HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN BERORGANISASI DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI ORGANISASI FORUM ANAK SLEMAN.

(1)

J   OR D gu PROGRA JURUSAN UN RGANISAS Diajukan kep Univer untuk Mem una Memper N AM STUD PSIKOLO FAKULT NIVERSITA SI FORUM SKRIP pada Fakult rsitas Neger menuhi Seba roleh Gelar Oleh Nenit Novi NIM 071042 I BIMBING OGI PENDI TAS ILMU AS NEGER JUNI 20

M ANAK SL

PSI

tas Ilmu Pen ri Yogyakar agian Persy Sarjana Pe h ita Sari 241018 GAN DAN IDIKAN DA PENDIDIK RI YOGYA 013 LEMAN ndidikan rta yaratan ndidikan N KONSEL AN BIMBI KAN AKARTA LING INGAN


(2)

(3)

(4)

(5)

ﻦْ ﺮ ﺎﺼﻟا ﻊﻣ ﷲا نإ ةﻼﺼﻟا و ﺮْﺼﻟﺎ

اْﻮﻨْ ﻌﺘْﺳا اﻮﻨﻣﺁ ﻦْ ﺬﻟا ﺎﻬ أ ﺎ

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai

penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” ( QS. Al-Baqarah : 153)


(6)

Seiring ungkapan rasa syukur kepada Allah Subhanahuwata’ala, saya persembahkan karya ini kepada:

1. Ayah dan ibu tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, perhatian, dukungan, kesabaran, dan keikhlasan doa yang selalu mengiringi langkahku dalam meraih cita-cita.

2. Almamaterku Universitas Negeri Yogyakarta, Fakultas Ilmu Pendidikan khususnya program studi Bimbingan dan Konseling.

3. Agama, nusa, dan bangsa.


(7)

Oleh Nenit Novita Sari NIM 07104241018

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Hubungan antara keaktifan berorganisasi dengan prestasi belajar; 2) Hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar; dan 3) Hubungan antara keaktifan berorganisasi dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa di organisasi forum anak Sleman.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Penelitian ini merupakan penelitian populasi, yaitu semua siswa yang tergabung dalam anggota di organisasi forum anak Sleman yang berjumlah 66 anak. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner berbentuk skala yang telah dinyatakan valid dan reliabel serta nilai raport siswa semester ganjil tahun ajaran 2012. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik koefisien korelasi serta teknik regresi sederhana dan berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Keaktifan berorganisasi berhubungan positif dengan prestasi belajar dan memiliki tingkat hubungan yang rendah, dibuktikan dengan rx1y 0,205 pada taraf 1%. 2) Motivasi belajar berhubungan positif dengan prestasi belajar dan memiliki tingkat hubungan yang rendah, dibuktikan dengan rx2y 0,330 pada taraf 1%. 3) Hasil analisis menunjukkan bahwa keaktifan berorganisasi dan motivasi belajar secara bersama-sama memiliki hubungan yang positif dengan prestasi belajar dan memiliki tingkat hubungan yang rendah, dibuktikan dengan ry12 0,356 pada taraf 1%.

Keaktifan berorganisasi dan motivasi belajar memberikan sumbangan efektif sebanyak 12,70% terhadap prestasi belajar. Hal ini berarti masih terdapat 87,30% faktor-faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar.

Kata kunci: Keaktifan Berorganisasi, Motivasi Belajar, dan Prestasi Belajar.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat dan karuniaNya. Hanya dengan pertolongan Allah SWT peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Keaktifan berorganisasi dan Motivasi Belajar terhadap Prestasi Belajar Siswa di Organisasi Forum Anak Sleman” ini dengan baik.

Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya keridhoan dari Allah SWT dan juga bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian.

2. Ketua Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian.

3. Bapak Dr. Muh. Nur Wangid, M.Si dan Ibu Isti Yuni Purwanti, M.Pd. selaku dosen pembimbing. Beliau berdua adalah inspirator terbaik dalam memotivasi peneliti sehingga karya ini selesai dengan baik.

4. Seluruh Dosen Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang telah memberikan wawasan, ilmu dan pengalamannya.

5. Teman-teman SOS Children Villages Yogyakarta yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan penelitian.


(9)

6. Adik-adik di forum anak Yogyakarta serta adik-adik di forum anak Sleman atas kesediaannya dalam membantu pelaksanaan penelitian.

7. Kedua orang tua tercinta, keluarga besar, om tante Tuban, mami dan nenek puang teriring do’a yang paling tulus semoga Allah SWT senantiasa merahmati kalian semua dan memberikan keselamatan dunia dan akhirat. 8. Spesial untuk Awung dan Opang atas segala do’a dan motivasinya.

9. Sahabat-sahabatku Yuyun, Esti, Sinta, Fitri, Tita, Novia, Dek Joko, dan Kentung yang selalu memberi semangat untuk menyelesaikan skripsi ini. 10. Miuw, Hikaru, Kuncung, Gendut, Bolang, dan Sisuka yang selalu menjadi

penghiburku dikala bosan dalam menulis skripsi ini.

11. Seluruh keluarga di “Kos Nusa Penida” yang telah menemaniku dan memberi

support selama berada di Yogyakarta.

12. Teman-teman BK semua angkatan, khususnya BK 2007.

13. Semua pihak yang telah memberikan bantuannya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan tugas akhir skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka dengan segala keterbukaan penulis mengharapkan segala kritik dan saran untuk membantu proses penyempurnaan di masa mendatang. Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, 22 April 2013


(10)

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 8

C. Batasan Masalah ... 9

D. Rumusan Masalah ... 9

E. Tujuan Penelitian ... 10

F. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12

A. Kajian tentang Keaktifan Berorganisasi ... 12

1. Pengertian Keaktifan dalam Organisasi ... 12

2. Organisasi Forum Anak ... 14

3. Manfaat Keaktifan dan Partisipasi dalam Organisasi ... 19

B. Kajian tentang Motivasi Belajar ... 23


(11)

4. Fungsi Motivasi Belajar ... 28

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ... 30

C. Kajian tentang Prestasi Belajar ... 33

1. Pengetian Prestasi Belajar ... 33

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 34

3. Pengukur Prestasi Belajar ... 37

D. Kerangka Pikir ... 38

E. Pengajuan Hipotesis ... 42

BAB III METODE PENELITIAN ... 43

A. Desain Penelitian ... 43

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 43

C. Populasi Penelitian ... 43

D. Variabel Penelitian ... 44

E. Definisi Operasional ... 45

F. Teknik Pengumpulan Data ... 46

G. Instrumen Penelitian ... 48

H. Ujicoba Instrumen ... 55

I. Teknik Analisis Data ... 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 68

A. Deskripsi Tempat Penelitian ... 68

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 69

1. Deskripsi Data Keaktifan Berorganisasi ... 69

2. Deskripsi Data Motivasi Belajar ... 71

3. Deskripsi Data Prestasi Belajar ... 73

C. Analisis Data Hasil Penelitian ... 76

1. Prasyarat Analisis ... 76


(12)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 88

A. Kesimpulan ... 88

B. Implikasi ... 89

C. Keterbatasan Penelitian ... 90

D. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 92

LAMPIRAN ... 95  

                         


(13)

Tabel 1. Kisi-kisi Pengembangan Instrumen Keaktifan Berorganisasi .... 52

Tabel 2. Kisi-kisi Pengembangan Instrumen Motivasi Belajar ... 53

Tabel 3. Skor Alternatif Jawaban ... 54

Tabel 4. Instrumen Keaktifan Berorganisasi setelah Ujicoba ... 59

Tabel 5. Instrumen Motivasi Belajar setelah Ujicoba ... 60

Tabel 6. Tabel Interpretasi Nilai r ... 61

Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas ... 62

Tabel 8. Batasan Skor Kategorisasi Keaktifan Berorganisasi ... 70

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Kategorisasi Keaktifan Berorganisasi ... 70

Tabel 10. Batasan Skor Kategorisasi Motivasi Belajar ... 72

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Kategorisasi Motivasi Belajar ... 72

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Variabel Prestasi Belajar ... 74

Tabel 13. Distribusi Batasan Frekuensi Kategori Prestasi Belajar ... 75

Tabel 14. Hasil Uji Linieritas ... 77

Tabel 15. Hasil Uji Multikolinieritas ... 78

Tabel 16. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana X1 dengan Y ... 79

Tabel 17. Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana X2 dengan Y ... 81

Tabel 18. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 82


(14)

Gambar 1. Pengaruh Antar Variabel ... 41 Gambar 2. Grafik Distribusi Frekuensi Kategorisasi Keaktifan

Berorganisasi ... 71 Gambar 3. Grafik Distribusi Frekuensi Kategorisasi Motivasi Belajar ... 73 Gambar 4. Grafik Distribusi Frekuensi Kategorisasi Prestasi Belajar ... 76


(15)

Lampiran 1. Interpretsi Data Hasil Ujicoba Instrumen ... 96

Lampiran 2. Angket Penelitian ... 99

Lampiran 3. Distribusi Skor Hasil Penelitian ... 104

Lampiran 4. Data Peringkat dan Kategori... 110

Lampiran 5. Hasil Uji Korelasi dan Regresi ... 114


(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Pendidikan sangat penting bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Berdasarkan pernyataan di atas keberhasilan pembelajaran oleh peserta didik dipengaruhi oleh faktor-faktor internal yang penting salah satunya yaitu motivasi. Motivasi diperlukan untuk menumbuhkan minat belajar siswa terhadap pelajaran-pelajaran yang diajarkan oleh guru di sekolah. Motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan (Mulyasa, 2006: 35). Motivasi juga dapat diartikan sebagai suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu (Ngalim Purwanto, 2007: 61).

Motivasi mempunyai peranan penting dalam belajar. Hal ini dikarenakan motivasi dapat mempengaruhi aktivitas belajar. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh keseluruhan, sebagai hasil


(17)

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010: 2). Belajar merupakan kebutuhan bagi setiap orang dan prestasi belajar dinilai sebagai tolak ukur keberhasilan seseorang setelah mengalami proses belajar. Proses awal perubahan dari belum mampu ke arah sudah mampu terjadi selama jangka waktu tertentu inilah yang menandakan telah terjadinya proses belajar. Seorang siswa berbakat tetapi tidak disertai dengan motivasi belajar yang tinggi maka prestasi belajar yang dicapai juga tidak akan optimal. Hal ini dikarenakan motivasi belajar yang tinggi akan membantu mendorong siswa untuk mencapai prestasi belajar yang optimal.

Di era globalisasi ini, para siswa dituntut untuk berilmu dan dan aktif tidak hanya pada bidang akademis saja tetapi juga pada bidang non akademis. Hal ini sesuai dengan tujuan dari Pendidikan Nasional seperti yang tertera dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang tujuan Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi:

Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berkhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan pendidikan nasional adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang memiliki keahlian, mampu bersaing, dan berwawasan luas. Wawasan yang luas dipandang sebagai salah satu syarat bagi para siswa untuk menghadapi perkembangan zaman yang semakin pesat dan maju. Siswa yang aktif dan berwawasan luas merupakan calon dari generasi yang unggul dimasa depan.


(18)

Berorganisasi dipandang sebagai salah satu cara bagi para siswa untuk bisa tampil aktif dan memperluas wawasan.

Peran aktif para anggota dalam berorganisasi dinilai sangat penting. Hal ini dikarenakan organisasi terbentuk dengan adanya sekelompok orang yang saling berinteraksi dalam mewujudkan suatu tujuan yang diinginkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Oliver Sheldon (Sutarto, 2006: 22) yaitu: “Organisasi adalah proses penggabungan pekerjaan yang para individu, kelompok-kelompok harus melakukan dengan bakat-bakat yang diperlukan untuk melakukan tugas-tugas, sedemikian rupa, memberikan saluran terbaik untuk pemakaian yang efisien, sistematis, positif dan terkoodinasi dari usaha yang tersedia. Berdasarkan dari pengertian tentang organisasi tersebut, maka dapat diketahui bahwa dalam organisasi terdapat interaksi yang terjalin antar individu dan antar kelompok untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan. Proses terjalinnya interaksi antar individu dan kelompok dengan latar belakang yang berbeda, dapat memotivasi siswa untuk dapat lebih membuka diri dan mampu beradaptasi.

Organisasi baik yang formal maupun non-formal dengan visi dan misi yang sesuai dengan tujuannya telah banyak terselenggara di dalam lingkungan sekolah ataupun di luar sekolah. Penulis dalam penelitian ini mencoba menjadikan organisasi forum anak di Sleman sebagai sampel karena organisasi ini dianggap mewakili siswa-siswa tingkat SMA di seluruh wilayah Sleman.

Peneliti juga telah melakukan wawancara pra-penelitian pada tanggal 20 September 2011 yang telah dilakukan kepada JS (salah satu perintis dibentuknya organisasi forum anak di Sleman) dia mengatakan bahwa organisasi anak ini


(19)

dibentuk atas dasar dan tujuan menyatukan anak-anak di seluruh daerah baik individu maupun kelompok agar berperan aktif dalam menciptakan tatanan masyarakat yang melindungi dan menghormati hak-hak anak tanpa melupakan kewajibannya sebagai seorang anak. Organisasi forum anak ini diharapkan dapat mewadahi kemampuan para siswa untuk dapat mengembangkan diri. Salah satu kegiatan organisasi forum anak yaitu memfasilitasi para siswa dalam mengikuti ajang aktualisasi diri hingga tingkat nasional dan internasional, seperti Forum Anak Nasional, Kongres Anak Indonesia, dan Pemilihan Pemimpin Muda Indonesia sedangkan pada tingkat internasional berupa City Friendly Asia Pacivic,

International Youth Forum, ASEAN Youth Conference, danDuta UNICEF.

Selain itu, forum anak juga berperan sebagai perwakilan anak-anak yang akan menyampaikan aspirasi, kebutuhan, kepentingan, dan berbagai permasalahan anak yang perlu mendapat respon dalam perencanaan pembangunan. Aspirasi tersebut diperlukan untuk memastikan bahwa hak-hak anak terpenuhi, misalnya hak mendapatkan akta kelahiran, hak bermain, hak memanfaatkan waktu luang, hak mendapatkan informasi yang layak, dan lain-lain (Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, 2011: 59).

Berdasarkan dari penjelasan-penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan dalam keorganisasian forum anak di Sleman ini cenderung padat sehingga secara tidak langsung menuntut para anggotanya untuk berpartisipasi aktif didalam kegiatan-kegiatan forum anak. Selain aktif dalam kegiatan di organisasi forum anak, para siswa juga diharapkan dapat mengatur waktu mereka agar tidak menganggu aktifitas belajar mereka baik di sekolah maupun di rumah.


(20)

Keseimbangan waktu yang tepat antara berorganisasi dan belajar sangat diperlukan agar para siswa tidak melalaikan tugas utama mereka sebagai pelajar. Selain itu adanya motivasi atau dorongan baik yang berasal dari dalam maupun dari luar sangat diperlukan untuk para siswa agar mereka tetap dapat belajar dan berprestasi di sekolah meskipun mereka aktif dalam kegiatan keorganisasian.

Hal ini sesuai dengan hasil wawancara pra penelitian yang dilakukan peneliti pada beberapa anak yang aktif dalam organisasi forum anak yang berada di wilayah Sleman pada tanggal 28 November 2011 yaitu, padatnya kegiatan di organisasi membuat sebagian besar anak yang aktif dalam kegiatan keorganisasian sering meminta ijin untuk meninggalkan sekolah. Berdasarkan penuturan beberapa orang guru di SMA Sleman pada pra-penelitian tanggal 20 Februari 2012 yang dilakukan peneliti mengatakan ketidakmampuan siswa dalam mengatur jadwal antara belajar dan berorganisasi diduga menjadi penyebab para siswa yang sering meninggalkan kelas tersebut menjadi tertinggal pelajaran-pelajaran di sekolah. Keaktifan para siswa di dalam berorganisasi tidak diimbangi dengan motivasi belajar yang baik. Hal ini dikarenakan adanya anggapan bahwa para siswa tersebut terlalu sibuk dengan kegiatan organisasinya sehingga melalaikan sekolahnya dan jam belajar siswapun berkurang. Pada akhirnya hal tersebut akan mempengaruhi prestasi belajar siswa tersebut.

Selain permasalahan yang telah diungkapkan di atas, ada beberapa permasalahan yang muncul dari ketidakpercayaan orang tua terhadap manfaat dari kegiatan organisasi yang dilakukan anak. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara pra-penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada beberapa anak yang aktif di


(21)

organisasi forum anak di wilayah Sleman tanggal 29 November 2011. Sebagian besar anak mengungkapkan bahwa sampai saat ini orang tua masih belum sepenuhnya mengijinkan untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan organisasi. Orang tua menganggap bahwa kegiatan yang berlangsung di dalam organisasi tersebut tidak memberikan dampak positif pada anak. Hal ini dikarenakan kesibukan anak di organisasi memberikan pengaruh negatif terhadap prestasi belajar anak. Pernyataan yang sama juga diungkapkan oleh beberapa anak pada sesi wawancara pra-penelitian pada tanggal 05 Desember 2011. Rz yang mewakili beberapa teman-temannya mengatakan bahwa orang tuanya sempat mengalami kekhawatiran bahwa motivasi belajarnya akan menurun karena keaktifan dirinya di banyak organisasi. Selain aktif dalam forum anak di Sleman, Rz juga aktif diberbagai organisasi lainnya seperti OSIS sekolah, OSIS Kabupaten, Rohis Kabupaten, Forum Anak Daerah, Forum Komunitas Osis, dll. Rz mengatakan meskipun orang tuanya kurang setuju dengan keaktifan Rz di berbagai organisasi akan tetapi dirinya merasa sangat senang dan bersemangat dalam kegiatan berorganisasi. Rz merasa menemukan tempat yang tepat untuk dapat mengekspresikan diri. Hal itu membuat Rz berusaha membuktikan ke orang tuanya bahwa motivasi belajarnya tidak akan menurun meskipun ternyata hal tersebut gagal dikarenakan ketidakmampuan Rz dalam membagi waktu belajarnya.

Hal yang sedikit berbeda juga diungkapkan oleh Kk dan beberapa teman-temannya. Kk yang mewakili teman-tamannya mengatakan bahwa pada awalnya orang tua melarang Kk untuk aktif dalam organisasi. Hal ini dikarenakan


(22)

terganggunya motivasi belajar Kk sehingga menyebabkan prestasi belajar Kk di sekolah menjadi turun. Orang tuanya menginginkan dia untuk menghabiskan waktu luangnya dengan berkegiatan di rumah bersama keluarga akan tetapi Kk mengaku tidak bisa jika dipaksa untuk berhenti berorganisasi. Kk pernah mengalami stress karena dipaksa orang tuanya untuk keluar dari organisasi. Kk jatuh sakit dan penyakit asmanya sering kambuh. Hal ini membuat orang tua Kk menjadi tidak tega sehingga mengijinkan anaknya untuk mengikuti organisasi lagi dengan syarat prestasi belajar Kk tidak boleh turun. Kk pun berhasil membuktikan bahwa dirinya tetap dapat memperoleh nilai-nilai yang bagus di sekolahnya. Beberapa teman Kk juga mengatakan bahwa mereka yang aktif dalam berorganisasi menjadi termotivasi untuk lebih giat dalam belajar dibandingkan dengan teman-teman yang tidak aktif dalam berorganisasi. Hal ini dikarenakan mereka ingin membuktikan bahwa meskipun aktif diorganisasi tetapi mereka mampu berprestasi di dalam sekolah.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Endah Triana (2007) yang berjudul “Pengaruh Keaktifan Berorganisasi dan Kebiasaan Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi Angkatan 2007-2008 Univeritas Negeri Yogyakarta” dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara keaktifan berorganisasi dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa jurusan Pendidikan Geografi angkatan 2008 dan 2009 Universitas Negeri Yogyakarta. Berdasarkan hasil analisis perhitungan sumbangan relatif dan sumbangan efektif dapat diketahui bahwa


(23)

variabel kebiasaan belajar memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap prestasi belajar mahasiswa daripada pengaruh keaktifan mahasiswa dalam berorganisasi.

Berdasarkan dari berbagai pemaparan permasalahan-permasalahan diatas, maka penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian mengenai hubungan keaktifan berorganisasi dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar pada siswa yang aktif dalam organisasi forum anak di Sleman. Penelitian ini dilakukan dengan harapan agar mampu melihat dan mengetahui hubungan antara keaktifan berorganisasi dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa yang aktif dalam berorganisasi.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan paparan diatas, dapat diidentifikasikan masalah yang muncul pada remaja yang tergabung dalam organisasi forum anak di Sleman yaitu :

1. Sebagian besar para siswa yang aktif dalam organisasi mengalami kesulitan membagi waktu antara belajar dan organisasi.

2. Sebagian besar para siswa yang aktif dalam organisasi sering meninggalkan sekolah.

3. Adanya anggapan bahwa para siswa yang aktif dalam organisasi sering

melalaikan sekolah dan motivasi belajarnya berkurang sehingga mempengaruhi prestasi belajar.

4. Keaktifan sebagian besar siswa dalam berorganisasi diduga tidak diimbangi dengan motivasi belajar yang baik sehingga mempengaruhi prestasi belajar.


(24)

C. Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan pada identifikasi masalah yang ada dan keterbatasan peneliti maka penelitian ini perlu diberi batasan masalah sehingga permasalahan penelitian akan menjadi jelas.

Pembatasan masalah dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas dan menghindari penafsiran yang menyimpang. Masalah dalam penelitian ini peneliti batasi pada upaya untuk mengetahui adanya hubungan antara keaktifan dalam berorganisasi dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa di organisasi forum anak Sleman.

D. Rumusan Masalah

Sebagaimana telah dikemukakan pada identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan kembali sebagai berikut:

1. Adakah hubungan keaktifan berorganisasi terhadap prestasi belajar siswa di organisasi forum anak Sleman?

2. Adakah hubungan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa di organisasi forum anak Sleman?

3. Adakah hubungan antara keaktifan berorganisasi dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa di organisasi forum anak Sleman?


(25)

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Hubungan antara keaktifan berorganisasi terhadap prestasi belajar siswa di organisasi forum anak Sleman.

2. Hubungan antara motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa di organisasi forum anak Sleman.

3. Hubungan antara keaktifan berorganisasi dan motivasi belajar siswa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa di organisasi forum anak Sleman.

.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, penelitian ini sebagai kontribusi ilmiah bagi pemgembangan orientasi BK di sekolah maupun luar sekolah

b. Bagi orang tua, guru, dan konselor, penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk lebih memperhatikan dan mendukung kegiatan-kegiatan positif di luar sekolah putra-putrinya maupun anak didiknya c. Bagi masyarakat khususnya para siswa yang aktif dalam berorganisasi

di luar sekolah, penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan resiko-resiko yang akan dihadapi dalam mengambil keputusan untuk bergabung dalam suatu organisasi.


(26)

2. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini akan memberikan sumbang saran beberapa kajian konseptual tentang hal-hal yang berhubungan dengan pengembangan diri remaja yang aktif dalam organisasi. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan dasar untuk penelitian lebih lanjut.


(27)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Tentang Keaktifan Berorganisasi

1. Pengertian keaktifan dalam organisasi

Keaktifan berasal dari kata dasar “aktif” yang berarti giat atau rajin berusaha atau bekerja (KBBI. 2007: 23). Berdasarkan dari arti kata tersebut maka keaktifan dapat diartikan sebagai usaha seseorang yang dilakukan dengan giat. Menurut Rohani (2004: 06) keaktifan terbagi atas dua macam yaitu aktivitas fisik dan aktivitas psikis. Aktivitas fisik adalah jika seseorang giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengar, melihat atau pasif (kegiatan yang tampak). Sedangkan aktivitas pasif (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi (kegiatan yang tampak bila ia sedang mengamati, memecahkan persoalan, mengambil keputusan dan sebagainya).

Keaktifan dapat diartikan juga sebagai kesibukan. Kesibukan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kesibukan seseorang yang melibatkan dirinya baik secara fisik maupun pasif dalam sebuah komunitas atau organisasi. Keaktifan seseorang dalam organisasi merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan tersebut akan mudah dicapai apabila melibatkan diri dalam organisasi. Menurut Winardi (2006: 26) berpendapat organisasi adalah alat untuk mencapai suatu tujuan bersama dan mempunyai peran yang


(28)

sangat penting bagi keberlangsungan suatu kelompok atau institusi. Selain itu James D. Mooney (Sutarto, 2006: 23) berpendapat bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk pencapaian suatu tujuan bersama.

Pendapat lain juga diungkapkan oleh Blake dan Mouton (Thoha, 2007: 116) yang mencoba menjelaskan pengertian organisasi dengan mengenalkan tujuh kekayaan yang melekat pada organisasi. Ketujuh kekayaan tersebut antara lain: organisasi mempunyai tujuan, organisasi mempunyai kerangka, organisasi mempunyai cara yang memberikan kecakapan bagi anggotanya untuk melaksanakan kerja dan mencapai tujuan tersebut, organisasi didalamnya terdapat proses interaksi hubungan kerja antara orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tersebut, organisasi mempunyai pola kebudayaan sebagai dasar cara hidupnya dan organisasi mempunyai hasil-hasil yang ingin dicapai.

Senada dengan hal itu Robbins (2007: 4) menyatakan bahwa organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.

Berdasarkan beberapa pengertian tentang keaktifan dan organisasi maka dapat diketahui bahwa keaktifan dalam organisasi adalah suatu usaha yang dilakukan seseorang dimana orang-orang tersebut terlibat aktif, berkumpul, berinteraksi, bekerjasama secara rasional dan


(29)

sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali untuk mencapai tujuan yang telah disepakati.

2. Organisasi forum anak

Bermacam-macam kegiatan organisasi siswa yang terselenggara baik di lingkungan dalam sekolah maupun luar sekolah. Penulis dalam penelitian ini, mencoba meneliti siswa-siswa yang aktif diorganisasi yang ada di lingkungan luar sekolah salah satunya yaitu organisasi forum anak yang berada di wilayah Sleman. Menurut Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, dalam buku Pedoman Pengembangan Forum Anak Nasional (2011: 21) forum adalah wadah atau pranata sosial yang digunakan untuk pertemuan, tempat berkumpul anak atau kelompok kegiatan anak dalam membahas berbagai hal yang berhubungan dengan pemenuhan hak dan pelaksanaan kewajiban.

Secara rinci definisi forum anak menurut Wahyu Utomo (Pedoman Pengembangan Forum Anak Nasional, 2011: 01) adalah organisasi atau lembaga sosial yang digunakan sebagai wadah atau pranata partisipasi bagi anak yang belum berusia 18 tahun dimana anggotanya merupakan perwakilan oleh kelompok anak atau kelompok kegiatan anak yang dikelola oleh anak-anak dan dibina oleh pemerintah sebagai media untuk mendengar dan memenuhi aspirasi, suara, pendapat, keinginan, dan kebutuhan anak dalam proses pembangunan.


(30)

Forum anak dibina oleh pemerintah secara berjenjang dalam rangka memenuhi hak partisipasi anak. Hal ini secara tegas di atur dalam Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 04 tahun 2011 tentang Kebijakan Partisipasi Anak. Pengembangan forum anak ini merupakan implementasi dari peraturan menteri tersebut yang dipantau anak terus menerus dan diadakan penyesuaian sesuai dengan kebutuhan.

Menurut Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia dalam buku Pedoman Pengembangan Forum Anak Nasional (2011: 07) beberapa alasan utama forum anak perlu dikembangkan dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Partisipasi anak

Partisipasi anak sangat diperlukan dalam pembangunan dan kehidupan sosial masyarakat. Hal ini sesuai dengan amanah undang-undang, yaitu UU No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, pasal 4 yang menyatakan bahwa “Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisiapasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi”.

Pemenuhan hak-hak anak khususnya hak dalam partisipasi dapat lebih mudah dipenuhi yaitu melalui pembentukan forum anak sebagai media, wadah, dan pranata pemenuhan hak anak untuk menyampaikan pendapat dan aspirasi anak.


(31)

2) Wadah partisipasi anak

Perkembangan global pada saat ini menuntut masyarakat untuk mampu bersaing dalam segala aspek kehidupan. Forum anak dipandang sangat perlu untuk dikembangkan karena melalui forum anak mereka memiliki wadah, sarana dan kesempatan yang luas untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan kehidupan sosial kemasyarakatan dilingkungannya sebagai bagian dari proses tumbuh kembang dan pematangan wawasan serta kemampuan mereka di dunia yang semakin penuh dengan tantangan.

3) Perubahan sosial

Perubahan sosial akibat dinamika pembangunan fisik yang ada pada saat ini cenderung diikuti oleh perubahan perilaku mayarakat yang menghilangkan nilai-nilai lama atau eksistensi dan kemajemukan bangsa yang ingin dipertahankan oleh masyarakat. Nilai tersebut antara lain, etika, moral, budaya dan nilai agama, serta nilai-nilai luhur budaya bangsa lainnya yang cenderung menurun terutama di lingkungan anak, remaja, dan pemuda.

Fakta tersebut menjadikan forum anak sebagai suatu keharusan karena pembangunan dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan bermanfaat bagi kemaslahatan dan kebaikan umat manusia, termasuk mereka yang berada dalam kelompok usia anak, yaitu sebelum 18 tahun.


(32)

Pemenuhan hak anak telah dijamin oleh undang-undang dan berbagai konvensi internasional, namun demikian tidak dengan sendirinya hak anak terpenuhi, karena pemahaman dan kesadaran aparatur pemerintah dan masyarakat secara umum dibidang pemenuhan hak anak masih terbatas dan berbeda-beda. Peran aktif dari anak-anak untuk menuntut hak-hak mereka yang belum dipenuhi tersebut memang sangat diperlukan.

Proses menuntut pemenuhan hak anak dapat dilakukan secara individu setiap anak, namun demikian menuntut hak secara kolektif akan lebih efektif dan efisien baik dari prosesnya maupun peluang keberhasilannya. Forum anak merupakan wadah yang difasilitasi pemerintah yang dapat digunakan oleh anak-anak selain untuk menyuarakan aspirasi namun juga dapat digunakan sebagai wadah untuk menuntut jika terdapat hak-hak anak yang tidak terpenuhi. 5) Aktifitas anak berpengaruh pada tumbuh kembangnya

Anak yang aktif tumbuh kembangnya lebih baik jika dibandingkan dengan anak yang pasif oleh karena itu, pemerintah mendorong anak-anak menjadi warga negara yang aktif. Motivasi aktifitas anak dapat dikembangkan berdasarkan minat, bakat, dan kemampuan anak masing-masing. Forum anak yang dikembangkan berdasarkan kelompok-kelompok kegiatan anak merupakan media yang efektif bagi anak untuk melakukan aktifitas dan mengembangkan bakat, minat dan kemampuannya.


(33)

Selain itu, forum anak perlu dikembangkan untuk mendorong dan menciptakan iklim dan suasana yang kondusif dan kompetitif agar anak lebih aktif, dan terlatih tidak hanya dalam menuntut haknya namun juga menjalankan kewajibannya.

6) Tidak perlu menunggu dewasa

Partisipasi anak dapat dimulai sejak anak-anak memilki pemahaman bahwa anak-anak dapat memberikan kontribusi pada pengembangan dirinya, sehingga untuk dapat berpartisipasi seorang anak tidak perlu menunggu dewasa. Anak dapat menjadi subyek pembangunan di lingkungan anak-anak sendiri, misalnya di lingkungan teman sebaya.

7) Manfaat forum anak

Manfaat forum anak dapat dilhat dari perspektif anak, orang tua, masyarakat dan pemerintah (Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, 2011: 13) yaitu sebagai berikut:

a) Manfaat bagi anak

- adanya wadah atau sarana bagi anak-anak untuk

berkumpul dan aktif menyampaikan aspirasi, pendapat, kepentingan dan kebutuhannya secara lebih formal.

- Peluang dan ruang bagi anak untuk berpartisipasi lebih luas.

- Adanya sarana pengembangan kemampuan

organsiasi bagi anak b) Manfaat bagi orang tua

- Kegiatan anak lebih fokus dan terarah - Pilihan kegiatan anak lebih beragam - Kecerdasan sosial anak lebih terasah - Tumbuh kembang anak lebih optimal


(34)

c) Manfaat bagi masyarakat

- Terjadinya proses penyiapan kepemimpinan sejak

dini

- Munculnya kesadaran kolektif tentang pemenuhan

hak anak

- Munculnya toleransi antar kelompok anak yang

dapat menekan potensial konflik sosial

- Meningkatnya aktifitas anak dapat menekan jumlah kasus kekerasan terhadap anak

- Masalah sosial anak lebih mudah dilokalisir

sehingga memudahkan dalam mencari solusinya

d) Manfaat bagi pemerintah

- Terlaksananya amanah undang-undang perlindungan anak

- Pemerintah lebih mudah merespon aspirasi,

pendapat, keinginan dan kebutuhan anak

- Penyebarluasan informasi terkait anak lebih fokus dan tepat sasaran karena anak memiliki organisasi secara berjenjang

- Penyusunan strategi, kebijakan, program, dan

kegiatan pembangunan lebih berperspektif anak Berdasarkan penjelasan mengenai organisasi forum anak diatas maka dapat disimpulkan bahwa organisasi forum anak merupakan tempat anak-anak untuk belajar, berinteraksi sosial sesama teman sebayanya, mengenali masalah-masalah tentang anak di lingkungannya dan mencari solusi terbaik dengan cara yang dipilih oleh anak-anak dengan didampingi olah fasilitator anak yang terlatih.

3. Manfaat keaktifan dan partisipasi dalam organisasi

Setiap organisasi sekecil apapun lingkupnya membutuhkan

partisipasi anggotanya, baik partisipasi aktif maupun partisipasi pasif. Demikian juga dengan organisasi forum anak Sleman, organisasi ini juga membutuhkan partisipasi anggotanya yaitu para siswa yang bersangkutan dan aktif dalam organisasi forum anak Sleman. Partisipasi


(35)

anggota atau disebut keterlibatan anggota ini sangat diperlukan oleh organisasi untuk mengembangkan dan memajukan oraganisasi tersebut.

Beberapa ahli berikut ini mencoba memberikan penjelasan mengenai manfaat keaktifan dan partisipasi anak dalam suatu organisasi. Menurut Noebeck (Sopiatin, 2010: 103) menjelaskan bahwa siswa yang mengikuti kegiatan siswa di luar sekolah memperlihatkan rasa tanggung jawab siswa, kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain, dan adanya komitmen diri. Senada dengan hal itu Sutisna (Sopiatin, 2010: 100) menyatakan bahwa kegiatan di luar sekolah seperti kegiatan ekstrakurikuler dan keorganisasian bagi siswa diharapkan dapat menghasilkan hasil individu, sosial, civic, dan etis. Hasil individu adalah hasil yang berhubungan dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan, serta pengembangan potensi yang dimiliki siswa. Hasil sosial adalah hasil yang berhubungan dengan hubungan sosial dan kemasyarakatan untuk dapat hidup bersama dengan orang lain, sedangkan hasil civic dan etis merupakan hasil yang berhubungan dengan persamaan hak dan kewajiban, tanpa adanya diskriminasi.

Menurut Santrock (2003: 231) berpendapat bahwa manfaat siswa atau remaja yang tergabung dalam suatu kelompok-kelompok (misalnya kelompok organisasi, kelompok belajar ataupun kelompok olahraga) itu dikarenakan mereka beranggapan dengan suatu kelompok akan sangat menyenangkan, menarik, dan memenuhi kebutuhan mereka atas


(36)

hubungan dekat dan kebersamaan. Mereka bergabung dengan kelompok karena mereka akan memiliki kesempatan untuk menerima penghargaan, baik yang berupa materi maupun psikologi. Sebagai contoh, seorang remaja dapat memperoleh martabat dan pengakuan dikarenakan keanggotaannya dalam dewan keorganisasian siswa di luar sekolah.

Pendapat lain menurut Snider dan Miller (Santrock, 2003: 238) adalah organisasi pemuda dapat memiliki pengaruh penting terhadap perkembangan remaja. Pendapat ini sejalan dengan yang diungkapkan Erikson (Santrock, 2003: 238) yang menyatakan bahwa para remaja yang tergabung dalam keorganisasian pemuda terlihat lebih mau berpartisipasi dalam aktivitas di masyarakat pada masa dewasa mereka dan memiliki harga diri yang lebih tinggi, berpendidikan lebih baik, dan berasal dari keluarga dengan tingkat perekonomian lebih tinggi dari pada rekan mereka yang tidak berpartisipasi dalam organisasi kepemudaan. Keaktifan dalam organisasi kepemudaan akan membantu remaja melatih kemampuan antarpribadi dan organisasi yang sangat penting untuk keberhasilan pada peran sebagai orang dewasa.

Menurut Davis (1994: 232) yang dimaksud dengan partisipasi atau keterlibatan adalah keterlibatan mental/pikiran dan emosi perasaan seseorang di dalam situasi sekelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada sekelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggungjawab terhadap usaha yang bersangkutan.


(37)

Menurut pendapat di atas terdapat tiga gagasan penting partisipasi yaitu keterlibatan mental/pikiran, keterlibatan emosi, tanggung jawab. Partisipasi atau keterlibatan anggota dalam suatu organisasi lebih banyak ditekankan pada partisipasi psikologi daripada partisipasi fisiknya. Dengan adanya partisipasi diharapkan anggota organisasi dapat menyampaikan inisiatif dan menyalurkan kreatifitasnya untuk memajukan organisasi. Partisipasi juga dapat mendorong anggota untuk menerima tanggungjawab atas aktifitas yang dilakukan sehingga akan belajar untuk bertanggungjawab dalam menyelesaikan tugasnya. Berdasarkan uraian diatas maka keterlibatan siswa dalam organisasi pada dasarnya mencakup tiga hal sebagai berikut :

1). Keterlibatan mental dan emosi

Keterlibatan mental dan emosi adalah sejauh mana siswa anggota organisasi terlibat emosinya dengan organisasi yang bersangkutan, misalnya sikap yang ditunjukan siswa dalam memecahkan masalah-masalah di organisasi serta keikutsertaan dalam pengambilan setiap keputusan-keputusan di organisasi.

2). Keterlibatan tanggung jawab

Keterlibatan tanggung jawab adalah sejauh mana siswa yang bersangkutan bertanggung jawab akan segala hal yang berkaitan dengan


(38)

terlaksananya organisasi. Hal ini dapat diketahui dari sejauh mana mereka hadir dalam mengikuti kegiatan-kegiatan organisasi.

3). Keterlibatan mental /pikiran

Yang dimaksud dengan keterlibatan mental /pikiran adalah sejauh mana siswa menyumbangkan pikiran/mental berupa ide/gagasan yang berguna untuk mengembangkan organisasi di masa sekarang dan masa dating. Hal ini dapat diketahui dari sikap yang ditunjukan siswa dalam mengeluarkan dan mendengarkan pendapat.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan bahwa indikator-indikator keaktifan siswa dalam organisasi yaitu kegiatan-kegiatan yang meliputi memecahkan masalah, pengambilan keputusan, kehadiran dalam kegiatan-kegiatan di organisasi, mengeluarkan pendapat, serta mendengarkan pendapat.

B. Kajian Tentang Motivasi Belajar

Motivasi dalam belajar mempunyai peran yang sangat penting bagi seseorang dalam belajar oleh karena itu, penulis akan menguraikan tentang kajian motivasi belajar yang meliputi pengertian motivasi, pengertian belajar, pengertian motivasi belajar, fungsi motivasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dalam belajar. Adapun penjelasan mengenai motivasi belajar antara lain adalah:


(39)

1. Pengertian Motivasi

Menurut Woolfolk (2009: 186) motivasi adalah keadaan internal yang membangkitkan, mengarahkan, dan mempertahankan perilaku. Studi tentang motivasi difokuskan pada bagaimana dan mengapa orang memprakarsai tindakan yang diarahkan pada tujuan tertentu, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk memulai kegiatan itu, seberapa intensif mereka terlibat dalam kegiatan itu, dan seberapa persisten mereka dalam usahanya untuk mencapai tujuan dan apa yang mereka pikirkan dan rasakan disepanjang perjalanannya.

Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu. Menurut Sardiman (2009: 73), menyatakan bahwa:

“ Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Jadi motivasi dapat diartikan sebagai “daya penggerak yang telah menjadi aktif”. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak.”

Selain itu Hamzah B. Uno (2008: 30) berpendapat bahwa

“Motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai tujuan tertentu. Sedangkan motivasi adalah sesuatu proses untuk menggiatkan motif menjadi perubahan/tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan/keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.”


(40)

Pendapat yang sama mengenai motivasi juga dikemukakan oleh Dimyati dan Mujiono (2002: 96)

“Motivasi sebagai penggerak tingkah laku sangat peting didalam proses belajar. ’’Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap perilaku individu belajar.”

Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi dalam kaitannya dengan belajar mempunyai hubungan yang sangat erat dengan kebutuhan aktualisasi diri sehingga motivasi paling besar pengaruhnya pada kegiatan belajar siswa yang bertujuan untuk mencapai prestasi tinggi. Apabila tidak ada motivasi belajar dalam diri siswa, maka akan menimbulkan rasa malas untuk belajar baik dalam mengikuti proses belajar mengajar maupun mengerjakan tugas-tugas individu dari guru.

2. Pengertian Belajar

Secara etimologis belajar memiliki arti yaitu berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu merupakan suatu bentuk usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan mendapatkan ilmu dan kepandaian yang belum dimiliki sebelumnya.

Menurut Skiner (Dimyati 2009: 9) menjelaskan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Selain itu Slameto (2010: 2), memberikan pengertian


(41)

tentang belajar yaitu suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Selain itu definisi belajar menurut beberapa ahli yang dikutip oleh Ngalim Purwanto (2004: 84), Yaitu:

“Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamanya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang. Gagne menyatakan bahwa belajar terjadi apabila suatu stimulis bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatanya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu kewaktu sesudah ia mengalami situasi tadi”.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada seseorang individu karena sebagai hasil dari suatu pengalaman dalam berinteraksi. Peubahan itu tidak terbatas mengenai jumlah pengetahuan saja, tetapi juga terbentuknya keterampilan, kecakapan, dan sikap.

3. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar memegang peranan penting dalam pencapaian prestasi belajar. Motivasi yang tinggi dapat menggiatkan aktivitas belajar siswa. Menurut Sugihartono dkk (2007: 78) motivasi tinggi dapat ditemukan dalam sifat perilaku siswa antara lain:

(1) adanya kualitas keterlibatan siswa dalam belajar yang sangat tinggi, (2) adanya perasaaan dan keterlibatan afektif siswa yang tinggi dalam belajar, (3) adanya upaya siswa yang senantiasa


(42)

memelihara dan menjaga agar memiliki motivasi belajar yang tinggi.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Biggs dan Telfer (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 8) motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku belajar. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.

Penulis dalam penelitian ini mencoba mengemukakan beberapa pandangan para ahli tentang pengertian motivasi belajar. Menurut Nana Syaodih (2006: 163) yaitu:

“Belajar perlu didukung oleh motivasi yang kuat dan konstan. Motivasi yang lemah serta tidak konstan akan menyebabkan kurangnya usaha belajar yang pada akhirnya berpengaruh terhadap hasil belajar.”

Selain itu menurut pendapat Sardiman (2009: 83) bahwa:

“Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual, peranan yang luas adalah dalam hal menimbulkan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar, siswa yang memeliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi unuk melakukan kegiatan belajar.”

Pendapat yang sama mengenai motivasi belajar juga dikemukakan oleh Dimyati dan Mudjiono (2009: 80) yaitu:

“Motivasi belajar adalah kekuatan mental berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau cita-cita. Motivasi dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif siswa serta mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam kegiatan belajar.”


(43)

Berdasarkan pendapat yang telah diuraikan oleh dari para ahli diatas maka dapat diketahui bahwa motivasi belajar adalah suatu yang mendorong atau menggerakkan serta mengarahkan seseorang untuk melakukan sesuatu. Sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu dapat bersumber dari dalam dirinya maupun yang datang dari luar dirinya.

4. Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi dalam kaitannya dengan belajar merupakan penggerak untuk melakukan kegiatan belajar. Individu yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar akan berusaha melaksanakan kegiatan belajar tersebut dengan efektif dan efesien. Peran motivasi sangat diperlukan dan mempunyai fungsi sangat penting bagi para siswa dalam belajar. Menurut Sardiman (2009: 83) fungsi motivasi belajar ada tiga yaitu:

(1) Mendorong manusia untuk berbuat sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. (2) Menentukan arah perbuatan yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. (3)Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat dengan tujuan tersebut.

Selain itu Oemar Hamalik (2002: 161) juga mengemukakan tiga fungsi motivasi, yaitu:

(1) mendorong timbulnya kelakuan atau sesuatu perbuatan. Tanpa motivasi maka tidak akan timbul suatu perbuatan seperti belajar. (2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah : Artinya menggerakkan


(44)

perbuatan ke arah pencapaian tujuan yang di inginkan. (3) Motivasi berfungsi penggerak : Motivasi ini berfungsi sebagai mesin, besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan atau perbuatan.

Senada dengan hal ini Syaiful Bahri Djamarah (2008: 157) berpendapat bahwa fungsi motivasi belajar baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinksi adalah sebagai pendorong, penggerak, dan penyeleksi perbuatan. Ketiga fungsi tersebut menyatu dalam sikap yang kemudian terimplikasi didalam perbuatan. Motivasi sebagai pendorong, penggerak, dan penyeleksi perbuatan berfungsi sebagi suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam memuaskan rasa keingintahuannya terhadap sesuatu yang belum diketahuinya dan kemudian mendorong seseorang tersebut untuk belajar mencari tahu. Ketiga fungsi tersebutlah yang mempengaruhi dan menggerakan sikap apa yang seharusnya diambil dan diarahkan dalam rangka belajar.

Berdasarkan beberapa uraian mengenai fungsi motivasi belajar maka dapat disimpulkan bahwa fungsi motivasi belajar yang secara umum yaitu

sebagai daya penggerak yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan tertentu untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Motivasi yang tinggi akan mendorong seseorang untuk melakukan belajar atau kegiatan belajar dengan lebih tangguh, bersemangat, dan terarah.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Banyak faktor yang mempengaruhi mempengaruhi motivasi belajar. Menurut Oemar Hamalik (2002: 113) motivasi intrinsik dan ekstrinsik


(45)

tersebut dapat muncul karena dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

1) Tingkat kesadaran diri siswa atas kebutuhan yang mendorong tingkah laku atau perbuatannya dan kesadaran atas tujuan belajar yang hendak dicapainya.

2) Sikap guru terhadap kelas. Guru yang bersikap bijak dan selalu merangsang siswa untuk berbuat ke arah suatu tujuan yang jelas dan bermakna bagi individu akan menumbuhkan sifat intrinsik tetapi bila guru lebih menitikberatkan pada rangsangan-rangsangan sepihak maka sifat ekstrinsik menjadi dominan. 3) Pengaruh kelompok siswa. Bila pengaruh kelompok terlalu kuat

maka motivasinya lebih condong ke sifat ekstrinsik.

4) Suasana kelas. Suasana kebebasan yang bertanggungjawab

tentunya lebih merangsang munculnya motivasi intrinsik dibandingkan dengan suasana penuh tekanan dan paksaan.

Mengingat motivasi sangat penting peranannya sebagai penggerak dan pendorong siswa untuk melakukan kegiatan belajar maka penting kiranya melakukan upaya yang dapat menimbulkan motivasi sehingga siswa semangat dalam melakukan belajar. Menurut Sardiman (2009: 92) ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar yaitu:

1) Memberi angka

Banyak siswa belajar, yang utama justru untuk mencapai angka/nilai yang baik. Jadi angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat.

2) Hadiah

Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidak selalu demikian.

3) Saingan/kompetisi

Persaingan, baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

4) Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran pada diri siswa sehingga siswa merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan, sehingga siswa bekerja keras untuk mempertahankan diri.


(46)

Siswa akan giat belajar kalau ada ulangan. 6) Mengetahui hasil

Apabila kita mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan maka akan meningkatkan motivasi.

7) Pujian

Dengan diberi pujian, siswa akan menjadi bangga dan cenderung akan mempertahankan prestasinya.

8) Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau

diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.

9) Minat

Motivasi sangat erat hubungannya dengan unsur minat. Motivasi muncul karena ada minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok.

Senada dengan hal itu Dimyati dan Mudjiono (2002: 97) mencoba menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa antara lain:

a) Cita-cita atau aspirasi siswa

Keinginan yang terpuaskan dapat memperbesar kemauan dan semangat belajar. Pemberian penguatan dengan hadiah atau hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan, dan kemudian kemauan menjadi cita-cita. Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun ekstrinsik. Hal ini dikarenakan tercapainya cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.

b) Kemampuan siswa

Keinginan seorang anak perlu diikuti dengan kemampuan untuk mencapainya. Kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.


(47)

Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani akan mempengaruhi motivasi belajar. Siswa yang kondisi jasmani maupun rohaninya kurang stabil, baik itu karena kelelahan ataupun sakit maka perhatiannya terhadap belajar menjadi tergangu.

d) Kondisi lingkungan siswa

Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan. Lingkungan yang aman, tenteram, tertib, dan indah maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.

e) Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran

Sebagai contoh misalnya setelah melihat tayangan tentang pembangunan bidang perikanan di Indonesia Timur, maka seseorang siswa akan tertarik untuk belajar dan bekerja di bidang perikanan. Pebelajar yang masih berkembang jiwa raganya, lingkungan yang semakin bertambah baik berkat dibangun, merupakan kondisi dinamis yang bagus bagi pembelajaran.

Berdasarkan beberapa uraian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar maka dapat dirumuskan indikator-indikator yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu motivasi intrinsik yang meliputi kemauan belajar, ketekunan dan keuletan dalam belajar, rasa percaya diri, keberanian dalam berpendapat, keberanian dalam mengambil resiko, keinginan berprestasi, serta kerelaan meninngalkan kewajiban dan tugas selain belajar. Sedangkan motivasi ekstrinsik meliputi dukungan dari


(48)

lingkungan keluarga dan lingkungan sosial. Siswa yang termotivasi dalam belajar dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku yang menyangkut minat, ketajaman, perhatian, konsentrasi, dan ketekunan sedangkan siswa yang memiliki motivasi rendah dalam belajarnya menampakkan keengganan, cepat bosan, dan berusaha menghindar dari kegiatan belajar. Disimpulkan bahwa motivasi menentukan tingkat berhasil tidaknya kegiatan siswa.

C. Kajian Tentang Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan suatu alat untuk menilai berhasil tidaknya proses pembelajaran yang telah dilakukan dan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai materi yang diajarkan oleh guru. Terkait dalam penelitian ini, penulis mencoba menguraikan penjelasan mengenai prestasi belajar. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

1. Pengertian Prestasi Belajar

Gagne (Dimyati dan Mudjiono, 2002: 10) menyatakan belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru. Belajar merupakan aktivitas yang kompleks yang menghasilkan suatu kapabilitas, yang berupa keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai.

Selain itu Suharsimi (2005: 4) mencoba menjelaskan pengertian prestasi belajar sebagai berikut: Pengertian prestasi belajar secara sempit yaitu hasil dari proses kegiatan belajar. Pengertian yang lebih luas


(49)

menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil kerja suatu mekanisme yang sangat komplek yang terdiri dari input, output, transformasi dan feedback.

Menurut Sumadi Suryabrata, (2006: 297) prestasi dapat pula didefinisikan sebagai berikut: “nilai merupakan perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh guru mengenai kemajuan/prestasi belajar siswa selama masa tertentu.” Jadi, prestasi adalah hasil usaha siswa selama masa tertentu melakukan kegiatan.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil usaha siswa yang dapat dicapai berupa penguasaan pengetahuan, keterampilan serta sikap dan nilai setelah mengikuti proses pembelajaran yang dapat dibuktikan dengan hasil tes. Prestasi belajar merupakan suatu hal yang sangat dibutuhkan siswa untuk mengetahui kemampuan yang diperolehnya dari suatu kegiatan yang disebut belajar.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar mempunyai hubungan erat dengan kegiatan belajar. Banyak pendapat mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dikelompokkan menjadi dua garis besar, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor eksternal).

Nana Syaodih (2009: 162) menyatakan dua faktor yang mempengaruhi usaha dan keberhasilan belajar, yaitu :


(50)

1) Faktor-faktor dari dalam individu

a) Aspek jasmani mencakup kondisi dan kesehatan jasmani dari

individu

b) Aspek psikis atau rohaniah menyangkut kondisi kesehatan psikis, kemampuan-kemampuan intelektual, social, psikomotor, serta kondisi afektif dan kognitif dari individu.

c) Kondisi sosial. Menyangkut hubungan individu dengan orang lain, baik gurunya, temannya, orang tuanya, maupun orang-orang yang lainnya.

d) Motivasi dan minat untuk belajar. 2) Faktor-faktor di luar individu

a) Keluarga

i. Faktor fisik, mencakup keadaan rumah dan ruangan tempat

belajar, sarana dan prasarana yang ada, suasana dalam rumah, juga suasana lingkungan di sekitar rumah.

ii. Kondisi dan suasana sosial psikologis dalam keluarga

menyangkut keutuhan keluarga, iklim psikologis, iklim belajar, dan hubungan antar anggota keluarga.

b) Lingkungan sekolah

Lingkungan fisik sekolah seperti lingkungan sekolah, sarana dan prasarana belajar yang ada, sumber belajar, dan sebagainya.

Sejalan dengan pendapat tersebut, Muhibbin Syah (2005: 132) membagi faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menjadi 3 macam,


(51)

yaitu: 1) faktor internal, yang meliputi keadaan jasmani dan rohani, 2) faktor eksternal yang merupakan kondisi lingkungan disekitar siswa, dan 3) faktor pendekatan belajar yang merupakan jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran.

Menurut Ngalim Purwanto (2004: 107), faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah:

a) Faktor dari dalam diri individu

Terdiri dari faktor fisiologis. Faktor fisiologis adalah kondisi jasmani dan kondisi panca indera, sedangkan faktor psikologis yaitu bakat, minat, kecerdasan, motivasi berprestasi dan kemampuan kognitif.

b) Faktor dari luar individu

Terdiri dari faktor instrumental. Faktor lingkungan yaitu lingkungan sosial dan lingkungan fisik, sedangkan faktor instrumental yaitu kurikulum, bahan, guru, sarana, administrasi dan manajemen.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut : 1) faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari diri siswa yang meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor fisiologis menyangkut kondisi jasmani atau fisik siswa, sedangkan faktor psikologis meliputi aspek sebagai berikut: minat belajar, kecerdasan, motivasi belajar, bakat, kemampuan kognitif, dan sikap siswa terhadap mata pelajaran. 2) faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa yang meliputi lingkungan fisik dan sosial serta instrumen yang berupa kurikulum, progam, metode mengajar, guru, sarana dan fasilitas. Terkait


(52)

dalam penelitian ini, faktor yang dianggap paling berpengaruh adalah keadaan fisiologis siswa dan motivasi belajar.

3. Pengukur Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar yang berupa pengetahuan dan keterampilan yang dapat diukur dengan tes. Menurut pendapat Nana Sudjana (2005: 22) prestasi belajar terdiri dari 3 ranah yaitu :

1) Ranah kognitif, berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

2) Ranah afektif, berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari lima aspek, yaitu penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, internalisasi. Pengukuran ranah afektif tidak dapat dilakukan setiap saat karena perubahan tingkah laku siswa dapat berubah sewaktu-waktu.

3) Ranah psikomotorik, berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Pengukuran ranah psikomotor dilakukan terhadap hasil-hasil belajar yang berupa penampilan.

Berdasarkan pendapat tersebut maka hasil belajar siswa dapat diukur dengan tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penelitian hasil belajar. Prestasi belajar siswa sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal. Terkait dalam penelitian ini faktor yang berpengaruh terhadap


(53)

prestasi belajar adalah keadaan fisiologis siswa yang aktif dalam kegiatan organisasi dan motivasi belajar. Kondisi fisiologis siswa yang baik dalam proses belajar mengajar akan mendorong siswa untuk belajar maksimal untuk memperoleh prestasi belajar sebaik-baiknya. Selain kondisi fisik, faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar adalah motivasi belajar.

Berdasarkan uraian di atas maka prestasi belajar dapat diartikan sebagai tingkat kemampuan aktual yang dapat diukur dengan standar tes berupa penguasaan ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan. Prestasi belajar merupakan hasil yang telah dicapai siswa dalam usahanya untuk menguasai pelajaran-pelajaran di sekolah yang dilakukan dengan sengaja pada waktu tertentu yang dapat diukur secara langsung melalui tes dan dapat dinyatakan dalam bentuk angka atau simbol lain. Guna memperoleh data prestasi belajar di sekolah dilakukan dengan metode dokumentasi yaitu menggunakan nilai raport semester ganjil 2012 yang telah dicapai para siswa yang tergabung dalam organisasi forum anak Sleman.

 

D. Kerangka Pikir

1. Hubungan antara Keaktifan Berorganisasi dengan Prestasi Belajar

Siswa di Organisasi Forum Anak Sleman

Keaktifan siswa dalam organisasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa yang berpartisipasi aktif dalam kegiatan di organisasi forum anak Sleman yang bertujuan untuk menyalurkan bakat, memperluas wawasan dan membentuk kepribadian siswa seutuhnya. Siswa dikatakan aktif dalam kegiatan organisasi apabila siswa tersebut mengikuti kegiatan


(54)

yang dilaksanakan dalam organisasinya dan memanfaatkan kegiatan organisasi. Keaktifan tersebut diduga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa di organisasi forum anak Sleman, diantaranya yaitu memberikan pengaruh pada kondisi fisiologis siswa. Kondisi fisiologis siswa yaitu kondisi jasmani atau kondisi fisik. Terkait dalam penelitian ini, kondisi siswa yang dimaksudkan adalah keadaan dimana siswa baik di sekolah maupun dirumah yang terlalu aktif dalam mengikuti kegiatan berorganisasi cenderung merasa kelelahan dengan padatnya kegiatan-kegiatan yang diikuti. Hal ini menyebabkan kondisi siswa baik jasmani ataupun rohani menjadi lelah dan tidak dapat berkonsentrasi dalam belajar sehingga berpengaruh terhadap prestasi belajar. Berdasarkan penafsiran tersebut, diduga ada hubungan antara keaktifan berorganisasi dengan prestasi belajar siswa. Hal ini ditegaskan dari beberapa siswa yang aktif dalam kegiatan keorganisasian dan mengalami gangguan fisiologis, maka akan berpengaruh terhadap pencapaian prestasi di sekolahnya.

2. Hubungan antara Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa di

Organisasi Forum Anak Sleman

Motivasi adalah suatu yang mendorong atau menggerakkan serta mengarahkan seseorang untuk melakukan sesuatu. Sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu dapat bersumber dari dalam dirinya maupun yang datang dari luar dirinya. Seorang yang memiliki motivasi terhadap suatu obyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap obyek tersebut.


(55)

Seseorang siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi, maka akan belajar lebih giat sehingga dapat dipastikan prestasi belajar yang baik akan tercapai. Berdasarkan penafsiran tersebut, diduga ada hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa. Hal ini ditegaskan bahwa dari beberapa siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, maka pencapaian prestasi belajarnya juga tinggi sedangkan siswa yang motivasi belajarnya rendah maka pencapaian prestasi belajarnya juga rendah.

3. Hubungan antara Keaktifan Berorganisasi dan Motivasi Belajar

dengan Prestasi Belajar Siswa di Organisasi Forum Anak Sleman

Manfaat berorganisasi bagi siswa-siswa yang tergabung didalamnya yaitu untuk membangun jiwa serta mental mereka melalui berbagai macam kegiatan-kegiatan didalamnya. Kegiatan-kegiatan organisasi yang cenderung padat memaksa para siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan tersebut. Hal tersebut menyebabkan para siswa sering melalaikan sekolahnya untuk mengikuti kegiatan-kegiatan di organisasi. Ketidakmampuan dalam mengatur diri untuk belajar dan berorganisasi inilah yang menyebabkan kondisi fisik siswa menjadi lelah. Kondisi siswa yang kurang baik diduga menyebabkan siswa mengalami penurunan prestasi belajar.

Seorang siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, akan tetapi tidak didukung dengan keadaan fisik siswa yang sehat maka prestasi belajar siswa bisa rendah. Di sisi lain, seorang siswa yang kondisi fisiknya baik, tapi tidak memiliki motivasi belajar yang baik maka prestasi belajar


(56)

sis bai ma ter bel ter dig Ga Ke Y

swa bisa ren ik dan didu ampu men rsebut, didu lajar dengan Hubung rhadap pres gambarkan

ambar 1. P

eterangan :

: keak

: motiv

: hubu

: hubu

: prest

X

1

 

X2

 

ndah pula. ukung deng ncapai pres uga ada hubu

n prestasi b gan antara

stasi belajar dalam parad

Pengaruh A

:

ktifan berora vasi belajar ungan te ungan antara tasi belajar Akan tetap gan motivas stasi yang ungan antar elajar siswa keaktifan r siswa di digma pene

Antar Vari

agnisasi r

erhadap Y,

a dan

pi, lain haln si belajar ya baik pula ra keaktifan a di organisa

berorganis organisasi elitian sebag

iabel

dan hubun terhadap Y

Y

nya bila kon ang baik, m a. Berdasar n berorganis

asi forum an sasi dan m forum ana gai berikut:

gan terh Y

ndisi fisik maka siswa

rkan penaf sasi dan mo

nak Sleman motivasi b ak Sleman adap Y siswa akan fsiran otivasi n. elajar dapat


(57)

E. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dapat diajukan hipotesis jawaban sementara terhadap permasalahan yang dihadapi yaitu:

1. Terdapat hubungan negatif antara keaktifan berorganisasi dengan prestasi belajar siswa di organisasi forum anak Sleman.

2. Terdapat hubungan positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa di organisasi forum anak Sleman.

3. Terdapat hubungan negatif antara keaktifan berorganisasi dan motivasi belajar dengan prestasi belajar siswa di organisasi forum anak Sleman.


(58)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional.Penelitian ini dapat dikatakan sebagai penelitian korelasi, karena penelitian ini dilakukan untuk mengetahui atau menguji hubungan antara dua variabel atau lebih. Hal ini sependapat dengan Suharsimi Arikunto (2006: 04) yang menjelaskan bahwa penelitian korelasi atau penelitian korelasional adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada.

B. Tempat dan waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di organisasi Forum Anak Sleman yang bersekretariat di Jalan Roro Jonggrang No. 4, Beran, Tridadi, Sleman.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai bulan April 2013.

C. Populasi Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 115) menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah


(59)

siswa-siswa yang tergabung dalam organisasi anak Sleman yang berjumlah 66 anak. Berdasarkan jumlah keseluruhan siswa itu semuanya diambil sebagai subjek dalam penelitian. Hal ini dikarenakan bahwa apabila populasinya kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua (Suharsimi Arikunto, 2006: 120).

D. Variabel Penelitian

Pengertian variabel menurut Suharsimi (2006: 94) adalah “gejala suatu objek penelitian yang bervariasi”. Menurut Sugiyono (2012: 2) yang dimaksud dengan variabel penelitian adalah “suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Variabel-variabel yang diajukan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis variabel yang digunakan yaitu :

a. Variabel bebas (independent variables) artinya variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2012: 39). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu:

1) Keaktifan berorganisasi (X1)

Keaktifan berorganisasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keterlibatan aktif siswa dalam suatu kegiatan organsasi dimana hal tersebut mempunyai hubungan dalam memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar siswa.


(60)

2) Motivasi Belajar (X2)

Motivasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan belajar dimana hal tersebut mempunyai hubungan dalam memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

b. Variabel terikat (dependent variables) artinya variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2012: 39). Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu Prestasi Belajar (Y) siswa di organisasi forum anak Sleman.

E. Definisi Operasional

Guna menghindari adanya kesalahan dalam penafsiran tentang variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu dibatasi pengertian dari variabel-variabel dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Keaktifan Siswa dalam Oraganisasi

Keaktifan siswa dalam organisasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa yang berpartisipasi aktif dalam kegiatan di organisasi forum anak Sleman yang bertujuan untuk menyalurkan bakat, memperluas wawasan dan membentuk kepribadian siswa seutuhnya. Siswa dikatakan aktif dalam kegiatan organisasi apabila siswa tersebut mengikuti kegiatan yang dilaksanakan dalam organisasinya dan memanfaatkan kegiatan organisasi tersebut sebagai sarana pengembangan diri, memperluas wawasan, meningkatkan ilmu dan pengetahuan serta integritas kepribadian siswa.


(61)

2. Motivasi belajar siswa

Motivasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kekuatan baik yang berasal dari dalam maupun luar yang mendorong para siswa yang tergabung aktif dalam kegiatan organisasi forum anak Sleman dalam melakukan sesuatu yang dapat menimbulkan garah untuk belajar dan berusaha untuk mencapai prestasi belajar yang optimal.

3. Prestasi belajar siswa

Prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil penilaian dan pengukuran yang diperoleh siswa dari proses belajar di sekolah yang telah dilakukan pada semester ganjil 2012. Indikator variabel prestasi belajar adalah prestasi belajar yang ditunjukkan dalam besarnya nilai raport.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara bagaimana data dapat diperoleh (Suharsimi Arikunto, 2006: 222). Metode yang digunakan dalam memperoleh data pada penelitian ini adalah :

1. Kuesioner/Angket

Kuesioner/angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 2006: 151). Kuesioner digunakan untuk mengetahui data dari variabel, kemudian dijabarkan ke dalam indikator-indikator dan selanjutnya


(62)

diwujudkan ke dalam butir-butir pertanyaan yang dituangkan dalam angket.

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai keaktifan siswa yang tergabung dalam organisasi forum anak Sleman dan motivasi belajar mereka. Penulis dalam penelitian ini menggunakan jenis angket tertutup. Angket tertutup adalah angket yang terdiri atas pertanyaan atau pernyataan dengan sejumlah jawaban tertentu sebagai pilihan (Nasution, 2000: 129)

2. Observasi

Peneliti dalam penelitian ini menggunakan metode observasi. Metode observasi yaitu pengamatan secara langsung terhadap proses situasi yang terjadi sebenarnya di tempat penelitian yang akan dilakukan. Pengamatan yang dilakukan berhubungan dengan kegiatan-kegiatan para siswa di organisasi forum anak Sleman. Observasi digunakan untuk peneliti pada tahap awal melakukan penelitian dengan tujuan mencari masalah yang akan diangkat dalam penelitian.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2006: 231). Data yang diperoleh dari dokumentasi ini adalah data tentang jumlah siswa yang aktif tergabung di organisasi forum anak sleman dan data mengenai prestasi belajar siswa yang tergabung di


(63)

oragnisasi forum anak sleman. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan nilai raport semester ganjil 2012.

G. Instumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah (Suharsimi Arikunto, 2006: 136). Variasi insturmen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala keaktifan berorganisasi, skala motivasi belajar dan studi dokumentsi prestasi belajar sebagai berikut:

1. Skala Keaktifan Berorganisasi

Skala keaktifan berorganisasi disusun mengacu pada keterlibatan aktif individu pada kegiatan-kegiatan organisasi. Keaktifan berorganisasi disusun berdasarkan sikap yang ditunjukan individu sebagai berikut: a. Presensi kehadiran

Dapat diketahui dari frekuensi kehadiran individu dalam mengikuti kegiatan-kegiatan di organisasi.

b. Mengeluarkan pendapat

Dapat diketahui dari sikap yang ditunjukan individu dalam menyampaikan pendapat, saran, serta ide-ide dalam kegiatan keorganisasian.


(64)

c. Mendengarkan pendapat

Dapat diketahui dari sikap yang ditunjukan individu dalam mendengarkan pendapat, saran, serta ide-ide orang lain dalam kegiatan di organisasi.

d. Memecahkan masalah

Dapat diketahui dari sikap yang ditunjukan oleh individu ketika menghadapi masalah-masalah di organisasi serta bagaimana cara menyelesaikan masalah tersebut.

e. Pengambilan keputusan

Dapat diketahui dari sikap yang ditunjukan individu dalam mengambil keputusan dikegiatan organisasi.

Berdasarkan penjelasan dan penjabaran indikator dari masing-masing variabel, maka dapat dirumuskan kisi-kisi keaktifan berorganisasi. Kisi-kisi instrumen dapat dilihat pada tabel 1 di halaman 52.

2. Skala Motivasi Belajar

Skala motivasi belajar dibedakan menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang berasal dari dalam. Motivasi intrinsik disusun berdasarkan sikap yang ditunjukan oleh individu sebagai berikut:

a. Kemauan belajar

Kemauan belajar dapat diketahui dari sikap individu dalam belajar b. Ketekunan dan keuletan dalam belajar


(65)

Ketekunan dan keuletan dalam belajar dapat diketahui melalui sikap tekun dan ulet yang ditunjukan individu dalam belajar

c. Rasa percaya terhadap diri sendiri

Rasa percaya terhadap diri sendiri dapat diketahui dari sikap yang ditunjukan oleh individu mengenai kepercayan diri terhadap kemampuan yang dimiliki.

d. Keberanian menyampaikan pendapat

Keberanian menyampaikan pendapat dapat diketahui melalui sikap individu dalam berpendapat di dalam kelas.

e. Keberanian dalam mengambil resiko

Keberanian dalam mengambil resiko dapat diketahui melalui sikap yang ditunjukan oleh individu dalam mengambil keputusan mengenai hal-hal yang baru.

f. Keinginan berprestasi

Keinginan berprestasi dapat diketahui melalui sikap yang ditunjukan individu dalam berprestasi.

g. Kerelaan meninggalkan kewajiban atau tugas lain

Kerelaan meninggalkan kewajiban atau tugas lain dapat diketahui melalui sikap individu dalam memilih kewajiban dalam belajar atau tugas yang lain.

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berasal dari luar. Motivasi ekstinsik disusun berdasarkan sikap yang ditunjukan individu sebagai berikut:


(66)

a. Kondisi lingkungan non sosial

Kondisi lingkungan non sosial dapat diketahui dari keadaan lingkungan tempat tinggal individu yang mempengaruhi sikap individu tersebut dalam belajar.

b. Dukungan dari lingkungan sosial

Dukungan dari lingkungan sosial dapat diketahui dari sikap-sikap yang ditunjukan oleh orang tua, saudara, guru dan teman dalam mendukung individu untuk belajar.

Berdasarkan penjelasan dan penjabaran indikator dari masing-masing variabel, maka dapat dirumuskan kisi-kisi motivasi belajar. Kisi-kisi instrumen dapat dilihat pada tabel 2 di halaman 53.

3. Prestasi Belajar

Variabel prestasi belajar dapat dilihat dengan teknik dokumentasi yaitu dengan menggunakan nilai raport. Nilai raport tersebut sebagai sumber data dengan pertimbangan bahwa hasil ujian dapat menunjukkan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa.

Secara lebih jelas mengenai kisi-kisi pengembangan instrumen dapat dilihat pada tabel berikut:


(67)

Tabel 1. Kisi-kisi Pengembangan Instrumen Keaktifan Berorganisasi

No. Variabel Indikator

Nomor Item Item + _

1. Keaktifan

berorganisasi

a. Presensi kehadiran 1, 2, 3, 4, 5

6, 7 7

b. Mengeluarkan pendapat 8, 9, 10 11, 12 5

c. Mendengarkan pendapat 13, 14, 15

16, 17 5

d. Memecahkan masalah 18, 19, 20

21, 22 5

e. Pengambilan keputusan 23, 24, 25

26, 27 5


(68)

Tabel 2. Kisi-kisi Pengembangan Instrumen Motivasi Belajar

No. Variabel Indikator

Nomor Item Item + _

1. Motivasi belajar a. Motivasi intrinsik:

1. Kemauan belajar 1, 2, 3 4, 5, 6 6

2. Ketekunan dan keuletan dalam belajar

7, 8, 9 10, 11, 12

6

3.Rasa percaya pada diri sendiri 13, 14, 15

16, 17, 18

6

4.Keberanian menyampaikan pendapat 19, 20, 21 22, 23, 24 6

5. Keberanian dalam mengambil resiko 25, 26, 27 28, 29, 30 6

6. Keinginan berprestasi 31, 32,

33

34, 35, 36

6

7.Kerelaan meninggalkan kewajiban atau tugas lain

37, 38, 39

40, 41, 42

6

b. Motivasi ekstrinsik:

1.Kondisi dari lingkungan non sosial individu 43, 44, 45 46, 47, 48 6

2.Dukungan dari lingkungan sosial 49, 50, 51

52, 53, 54

6


(69)

Pengembangan instrumen atau alat ukur dalam penelitian ini berupa lembar angket yang berisi butir-butir pertanyaan yang dilengkapi dengan alternatif jawaban dan responden tinggal memilihnya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dimana data dalam penelitian ini harus diubah menjadi angka-angka yaitu dengan penskoran. Skala pengukuran yang digunakan adalah likert scale. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2012: 86) bahwa dengan skala likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan likert scale mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif dapat berupa kata-kata antara lain: Sangat Sesuai, Sesuai, Tidak Sesuai, dan Sangat Tidak Sesuai. Skor alternatif jawaban yang diberikan oleh responden pada pertanyaan positif (+) dan pernyataan (-) adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Skor Alternatif Jawaban

Pernyataan Positif (+) Pernyataan Negatif Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Skor

Sangat Sesuai 4 Sangat Sesuai 1

Sesuai 3 Sesuai 2

Tidak Sesuai 2 Tidak Sesuai 3


(70)

Kriteria yang digunakan dalam menentukan jawaban adalah sebagai berikut:

a. Responden memilih jawaban ‘’ Sangat sesuai’’ jika keadaan

responden sesuai dengan pernyataan sebesar 76% -100%.

b. Responden memilih jawaban ‘’Sesuai’’ jika keadaan responden

sesuai dengan pernyataan sebesar 51% -75%.

c. Responden memilih jawaban ‘’Tidak Sesuai’’ jika keadaan

responden sesuai dengan pernyataan sebesar 26% -50%.

d. Responden memilih jawaban ‘’Sangat Tidak Sesuai’’ jika keadaan responden sesuai dengan pernyataan sebesar 0% -25%.

H. Ujicoba Instrumen

Menurut Burhan Nurgiyantoro, Gunawan & Marzuki (2004: 336), sebuah instrumen haruslah memiliki kualifikasi yang memenuhi persyaratan sebagai alat ukur yang baik. Persyaratan kualifikasi itu paling tidak meliputi aspek validitas dan reliabilitas. Berdasarkan pendapat tersebut maka semua instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini terlebih dahulu diuji cobakan sebelum dipakai sebagai alat untuk mendapatkan data penelitian yang sesungguhnya. Ujicoba instrumen dilakukan pada 30 anak yang aktif tergabung dalam organisasi forum anak Yogyakarta. Pemilihan tempat ujicoba di organisasi forum anak Yogyakarta dikarenakan organisasi ini setara dan dianggap mampu mewakili dengan tempat yang akan dijadikan tempat penelitian yaitu organisasi forum anak Sleman. Pemilihan subjek


(1)

114 

 

 

 

Lampiran 5. Hasil Uji Korelasi dan Regresi

 

Correlations keaktifan

berorganisasi motivasi belajar

prestasi belajar

keaktifan berorganisasi Pearson

Correlation 1 .226 .205

Sig. (1-tailed) .068 .009

N 66 66 66

motivasi belajar Pearson

Correlation .226 1 .330

**

Sig. (1-tailed) .068 .007

N 66 66 66

prestasi belajar Pearson

Correlation .205 .330

**

1

Sig. (1-tailed) .009 .007

N 66 66 66

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Model Summary X1-Y

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .205a .042 .027 4.992

a. Predictors: (Constant), keaktifan berorganisasi Model Summaryb X2 – Y

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .330a .109 .095 4.813

a. Predictors: (Constant), motivasi belajar b. Dependent Variable: prestasi belajar

Model Summaryb X1, X2 – Y

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .356a .127 .099 4.803


(2)

115 

 

 

 

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 211.233 2 105.617 4.579 .000a

Residual 1453.130 63 23.066

Total 1664.364 65

a. Predictors: (Constant), motivasi belajar, keaktifan berorganisasi b. Dependent Variable: prestasi belajar

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 57.839 6.742 8.579 .000

keaktifan

berorganisasi .094 .083 .137 1.132 .262

motivasi belajar .165 .066 .299 2.478 .016

a. Dependent Variable: prestasi belajar

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 211.233 2 105.617 4.579 .014a

Residual 1453.130 63 23.066

Total 1664.364 65

 

 

 

 

 

 

 


(3)

116 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Hubungan Antara Adversity Quotient (AQ) Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa S1 Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tahun 2014

3 66 97

Pengaruh keaktifan siswa dalam ekstrakurikuler rohis terhadap prestasi belajar PAI di SMP Muhammadiyah Parakan Tahun ajaran 2013-2014

5 27 109

KONTRIBUSI MOTIVASI BELAJAR DAN KEAKTIFAN BERORGANISASITERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA Kontribusi Motivasi Belajar dan Keaktifan Berorganisasi terhadap Prestasi Belajar Matematika pada Siswa SMA Al Firdaus Tahun Ajaran 2016/2017.

0 2 16

KONTRIBUSI MOTIVASI BELAJAR DAN KEAKTIFAN BERORGANISASITERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA SMA Kontribusi Motivasi Belajar dan Keaktifan Berorganisasi terhadap Prestasi Belajar Matematika pada Siswa SMA Al Firdaus Tahun Ajaran 2016/2017.

0 2 16

PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN KEAKTIFAN BERORGANISASI SISWA KELAS VII DAN Prestasi Belajar IPS Terpadu Ditinjau Dari Motivasi Belajar Dan Keaktifan Berorganisasi Siswa Kelas VII Dan VIII Mts N 1 Surakarta Tahun Ajaran 20

0 2 15

PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR DAN KEAKTIFAN BERORGANISASI SISWA KELAS Prestasi Belajar IPS Terpadu Ditinjau Dari Motivasi Belajar Dan Keaktifan Berorganisasi Siswa Kelas VII Dan VIII Mts N 1 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017.

0 4 17

PENGARUH KEAKTIFAN SISWA DALAM ORGANISASI DI SEKOLAH DAN GAYA BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR Pengaruh Keaktifan Siswa dalam Organisasi di Sekolah dan Gaya Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Matematika.

0 1 15

PENGARUH MOTIVASI ORGANISASI DAN KEAKTIFAN BERORGANISASI TERHADAP PRESTASI MAHASISWA Pengaruh Motivasi Organisasi Dan Keaktifan Berorganisasi Terhadap Prestasi Mahasiswa Pada Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 16

HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN MAHASISWA DALAM ORGANISASI KEMAHASISWAAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN IPS FIS UNY.

2 14 209

Hubungan keaktifan siswa dalam organisasi di sekolah dan motivasi belajar dengan prestasi belajar matematika.

1 6 83