Taman Nasional TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Taman Nasional

Menurut Suratmo 1980 dalam Suhaeri 1994, banyak definisi yang dipakai untuk menggambarkan taman nasional. Definisi tersebut biasanya berbeda untuk satu negara dengan negara lainnya. Perbedaan tersebut disebabkan adanya beberapa faktor yang berpengaruh seperti keadaan areal, luas areal, kebutuhan perkembangan suatu populasi, latar belakang politik, keadaan masyarakat, adat istiadat dan lain sebagainya. Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1990 mengenai Konservasi Sumberdaya Alam Hutan dan ekosistemnya, Taman Nasional didefinisikan sebagai berikut : Taman Nasional adalah suatu kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli dikelola dengan zonasi, yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi. Kawasan taman nasional mempunyai beberapa karakteristik khas yang berbeda dengan kawasan konservasi lain. Sidang umum IUCN yang diselenggarakan di New Delhi pada tahun 1969, memberikan lima karakteristik umum taman nasional Wiratno et al. 2004 diantaranya : 1. Areal taman nasional harus yang cukup luas. 2. Taman Nasional harus mengandung isi yang istimewa, dimana jenis-jenis vegetasi dan binatangnya, habitat dan letak geomorfologinya serta keindahan alamnya masih dalam keadaan utuh. 3. Terdapat sistem penjagaan dan perlindungan yang efektif, dimana satu atau beberapa ekosistem secara fisik tidak berubah karena adanya eksploitasi dan pemukiman manusia. 4. Kebijakan dan manajemen dipegang oleh badan pemerintah pusat yang mempunyai kompetensi sepenuhnya yang harus segera mengambil langkah- langkah pencegahan atau meniadakan semua bentuk gangguan atau pengrusakan terhadap ekosistem dan isi taman nasional. 5. Kemungkinan pengembangan pariwisata, dimana para pengunjung diperkenankan memasuki taman nasional dengan persyaratan-persyaratan khusus untuk kepentingan mencari inspirasi, pendidikan, kebudayaan dan rekreasi. Pembangunan taman nasional ditujukan untuk menciptakan pengelolaan yang berhasil guna dan mewujudkan upaya konservasi sumberdaya alam yang berfungsi sebagai pelindung unsur ekologi dan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keragaman jenis plasma nutfah serta pelestarian pemanfaatan penunjang kehidupan dan kesejahteraan masyarakat Direktorat Taman Nasional dan Hutan Wisata 1984. Menurut Hartono 1986 dalam Setiawan 1999 tujuan utama pembangunan taman nasional adalah menjaga keutuhan keterwakilan ekosistem. Keterwakilan ekosistem ini berarti melindungi ekosistem itu dari kerusakan dan merehabilitasi kembali apa yang sudah terlanjur rusak, disamping itu haruslah ada upaya menghilangkan sebab kerusakan dan menghentikan kegiatan perusakan tersebut. Adapun sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan taman nasional seperti pedoman yang dikeluarkan oleh Direktorat Taman Nasional dan Hutan Wisata meliputi empat hal pokok, yaitu : a. Memperbaiki fungsi kawasan konservai semaksimal mungkin sesuai dengan daya dukungnya, b. Menciptakan hubungan antara konservasi dan kepentingan pembangunan melalui pengembangan budidaya pertanian dan perikanan dari aneka ragam jenis yang ada sebagai sumber plasma nutfah, c. Meningkatkan pelayanan bagi pengunjung untuk memanfaatkan taman nasional baik untuk penelitian, wisata, pengambilan gambar dan penulisan untuk publikasi maupun kegiatan lainnya, dan d. Membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar taman nasional antara lain dengan menyediakan lapangan kerja, memacu terciptanya jasa angkutan dan akomodasi serta mendorong pembangunan di berbagai sektor lainnya. Menurut Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Alam 1982 untuk menjamin berhasilnya pengelolaan taman nasional dalam usaha mencapai sasaran pokok proteksi dan kegembiraan perlu adanya ruang bagi para pengunjung dan bagi kepentingan perlindungan, alokasi demikian disebut sistem zoning. Sistem pengelolaan kawasan taman nasional dibagi beberapa zone dalam hubungannya dengan kegiatan manusia, zone tersebut adalah : a. Sanctuary zonemintakat inti, di daerah ini tidak ada kegiatan manusia dan yang hanya boleh dilakukan adalah tindakan-tindakan yang diperlukan untuk preservasi dan penelitian, b. Wilderness zonemintakat rimba, daerah ini merupakan jalan berpemandangan indah, jalan-jalan yang melalui hutan lebat, jalan setapak dan lain- lain serta menjadi tempat berlindung yang menarik dan sederhana dan tempat yang tepat untuk melihat satwa yang menarik bagi pengunjung taman nasional, c. Intensive use zonemintakat pemanfaatan, pada prinsipnya pengelolaannya bertujuan untuk dapat dicapai pengunjung yang banyak dan intensif, sehingga tersedia fasilitas-fasilitas bagi pengunjung, d. Zona pemanfaatan khusus, mencakup tanah yang diperlukan untuk pelayanan pengelolaan, e. Zona perbaikan, merupakan daerah yang termasuk dalam kawasan yang dilindungi, dimana seperti bekas perladangan dan penggembalaan ternak, dan f. Zona historis, termasuk kawasan prasejarah atau menunjukkan kearkeologian dan kawasan lain yang menunjukkan wajah budaya.

B. Interaksi Masyarakat Sekitar dengan Taman Nasional