3. Siswi SMA 112 Jakarta
a. Diharapkan dapat memperbaiki pola tidur dengan meningkatkan upaya untuk memperbaiki kualitas tidur dan mengurangi latensi
tidur, dengan cara mengurangi penggunaan gadget sebelum tidur dan meningkatkan konsumsi sumber kalsium, seperti susu dan hasil
produksinya. b. Diharapkan dapat memperbaiki pola makan, terkait konsumsi
kalsium dengan meningkatkan konsumsi susu minimal 1 gelassehari dan tetap mengonsumsi bahan makanan yang
mengandung fitat dan oksalat seperti serealia, kacang-kacangan, dan sayuran hijau, namun dengan melakukan pengolahan tertentu
sebelum dikonsumsi dan tidak dikonsumsi secara bersamaan dengan konsumsi susu minimal jedal 2 jam.
4. Peneliti Lain
a. Diharapkan penelitian lebih lanjut dapat dikembangkan dengan melakukan penelitian lanjutan tentang pola tidur, untuk mengetahui
latar belakang buruknya pola tidur pada remaja. b. Diharapkan dapat melakukan penelitian dengan menggunakan
desain penelitian lain, seperti case control study yang dapat menggambarkan hubungan sebab akibat antar variabel penyebab
kejadian PMS.
123
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, T. J. 2010. Kadar Serum Magnesium terhadap Gambaran Sindrom Premenstruasi yang Dinilai dengan Premenstrual Syndrome Scale Skripsi,
Universitas Sumatera Utara. ACOG. 2006. Menstruation in Girls and Adolescents: Using the Menstrual Cycle
as a Vital Sign [Online]. Washington The American College of Obstetricians
and Gynecologists
Available: http:www.acog.orgResources-And-PublicationsCommittee-
OpinionsCommittee-on-Adolescent-Health-CareMenstruation-in-Girls- and-Adolescents-Using-the-Menstrual-Cycle-as-a-Vital-Sign [Accessed 10
Juli 2015].
Adiningrum, R. D. 2008. Karakteristik Kegemukan pada Anak Sekolah dan Remaja di Medan dan Jakarta Selatan. Skripsi, Institut Pertanian Bogor.
Agustin, D. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Tidur pada Pekerja Shift di PT. Krakatau Tirta Industri Cilegon. Skripsi, Universitas
Indonesia. Aldira, C. F. 2014. Hubungan Aktivitas Fisik dan Stres dengan Sindrom
Pramenstruasi pada Remaja Putri di SMA Bina Insani Bogor. Skripsi, Institut Pertanian Bogor.
Allen, S. S., Allen, A. M., Lunos, S. dan Pomerleau, C. S. 2010. Severity of Withdrawal Symptomatology in Follicular versus Luteal Quitters: The
Combined Effects of Menstrual Phase and Withdrawal on Smoking Cessation Outcome. Addict Behav, 35, 549-52.
Allen, S. S., Mc Bride, C. M. dan Pirie, P. L. 1991. The Shortened Premenstrual
Assessment Form. J Reprod Med, 36, 769-72.
Almatsier, S. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.
Almatsier, S., Soetrdjo, S. dan Soekarti, M. 2011. Gizi seimbang dalam Daur Kehidupan., Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.
Amaliah, N., Sari, K. dan Rosha, B. C. 2012. Status Tinggi Badan Pendek Beresiko terhadap Keterlambatan Usia Menarche pada Perempuan
Remaja Usia 10-15 Tahun. Penel Gizi Makan, 35, 8.
Aminah, S., Rahmadani, S. dan Munadhiroh 2011. Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Premenstrual Syndrome di Madrasah Aliyah Negeri MAN 4
Jakarta Tahun 2011. Health Quality Jurnal Kesehatan, 2.
Amjad, A., Kumar, R. dan Mazher, S. B. 2014. Socio-demographic Factors and Premenstrual Syndrome among Women attending a Teaching Hospital in
Islamabad, Pakistan. J Pioneer Med Sci, 4, 4.
Andrews, G. 2001. Sindrom Pramenstruasi. In: ANDREWS, G. ed. Buku Ajar: kesehatan Reproduksi Wanita. 2 ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC. Anggrajani, F. dan Muhdi, N. 2011. Korelasi Faktor Risiko dengan Derajat
Keparahan Premenstrual Syndrome pada Dokter Perempuan. Jurnal Universitas Airlangga.
Bagga, A. dan Kulkarni, S. 2000. Age at Menarche and Secular Trend in
Maharashtrian Indian Girls. Acta Biologica Szegediensis, 44, 5.
Baker, F. C., Kahan, T. L., Trinder, J. dan Colrain, I. M. 2007. Sleep Quality and the Sleep Electroencephalogram in Women with Severe Premenstrual
Syndrome. Sleep, 30, 1283-1291.
Balaha, M. H., Abd El Monem Amr, M., Saleh Al Moghannum, M. dan Saab Al Muhaidab, N. 2010. The Phenomenology of Premenstrual Syndrome in
Female Medical Students: a Cross Sectional Study. The Pan African Medical Journal, 5, 4.
Benson, R. C. dan Pernoll, M. L. 1994. Buku Saku Obsertri dan Ginekologi, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Borenstein, J. E., Dean, B. B., Endicott, J., Wong, J., Brown, C., Dickerson, V. dan Yonkers, K. A. 2004. Health and economic impact of the
premenstrual syndrome. J Reprod Med, 48, 515-24.
Brahmbhatt, S., Sattigeri, B. M., Shah, H., Kumar, A. dan Parikh, D. 2013. A Prospective Survey Study on Premenstrual Syndrome in Young and Middle
Aged Women with an Emphasis on Its Management. Int J Res Med Sci, 1, 69-72.
Brunner dan Suddarth 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Bussell, G. 2014. Fact Sheet: Premenstrual Syndrome PMS [Online]. UK: British
Dietetic Association.
Available: https:www.bda.uk.comfoodfactspms [Accessed 30 November 2014].
Buysse, D. J., Reynolds, C. F., 3rd, Monk, T. H., Berman, S. R. dan Kupfer, D. J. 1989. The Pittsburgh Sleep Quality Index: a New Instrument for
Psychiatric Practice and Research. Psychiatry Res, 28, 193-213.
Caspersen, C. J., Powell, K. E. dan Christenson, G. M. 1985. Physical activity, exercise, and physical fitness: definitions and distinctions for health-
related research. Public Health Reports, 100, 126-131.