2. Siswi SMA 112 Jakarta
a. Memberikan wawasan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian sindrom pramenstruasi PMS.
b. Menjadi bahan
pembelajaran tentang
faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian sindrom pramenstruasi PMS.
3. Peneliti Lainnya
a. Memberi informasi pada peneliti lainnya tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian sindrom pramenstruasi PMS.
b. Sebagai pengalaman dan pembelajaran untuk peneliti lainnya dalam melakukan penelitian lanjutan.
F. Ruang Lingkup
Penelitian ini merupakan studi epidemiologi dengan desain studi cross sectional tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
sindrom pramenstruasi PMS pada siswi SMA 112 Jakarta yang dimulai pada November 2014 sampai Juni 2015. Penelitian ini dilatarbelakangi
oleh kejadian PMS yang masih banyak terjadi di kalangan siswi SMA 112 Jakarta dan dapat berdampak buruk. Penelitian ini dilakukan oleh
mahasiswi peminatan Gizi Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini menggunakan jenis data primer. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah chi-square.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
A. Definisi Sindrom Pramenstruasi PMS
Menstruasi adalah peristiwa paling penting pada masa pubertas remaja putri dan merupakan penanda biologis terjadinya kematangan
seksual Almatsier dkk., 2011. Menstruasi atau pendarahan periodik normal uterus merupakan proses katabolisme yang terjadi akibat adanya
pengaruh dari hormon hipofisis dan ovarium, seperti hormon estrogen dan progesteron, dengan interval siklus normal antara 24-32 hari dan
pengeluaran darah sekitar 35-90 ml Benson dan Pernoll, 1994. Pada beberapa wanita, sebelum siklus menstruasi berlangsung akan mengalami
beberapa perubahan hormonal dan fisiologis menstruasi, seperti nyeri payudara, kembung, dan perubahan psikologis yang biasa disebut dengan
sindrom pramenstruasi Nelson, 2012. Sindrom pramenstruasi atau PMS merupakan kumpulan gejala
fisik, psikologis, dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi wanita, terjadi selama fase luteal pasca ovulasi dari siklus menstruasi yang
berhubungan dengan siklus saat ovulasi pelepasan sel telur dari ovarium dan menstruasi Saryono dan Sejati, 2009. PMS ini biasanya akan terjadi
pada rentang 1-2 minggu, atau lebih tepatnya 7-10 hari sebelum terjadi menstruasi dan akan berhenti saat dimulainya siklus menstruasi NIH,
2014. Akan tetapi, pada beberapa wanita juga bisa terjadi gejala PMS
yang terus berlanjut hingga 1-2 hari atau 24-48 jam pertama siklus menstruasi dan akan segera mereda selama beberapa hari ke depan siklus
menstruasi OBrien dkk., 2007. Pada remaja umumnya PMS mulai dialami sekitar usia 14 tahun atau 2 tahun setelah menarche dan akan
berlanjut sampai menopause Zaka dan Mahmood, 2012.
B. Gejala Sindrom Pramenstruasi PMS
Terdapat macam-macam gejala PMS yang terjadi pada wanita. Gejala-gejala tersebut dapat mempengaruhi hampir seluruh sistem tubuh.
Namun setiap individu mungkin akan mengalami gejala yang berbeda. Berikut merupakan beberapa gejala yang umum terjadi Saryono dan
Sejati, 2009: 1. Perubahan fisik
a. Gejala gastrointestinal: sakit punggung, perut kembung, perubahan nafsu makan, daerah panggul terasa berat tertekan, mual, muntah,
penambahan berat badan, kram abdominal. b. Gejala-gejala pada payudara: payudara terasa penuh, bengkak,
mengeras, nyeri. c. Permasalahan pada kulit: kulit wajah, leher, dada, tampak merah
dan terasa terbakar, kelainan kulitmisalya jerawat. d. Gejala vaskuler dan neurologi: pusing, pingsan, sakit kepala, tidak
bertenaga, kelelahan, nyeri sendi,dan kejang otot. e. Keluhan mata: gangguan pengelihatan.