Pengertian Kelas Sosial Bawah Ciri-ciri Kelas Sosial Bawah

27 Menurut Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa : “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. 58 Para ahli pendidikan memberikan pengertian pendidikan dengan bermacam-macam pengertiannya, diantaranya adalah 1 Mudyahardjo, mengatakan bahwa pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan hidup. 2 J. J Rousseau, berpendapat pendidikan adalah memberi kita pembekalan yang tidak ada pada masa kanak-kanak akan tetapi diperlukan masa dewasa. 59 3 Menurut Ki Hajar Dewantara kata “pendidikan” mempunyai arti sesuatu yang menuntut segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai warga negara dapat mencapai mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. 60 4 Zamroni dalam Rusli Yusuf mengatakan bahwa, pendidikan memegang peranan penting dalam usaha keras untuk menciptakan pembangunan kehidupan yang lebih beradab dan berbudaya tinggi peranan pendidikan dalam pembangunan guna mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan semakin penting. 61 Dari definisi tersebut, ternyata ada yang membatasi pendidikan pendidikan sampai dewasa. Artinya, kalau seseorang sudah dewasa dalam arti sudah bisa berdiri sendiri dan bertanggung jawab susila atas segala tindakan yang dipilihnya sendiri, baik untuk 58 Abdul Kadir, op.cit., h. 62 59 Ibid., h. 59 60 Made Pidarta, Landasan Kependidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, Cet.2, h. 10 61 Rusli Yusuf, Pendidikan sebagai Investasi Sosial, Bandung: Alfabeta, 2011, Cet.1, h. 7 28 kepentingan diri maupun sosial, dan tidak ada batasan umur untuk seseorang yang di didik. Jadi, pendidikan berlangsung seumur hidup bahkan juga termasuk pendidikan dalam kandungan. Banyak pendapat yang berlainan tentang pendidikan, namun pendidikan berjalan terus tanpa menunggu keseragaman arti. Dari beberapa pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa, pendidikan adalah suatu proses usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh seseorang yang merupakan kegiatan manusiawi guna untuk mencapai tujuan.

b. Tujuan Pendidikan

Menurut Abdul Kadir Tujuan pendidikan merupakan perpaduan tujuan-tujuan yang bersifat pengembangan kemampuan- kemampuan individu secara optimal dengan tujuan-tujuan yang bersifat sosia untuk dapat memainkan perannya sebagai warga dalam lingkungan dan kelompok sosial. 62 Tujuan pendidikan nasional yang tertulis dalam UURI No. 20 Tahun 2003 BAB II Pasal 3, untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi Manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 63 Secara umum tujuan-tujuan pendidikan di Indonesia, baik tujuan-tujuan sekolah, perguruan tinggi, maupun tujuan nasional sudah mencangkup ketiga ranah perkembangan manusia, seperti tertulis dalam teori-teri pendidikan, yaitu perkembangan : 1 Afeksi 2 Kognisi 3 Psikomotorik 62 Abdul Kadir, op.cit., h. 61 63 Departmen Agama, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, 2015, h. 3, http:kemenag.go.idfiledokumenUU2003.pdf. 29 Tujuan pendidikan Indonesia ialah membentuk manusia seutuhnya, dalam arti berkembangnya potensi-potensi individu secara berimbang, optimal, dan terintegrasi. 64

c. Komponen-Komponen Pendidikan

Pendidikan membentuk batang tubuh ilmu bergantung pada komponen-komponen, sebagai berikut : 1 Kurikulum Kurikulum merupakan ilmu pendidikan yang dijadikan sebagai bahan acuan interaksi, baik bersifat eksplisit maupun implisit. 65 Perubahan kurikulum untuk menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan masyarakat. 66 2 Guru dan Tenaga Pengajar Jumlah guru dan siswa yang diperlukan untuk setiap kelas tergantung pada standar yang diterapkan. Peningkatan jumlah disertai dengan peningkatan jumlah guru secara seimbang. Untk meningkatkan mutu pendidikan, maka mutu guru juga harus ditingkatkan, baik melalui pelatihan atau pengembangan lembaga pendidikan. 3 Sarana dan Prasarana Untuk mengakomodasi jumlah dan pengembangan murid serta pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, konsekuensinya adalah tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Sarana seperti buku dan alat sekolah prasarana seperti gedung sekolah, ruang kelas, dan laboratorium. Sarana dan prasarana memegang penting dalam pembangunan pendidikan dan merupakan instrumen pendidikan. 67 4 Lingkungan Pendidikan 64 Made Pidarta, op.cit., h. 15-20 65 Nanang Fatah, Ekonomi Pembiayaan Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009, Cet. 5, h. 14 66 Ace Suryadi, Pendidikan Investasi SDM, dan Pembangunan : Isu, Teori, dan Aplikasi, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, cet. 2, h. 105 67 Ibid., h. 102 30 Lingkungan pendidikan berkenaan dengan di mana interaksi belajar dan mengajar berlangsung, di antaranya: perencanaan, pendidikan, manajemen pendidikan, bimbingan konseling, kebijakan ekonomi, dan ekonomi pendidikan. 68

2. Pendidikan sebagai Investasi Ekonomi dan Investasi Sosial

Konsep pendidikan sebagai suatu investasi education as investment telah berkembang secara pesat dan semakin diyakini oleh setiap negara, bahwa pembangunan sektor pendidikan merupakan syarat kunci untuk pertumbuhan sektor-sektor pembangunan lainnya. Konsep tentang investasi Sumber Daya Manusia Human Capital invesment yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi economic growth sudah di pikirkan Adam Smith pada tahun 1776, lalu pada tahun 1875 oleh Heirinch Von Thuner, namun baru mengemuka tahun 1960 setelah pidato Thodero Shchutz yang berjudul Investment in humman capital di hadapan The American Economic Association”. Pidato Thodore Schultz yang dikutip Agus Irianto mengatakan bahwa proses perolehan pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan bukan merupakan suatu bentuk konsumsi semata-mata, akan tetapi merupakan sebagai bentuk investasi. 69 Kebijakan investasi ekonomi dan investasi sosial yang intensif dan berkelanjutan diharapkan dapat membawa perubahan masyarakat menjadi masyarakat madani atau lebih di kenal dengan istilah civil society. Di mana masyarakat civil society merupakan masyarakat yang mandri dan dinamis dalam menerima berbagai perubahan-perubahan zaman. a. Investasi Ekonomi 1 Pengertian Investasi Pendidikan sebagai investasi menurut pendapat para ahli, di antaranya : 68 Fatah, op. cit., h. 15 69 Agus Irianto, Pendidikan sebagai Investasi Dalam Pembangunan Suatu Bangsa, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013. Cet. 2, h. 3