Kerangka Konsep KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS

45

B. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Variabel Dependen 1. Kejadian sindrom pramenstruasi PMS Kumpulan gejala fisik dan psikis yang dialami oleh wanita pada 7 hari sebelum menstruasi keluarnya darah normal dimulai, dalam siklus menstruasi terakhir. Pengisian kuesioner Shortened premenstrual assessment form sPAF Allen dkk., 1991 1. Tidak ada gejala hingga gejala ringan, jika skor total 30. 2. Gejala sedang hingga berat, jika skor total ≥ 30. Allen dkk., 2010, Anggrajani dan Muhdi, 2011, Lustyk dan Gerrish, 2010 Ordinal Variable Independen 1. Usia menarche Umur responden pada saat pertama kali mendapatkan menstruasi keluarnya darah normal. Pengisian kuesioner Kuesioner usia menarche 1. Cepat, jika usia menarche ≤11 tahun. 2. Normal, jika usia menarche 12-13 tahun. 3. Lambat, jika usia menarche 13 tahun Bagga dan Kulkarni, 2000 Ordinal 2, Riwayat keluarga Ada atau tidaknya anggota keluarga ibu danatau saudara kandung perempuan yang memiliki riwayat mengalami PMS yang sampai mengganggu aktivitas harian, yang diketahui berdasarkan pengakuan ibu danatau saudara kandung perempuan. Pengisian kuesioner Kuesioner riwayat keluarga 1. Ada, jika terdapat anggota keluarga yang memiliki riwayat mengalami PMS. 2. Tidak ada, jika tidak terdapat anggota keluarga yang memiliki riwayat mengalami PMS. Nominal 3. Aktivitas fisik Setiap gerakan tubuh yang membutuhkan pengeluaran energi pembakaran kalori, seperti duduk, berjalan, berlari, dsb. Wawancara Recall aktivitas fisik 2x24 jam WHO 1985 modifikasi WNPG VIII 2004 1. Ringan, jika 75 dari waktu yang digunakan adalah untuk duduk atau berdiri dan 25 untuk kegiatan kerja khusus dalam bidang pekerjaannya. 2. Sedang jika 40 dari waktu yang digunakan adalah untuk duduk dan berdiri dan 60 untuk kegiatan kerja Ordinal No. Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur khusus dalam bidang pekerjaannya. 3. Berat, jika 25 dari waktu yang digunakan adalah untuk duduk dan berdiri dan 75 untuk kegiatan kerja khusus dalam bidang pekerjaannya. Dinkes, 2014 4. Asupan magnesium Mg Rata-rata magnesium yang biasa dikonsumsi oleh responden dalam sehari. Wawancara dan pengisian kuesioner Food recall 24 jam 3x dan Food Record 24 jam 3x 1. Kurang, jika 80 AKG 212 mg 2. Cukup, jika ≥ 80 AKG ≥ 212 mg Kemenkes, 2010 Ordinal 5. Asupan kalsium Ca Rata-rata kalsium yang biasa dikonsumsi oleh responden dalam sehari. Wawancara dan pengisian kuesioner Food recall 24 jam 3x dan Food Record 24 jam 3x 1. Kurang, jika 80 AKG 1150 mg 2. Cukup, jika ≥ 80 AKG ≥ 1150 mg Kemenkes, 2010 Ordinal 6. Asupan piridoksin B 6 Rata-rata piridoksin yang biasa dikonsumsi oleh responden dalam sehari. Wawancara dan pengisian kuesioner Food recall 24 jam 3x dan Food Record 24 jam 3x 1. Kurang, jika 80 AKG 1 mg 2. Cukup, jika ≥ 80 AKG ≥ 1 mg Kemenkes, 2010 Ordinal 7. Pola tidur Kebiasaan tidur yang biasa dilakukan oleh responden selama satu bulan terakhir, yang dinilai berdasarkan tujuh komponen utama yaitu kualitas tidur, latensi tidur kesulitan memulai tidur, durasi tidur, efisiensi tidur, gangguan tidur, penggunaan obat tidur, dan gangguan aktivitas di siang hari Pengisian kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI Buysse dkk., 1989 1. Baik, jika skor PSQI ≤ 5 2. Buruk, jika skor PSQI 5 Buysse dkk., 1989 Ordinal 8. Status gizi Keadaan tubuh sebagai akibat dari konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang diukur dengan indeks antropometri IMTU dan disesuaikan dengan standar z-score berdasarkan Kepmenkes RI No: 1995MENKESSK XII2010 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Pengukuran antropometri Timbangan berat badan dan microtoise 1. Sangat kurus, jika IMTU -3 SD 2. Kurus, jika IMTU -3 SD sd -2 SD 3. Normal, jika IMTU -2 SD sd 1 SD 4. Gemuk, jika IMTU 1 SD sd 2 SD 5. Obesitas, jika IMTU 2 SD Kemenkes, 2011 Ordinal

C. Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan antara usia menarche dengan kejadian sindrom pramenstruasi pada siswi SMA 112 Jakarta tahun 2015. 2. Ada hubungan antara riwayat keluarga dengan kejadian sindrom pramenstruasi pada siswi SMA 112 Jakarta tahun 2015. 3. Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian sindrom pramenstruasi pada siswi SMA 112 Jakarta tahun 2015. 4. Ada hubungan antara asupan piridoksin B 6 dengan kejadian sindrom pramenstruasi pada siswi SMA 112 Jakarta tahun 2015. 5. Ada hubungan antara asupan kalsium Ca dengan kejadian sindrom pramenstruasi pada siswi SMA 112 Jakarta tahun 2015. 6. Ada hubungan antara asupan magnesium Mg dengan kejadian sindrom pramenstruasi pada siswi SMA 112 Jakarta tahun 2015. 7. Ada hubungan antara pola tidur dengan kejadian sindrom pramenstruasi pada siswi SMA 112 Jakarta tahun 2015. 8. Ada hubungan antara status gizi dengan kejadian sindrom pramenstruasi pada siswi SMA 112 Jakarta tahun 2015. 48

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi analitik dengan desain studi cross-sectional. Studi ini dilakukan untuk melihat gambaran dan hubungan antara faktor-faktor yang berhubungan dengan sindrom pramenstruasi PMS.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA 112 Jakarta. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada November 2014 sampai Juni 2015.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Berikut merupakan kriteria populasi pada penelitian ini, antara lain: a. Populasi target adalah seluruh siswi di SMA 112 Jakarta yang telah mengalami menstruasi sebanyak 445 orang.