Sindrom pramenstruasi PMS Instrumen Pengumpulan Data

e. Asupan Zat Mikro Piridoksin, Kalsium, dan Magnesium

Data untuk variabel asupan zat mikro didapatkan dari pengisian kuesioner food record 24 jam selama tiga hari oleh responden dan food recall 24 jam selama tiga hari oleh peneliti. Dalam penggunaannya, setelah kuesioner tersebut diisi, kemudian peneliti melakukan input data bahan makanan yang dikonsumsi responden ke dalam software khusus untuk menghitung asupan zat gizi. Kemudian software tersebut akan menghasilkan zat-zat gizi total dari makanan yang dikonsumsi oleh responden. Hasil ukur dari variabel ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu: 1. Kurang, jika 80 AKG; 2. Cukup, jika ≥80 AKG Kemenkes, 2010.

f. Pola Tidur

Data pola tidur didapatkan dari kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI yang secara subjektif diisi oleh responden dengan penilaian terhadap 7 komponen utama yaitu latensi, durasi, kualitas, efisiensi tidur, gangguan tidur, penggunaan obat tidur, dan gangguan aktivitas di siang hari Buysse dkk., 1989. Kuesioner PSQI merupakan kuesioner yang sudah dibakukan, bersifat tetap, dan sudah teruji menghasilkan sensitivitas diagnostik 89,6 dan spesifisitas 86,5 kappa = 0,75, p kurang dari 0,001 dalam membedakan yang pola tidur baik dan yang buruk Buysse dkk., 1989. Di samping itu validitas instrumen PSQI juga sudah teruji, yaitu sebesar 0,89 Cunha dkk., 2008 dan 0,84 Fauziah, 2013, sedangkan reliabilitasnya sebesar 0,88 Cueller dan Ratcliffe, 2008 dan 0,766 Agustin, 2012. Kuesioner ini berisi sembilan pertanyaan utama tentang kuantitas dan kualitas tidur responden. Cara perhitungan untuk kuesioner ini dijelaskan pada lampiran 2. Sedangkan hasil ukur variabel aktivitas ini dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu: 1. Baik, jika skor PSQI ≤ 5; 2. Buruk, jika skor PSQI 5 Buysse, dkk., 1989.

g. Status Gizi

Data untuk variabel status gizi dilihat dari indeks IMTU. Data ini didapatkan dari pengukuran antropometri, yang dilakukan dengan penimbangan berat badan dalam kg menggunakan timbangan ketelitian 0.1 kg dan pengukuran tinggi badan dalam cm menggunakan microtoise ketelitian 0.1 cm. Dalam melakukan penimbangan berat badan, responden diukur tanpa menggunakan alas kaki. sweater, kaca mata, jam tangan juga dilepaskan. Sedangkan dalam melakukan pengukuran tinggi badan, responden berdiri tegak dengan posisi membelakangi dinding kepala, tulang belikat, pinggul dan tumit menempel pada dinding, microtoise harus berada tepat di tengah kepala serta arah pandang responden harus tepat lurus ke depan.