Gambaran Pola Tidur pada Siswi SMA 112 Jakarta Tahun 2015

C. Analisis Bivariat

1. Hubungan antara Usia Menarche dengan Kejadian Sindrom

Pramenstruasi PMS pada Siswi SMA 112 Jakarta Tahun 2015 Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square antara usia menarche dengan kejadian PMS pada siswi SMA 112 Jakarta tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 5.8. Tabel 5.8 Analisis Hubungan antara Usia Menarche dengan Kejadian Sindrom Pramenstruasi PMS pada Siswi SMA 112 Jakarta Tahun 2015 Usia menarche Kejadian PMS Total P value Tidak ada gejala hingga ringan Gejala sedang hingga berat n n n Cepat 12 tahun 9 52,9 8 47,1 17 100 0,315 Normal 12-13 tahun 59 68,6 27 31,4 86 100 Lambat 13 tahun 18 75,0 6 25,0 24 100 Berdasarkan tabel 5.8 diketahui bahwa dari hasil uji chi square didapatkan nilai pvalue = 0,315, artinya pada ɑ = 5 dapat disimpulkan hipotesis penelitian ditolak atau tidak ada hubungan antara usia menarche dengan kejadian PMS.

2. Hubungan antara Riwayat Keluarga dengan Kejadian Sindrom

Pramenstruasi PMS pada Siswi SMA 112 Jakarta Tahun 2015 Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square antara riwayat keluarga dengan kejadian PMS pada siswi SMA 112 Jakarta tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 5.9. Tabel 5.9 Analisis Hubungan antara Riwayat Keluarga dengan Kejadian Sindrom Pramenstruasi PMS pada Siswi SMA 112 Jakarta Tahun 2015 Riwayat Keluarga Kejadian PMS Total P value Tidak ada gejala hingga ringan Gejala sedang hingga berat n n n Ada 36 54,5 30 45,5 66 100 0,001 Tidak ada 50 82,0 11 18,0 61 100 Tabel 5.9 menunjukan bahwa berdasarkan hasil uji chi square didapatkan nilai pvalue = 0,001, artinya pada ɑ = 5 dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak atau ada hubungan antara riwayat keluarga dengan kejadian PMS.

3. Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Kejadian Sindrom

Pramenstruasi PMS pada Siswi SMA 112 Jakarta Tahun 2015 Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square antara aktivitas fisik dengan kejadian sindrom pramenstruasi pada siswi SMA 112 Jakarta tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 5.10. Tabel 5.10 Analisis Hubungan antara Aktivitas Fisik dengan Kejadian Sindrom Pramenstruasi PMS pada Siswi SMA 112 Jakarta Tahun 2015 Aktivitas fisik Kejadian PMS Total P value Tidak ada gejala hingga ringan Gejala sedang hingga berat n n n Ringan 63 65,6 33 34,4 96 100 0,375 Sedang 23 74,2 8 25,8 31 100 Berdasarkan tabel 5.10 diketahui bahwa dari hasil uji chi square didapatkan nilai pvalue = 0,375 artinya pada ɑ = 5 dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ditolak atau tidak ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian PMS.

4. Hubungan antara Asupan Piridoksin B

6 dengan Kejadian Sindrom Pramenstruasi pada Siswi SMA 112 Jakarta Tahun 2015 Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square antara asupan piridoksin dengan kejadian PMS pada siswi SMA 112 Jakarta tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 5.11. Tabel 5.11 Analisis Hubungan antara Asupan Piridoksin B 6 dengan Kejadian Sindrom Pramenstruasi PMS pada Siswi SMA 112 Jakarta Tahun 2015 Asupan Piridoksin Kejadian PMS Total P value Tidak ada gejala hingga ringan Gejala sedang hingga berat n n n Kurang 56 64,4 31 35,6 87 100 0,234 Cukup 30 75,0 10 25,0 40 100 Tabel 5.11 menunjukan bahwa berdasarkan hasil uji chi square didapatkan nilai pvalue = 0,234 artinya pada ɑ = 5 dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ditolak atau tidak ada hubungan antara asupan piridoksin dengan kejadian PMS.

5. Hubungan antara Asupan Kalsium Ca dengan Kejadian

Sindrom Pramenstruasi PMS pada Siswi SMA 112 Jakarta Tahun 2015 Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi square antara asupan kalsium dengan kejadian PMS pada siswi SMA 112 Jakarta tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 5.12 berikut.