Uji Hipotesis Analisis Data Penelitian 1. Uji Asumsi

demikian ada pula ide atau masukan yang ditolak karena pertimbangan waktu dan biaya. Organisasi juga memberikan respon yang baik terhadap karyawan yang sedang mengalami masalah maupun terhadap kesejahteraan dan kesehatan karyawan. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan salah satu karyawan administratif pada unit kerja Biro Sarana dan Prasarana. Subjek menyampaikan bahwa saat salah satu anggota keluarga dari karyawan ada yang meninggal dunia, organisasi menunjukkan kepeduliannya dengan cara memberikan santunan pada karyawan yang bersangkutan. Ada pula contoh yang lain, yaitu saat ada kasus tertentu yang membuat kondisi fisik karyawan sudah tidak memungkinkan lagi untuk bekerja. Karyawan yang bersangkutan dapat mengajukan permohonan untuk berhenti bekerja atau pensiun dini Komunikasi pribadi, 28 Agustus 2014. Adanya persepsi dukungan organisasi yang dirasakan secara positif oleh karyawan akan membuat karyawan menunjukkan sikapnya yang positif dalam menghadapi masa pensiun. Hal itu terjadi karena adanya hubungan yang positif dan signifikan antara kedua variabel. Sikap menghadapi masa pensiun yang positif juga dapat dilihat dari nilai mean empirik 71,68 yang lebih besar daripada nilai mean teoretiknya 62,5 dengan didukung oleh hasil uji beda menggunakan One Sample T-Test, yakni nilai p = 0,000 p0,05. Sikap karyawan dalam menghadapi masa pensiun dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi Azwar, 2005. Namun hanya tiga faktorlah yang mempunyai pengaruh secara langsung terhadap sikap karyawan dalam menghadapi masa pensiun, yakni pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, dan faktor emosi. Faktor-faktor yang lain pengaruhnya bersifat tidak langsung dan terjadi tanpa disadari oleh karyawan yang mengalaminya. Azwar 2005 menjelaskan bahwa pengalaman pribadi yang berupa dukungan organisasi akan menjadi acuan dan dapat meninggalkan kesan yang kuat dalam diri karyawan, sehingga dapat menjadi dasar pembentukan sikap dalam menghadapi masa pensiun. Pengaruh orang lain yang dianggap penting tampak jelas dalam situasi hubungan antara atasan dengan bawahan. Sikap atasan terhadap suatu masalah seringkali diterima dan dianut oleh bawahannya tanpa landasan afektif maupun kognitif yang relevan dengan objek sikapnya. Hal tersebut dapat mempengaruhi sikap karyawan dalam menghadapi masa pensiunnya karena didasari oleh kepercayaan yang mendalam kepada atasan. Sedangkan sikap menghadapi masa pensiun yang didasari oleh faktor emosi dapat terjadi karena ketakutan karyawan yang berlebihan mengenai masa pensiun. Emosi yang muncul berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Faktor-faktor seperti pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, dan emosi dapat semakin dirasakan oleh setiap karyawan yang mulai memasuki tahap perkembangan usia dewasa tengah. Kemunculan tiga faktor tersebut akan bergantung pada seberapa jauh masing-masing karyawan mengalami proses evaluasi, penilaian, dan refleksi terhadap pekerjaan yang dilakukan serta segala hal yang ingin dilakukan di masa depan Moen dalam Santrock, 2011. Evaluasi dan refleksi ini bersumber pada aspirasi awal saat mereka mulai bekerja dan harapan-harapan dari orang lain Hurlock, 1990. Hal itu berarti bahwa karyawan akan mengevaluasi semua pengalaman pribadinya selama bekerja hingga saat ini. Pengalaman pribadi karyawan di dalam lingkungan kerja dapat berupa dukungan organisasi, relasi antar karyawan, kepuasan kerja, hingga prestasi kerja. Pengalaman pribadi yang berupa dukungan organisasi akan meninggalkan kesan yang kuat dalam kaitannya dengan sikap karyawan dalam menghadapi masa pensiunnya. Evaluasi diri karyawan juga dapat berkaitan dengan harapan-harapan orang lain, misalnya seperti atasan di tempat kerja. Atasan di tempat kerja merupakan salah satu bentuk dukungan organisasi karena berbagai bentuk tindakan yang dilakukan oleh atasan – baik yang menyenangkan atau tidak menyenangkan – dianggap sebagai bentuk perwujudan dari dukungan organisasi Rhoades dan Eisenberger, 2002. Hal itu juga akan mempengaruhi sikap karyawan dalam menghadapi masa pensiunnya karena adanya pengaruh dari seseorang yang dianggap penting di dalam lingkungan kerja. Proses evaluasi dan refleksi pekerjaan yang berlangsung juga mengandung berbagai macam faktor emosi karena berhubungan dengan begitu banyak hal, seperti relasi antar rekan kerja, prestasi kerja, hingga kesempatan untuk berkembang Santrock, 2011. Misalnya saat karyawan melakukan refleksi dalam kaitannya dengan relasi antar rekan kerja, maka karyawan yang