Namun ada kemungkinan bahwa proses pematangan dari sisi fisiologi dan psikologis yang belum sepenuhnya sempurna pada
awal fungsi ovariumlah yang mungkin bertanggung jawab atas hubungan tersebut Aminah dkk., 2011, Amjad dkk., 2014.
Namun terdapat juga penelitian lain yang menemukan bahwa tidak ditemukannya hubungan antara usia menarche dengan
gejala pra menstruasi dan gejala PMS Padmavathi dkk., 2013, Silvia dkk., 2008, meskipun terlihat bahwa tingkat prevalensi
gejala dan sindrom pramenstruasi lebih tinggi pada wanita usia yang pada menarche kurang dari 11 tahun Silvia dkk, 2008.
g. Tempat Tinggal
Tempat tinggal juga merupakan faktor yang berhubungan dengan PMS. Tempat tinggal yang dimaksud adalah daerah rural
pedesaan dan urban perkotaan Amjad dkk., 2014. Amjad, dkk. 2014 menemukan bahwa terdapat hubungan P value 0,05
antara tempat tinggal dan PMS. Dimana menurut hasil peneitian tersebut, wanita yang tinggal di daerah perkotaan lebih banyak
85,62 yang mengalami PMS, dibandingankan dengan wanita yang tinggal di daerah pedesaan 12,57. Hal ini sejalan dengan
penelitian lainnya, yang menemukan bahwa remaja putri yang mengalami PMS lebih banyak ditemukan pada remaja putri yang
tinggal di kota 70,3, dibandingkan dengan remaja putri yang tinggal di desa 56,6 Emilia dkk., 2013, Ray dkk., 2010.
Kejadian PMS tersebut disebabkan karena adanya faktor stres pada siswi, dimana siswi yang tinggal di kota lebih banyak
mengalami stres Emilia dkk., 2013. Kehidupan yang penuh stres akan mempengaruhi dan memperparah gejala-gejala fisik maupun
psikologis dari PMS Emilia dkk., 2013.
E. Kerangka Teori
Saat ini penyebab dari sindrom pramenstruasi PMS belum diketahui secara pasti. Namun terdapat beberapa literatur yang
menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan timbul dan parahnya gejala PMS. Menurut Saryono 2009, terdapat empat faktor
umum yang menyebabkan PMS, yang meliputi, faktor genetik riwayat keluarga Amjad dkk., 2014, faktor psikologis stres, faktor gaya hidup
aktivitas fisik, asupan piridoksin, asupan kalsium, dan asupan magnesium, dan aktivitas fisik, faktor hormonal kadar estrogen dan
progestreron, dan faktor kimiawi kadar serotonin dan endorfin. Selanjutnya menurut Amjad, dkk. 2014, diketahui bahwa terdapat
faktor lain, yaitu sosio-demografi yang dapat menyebabkan PMS, seperti umur, status perkawinan, pendidikan, pendapatan, usia menarche, dan
tempat tinggal. Faktor sosio-demografi ditambah lagi dengan faktor pernah atau tidaknya melahirkan yang dikemukakan oleh Saryono dan Sejati
2009.