140
diperoleh nilai constant = a = -16,972 dan keaktifan siswa = b = 1,146. Jadi persamaan regresi adalah
Ŷ = --16,972 + 1,146 X.
5. Ketrampilan Proses Siswa berpengaruh terhadap Hasil Belajar
Pelaksanaan pengamatan ketrampilan proses siswa dalam pembelajar pada kelas eksperimen dilakukan pada saat pelaksanaan pembelajaran volum
benda putar. Pengamat I mengamati ketrampilan proses siswa dengan nomor 1 sampai dengan 20 dan pengamat II, mengamati ketrampilan
proses siswa dengan nomor 21 sampai dengan 40. Berdasarkan pengamatan diperoleh rata-rata 69 dengan rincian sebagai berikut.
Ketrampilan melaksanaakan tugas dan reaksi tugas sebesar 64, Partisipasi dalam proses pembelajaran sebesar 68 dan 85 pada
pelaksanaan menutup pelajaran. Rata-rata ketrampilan 69 ini menunjukkan penjelasan awal guru tentang langkah-langkah pembelajaran
dan penjelasan pengunaan CD interaktif dapat dimengerti siswa. Pelaksanaan pembelajaran volum benda putar di laboratorium komputer
memungkinkan siswa terampil menjalankan perangkat lunak berupa CD interaktif volum benda putar. Hubungan ketrampilan proses mempunyai
hubungan yang kuat terhadap hasil belajar ini dapat dilihat pada Tabel korelasi antara ketrampilan proses siswa dengan hasil belajar sebesar
71,4 dengan taraf signifikan 2,3E-07
a
. Hubungan yang kuat keaktifan dan ketrampilan proses secara bersama-sama terhadap hasil belajar juga
ditunjukkan tabel Summary. Berdasarkan Tabel Summary kolom R square diperoleh nilai 0,746, ini menunjukkan bahwa keaktifan dan ketrampilan
141
proses berpengaruh posif terhadap hasil belajar sebesar 74,6 .sedang 25,4 dipengaruhi oleh faktor lain. Untuk uji kelinearan dapat dilihat pada
Tabel coefficients. Berdasarkan Tabel coefficients diperoleh nilai constant = a = -16,729 dan keaktifan siswa = b = 1,279.
Jadi persamaan regresi adalah Ŷ = -16,729 + 1,279 X. Berdasarkan hasil
uji regresi, tabel analisis varian nilai signifikansi 2,3E-07
a
0,05. Hal ini berarti bahwa persamaan adalah linear.
6. Uji Perbedaan
Analisis data hasil belajar kelas eksperimen XII IA-1 dan kelas kontrol XII IA-3 dilihat pada Tabel Independent Sample Test diperoleh
harga F
hitung
= 0,814 dengan signifikansi 0,370. Dengan demikian probabilitas 0,370
0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelas memiliki varians yang sama. Oleh karena kedua varians sama maka dilihat
pada tabel t-test equality of means pada Equal assumed varians diperoleh nilai sig.2-tailled = 0,004 0,05, ini menunjukkan kedua kelas terdapat
perbedaan rata-rata setelah pembelajaran materi volum benda putar. Untuk mengetahui lebih detail dikelompok mana terdapat perbedaan rata-rata,
peneliti membandingkan rata-rata hasil belajar dari kedua kelas berdasarkan kelompok atas, menengah, dan bawah. Hasil perbandingkan
antara kelompok atas kelas eksperimen dan kelompok atas kelas kontrol pada tabel independent Samples test diperoleh sig = 0,644 0,05. Hal ini
menunjukkan bahwa kedua kelas memiliki varians yang sama. Oleh karena memiliki varians yang sama maka dilihat pada Equal varians
142
assumed diperoleh nilai sig 2-tailed = 0,037 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa kedua kelompok atas memiliki perbedaan rata-rata yang signifikan.. Membandingkan kelompok menengah kelas eksperimen dan kelompok
menengah kelas kontrol. Pada Tabel independent Samples test diperoleh sig = 0,043 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelas memiliki
varians yang berebeda. Oleh karena memiliki varians yang berbeda maka dilihat pada Equal varians not assumed diperoleh nilai sig 2-tailed =
0,019 0,05. Hal ini menunjukkan kelompok menengah pada kedua kelas memiliki perbedaan rata-rata yang signifikan. Membandingkan kelompok
bawah kelas eksperimen dan kelompok bawah kelas kontrol. Pada tabel independent Samples test
diperoleh sig = 0,087 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelas memiliki varians yang sama. Oleh
karena memiliki varians yang sama maka dilihat pada Equal varians assumed
diperoleh nilai sig 2-tailed = 0,081 0,05. Hal ini menunjukkan kelompok bawah pada kedua kelas tidak memiliki
perbedaan rata-rata yang signifikan. Jadi kedua kelas dikatakan memiliki rata-rata nilai yang sama. Kejadian ini disebabkan pada kelompok bawah
keterbatasan kemampuan siswa mengkonstruksi pengetahuan awal serta siswa belum dapat memaksimalkan sarana dan prasarana dalam membantu
memahami dan mendalami materi, sehingga siswa kurang termotivasi dalam memecahkan masalah, akibatnya penanaman konsep materi volum
benda putar belum tercapai secara maksimal. Kejadian ini terjadi karena dalam pembagian kelompok belajar peneliti tidak membuat merata artinya
143
dalam satu kelompok tidak terdiri dari kelompok atas, menengah dan bawah. Demikian juga dalam pelaksanaan diskusi, peran guru kurang
maksimal dalam memantau keterlibatan kelompok dalam membahas permasalahan. Pelaksanaan diskusi tanpa presentasi kelompok,
memungkinkan siswa yang mempunyai daya abstraksi rendah sulit menyerap atau memahami konsep volum benda putar. Hali ini yang
menyebabkan bahwa pada kelompok bawah baik kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Data uji
perbedaan antar kelompok selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 85 – 88. Selanjutnya untuk mengetahui bahwa model pembelajaran matematika
KSAL pada materi volum benda lebih baik dari pada model pembelajaran konvensional, maka diuji dengan uji t satu fihak. Dari data Lampiran 89A
diperoleh
, 09
, 70
=
x
M 55
, 60
M
y
=
,
∑
= 63
, 9331
2
x
∑
= 76
, 7691
2
y
n
1
= 40, n
2
= 42, nilai t hitung = 2,957. Sedang dengan derajat kebebasan dk = 80 dan taraf signifikan 5 diperoleh t
tabel
= 1,66. Dengan demikian t
hitung
= 2,957 t
tabel
= 1,66. Hal ini menunjukkan bahwa rataan hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari pada rataan hasil belajar kelas
kontrol. Data lengkap dapat dilihat pada Lampiran 89.
7. Model pembelajaran konstruktivisme student active learning