
secara konduksi.
f) Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan yang ada pada LKS
(65)
g) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan hasil
percobaannya.
h) Memberi kesempatan kepada siswa untuk membandingkan
hasil percobaan dengan kelompok lain.
i) Siswa dan guru bersama-sama menarik kesimpulan mengenai
pembelajaran.Mengadakan evaluasi pembelajaran (siklus I
pertemuan 1 dan 2)
3) Refleksi
Refleksi dilakukan pada akhir setiap pertemuan pada pembelajaran.
a) Merefleksi apa yang telah dilakukan pada siklus I baik
pertemuan 1 dan 2.
b) Mencatat hal-hal yang yang telah dan belum dicapai pada
siklus I pertemuan 1 dan 2, kendala dan hambatan yang
ditemukan, kondisi siswa sebelum dan setelah siklus I.
c) Membandingkan hasil evaluasi siswa dan hasil observasi pada
siklus I.
d) Merencanakan perbaikan berdasarkan hasil evaluasi untuk
siklus II.
b. Siklus II
Siklus II ini akan dilakukan dalam dua (2) kali pertemuan dan
(66)
1) Rencana Tindakan
Peneliti memperbaiki RPP, LKS, dan evaluasi harian pada siklus I,
membagi siswa dalam kelompok, menyiapkan media dan masalah
kontekstual yang lebih kompleks.
2) PelaksanaanTindakan II
a) Menyampaikan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar,
indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
b) Guru menyampaikan masalah kontekstual kompleks yang
berhubungan dengan perpi ndahan panas secara konveksi dan
radiasi.
c) Siswa menyimak penjelasan lanjutan dari guru mengenai
perpindahan panas secara konveksi dan radiasi.
d) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok beranggotakan
4 orang siswa.
e) Setiap kelompok diberi media berupa lilin, bolam lampu,
penjepit, air, serbuk gergaji untuk melakukan percobaan
mengenai perpindahan energi panas secara konveksi.
f) Siswa diminta untuk melakukan percobaan mengenai
perpindahan energi panas secara konveksi dan radiasi sesuai
dengan langkah-langkah dalam LKS.
g) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan hasil
(67)
h) Memberi kesempatan kepada siswa untuk membandingkan
hasil percobaannya dengan kelompok lain.
i) Siswa dan guru bersama-sama menarik kesimpulan mengenai
pembelajaran.
j) Mengadakan evaluasi pembelajaran (siklus II pertemuan 1 dan
2).
3) Refleksi
Refleksi dilakukan pada akhir setiap pertemuan pada pembelajaran.
a) Merefleksi apa yang telah dilakukan pada silus II baik
pertemuan 1 dan 2.
b) Mencatat hal-hal yang yang telah dan belum dicapai pada
siklus II pertemuan 1 dan 2, kendala dan hambatan yang
ditemukan, kondisi siswa sebelum dan setelah siklus II.
c) Membandingkan hasil evaluasi siswa dan hasil observasi pada
siklus II.
d) Memutuskan apakah penelitian pada siklus I dan II sudah
berhasil atau akan diteruskan pada siklus selanjutnya.
D. Pengumpulan Data dan Instrumennya
Sesuai dengan judul penelitian, penelitian ini memiliki dua peubah
(variabel), yaitu minat dan prestasi belajar. Pengamatan minat dilaksanakan
pada waktu kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan 1 dan siklus II
(68)
belajar diukur dengan menggunakan evaluasi di setiap akhir siklus
pembelajaran.
Tabel 2 : Peubah dan Instrumen Penelitian
No Peubah Indikator Data Pengumpulan Instrumen
1. Minat a. Ekspresi perasaan
senang
b. Perhatian dalam belajar
c. Ketertarikan pada
materi dan guru
d. Keterlibatan siswa
dalam pembelajaran
(Rata-rata minat siswa)
Jumlah
siswa
yang
terlibat
Pengamatan Rubrik
pengamatan
minat
Panduan
wawancara
pada guru
2. Prestasi
belajar
a. Rata-rata nilai ulangan
b. Persentase jumlah
siswa yang mencapai
KKM
Nilai
tes
siswa
Tes tertulis Lembar
tes/ulangan
siswa
1. Rubrik Pengamatan
Penilaian non tes merupakan peubahan tingkah laku yang lebih
berhubungan dengan apa yang dapat dikerjakan, yang dapat diamati
menggunakan indera-indera, yang bersifat konkret (Masidjo,1995: 58).
Teknik non tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi dan
(69)
yang disusun oleh peneliti bersama kelompoknya didukung panduan
wawancara pada guru. Lembar pengamatan minat diisi oleh peneliti ketika
kegiatan belajar sedang berlangsung. Pengamatan/observasi dilakukan
selama siklus I dan siklus II berlangsung. Berikut ini adalah rubrik
pengamatan minat dan panduan wawancara pada guru :
Tabel 3: Rubrik Pengamatan Minat
No Indikator Deskriptor Nampak (v)
/ Tidak (-)
Skor 1 Ekspresi
perasaan senang
a. Siswa mengikuti pelajaran dengan antusias
b. Siswa tidak mengeluh ketika diberi tugas dari guru
c. Siswa datang tepat waktu sebelum pelajaran dimulai d. Siswa menyiapkan buku
pelajaran sebelum pelajaran dimulai
e. Siswa duduk dengan tenang siap untuk belajar
2 Perhatian dalam belajar
a. Siswa aktif bertanya di dalam kelas
b. Siswa aktif menjawab pertanyaan
c. Siswa menyimak penjelasan guru dengan seksama
d. Siswa tidak melamun di dalam kelas
e. Siswa tidak mengobrol atau tidak mengganggu teman lain ketika belajar
3 Ketertarikan pada materi dan guru
a. Siswa giat membaca buku pelajaran (sesuai mapel) b. Siswa menanyakan kesulitan
yang dialami kepada guru c. Siswa membuat catatan
mengenai materi yang disampaikan oleh guru
d. Siswa mengerjakan tugas dari guru
(70)
sumber lain dalam belajar
4 Keterlibatan siswa dalam pelajaran
a. Siswa aktif menyampaikan pendapat dalam diskusi b. Siswa mau membantu teman
lain yang mengalami kesulitan dalam belajar c. Siswa bekerjasama dengan
kelompok
d. Siswa maju ke depan mengerjakan tugas
e. Siswa mengajukan diri untuk menjawab pertanyaan spontan dari guru
Jumlah Keseluruhan =
Tabel 4: Rambu-rambu skoring Skor Penjelasan
1 Satu deskriptor tampak 2 Dua deskriptor tampak 3 Tiga deskriptor tampak 4 Empat deskriptor tampak 5 Kelima deskriptor tampak
2. Panduan Wawancara
Panduan wawancara disusun oleh peneliti untuk mendukung
pengamatan minat siswa terhadap pembelajaran siklus I dan Siklus II.
Wawancara dilakukan kepada guru dan beberapa orang siswa. Siswa yang
diwawancarai ditentukan berdasarkan kriteria tingkat siswa yang berminat,
kurang berminat dan tidak berminat. Kegiatan wawancara dilakukan di
(1)
1. Nyalakan lilin
2. Isilah bolam lampu dengan sedikit air, kemudian masukkan sedikit serbuk gergaji.
3. Kemudian jepitlah bolam lampu tersebut menggunakan penjepit yang telah tersedia, penjepit berfungsi sebagai pegangan.
(2)
LEMBAR KERJA SISWA SIKLUS II PERTEMUAN 2
Satuan Pendidikan : SD Negeri Ungaran II Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Hari / Tanggal : 12 April 2012
Pertemuan ke : 4 (empat) Kelas / Semester : IV / 2 (dua) Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
II. Tujuan Pembelajaran
6. Siswa dapat menjelaskan pengertian perpindahan energi panas secara radiasi.
7. Siswa dapat membuktikan dengan percobaan bersama kelompoknya bahwa energi panas dapat berpindah secara radiasi.
8. Siswa dapat menyimpulkan bahwa energi panas dapat berpindah secara radiasi.
9. Siswa dapat mengetahui kegunaan perpindahan energi panas secara radiasi dalam kehidupan sehari-hari.
10. Siswa dapat memiliki sifat jujur dalam melaporkan hasil percobaan.
IV. Kegiatan Belajar 1 C. Alat dan Bahan :
3. Kertas/kain. 3. Lilin 4. Air. 4. Korek api
D. Cara Kerja :
6. Basahilah kertas atau kain dengan air yang telah tersedia.
7. Kemudian jemurlah kertas atau kain yang sudah kamu basahi dibawah terik sinar matahari secara langsung.
III. Petunjuk :
Tulislah nama anggota kelompokmu di bagian yang tersedia! Lakukan kegiatan-kegiatan belajar berikut!
Isilah setiap pertanyaan dengan tulisan yang rapi! Kumpulkan LKS dalam keadaan bersih!
(3)
8. Tunggulah beberapa saat sampai kertas atau kain yang basah tadi mengering.
9. Nyalakan lilin menggunakan korek api.
(4)
(5)
FOTO PENELITIAN
Siswa sedang mengerjakan soal evaluasi
Salah satu kelompok sedang mempresentasikan hasil diskusi
(6)
Kelompok sedang melakukan percobaan mengenai perpindahan panas secara konveksi
Kelompok sedang melakukan percobaan mengenai perpindahan panas secara radiasi