dengan kondisi keluarga, lingkungan sekitar, dan perkembangan zaman.
d. Dampak Pola Asuh Orang Tua terhadap Perilaku Anak
Perkembangan zaman dan teknologi begitu pesat. Akan ada banyak faktor yang mempengaruhi sikap dan karakter anak dari
berbagi sisi. Penggunaan pola asuh yang tepat untuk anak akan memberikan dampak yang baik, sebaliknya dengan pola asuh yang
kurang tepat untuk anak akan memberikan dampak yang kurang baik dan tidak sesuai dengan harapan. Sikap atau perlakuan orang tua
terhadap anak akan memberikan dampak tertentu bagi anak. Diana Baumrind Syamsul Yusuf L.N. Nani M. Sugandhi: 2012: 29
menyatakan dampak pola asuh orang tua terhadap perilaku anak sebagai berikut:
1 Authoritarian
Merupakan sikap orang tua dengan “acceptance” rendah,
namun kontrolnya tinggi. Orang tua suka menghukum secara fisik, bersikap mengomando, kaku dan cenderung emosianal
serta bersifat menolak. Orang tua dengan pola asuh ini akan berdampak perilaku anak menjadi mudah tersinggung, penakut,
pemurung, mudah terpengaruh, mudah stres, tidak mempunyai arah masa depan yang jelas dan tidak bersahabat.
2 Permissive
Merupakan sikap orang tua dengan “acceptance” tinggi, namun kontrolnya rendah serta memberikan kebebasan kepada
anak untuk menyatakan keinginan. Pola asuh ini akan berdampak perilaku anak menjadi bersikap implusif dan agresif,
suka memberontak, kurang memiliki rasa percaya diri, dan mengendalikan diri, suka mendominasi dan tidak jelas arah
hidupnya serta dari segi pendidikan prestasinya rendah. 3
Authoritative Merupakan sikap orang tua dengan “acceptance” dan
kontrolnya tinggi. Mereka bersikap responsif terhadap kebutuhan anak, mendorong anak untuk menyatakan pendapat
atau pertanyaan serta memberikan penjelasan tentang perbuatan yang baik dan buruk. Pola asuh orang tua yang sedemikian rupa
akan memberikan dampak sikap dan perilaku anak menjadi bersahabat, memiliki rasa percaya diri, mampu mengendalikan
diri, sopan, dan mau bekerja keras. Cara atau pola asuh orang tua memiliki dampak yang besar
bagi perkembangan anak. Pola asuh yang digunakan dalam mendidik anak akan memberikan dampak pada sikap dan perilaku
anak. Memilik anak yang penakut, mudah tersinggung, pemurung, kurang memiliki rasa percaya diri dan suka memberontak tentu
bukan menjadi harapan bagi orang tua. Namun, dengan pola asuh
authoritarian dan permissive maka perilaku anak akan berdampak
demikian. Berkembangnya teknologi, anak dapat mengakses berbagai hal dari situs internet. Penerapan pola asuh authoritative
orang tua mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau pertanyaan. Di sini keberfungsian keluarga akan berjalan, sehingga
anak dapat langsung bertanya berbagai hal mengenai apa yang mereka dapatkan dari lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat
dan berbagai media kepada orang tua tanpa rasa takut dan tertekan. Sehingga, anak tidak menerima berbagai informasi secara mentah
namun terdapat penyaringan dan pemahaman dari orang tua. Orang tua dengan pola asuh ini memiliki sikap acceptance yang tinggi
namun diimbangi dengan kontrol yang tinggi pula dari orang tua. Sehingga anak akan berdampak memiliki sikap yang bersahabat,
memiliki rasa percaya diri, mampu mengendalikan diri dan lain sebagainya.
Dampak pola asuh orang tua juga dijelaskan oleh Sutari imam 1997: 123-125 sebagai berikut:
1 Pola asuh orang tua otoriter
Pola asuh otoriter akan menuntut anak untuk selalu taat pada perintah orang tua, sehingga anak kurang inisiatif
merasakan ketakutan, tidak percaya diri, cemas dan rendah diri. Namun disisi lain anak juga dapat menjadi pemberontak dan
tidak patuh kepada orang tua. Orang tua yang keras terhadap
anak dapat menyebabkan stress dan depresi. Kedua tekanan ini akan berdampak buruk terhadap kemampuan intelektual,
perkembangan emosi dan pertumbuhan fisik. 2
Pola asuh orang tua demokratis Pola asuh ini memberikan kebebasan pada anak,
kebebasan dalam hal ini bukan berarti anak bebas dan selalu mendapatkan apa yang diinginkannya. Segi positif dalam pola
asuh ini, anak akan menjadi individu yang mampu mempercayai orang lain, bertanggung jawab terhadap tindakan, mandiri,
memiliki rasa percaya diri, dapat mengontrol diri dan mampu memnpunyai hubungan baik dengan teman-temannya.
3 Pola asuh orang tua permisif
Anak akan cenderung berbuat sesuka hati apa yang diinginkannya, karena perbuatan anak jauh dari kontrol orang
tua. Dampak yang timbul dari pola asuh ini anak menjadi kurang disiplin terhadap aturan sosial yang berlaku, egois, manja dan
tidak patuh terhadap peraturan. Namun jika anak dapat menggunakan kebebasan ini dengan baik anak akan menjadi
individu yang mandiri, kreativ dan penuh dengan inisiatif. Cara mendidik seperti ini dapat diterapkan pada orang dewasa yang
sudah matang dalam pemikiran dan tingkah laku. Memperkuat dari pendapat sebelumnya, pendapat ini juga
menjelaskan mengenai tiga pola asuh orang tua yang berdampak
bagi perkembangan anak. Adapun tiga pola asuh tersebut adalah pola asuh otoriter, pola asuh demokratis dan pola asuh permisif.
Sehingga dari pemaparan di atas mengenai dampak pola asuh orang tua terhadap perilaku anak dapat ditarik kesimpulan bahwa pola asuh
otoriter authoritarian akan berdampak seorang anak memiliki perilaku penakut, tidak percaya diri, cemas, pemurung, dan tidak
bersahabat. Pola asuh permisif permissive perilaku anak menjadi suka memberontak, prestasinya rendah, egois, tidak patuh pada
peraturan dan suka mendominasi. Sedangkan pola asuh demokratisauthoritative akan menjadikan anak memiliki perilaku
yang sopan, bersikap bersahabat, memiliki kepercayaan diri, mau bekerja keras, dapat bekerja sama, mempunyai arah atau tujuan
hidup yang jelas, mampu mengendalikan diri dan berorientasi terhadap prestasi.
B. Penelitian yang Relevan
Untuk melengkapi kajian teori yang telah diuraikan, maka berikut disajikan beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan yaitu:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Nurna Noviatri 2014 dengan judul
“Kontribusi Keteladanan Guru dan Pola Asuh Orang Tua terhadap Kedisiplinan Siswa Kelas V SD Negeri se-Kecamatan Mantrijeron Kota